Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun

makalah ini. Makalah ini membahas Pendekatan Peristiwa, Pendekatan Perilaku,

Pendekatan Prediktif, dan Pendekatan Positif

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca

sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

sekalian.

Makassar, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Peristiwa ......................................................... 3

B. Pengertian Pendekatan Perilaku .......................................................... 8

C. Pengertian Pendekatan Rediktif ........................................................ 12

D. Pendekatan Pendekatan Positif .......................................................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 22

B. Saran ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi merupakan aktivitas manusia dan akan mempertimbangkan

hal seperti ‘perilaku dan orang-orang’. Dalam hal informasi keuangan, atau

alasan mengapa orang dalam organisasi dapat memilih untuk memberikan

informasi tertentu ke kelompok pemangku kepentingan tertentu. Teori akan

mencakup pertimbangan akan tujuan pelaporan eksternal, didasarkan pada

perspektif tertentu peran akuntansi, Memprediksi teori Akuntansi Positif,

Memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku kepentingan

tertentu, pemberian informasi akuntansi kepada orang-orang diluar organisasi,

Memprediksi informasi akuntansi yang sah dan bahwa informasi akuntansi

dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan, mempertahankan Teori

Legitimasi.

Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam

memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.

Teori didefinisikan sebagai konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu

pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar

variabel yang bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena

tersebut. Karena teori akuntansi merupakan suatu proses pembuktian, akhir-

akhir ini pendekatan modern telah dikembangkan dan direvisi, dengan

maksud membuktikan ataupun membentuk suatu teori akuntansi yang

diharapkan mampu memberi solusi untuk masalah-masalah akuntansi.


Pendekatan modern ini menunjukkan aliran baru penelitian akuntansi yang

menggunakan pemikiran konseptual dan empiris untuk merumuskan dan

membuktikan suatu kerangka akuntansi konseptual. Diantara pendekatan

modern ini terdiri dari : Pendekatan Peristiwa (event approach), Pendekatan

perilaku (behavior approach),Pendekatan prediktif (predictive approach),

Pendekatan positif (positive approach)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan peristiwa ?

2. Apa pengertian pendekatan perilaku ?

3. Apa pengertian pendekatan prediktif ?

4. Apa pengertian pendekatan positif ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami dan mendeskripsikan pengertian dari pendekatan

peristiwa

2. Untuk memahami dan mendeskripsikan pengertian dari pendekatan

Perilaku

3. Untuk memahami dan mendeskripsikan pengertian dari pendekatan

prediktif

4. Untuk memahami dan mendeskripsikan pengertian dari pendekatan

positif

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Peristiwa

1. Hakikat dari pendekatan peristiwa

Pendekatan peristiwa, menyatakan bahwa tujuan akuntansi adalah

“untuk menyediakan informasi yang relevan tentang peristiwa

ekonomi yang dapat bermanfaat bagi berbagai model keputusan”.

Menjadi tanggung jawab akuntan untuk menyediakan informasi

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dan memberikan kepada

pengguna peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan model keputusan

mereka, dan menjadi tanggung jawab pengguna untuk

menggabungkan dan menetapkan bobot serta nilai bagi data-data yang

dihasilkan oleh peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan fungsi utilitas

mereka masing-masing.

Pengguna, mengubah peristiwa menjadi informasi akuntansi yang

sesuai dengan model keputusan pengguna itu sendiri. Sehingga

kandungan laporan akuntansi merupakan refleksi observasi dari dunia

riil, bukan “kesimpulan yang dikehendaki manajer, yang

menggunakan teknik akuntansi altematif untuk tujuan manipulasi,

bukan untuk memberi informasi”.

Peristiwa merupakan segala tindakan yang dapat digambarkan

dengan satu atau lebih dimensi dasar atau ciri. Menurut Johnson,
“peristiwa” berarti “observasi yang layak mengenai karakteristik

tertentu suatu tindakan sehingga seorang pengamat dapat mengatakan

bahwa saya meramalkan dan melihat sendiri hal itu terjadi”.

Dengan demikian, karakteristik suatu peristiwa dapat diobservasi

secara langsung dan karakteristik ekonomi dapat bermanfaat bagi

pengguna. Karena jumlah karakteristik dan jumlah peristiwa mudah

terpengaruh oleh observasi yang mungkin relevan bagi model

keputusan seluruh pengguna, maka pendekatan peristiwa

mengusulkan suatu pengembangan yang luar biasa mengenai data

akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Karakteristik suatu

peristiwa, selain nilai moneter, harus dapat diungkapkan. Pendekatan

peristiwa juga mengasumsikan bahwa tingkat penggabungan dan

pengevaluasian data akuntansi diputuskan oleh pengguna, menurut

fungsi pengguna.

2. Laporan keuangan dan pendekatan peristiwa

Pada pendekatan nilai, neraca dianggap sebagai indikator posisi

keuangan perusahaan pada suatu periode. Pada pendekatan peristiwa,

neraca dianggap sebagai komunikasi tidak langsung mengenai seluruh

peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak berdiri.

Pada pendekatan nilai, laporan keuangan dianggap sebagai suatu

indikator kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu. Pada

pendekatan peristiwa, laporan keuangan dianggap sebagai komunikasi

4
langsung mengenai peristiwa peristiwa operasi yang terjadi selama

periode tertentu.

Pada pendekatan nilai, laporan aliran kas dianggap sebagai suatu

ungkapan perubahan pada kas. Tetapi, pada pendekatan peristiwa,

laporan aliran kas lebih baik dipandang sebagai ungkapan peristiwa-

peristiwa keuangan dan investasi. Dengan kata lain, relevansi suatu

peristiwa bukan hasil aliran kas, yang menentukan pelaporan suatu

peristiwa dalam laporan aliran kas.

3. Teori peristiwa normatif dari akuntansi

Teori akuntansi mengenai peristiwa-peristiwa normatif telah

disimpulkan secara tentatif sebagai: Usaha untuk menarik perhatian

orang (pemegang saham, karyawan, manajer, pemasok, pelanggan,

badan-badan pemerintah, yayasan) agar dapat memprediksi dengan

lebih baik, maka karakteristik, yang paling relevan bagi peristiwa

penting (internal, lingkungan, dan transaksional) yang memengaruhi

organisasi, digabungkan (secara bertahap dan antar bagian) secara

periodik dan bebas dari konklusi yang bias.

Jadi, tujuan teori akuntansi mengenai peristiwa normatif adalah

memaksimalkan keakuratan peramalan laporan akuntansi dengan

berfokus pada ciri-ciri yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa

yang penting bagi pengguna.

Teori ini menyatakan bahwa :

5
a. Suatu taksonomi yang ekplisit dari peristiwa-peristiwa

nyata, yang harus dilaporkan oleh akuntan.

b. Perencanaan klasifikasi yang lebih efektif, dengan

referensi khusus pada label-label yang memungkinkan

untuk mengaitkan peristiwa-peristiwa tertentu dengan

peristiwa lain yang terkait.

c. Pembuataan struktur sistem informasi akuntansi berbasis

peristiwa.

4. Sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa

Salah satu cara untuk mencapai tujuan teori akuntansi mengenai

peristiwa normatif adalah dengan mengintegrasikan pendekatan

peristiwa dengan pendekatan database pada manajemen informasi

yang mempunyai asumsi bahwa suatu perusahaan membuat database

yang dikelola terpusat untuk dibagikan kepada sejumlah besar

pengguna yang mempunyai kebutuhan beragam. Sistem akuntansi

yang seperti itu meliputi model :

a. Model hierarkis didasarkan pada ide sistem informasi

akuntansi peristiwa yang memungkinkan penggunanya

membuat pertanyaan ilmiah (inquiry) pada database.

b. Model jaringan didasarkan pada konsep akuntansi multi

dimensi yang dinyatakan oleh Ijiri dan Chames, Colantoni,

dan Cooper. Model ini menggunakan input database yang

tidak terstruktur pada awalnya dan juga menggunakan suatu

6
kumpulan pertanyaan ilmiah atau data yang kemudian

dikembangkan menjadi suatu struktur data hierarkis, yang

dapat meminimalkan jumlah catatan yang diakses untuk

memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

c. Model relasional didasarkan pada teori relasi pada

matematika. Pada dasarnya, suatu database merupakan suatu

kumpulan relasi dengan berbagai macam tingkatan dan

waktunya yang berbeda-beda pula. Para pengguna

berinteraksi dengan model melalui suatu bahasa yang

bermakna bagi pengguna tertentu. Pekerjaan penting yang

harus dilakukan adalah meningkatkan penerapan pendekatan

relasional ini pada model akuntansi.

d. Model hubungan entitas mengasumsikan bahwa sistem

akuntansi dimodelkan secara alamiah pada lingkungan

database sebagai suatu kumpulan entitas dunia riil dan

hubungan di antara entitas-entitas tersebut. Model ini pada

dasarnya menggantikan daftar rekening tradisional dan

prosedur pembukuan double entry dengan memandang

hubungan entitas dalam bentuk tabel entitas dan tabel

hubungan.

e. Model akuntansi REA merupakan penyajian fenomena

akuntansi yang digeneralisasi, yang komponen-komponennya

7
terdiri dari sekumpulan penyajian sumber daya ekonomi,

peristiwa-peristiwa ekonomi, dan agen-agen ekonomi.

5. Evaluasi atas pendekatan peristiwa

Pendekatan peristiwa menawarkan keunggulan dan kelemahan

tertentu. Keunggulannya terutama berasal dari usaha-usaha untuk

menyediakan informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang

relevan, yang mungkin dapat bermanfaat bagi berbagai model

keputusan. Sehingga informasi lebih banyak tersedia bagi pengguna,

yang kemudian dapat diterapkan pada fungsi utilitasnya untuk

menentukan sifat dan tingkat penggabungan informasi yang mereka

butuhkan untuk pembuatan keputusan.

B. Pendekatan Perilaku

1. Hakikat Pendekatan Perilaku

Sebagian besar pendekatan tradisional dalam penyusunan teori

akuntansi telah gagal untuk mempertimbangkan perilaku pengguna

secara khusus dan asumsi-asumsi keperilakuan secara umum.

Pendekatan keperilakuan pada pembuatan teori akuntansi menekankan

pada relevansi pembuatan keputusan mengenai informasi yang

dikomunikasikan (berorientasi pada keputusan yang

dikomunikasikan), dan perilaku individual dan kelompok yang

disebabkan oleh komunikasi informasi (berorientasi pada pembuat

keputusan). Akuntasi diasumsikan berorientasi pada tindakan yang

8
tujuannya adalah untuk mempengaruhi tindakan (perilaku) secara

langsung melalui kandungan informasi pesan pesan yang disampaikan

dan secara tidak langsung melalui perilaku para akuntan. Karena

akuntansi dianggap sebagai proses keperilakuan, maka pendekatan

keperilakuan pada pembentukan teori akuntansi menerapkan ilmu

keperilakuan pada akuntansi.

2. Dampak perilaku dari informasi akuntansi

Penelitian mengenai kecukupan dan penggunaan pengungkapan

menunjukkan penerimaan umum mengenai kecukupan laporan

keuangan yang ada, pemahaman dan pengertian umum mengenai

laporan keuangan, dan suatu pengakuan bahwa perbedaan pada

kecukupan pengungkapan antar laporan keuangan disebabkan

variabel-variabel, misalnya besar perusahaan, profitabilitas, serta

besar dan status kantor auditor.

Dampak keputusan prosedur-prosedur akuntansi dijelaskan

terutama dalam konteks penggunaan tehnik-tehnik persediaan yang

berbeda, informasi tinghat harga (price level), dan informasi non-

akuntansi. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa

teknik-teknik altematif akuntansi dapat mempengaruhi keputusan

individual, dan sejauh mana pengaruhnya tergantung pada sifat tugas,

karakteristik pengguna dan sifat lingkungan eksperimental.

9
3. Dampak linguistik dari data dan teknik akuntansi

Berbagai penggabungan dalam akuntansi akan

menimbulkan repertoire atau kode linguistik yang berbeda pada

komunikasi interkelompok dan/atau komunikasi antar kelompok.

Konstruk (construct) linguistik digunakan untuk menyesuaikan tidak

adanya konsensus pada makna konsep akuntansi, sehingga masalah

masalah tertentu diidentifikasi sebagai kebutuhan penelitian

berikutnya, yaitu :

a. Sifat “bahasa institusional” pada setiap kelompok profesional

akuntansi;

b. Adanya kode linguistik yang terhubung secara profesional

dalam bidang akuntansi, yang terdiri dari “bahasa formal”

dan “bahasa publik”; dan

c. Pelaksanaan suatu pengujian untuk menentukan apakah

bahasa publik dipahami oleh pengguna data formal (misalnya

mahasiswa) atau tidak.

d. Penelitian lainnya telah menggali dampak linguistik data dan

teknik-teknik akuntansi tanpa mempertimbangkan tesis

relativisme liguistik ataupun tesis sosiologika. Penelitian ini

menitik beratkan pada perbedaan antara komunikasi inter dan

antar kelompok mengenai data dan/atau teknik akuntasi antar

pengguna dan pembuat data akuntansi.

e.

10
4. Fiksasi fungsional dan data

Kondisi – kondisi tertentu menyebabkan seorang pembuat

keputusan tidak dapat menyesuaikan proses keputusannya, dan

melakukan perubahan dalam proses akuntansi. Mereka

mempertimbangkan faktor-faktor psikologis fiksasi fungsional. Para

ahli psikologi tertarik pada fiksasi fungsional yang terkait dengan

fungsi atau objek, sedangkan para peneliti akuntansi, yang

dipengaruhi oleh eksplorasi Ijiri, Jaedicke, dan Knight, tertarik dengan

fiksasi fungsional yang terkait dengan data.

Terdapat perbedaan antara fiksasi fungsional dan fiksasi data.

Pada kasus fiksasi fungsional, para ahli psikologi menggunakan

benda-benda, seperti medali, tali, dan kotak, untuk melakukan tugas

yang relatif sederhana, sedangkan pada eksperimen fiksasi data,

seluruh data digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak

terstruktur.

5. Sifat induksi informasi

Walaupun dampak penggunaan informasi secara umum telah

diketahui dan diterima sebagai bagian dari paradigma stimulus-

respons, fenomena terkini mengenai induktor informasi atau induktor

sederhana, yang diperkenalkan oleh Prakash dan Rappaport,

dimaksudkan untuk merujuk pada proses yang kompleks yaitu

perilaku individual dipengaruhi oleh informasi yang dibutuhkan untuk

melakukan komunikasi. Induktor informasi timbul dari kecenderungan

11
penerima untuk mengantisipasi kemungkinan penggunaan informasi,

sebagai konsekuensi penggunaan informasi, dan tanggapan mereka

terhadap konsekuensi tersebut.

C. Pendekatan Prediktif

1. Hakikat Pendekatan Prediktif

Pendekatan prediktif muncul dari adanya kebutuhan untuk

memecahkan masalah yang rumit dalam mengevaluasi metode-metode

alternatif dari alternatif – alternatif pengukuran akuntansi. Pendekatan

prediktif terhadap formulasi suatu teori akuntansi menggunakan

kriteria kemampuan prediktif di mana pemilihan di antara pilihan –

pilihan akuntansi yang berbeda akan bergantung pada kemampuan

dari metode – metode tertentu untuk memprediksi peristiwa yang

menjadi perhatian dari penggunaan.

Kriteria dari kemampuan pediktif mengikuti penekanan yang

diberikan pada relevansi sebagai kriteria utama dari pelaporan

keuangan. Pelevansi memiliki konotasi sebagai suatu perhatian akan

informasi tentang peristiwa-peristiwa di masa datang.

Keunggulan yang nyata dari pendekata prediktif adalah bahwa ia

memungkinkan kita untuk mengevaluasi pengukuran-pengukuran

akuntansi alternatif secara empiris dan membuat suatu pilihan yang

nyata dengan berdasarkan atas suatu kriteria diskriminator.

12
Kemampuan prediktif adalah juga suatu kriteria purposif yang

dapat dengan mudahnya dihubungkan dengan salah satu tujuan dari

pengumpulan data akuntansi, fasilitasi pengambilan keputusan.

Literatur akuntansi selalu beranggapan bahwa data akuntansi harus

memfasilitasi pengambilan keputusan. Setelah “fasilitas pengambilan

keputuasn” diperkenalkan, maka muncullah dua masalah. Pertama,

sulit untuk mengidentitkasi dan mendefnisikan semua model-model

keputusan yang diterapkan oleh para pengguna informasi akuntansi.

Kedua, bahkan jika model keputusan telah terdefnikasikan dengan

baik, suatu kriteria untuk pemilihan informasi yang relevan dapat saja

hilang.

Terdapat dua aliran yang dapat diidentifkasikan. Satu, aliran

berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan

dan meramalkan peristiwa – peristiwa ekonomi, aliran yang lainnya

berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan

dan memprediksikan reaksi pasar terhadap pengungkapan.

2. Prediksi Kejadian Ekonomi

Menurut perspektif pendekatan prediktif terhadap perumusan

teori Akuntansi harus dinilai atas dasar kemampuannya meramalkan

kejadian ekonomi. Satu tujuan utama dari akuntansi adalah untuk

menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi

peristiwa-peristiwa bisnis. Dalam sudut pandang pendekatan prediktif

dalam formulasi suatu teori akuntansi, pengukuran-pengukuran

13
akuntansi alternatif hendaknya dievaluasi berdasarkan atas

kemampuan mereka untuk meramalkan peristewa-peristiwa ekonomi

bisnis. Secara umum, kriteria nilai prediktif adalah suatu hubungan

probabilitas antara peristiwa-peristiwa ekonomi yang menjadi

perhatian dari pengambilan keputusan dan variabel-variabel pembuat

prediksi yang relevan dan sebagian diperoleh dari informasi akuntansi.

a. Analisis ringkasan waktu (time-series) adalah suatu

pendekatan metodologi struktual di mana ketergantungan

statistikal sementara dalam suatu kumpulan data dapat

diperiksa. Penelitian analisis time-series terutama

menempatkan fokusnya pada sifat-sifat time-series dari laba

yang dilaporkan, dan Isu-isu prediksi dalam analisis time-

series.

b. Prediksi kesulitan, aplikasi-aplikasi yang paling relevan dari

pendekatan prediktif adalah usaha-usaha untuk mencari

karakteristik-karakteristik yang telah divalidasi secara

empiris yang membedakan perusahaan-perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan dengan yang tidak. Baik

model univariate maupun multivariate telah digunakan untuk

membantu seorang auditor menentukan kapan suatu

perusahaan mendekati pailit. Hasil yang paling patut dicatat

adalah kemampuan prediktif yang unggul dari rasio arus kas

dibandingkan total utang, diikuti oleh laba bersih

14
dibandingkan aktiva total. Estimasi fungsi diskriminan dari

Altman adalah:

Z = 0,12X1 + 0,14X2 + 0,33X3 + 0,006X4 + 0,999X5

X1 = jaringan modal/total aktiva

X2 = laba ditahan/total aktiva

X3 = laba sebelum beban bunga dan pajak/total aktiva

X4 = nilai pasar dari ekuitas/nilai buku dari total kewajiban

X5 = penjualan/total aktivas

c. Prediksi premi obligasi dan peringkat obligasi, Empat faktor

di bawah ini diasumsikan menciptakan rasio obligasi dan

oleh sebab itu akan mempengaruhi imbal balik dari obligasi

saat jatuh tempo :

1) Resiko kegagalan (tidak sanggup membayar)

2) Resiko pemasaran

3) Resiko daya beli

4) Resiko tingkat suku bunga

d. Peramalan informasi laporan keuangan, peramalan laba menjadi

semakin popular dan penting bagi suatu pasasr modal untuk dapat

berfungsi sacara efisien. Peramalan-peramalan ini diasumsikan

memiliki kegunaan khusus bagi para pengguna informasi

akuntansi. Peramalan laba dapat diberikan oleh analisis,

manajemen, atau model model statistic. Revalansi dari peramalan-

peramalan ini sebagian besar bergantung pada kewajaran akurasi

mereka, investor pada khususnya dan pasar modal pada umumnya


15
tidak akan memiliki keyakinan pada peramalan laba yang tidak

akura, dan akhirnya tidak akan menggunakannya. Satu pernyataan

penting kemudian akan mengarah kepada keakuranta prediktif dari

setiap jenis peramalan.

3. Prediksi Reaksi Pasar

a. Pasar modal dan akuntansi ekstern

Menurut satu interpretasi dari pendekatan prediktif,

pengamatan atas reaksi pasar modal dapat digunakan sebagai

satu panduan dalam mengevaluasi dan melaukan pilihan

diantara beberapa ukuran-ukuran akuntansi. Dengan kata lain,

pendekatan prediktif mendukung penggunaan angka-angka

akuntansi yang memiliki keterkaitan tertinggi dengan harga-

harga pasar. Ia meminta adanya suatu evaluasi mengenai

kegunaan dari angka-angka akuntansi yang diserahkan pada

transaksi-transaksi pasar modsl yang dipandang sebagai suatu

agregat.

b. Model pasar yang efisien atau tepat guna

Suatu pasar yang benar-benar tepat guna adalah pasar

yang senantiasa dalam keadaan equlibrium terus menerus,

sehingga nilai instrinsik surat berharga bergerak secara tidak

sengaja dan harga pasar selalu sama dengan nilai intrinsik yang

mendasari setiap saat. Sebuah pasar yang efisien secara

sempurna adalah berada dalam kondisi ekuilibrium secara

kontinu, sehingga nialai-nilai intrisik dari surat berharga


16
bergetar secara acak dan harga pasar adalah selalu sama dengan

nilai-nilai intrinsic yang menjadi dasar disetiap waktu. Efisiensi

pasar tidak memiliki artian bahwa harga surat berharga

seharusnya adalah mulus dan bukannya acak, seperti yang

dinyatakan oleh black. Sebuah pasar yang sempurna untuk

saham adalah pasar dimana tidak ada keuntungan yang dapat

dibuat oleh ornag yang tidak memiliki informasi kkhusus

tentang suatu perusahaan, dan bagi orang yang memang

memilikiinformasi khusus pun masih sulit untuk memebuat

keutungan, karena harga melakukan penyesuaian dengan sangat

cepat begitu informasi tersedia. Fama, membedakan tiga tingkat

pasar modal yang efisien :

1) Hipotesis pasar modal yang lemah. Menyatakan bahwa

equilibrium hasil (harga) saham yang diperoleh hari ini

adalah informasi harga saham yang sudah lewat (masa

lalu). Dengan kata lain, harga historis dan data volume

surat berharga tidak mengandung informasi yang dapat

dipergunakan untuk menghasilkan suatu keuntungan yang

lebih besar pada suatu strategi “membeli dan menyimpan”.

2) Hipotesis pasar modal semi-kuat. Menyatakan bahwa

equilibrium hasil (harga) yang diharapkan mencerminkan

sepenuhnya seluruh infomasi yang tersedia untuk umum,

yang bersifat khusus belum dipublikasikan.

17
3) Hipotesis pasar modal yang kuat. Menyatakan bahwa

equilibrium hasil (harga) yang diharapkan mencerminkan

seluruhnya informasi (tidak hanya informasi yang tersedia

untuk umum). Dengan kata lain, untuk memperoleh hasil

yang maksimum semua informasi seluruhnya dapat

tersedia, termasuk informasi dari orang-orang dalam.

D. Pendekatan Positif

1. Hakikat Pendekatan Positif

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang

menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi

serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk

menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari

ketidakpuasan terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986).

Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa

teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak

memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar

terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif (Watt &

Zimmerman,1986) yaitu :

a. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori

secara empiris, karena didasarkan ‘pada premis atau asumsi

18
yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara

empiris.

b. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran

investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat

luas.

c. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan

terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar

modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system perekonomian

yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi

dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam

mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

2. Prinsip Teori Akuntansi Pendekatan Positif

Prinsip dari teori akuntansi positif beranggapan bahwa tujuan dari

teori akuntansi bermaksud untuk memprediksi dan menjelaskan

praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjutan

dari teori akuntansi normatif karena kegagalan dari teori normatif

dalam menjabarkan fenomena praktik yang terjadi secara real (nyata).

Teori normatif merupakan pendapat subyektif (pribadi) sehingga tidak

dapat diterima secara mentah, harus dapat diuji secara empiris supaya

memiliki dasar teori yang kuat.

Terdapat tiga hipotesis oleh Watts dan Zimmerman, 1990 yang

menjadi asumsi pada teori akuntansi positif diantaranya adalah :

a. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)

19
Manajer perusahaan cenderung lebih menyukai metode yang

dapat meningkatkan laba periode berjalan dengan bonus tertentu.

Pilihan diharapkan dapat meningkatkan nilai bonus yang akan

diterima tidak dapat menyesuaikan dengan metode yang dipilih.

b. Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)

Semakin tinggi rasio ekuitas atau hutang perusahaan maka

makin besar para manajer untuk memilih metode akuntansi yang

data efektif untuk menaikkan laba. Semakin tinggi rasio hutang

dan ekuitas akan mendekatkan perusahaan dengan batas

perjanjian atau peraturan kredit dan makin besar kemungkinan

penyimpangan perjanjian kredit dan pengeluaran biaya.

c. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)

Hipotesis ini didasari asumsi bahwa sangat mahalnya nilai

informasi bagi individu untuk menentukan kondisi laba akuntansi

apakah betul-betul menunjukkan monopoli laba. Selain itu,

mahalnya bagi individu untuk melaksanakan kontrak dengan

berbagai pihak dalam proses politik untuk menegakkan regulasi

dan aturan hukum, yang dapat meningkatkan kesejahteraan

mereka.

Pada umumnya individu yang rasional tidak mengetahui

informasi yang lengkap tentang proses politik dan proses pasar.

Dengan dasar cost informasi dan cost monitoring, manajer

20
mempunyai insentif untuk memiliki laba pada periode akuntansi

dalam proses politik tersebut.

3. Evaluasi Pendekatan Positif

Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik dan/atau teori

dikembangkan dengan cara tertentu dalam rangka untuk menjelaskan,

memprediksi peristiwa akutansi. Dengan cara seperti itu, pendekatan

positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin

mempengaruhi faktor – faktor rasional dalam bidang akuntansi.

Secara mendasar pendekatan tersebut berusaha untuk menentukan

sebuah teori yang menjelaskan “apa yang seharusnya: dan bukan “apa

yang sesungguhnya

21
22

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada pendekatan peristiwa, neraca dianggap sebagai komunikasi tidak
langsung mengenai seluruh peristiwa akuntansi yang relevan bagi
perusahaan sejak berdiri. Pada pendekatan nilai, laporan keuangan
dianggap sebagai suatu indikator kinerja keuangan perusahaan pada
periode tertentu.
2. Pendekatan perilaku pada pembuatan teori akuntansi menekankan pada
relevansi pembuatan keputusan mengenai informasi yang
dikomunikasikan (berorientasi pada keputusan yang dikomunikasikan)
dan perilaku individual dan kelompok yang disebabkan oleh
komunikasi informasi (berorientasi pada pembuat keputusan).
3. Pendekatan prediktif timbul dari masalah kesulitan menilai metode
alternatif mengukur akuntansi dan dari pencarian suatu kriteria sebagai
dasar pemilihan antara alternatif-alternatif pengukuran. Pendekatan
prediktif terbagi atas prediksi kejadian ekonomi dan prediksi reaksi
pasar.
4. Prinsip dari teori akuntansi positif beranggapan bahwa tujuan dari teori
akuntansi bermaksud untuk memprediksi dan menjelaskan praktik
akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjutan dari teori
akuntansi normatif karena kegagalan dari teori normatif dalam
menjabarkan fenomena praktik yang terjadi secara real (nyata).

B. Saran
Pendekatan Peristiwa, Pendekatan perilaku, Pendekatan prediktif, dan

Pendekatan positif merupakan hal penting yang sangat perlu dipelajari dalam

memahami teori akuntansi, oleh karena itu marilah kita tingkatkan

pengetahuan dan pemahaman kita agar mampu mengaplikasikan dalam dunia


praktek nantinya. Teori akuntansi dapat diimplementasikan sesuai

dengan kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi agar dapat dijadikan dasar

atau pedoman dalam penyusunan teori akuntansi yang lebih baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. Teori Akuntansi Positf diambil dari


https://teoriakuntansipositif.wordpress.com/ diakses pada tanggal 5
November 2018

Nadhar,anti.2013. Pendekatan – Pendekatan Peristiwa dan Perilaku diambil dari


https://www.academia.edu/35188456/PENDEKATAN-
PENDEKATAN_PERISTIWA_DAN_PERILAKU diakses pada tanggal 5
November 2018

Parewa,khatijah.2016. Teori Akutansi diambil dari


https://www.academia.edu/35123275/TEORI_AKUNTANSI diakses pada
tanggal 5 November 2018

Basir,lukman.2013. Pendekatan Positif diambil dari


https://gratiscatanku.blogspot.com/2013/10/pendekatan-positif.html?m=l
diakses pada tanggal 6 November 2018

Anda mungkin juga menyukai