Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI MODAL BANK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan


Dosen Pengampu : Juliani Lisma Sari, SE., MM., CA

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Femmy Chania (030119117)


2. Nurul Khoerunisa (030119158)
3. Puza Sheiba Z (030119114)
4. Rani Siti Nurhasanah (030119104)

Kelas/semester: Akuntansi Pagi/4

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

DR. KHEZ. MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Akuntansi Perrbankan. Makalah
ini berjudul “Akuntansi Model Bank”. Adapun pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas
makalah pertemuan ke 12 dengan tujuan pembelajaran untuk memahami apa saja model
transaksi internasional dan bagaimana mekanismenya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis memohon
maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
peningkatan karya ini, semoga bermanfaat.

Purwakarta, 28 Mei 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4

C. TUJUAN.........................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

A. MODAL INTI (FIRST TIER CAPITAL)...................................................................5

B. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAR) PADA BPR DAN BANK UMUM.........10

1. Menghitung Rasio Car Capital Adequic Ratio BPR............................................10

2. Faktor Yang Mempengaruh Kevukupan Modal Pada Bank Umum.................12

BAB III....................................................................................................................................13

PENUTUP...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank didirikan untuk jangka waktu tak terbatas, yaitu manajemen bank akan berusaha
untuk menjaga keberlangsungan operasi bank. Untuk mempertahankan dan
mengembangkannya diperlukan daya saing yang memadai. Untuk dapat bersaing sebuah
bank harus bekerja pada tingkat efisiensi yang tinggi dan memiliki risiko yang tinggi,
mampu menciptakan dan mengembangkan sistem dan prosedur pelayanan, serta sistem
informasi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan operasional bank yang cukup
dan sehat sebagai penggerak aktivitas. Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh
pemilik rangka pendirian badan usaha yang mengurus untuk membiayai kegiatan usaha
bank di samping untuk memenuhi regulasi yang diatur oleh otoritas moneter. Ketentuan
jumlah modal inti di bank umum atau modal disetor di BPR bisa berbeda, namun untuk
rasio. kecukupan modal adalah 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko baik di BPR
maupun Bank Umum. Rasio kecukupan modal di bank harus memperhitungkan risiko
pasar, karena itu akan dibahas mengenai jenis modal dan akuntansinya serta penilaian
rasio kecukupan modal di BPR dan Bank Umum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu modal inti ?
2. Apa itu rasio kecukupan modal ?
3. Bagaimana cara menghitung rasio car capital adequic ratio BPR ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi kecukupan modal pada bank umum?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian modal inti
2. Untuk mengetahui rasio kecukupan modal
3. Untuk mengetahui cara menghitung rasio car capital edequic ratio BPR
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecukupan modal pada bank umum

4
BAB II
PEMBAHASAN

Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka
pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank
disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
Pembagian jenis modal bank di Indonesia menganut klasifikasi yang disampaikan
oleh Standard Bank For International Settlement, yaitu modal bank terdiri dari:

A. MODAL INTI (FIRST TIER CAPITAL)


Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan-cadangan
yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan
pajak. Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan modal yang
berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Porsi
terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor. Sedangkan selebihnya
sangat tergantung laba yang diperoleh dan kebijakan rapat umum pemegang saham.
Untuk modal disetor berupa saham biasa atau saham preferen. Pada saham biasa, bank
memiliki kewajiban untuk memberikan deviden pada setiap akhir tahun berdasarkan
rapat umum pemegang saham. Pemegang saham biasa memiliki hak suara, sehingga
dapat mengendalikan manjemen bank.
Pada saham preferen, pemegangnya tidak mempunyai hak suara namun
pembagian devidennya akan didahulukan sebelum membayar deviden saham biasa.
Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih harga saham saham
diatas nilai nominal dicatat sebaga agio saham. Selisih harga saham dibawah nilai
nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio saham akan diamortisasi setiap akhir
periode dan disagio saham akan diakumulasi setiap akhir periode. Harga saham atau
nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang
saham kepada bank emiten untuk ditukarkan dangan saham preferen atau saham
biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan nilai nominal ditambah dengan
agio saham atau nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan nilai nominal
merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.

5
Contoh:

a. Tanggal 3 Maret 2006 diterima setoran awal dari Tn. David untuk modal bank berupa
uang tunai Rp800.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai Rp500.000.000, kendaraan
senilai Rp300.000.000, Inventaris kantor senilai Rp200.000.000. Setoran ini dicatat
dalam bentuk saham biasa untuk 300.000 lembar dengan nilai nominal Rp6.000 per
lembar, kurs 105%.
b. Tanggal 12 Maret 2006 dijual saham biasa 30.000 lembar dengan nominal Rp4.000,
kurs 98%. Pembayaran diterima tunai.

Bank yang mengeluarkan saham sering menerima pesanan dari calon investor.
Saham yang dijual secara pesanan harus diserahkan setelah dilunasi seluruhnya.
Perlakuan akuntansi untuk pemesanan saham adalah emiten akan mendebet piutan
pemesanan saham dan mengkredit modal saham yang dipesan. Apabila pemesan tidak
melunasi sisa pembayaran saham, maka emiten dapat mengembalikan jumlah
pembayaran sebelumnya, atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan
dimasukkan dalam komponen tambahan modal dengan perkiraan tambahan modal-
pembatalan pemesanan saham.

Contoh transaksi pemesanan saham:

a. Tanggal 7 Agustus 2007 Bank Dwipa menerima pesanan saham 200.000 lembar
saham biasa dari PT. Mandiri dengan kurs 104%. Harga nominal per lembar
Rp12.000, uang muka pesanan saham diterima 70% tunai.
b. Tanggal 30 Agustus 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai

6
Bila dikemudian hari pemesanan saham tidak mampu melunasi kekurangannya
dan bank selaku emiten harus mencatatnya sesuai dengan perjanjian yang disepakati
awal.

Contoh:

Bila pesanan saham yang dilakukan PT. Mandiri tidak dilunasi, dan Bank Dwipa
mengembalikan sebesar 75% dari nilai yang telah dibayar, maka jurnalnya adalah:

7
‘Keterangan:
Telah diterima tunai = 1.747.200.000
Dikembalikan 75% = 1.310.400.000 –
Pendapatan Lain-lain = 436.800.000

1. Pembelian Kembali Saham


Struktur modal bank menjadi pertimbangan penting bagi pemilik lama, oleh
karena itu pembelian kembali saham yang telah beredar dapat dilakukan dalam
kerangka untuk mempertahankan struktur kepemilikan, menghindari hostile takeover,
memenuhi tuntutan regulasi atau untuk mengimbangi penurunan skala operasi bank
yang semakin menurun sehingga tidak perlu modal besar. Saham yang dibeli kembali
disebut saham treasuri.
Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri terdiri dari dua macam.(1) dicatat
berdasarkan harga perolehan, (2) dicatat sebesar harga nominal. Selisih antara jumlah
yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi suatu bank. Sehingga saham
treasuri tidak boleh diperlakukan sebagai aktiva bank, namun hanya sebagai
pengurang terhadap modal saham.
Saham yang diperoleh kembali yang dicatat sebesar harga perolehan, maka
pada saat dijual kembal juga dicatat atau dikreditkan sebesr harga perolehannya.
Selisih harga jual kembali dengan harga perolehannya diperlakukan sebagai tambahan
modal, sebaliknya bila harga jual kembali lebih rendah dari harga perolehannya maka
selisihnya diperlakukan sebagai pengurang modal, dalam hal ini dibebankan pada
rekening tambahan modal untuk saham treasuri. Bila saldo tambahan modal saham
treasuri tidak mencukupi untuk menanggung kerugian penjualan saham treasuri, maka
dapat dibebankan pada laba ditahan.
Pada metode harga nominal, saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar
harga nominal dan disajikan sebagai pengurang terhadap modal saham. Bila harga
perolehan kembali saham treasuri semula dikeluarkan dengan harga diatas harga
nominal (harga pari), maka harus didebet agio saham. Kalau jumlah yang dibayarkan
lebih besar daripada pada saat pengeluaran saham, maka dapat mendebet rekening

8
laba ditahan, sebaliknya bila yang dibayarkan lebih kecil daripada saat pengeluaran
saham maka dikreditkan tambahan modal-saham treasuri

Contoh:

a. Tanggal 1 Februari 2007 Bank Delta melakukan emisi saham biasa 150.000
lembar dengan nominal Rp10.000 per lembar, kurs 105%.
b. Tanggal 28 Februari 2007 Bank Delta membeli kembali 40.000 lembar sahamnya
dengan kurs 102%
c. Tanggal 31 Maret 2007 Bank Delta menjual kembali saham treasuri sebanyak
20.000 lembar dengan kurs 103%
d. Tanggal 1 April 2007 Bank Delta menjual kembali 20.000 lembar saham treasuri
dengan kurs 97%

2. Penarikan Kembali Saham Treasuri


Saham treasuri yang ditarik
kembali, berarti saham tersebut tidak
akan diedarkan kembali. Perlakuan
akuntansi untuk saham treasuri yang
ditarik tergantung metode pencatatan
sebelumnya. Bila berdasarkan harga
perolehan, kenaikan atau penurunan
modal dari saham treasuri harus diakui pada saat saham tersebut ditarik kembali.
Bila pencatatannya didasarkan pada harga nominal, pada saat penarikan tidak
perlu mengakui selisih atau kenaikan/penurunan tesebut. Contoh: Setelah terjadi
transaksi pembelian kembali saham treasuri di Bank Delta pada tanggal 28 Februari
2007, Bank Delta menyatakan menarik 40.000 lembar saham treasuri tersebut pada
tanggal 17 Maret 2007.

9
MODAL PELENGKAP (SECOND TIER CAPITAL)
Modal pelengkap terdiri dari atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak
berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman subordinasi. Dalam perhitungan
CAR, modal pinjaman termasuk komponen modal pelengkap. Untuk itu sifat modal
pinjaman mempunyai kedudukan sama dengan modal pada umumnya. Modal
pinjaman dimaksud adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrument
yang disebut capital assets, loan stock, atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu
dan mempnyai sifat seperti modal.

B. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAR) PADA BPR DAN BANK UMUM


Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang ada untuk
menutup kemungkinan kerugian dalam perkreditan, penyertaan, surat berharga, dan
tagihan pada bank lain. CAR merupakan proporsi tertentu dari total Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Disisi lain, rasio ini akan memperlihatkan kepada kita bahwa bagaiman
kemampuan aset bank yang memiliki risiko dibiayai oleh modal bank atau BPR.
Aktiva yang mengandung risiko sudah jelas seperti kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain, ATI dan lainnya. Perlu diingat kembali bahwa semakin tinggi
nilai rasionya maka akan semakin sehat rasio tersebut. Rasio ini juga akan menjadi
salah satu aspek dalam penilaian status bank baik dalam pengawasan umum, intensif
maupun khusus. Bobot untuk raiso ini adalah 30%.

D. Menghitung Rasio Car Capital Adequic Ratio BPR

1. RUMUS
RASIO CAR = Modal / ATMR
Dimana:
Modal adalah jumlah modal inti dan modal pelengkap dalam perhitungan
KPMM
ATMR adalah aktiva tertimbang menurut risiko

10
2. NILAI KREDIT
Rasio >=8% maka NK = 81dan setiap kenaikan 0,1% maka NK + 1 dan NK
maksimal 100
NK = 81 + ((Rasio - 8%) / 0,1%)
Rasio <8% maka NK = 65 dan setiap penurunan 0,1% makaNK -1 dan NK
minimal 0
NK = 65 - ((8% - Rasio) / 0,1%)
3. HASIL PERHITUNGAN AKHIR
Besarnya hasil perhitungan dari nilai kredit dikalikan bobot adalah:
HP = NK x Bobot
Dimana bobotnya sebesar 30%
4. KRITERIA
Untuk kriteria dari rasio ini adalah:
Rasio >=8% --------------> Sehat
Rasio 6,5% s.d <8% ----> Kurang Sehat
Rasio <6,5% -------------> Tidak Sehat
5. CONTOH PERHITUNGAN
Misalkan anda memiliki data sebagai berikut, pada Bulan Januari 2018 jumlah
ATMR sebesar Rp. 2.600.000,- dan Modal sebesar Rp.2.000.000,-. Dan pada
bulan Februari 2018 ATMR turun menjadi 2.500.000 dan modal turun menjadi
Rp. 50.000,-
Maka:
Untuk Bulan Januari:
Rasio KPMM / CAR Per Januari 2018:
= Modal / ATMR
= 2.000.000 / 2.600.000,-
= 76,92%
Nilai Kredit Januari 2018
= 81 + ((76,92% - 8%) / 0,1%)
= 81 + (8,92% / 0,1%)
= 81 + 689,23
= 770,231
Sehingga maksimal yang diperhitungkan sebesar 100.
11
Hasil Perhitungan Per Januari 2018
= NK x Bobot
= 100 x 30%
= 30
Kriteria Kesehatan:
Karena rasio >= 8%, maka rasio ini berada dalam kondisi "SEHAT"

Untuk Bulan Februari 2018


Rasio KPMM / CAR Per Februari 2018:
= Modal / ATMR
= 50.000 / 2.500.000,-
= 2,00%
Nilai Kredit Februari 2018
= 65 - ((8% - 2%) / 0,1%)
= 65 - (6% / 0,1%)
= 65 - 60
=5
Hasil Perhitungan Per Februari 2018
= NK x Bobot
= 5 x 30%
= 1,50
Kriteria Kesehatan:
Karena rasio <6,5%, maka rasio ini berada dalam kondisi "TIDAK SEHAT"

E. Faktor Yang Mempengaruh Kevukupan Modal Pada Bank Umum

Faktor utama yang cukup mempengaruhi jumlah modal bank adalah jumlah modal
minimum yang ditentukan oleh penguasa moneter yang biasanya merupakan
wewenang bank sentral. Tingkat atau jumlah modal bank yang memadai diperlukan
untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi di era deregulasi saat ini. Jumlah modal
yang memadai memegang peranan penting dalam memberikan rasa aman kepada
calon atau para penitip uang. Namun masih terdapat perbedaan cara dalam
menentukan tingkat permodalanyang sehat. Tingkat kecukupan modal dalam
penelitian ini diproksikan dengan capital adequacy ratio (CAR).
12
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan modal yang
berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Porsi
terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor. Sedangkan selebihnya
sangat tergantung laba yang diperoleh dan kebijakan rapat umum pemegang saham.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang ada untuk
menutup kemungkinan kerugian dalam perkreditan, penyertaan, surat berharga, dan
tagihan pada bank lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Internet :

shttps://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPiBS3urVgCxoAFRPLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3
Ny/RV=2/RE=1622551352/RO=10/RU=https%3a%2f%2fpokebanking.blogspot.com
%2f2018%2f03%2fmenghitung-tks-rasio-car-capital-adequacy-ratio-bpr.html/RK=2/
RS=llGmdI24ueNKM9n0j9OaC8OOc6c-

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/bab-7-akuntansi-modal-bank.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai