Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN
Purwakarta
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT saya panjatkan puji dan syukur atas
rahmat-NYA sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Kerangka
Konseptual Untuk Laporan Keuangan”. Semoga makalah ini dapat dipahami dan
berguna bagi kami maupun yang membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf
apabila ada kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Kami juga meminta
kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.3 TUJUAN........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
3.1 KESIMPULAN............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2Kerangka kerja
konseptual memberikan
adaptasi sistematik
dalam standar
3akuntansi bagi lingkungan
bisnis yang terus berubah.
FASB menggunakan
kerangka
4kerja konseptual untuk
membekali perkembangan
standar akuntansi yang
baru secara
1
5terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu,
mempelajari kerangka
kerja konseptual
6FASB akan memudahkan
seseorang untuk mengerti
dan mengantisipasi standar
masa
7depan.
8Kerangka kerja konseptual
menyebutkan tujuan dari
pelaporan keuangan dan
9karakteristik dari
informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan
dengan tepat istilah-
2
10 istilah yang biasa
digunakan seperti asset
dan pendapatan serta
menyediakan petunjuk
11 untuk pengakuan,
pengukuran, dan
pelaporan keuangan yang
tepat. Dengan adanya
12 Standard Akuntansi
Keuangan (SAK) yang
baru, memberikan
petunjuk-petunjuk dan
13 aturan-aturan
pelaporan keuangan
yang berbeda dari
sebelumnya. Sehingga
3
14 diperlukan adanya
publikasi kepada
seluruh pelaku
akuntansi di Indonesia
agar
15 menyesuaikan dengan
peraturan baru yang
berlaku.
16 Kerangka kerja
konseptual memberikan
adaptasi sistematik
dalam standar
17 akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang
terus berubah. FASB
menggunakan kerangka
4
18 kerja konseptual untuk
membekali perkembangan
standar akuntansi yang
baru secara
19 terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu,
mempelajari kerangka
kerja konseptual
20 FASB akan
memudahkan seseorang
untuk mengerti dan
mengantisipasi standar
masa
21 depan.
22 Kerangka kerja
konseptual menyebutkan
5
tujuan dari pelaporan
keuangan dan
23 karakteristik dari
informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan
dengan tepat istilah-
24 istilah yang biasa
digunakan seperti asset
dan pendapatan serta
menyediakan petunjuk
25 untuk pengakuan,
pengukuran, dan
pelaporan keuangan yang
tepat. Dengan adanya
26 Standard Akuntansi
Keuangan (SAK) yang
6
baru, memberikan
petunjuk-petunjuk dan
27 aturan-aturan
pelaporan keuangan
yang berbeda dari
sebelumnya. Sehingga
28 diperlukan adanya
publikasi kepada
seluruh pelaku
akuntansi di Indonesia
agar
29 menyesuaikan dengan
peraturan baru yang
berlaku.
30 Kerangka kerja
konseptual memberikan
7
adaptasi sistematik
dalam standar
31 akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang
terus berubah. FASB
menggunakan kerangka
32 kerja konseptual untuk
membekali perkembangan
standar akuntansi yang
baru secara
33 terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu,
mempelajari kerangka
kerja konseptual
34 FASB akan
memudahkan seseorang
8
untuk mengerti dan
mengantisipasi standar
masa
35 depan.
36 Kerangka kerja
konseptual menyebutkan
tujuan dari pelaporan
keuangan dan
37 karakteristik dari
informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan
dengan tepat istilah-
38 istilah yang biasa
digunakan seperti asset
dan pendapatan serta
menyediakan petunjuk
9
39 untuk pengakuan,
pengukuran, dan
pelaporan keuangan yang
tepat. Dengan adanya
40 Standard Akuntansi
Keuangan (SAK) yang
baru, memberikan
petunjuk-petunjuk dan
41 aturan-aturan
pelaporan keuangan
yang berbeda dari
sebelumnya. Sehingga
42 diperlukan adanya
publikasi kepada
seluruh pelaku
10
akuntansi di Indonesia
agar
43 menyesuaikan dengan
peraturan baru yang
berlaku.
Dewasa ini sistem pembukuan atau yang sering disebut dengan akuntansi
sangat membantu atau bahkan dibutuhkan di dalam suatu perusahaan.
Pengolahan keuangan yang membutuhkan beberapa proses pembukuan itu
hendaknya dibuat berdasarkan pada suatu konsep yang telah dierima secara
universal. Sebelum ditemukan konsep tersebut, selama bertahun-tahun berbagai
organisasi telah mengembangkan serta mempublikasikan kerangka kerja
konseptualnya sendiri, tetapi tidak ada kerangka kerja yang diterima secara
universal.
Untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang baik dan dapat dipahami
oleh pihak investor maupun pihak lainnya yang membutuhkan, hendaknya
mengikuti konsep yang telah ada. Oleh karena itu, di dalam makalah ini
dijelaskan kerangka kerja konseptual dalam menyusun laporan keuangan.
11
1.3 Tujuan
12
BAB II
PEMBAHASAN
13
Masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu
pada kerangka teori dasar yang telah ada. Terkadang FASB sulit atau bisa
jadi tidak mungkin untuk langsung memecahkan dan menentukan perlakuan
yang seperti apa ketika ada suatu masalah baru. Dengan adanya bantuan dari
kerangka kerja konseptual yang diterima secara universal, para akuntan
praktisi diharapkan bisa fokus pada perlakuan yang rasional dan dapat
diterima.
Level ketiga:
ASUMSI PRINSIP PAKSAAN
"bagaimana" -
penerapan
KUALITATIF ELEMEN
KARAKTERISTIK
dari keuangan Tingkat kedua:
dari Akuntansi
pernyataan Jembatan antar level ke
informasi 1 dan 2
OBJEKTIF
dari
pelaporan
keuangan Tingkat pertama: "Mengapa" —tujuan
Akuntansi
14
Konsep-konsep ini mencakup asumsi, prinsip, dan batasan biaya yang
menggambarkan lingkungan pelaporan saat ini.
15
periode ke periode, maka entitas tersebut dianggap konsisten dalam
menggunakan standar akuntansi. Itu tidak berarti perusahaan tidak
dapat mengganti metode dengan metode lainnya. Perusahaan dapat
mengganti metode tetapi perusahaan harus dapat menunjukkan
bahwa metode yang baru itu lebih baik daripada metode sebelumnya.
Kemudian sifat dan pengaruh perubahan serta alasannya harus
diunggkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya
perubahan.
2. Unsur-Unsur Dasar
a) AKTIVA
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari
transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
b) KEWAJIBAN
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu, kewajiban yang
ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer
aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan.
c) EKUITAS
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi
dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan kepemilikan.
d) INVESTASI OLEH PEMILIK
Kenaikan aktiva bersih sebah perusahaan yang ditimbulkann oelh
trnasfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut
untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan (ekuitas)
di dalamnya. Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai
investasi oleh pemilik, tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau
kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.
e) DISTRIBUSI KEPADA PEMILIK
Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan
oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban
oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan
menurunkan kepentingan kepemilikan (ekuitas) dalam perusahaan
f) LABA KOMPREHENSIF
Perusahaan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu
periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan
16
bersumber dari pemilik. Hal ini termasuk semua perubahan ekuitas
selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi
oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
g) PENDAPATAN
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas
atau pelunasan kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama suatu
periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau
aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi
sentral perusahaan.
h) BEBAN
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas
atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu
periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau
aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan.
i) KEUNTUNGAN
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang
ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentil dan dari semua
transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik.
j) KERUGIAN
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang
ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidental dan dari semua
transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau
distribusi kepada pemilik.
1. Asumsi-asumsi Dasar
a. Asumsi Entitas Ekonomi
17
unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas
bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktifitas pemiliknya dan
dengan setiap unit bisnis lainnya.
d. Asumsi Perioditas
18
Empat prinsip dasar akuntansi (principles of accounting) yang
digunakan untuk mencatat transaksi adalah biaya historis, pengakuan
pendapatan, penandingan dan pengungkapan penuh.
Pada akuisisi awal, biaya historis sama dengan nilai wajar. Dalam
periode selanjutnya, ketika kondisi pasar dan ekonomi berubah, biaya
historis dan nilai wajar sering kali berbeda. Akibatnya, ukuran atau
estimasi nilai wajar sering kali menyajikan informasi yang lebih relevan
tentang arus kas masa depan yang diharapkan terkait dengan aktiva atau
kewajiban. Sebagai contohnya, ketika aktiva berumur panjang menurun
nilainnya, ukuran nilai wajar menentukan kerugian penurunan nilai.
19
b. Prinsip Pengakuan Pendapatan
1) Selama Produksi.
Pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai dibolehkan
untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. Dalam
metode ini, pendapatan diakui secara periodik berdasarkan persentase
pekerjaan yang telah diselesaikan. Walaupun secara teknis transfer
kepemilikan belum terjadi, namun pendapatan dianggap telah
diterima pada berbagai tahap proses konstruksi. Jika tidak
dimungkinkan untuk mengetimasi biaya dan kemajuan konstruksi
secara akurat, pengakuan pendapatan akan ditunda samapi pekerjaan
selesai.
2) Akhir Produksi
Pendapatan bisa diakui setelah siklus produksi berakhir tetapi
sebelum penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika produk atau aktiva
lainnya dapat dijual dalam pasar yang aktif dengan harga tertentu
tanpa biaya tambahan yang signifikan.
3) Penerimaan Kas
20
Penerimaan kas merupakan dasar pengakuan pendapatan
lainnya. Pendekatan dasar kas hanya akan digunakan apabila tidak
dimungkinkan untuk menentukan angka pendapatan pada saat
penjualan karena ketidakpastian penagihan. Salah satu bentuk dasar
kas adalah metode penjualan cicilan dimana pembayaran dilakukan
melalui cicilan periodik sepanjang periode waktu yang cukup lama.
Kesimpulannya, pendapatan dicatat pada periode ketika
pendapatan itu direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Hal
ini terjadi pada tanggal penjualan, tetapi keadaannya mungkin
mengahruskan pemakaian metode persentase penyelesaian, metode
akhir-produksi, atau pendekatan penerimaan-kas.
c. Prinsip Penandingan
21
Jenis Biaya Hubungan Pengakuan
Biaya Produk: Hubungan langsung Diakui pada periode
Bahan baku antara biaya dan diterimanya pendapatan
Tenaga kerja pendapatan (penandingan)
Overhead
Biaya periode: Dibebankan pada saat
Gaji Tidak ada hubungan
terjadinya.
langsung antara biaya
Biaya administrative
dan pendapatan
22
Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi
dapat ditemui dalam salah satu tempat berikut: 1) dalam bagian utama
laporan keuangan, 2) catatan atas laporan keuangan, atau 3) informasi
suplementer.
23
Sebagai contoh perusahaan minyak dan gas biasanya menyajikan
informasi tentang cadangan pasti serta arus kas yang didiskontokan.
3. Kendala
Dalam menyediakan infrmasi yang mengandung karakteristik kualitatif
agar membuatnya menjadi berguna, dua kendala (constraints) yang dominan
harus diperhitungkan yaitu:
a. Hubungan Biaya-Manfaat
24
b. Materialistis
c. Praktek Industri
d. Konservatisme
25
Contoh-contoh konservatisme dalam akuntansi adalah pemakaian
metode yang terendah antara biaya atau harga pasar (lower cost or
market) ketika menilai persediaan dan aturan yang mengharuskan
kerugian bersih akrual diakui atas komitmen pembelian barang untuk
persediaan oleh perusahaan. Jika muncul keraguan, maka lebih baik
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu rendah
daripada terlalu tinggi. Tentu saja tidak ada keraguan, maka tidak perlu
mengaplikasikan kendala ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerangka kerja konseptual merupakan sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang meliputi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penetuan sifat, fungsi,
serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. FASB
(Financial Accounting Standard Board) telah membentuk suatu konsep
kerangka kerja akuntansi keuangan yang telah diakui secara universal.
Konsep kerangka kerja ini didasarkan pada beberapa asumsi dasar, yaitu 1)
entitas ekonomi, 2) kelangsungan hidup. 3) unit moneter, dan 4) periodisitas.
Prinsip dasar yang dipegang dalam penyusunan pelaporan adalah prinsip
biaya historis, prinsip pengakuan pendapatan, prinsip penandingan, serta
prinsip pengungkapan penuh. Konsep dasar yang telah dibentuk tersebut
tentu saja dapat memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan keuangan.
26