PENGAWASAN
OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berisikan pembahasan mengenai pengawasan salah satu materi dari
dasar-dasar manajemen.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang pembahasan bab yang akan kita pelajari ini.
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
2.5Bidang-Bidang Pengawasan........................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
PENDAHULUAN
Ada banyak alasan untuk menentukan penyebab kegagalan suatu organisasi atau
keberhasilan organisasi lainya .Tetapi masalah selalu berulang dalam semua organisasi ,yang
gagal adalah tidak atau kurang adanya pengawasan yang memadai .Agar suatu organisasi
tidak banyak mengalami kegagalan maka suatu organisasi harus mempelajari dulu dasar-
dasar pengawasan dan pada bab ini akan diuraikan berbagai teknik dan metode pengawasan
yang dapat digunakan agar fungsi pengawasan dapat berjalan dengan efektif dan efisien .
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan
perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal langkah perbaikan terhadap
penyimpangan dan rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan standar pada perencanaan
untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan
standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan
tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien
mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat
tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam
menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
atau
“ Suatu usaha agar Suatu Pekerjaan dapat dilaksanakan Sesuai dengan Rencana Yang Telah
ditentukan, dan dengan adanya Pengawasan dapat memperkecil timbulnya Hambatan,
Hambatan sedangkan Yang Telah Terjadi dapat Segera diketahui which are dapat dilakukan
tindakan perbaikannya .”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai
“ proses yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau dijalankan dengan
apa yang direncanakan, atau diperintahkan .”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan
ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan tata kelola pemerintahan yang
baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan
penerapan good governance itu sendiri.
Dalam akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan
menjaga legitimasi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu
sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern ( internal control ) maupun
pengawasan ekstern ( external control ). Di samping itu adanya pengawasan masyarakat
( social control ).
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan penyimpangan atas rencana atau
target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di
dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat
dilakukan dengan cara pengawasan atas langsung atau pengawasan melekat ( built in
control ) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh spektorat jenderal pada setiap
kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri .
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada
di luar unit organisasi yang didukung. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh
kekuasaan manapun. Dalam menjalankan, BPK tidak membahas laporan pemeriksaan
pemeriksaan dalam pemerintah, sehingga telah tercapai antara keduanya perlu terwujudnya
harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak
mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara objektif aktivitas
pemerintah.
Pengawasan pencegahan lebih sebagai, “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara
lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga agar sistem pelaksanaan anggaran dapat sesuai
dengan yang diharapkan. Pengawasan pencegahan akan lebih bermanfaat dan bermakna jika
dilakukan oleh atasan langsung, sehingga kemungkinan penyimpangan yang dilakukan akan
terdeteksi lebih awal.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
setelah kegiatan itu dilakukan.” Model pengawasan ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun
anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan
laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasan untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Perencanaan Proses
Biasanya, proses perencanaan dibagi ke dalam beberapa tahap, yakni:
Proses pengawasan dilakukan oleh manajer secara mudah dengan memanfaatkan fungsi
pengorganisasian.
Manajer dapat menentukan anggota kelompok, penanggung jawab hingga jenis dan
klasifikasi tugas melalui fungsi pengorganisasian .
Untuk mewujudkannya, berikut beberapa kegiatan yang biasa dilakukan fungsi pengarahan.
1. Bimbingan serta mempersembahkan motivasi terhadap tenaga kerja.
2. Sosialisasi tugas dan seluruh kebijakan dengan jelas.
3. Penjelasan tugas pekerjaan secara rutin.
adalah rencana atau target yang harus dicapai dalam menjalankan fungsi bisnis. Standar juga
dapat disebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja. Standar umumnya diklasifikasikan
menjadi dua:
Terukur atau nyata. Standar-standar yang dapat diukur dan dinyatakan disebut sebagai
standar terukur. Mereka bisa dalam bentuk biaya, output, pengeluaran, waktu, laba,
dan sebagainya.
Tidak terukur atau tidak berwujud. Ada standar yang tidak dapat diukur secara
moneter. Con Contohnya kinerja manajer, penyimpangan pekerja, sikap mereka
terhadap suatu keprihatinan. Ini disebut sebagai standar tidak berwujud.
Pengawasan menjadi mudah melalui penetapan standar-standar ini karena pengawasan harus
dilakukan berdasarkan standar.
Pengukuran kinerja
Langkah utama yang kedua dalam pengawasan adalah mengukur kinerja. Menemukan
penyimpangan menjadi mudah jika menerapkan pengukuran kinerja yang aktual. Tingkat
kinerja terkadang mudah diukur dan terkadang sulit. Pengukuran standar berwujud mudah
karena dapat dinyatakan dalam satuan, biaya, persyaratan uang, dan lainnya. Pengukuran
kuantitatif menjadi sulit ketika kinerja manajer harus diukur.
Kinerja seorang manajer tidak dapat diukur dalam jumlah. Itu hanya bisa diukur dengan
indikator-indokator sebagai berikut:
Sikap pekerja,
Semangat bekerja,
Perkembangan sikap dalam lingkungan fisik,
Komunikasi mereka dengan atasan.
Kadang-kadang juga harus dilakukan melalui berbagai laporan seperti laporan mingguan,
bulanan, triwulanan, ataupun tahunan.
1. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang manajer atau
pimpinan pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Pengawasan dapat berbentuk seperti :
a. Inspeksi Langsung
Inspeksi langsung adalah pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh atasan terhadap
bawahan pada saat kegiatan, dilakukan.
b. Observasi Ditempat
Observasi ditempat adalah pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan
sebelum kegiatan dilakukan.
c. Laporan Ditempat
Laporan ditempat adalah laporan yang disampaikan bawahan secara langsung pada saat
atasan mengadakan inspeksi langsung kegiatan dilaksnakan.
a. Laporan Tertulis
Laporan tertulis adalah laporan yang disampaikan oleh bawahan kepada atasan dalam bentuk
laporan kegiatan yang dibukukan, dilaporkan secara berkala.
b. Laporan lisan
Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan bawahan secara langsung kepada atasan
mengenai kendala yang dihadapi pada saat melaksanakan kegiatan, baik berupa
penyimpangan maupun sasaran-sasaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Metode kuantitatif
Adalah untuk mengukur dan memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran. Metodenya terdiri
dari:
a. Metode anggaran seperti anggaran oprasi, anggraran pembelanjaan modal dan anggran
lainnya.
b. Audit, seperti internal audit, eksrernal audit, dan mnagement audit.
c. Analisis break-even
d. Analisa rasio
e. Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti bagan
gantt, program evaluation and review technique, dan critical path method.
3.2 Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi
yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat
memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi.
Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu
organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu
lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Sule, Ernie Tisnawati, dkk. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Penada Media Group
http://evynurhidayah.blogspot.com/2011/04/makalah-mpk-pengawasan-manajemen.html (17 Mei
2013)
http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/makalah-pengantar-manajemen-controlling.html
http://thohamuhammad.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-controlling.html