Anda di halaman 1dari 13

Asal-usul Riset Operasi (Operation Research)

Sejak revolusi industri di Inggris, beberapa negara, khususnya


negara-negara di benua Eropa dan Amerika, mengalami pertumbuhan
organisasi yang mencolok baik dilihat dari besarnya maupun kompleksitas
permasalahan/persoalan yang dihadapi. Perusahaa –perusahaan kecil
berkembang dengan cepatnya menjadi perusahaan raksasa. Makin
membesarnya dan makin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan tersebut kemudian timbul pembagian tugas dan tanggung
jawab manajemen yang melahirkan spesialisasi sehingga menjadi lebih
jelas siapa bertugas dan bertanggung jawab tentang apa.
Pada prinsipnya suatu organisasi merupakan wadah sebagai
tempat untuk bekerja sama di bawah pimpinan (manager) organiasi
tersebut dalam rangka mencapai tujuan (Objectives) organisasi
(perusahaan). Ibarat suatu mesin, organisasi mengubah masukan atau
input yang terdiri dari men, money, material, dan method untuk mencapai
keluaran (output).
Output bisa berupa produksi barang atau jasa yang harus diual
untuk memperoleh keuntungan/laba (profit). Bagi suatu perusahaan,
produksi bukan merupakan tujuan akhir, mungkin tujuan akhir yang akan
dicapai suatu perusahaan adalah jumlah penjualan yang sebanyak-
banyaknya (maximum revenue) atau jumlah keuntungan sebesar-
besarnya (maximum profit). Memang bagi unit produksi yang dipimpin
oleh direktur produksi, jumlah produksi bisa merupakan tujuan akhir dari
unit tersebut akan tetapi bukan tujuan akhir dari perusahaan.
Di dalam kehidupan sehari-hari selalu terjadi perselisihan
kepentingan (conflict of interest), seperti yang digambarkan dalam uraian
berikut ini. Direktur produksi seperti direktur-direktur lainnya mungking
sudah tahu bahwa tujuan perusahaan yang akan dicapai ialah keuntungan
sebesar mungkin (maximum profit). Maka dari itu, memproduksi
sebanyak-banyaknya, dengan dasar pertimbangan bahwa makin banyak
produksi penjualan, maka pada gilirannya makin banyak keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
Dasar pemikiran itu benar seandainya seluruh hasil produksi laku
dijual. Banyangkan seandainya jumlah permintaan turun. Dalam hal ini
informasi pasar sangat perlu, khusunya mengenai jumlah permintaan dari
masyarakat, kemampuan daya beli dan selera mereka. Jangan lupa
bahwa didalam praktiknya pimpinan perusahaan dihadapkan pada
kenyataan adanya pembatasan-pembatasan (limitation) seperti
persediaan bahan mentah (raw material), ketersediaan tenaga kerja
terampil, biaya, jumlah permintaan, ruangan gudang untuk menyimpan
barang, dan alat transportasi yang terbatas. Jelaslah bahwa persediaan
input terbatas padahal output yang akan dicapai harus seoptimal
mungking (maximum profit/minimum loss).
Permasalahan atau Persoalaan yang timbul kemudian adanya
suatu pertanyaan: Bagaimana caranya, dalam keadaan input yang serba
terbatas ini harus dicapai suatu pemecahan yang optimum. Persoalan ini
tercakup dalam persoalan maksimisasi dan minimisasi, maksudnya
mencari pemecahan yang maksimum (jumlah penerimaan hasil penjualan,
jumlah keuntungan) atau yang minimum (jumlah kerugian, jumlah biaya
transport, lamanya antrian, lamanya waktu penyelesaian proyek, jumlah
biaya proyek). Cara pemecahannya dengan menggunakan teknik Riset
Operasi (operation research).

Sejarah Singkat Riset Operasi


Sebetulnya persoalan-persoalan optimisasi sudah lama timbul
semenjak adanya usaha untuk menggunakan pendekatan ilmiah
(scientific approach) di dalam memecahkan persoalan manajemen suatu
organisasi. Namun, kegiatan yang disebut Riset Operasi (operation
research) dimulai di kalangan militer dalam permulaan Perang Dunia II.
Dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak, karena perang, untuk
mengalokasikan sumber-sumber atau input yang terbatas guna melayani
operasi militer dan kegiatan-kegiatan di dalam setiap operasi secara
efisien dan efektif. Oleh karena itu, manajemen militer di Inggris dan
kemudian di Amerika memanggil sejumlah ilmuwan dari berbagai bidang
keahlian (ahli ekonomi dan ilmu sosial lainnya, ahli manajemen, ahli
matematika, ahli statistika, ahli strategi militer) untuk bekerja melalui “tim”
dengan tujuan untuk menerapkan pendekatan ilmiah guna memecahkan
permasalahan atau persoalan diatas ditambah lagi dengan permasalahan
strategi dan taktis militer. Dengan perkataan lain, mereka (dalam tim)
harus melakukan riset didalam operasi militer (to do research on military
operation).
Tertarik pada suksesnya penerapan RO dibidang militer, maka para
pengusaha dalam bidang industri mulai menaruh perhatian kepada RO
dan kemungkinan penerapannya dalam bidang usaha (bisnis) pada
khususnya dan bidang ekonomi pada umumnya yang sifatnya makro. RO
mula-mula berkembang di Inggris dalam bidang militer, industri, bisnis dan
pemerintahan sipil, kemudian berkembang dengan cepat sekali di Amerika
Serikat, sejak 1951. Sekarang perkembangannya sudah meluas
menjangkau negara berkembang seperti Indonesia.
Setelah perang Dunia II ada dua factor yang mendorong
perkembangan RO dengan cepat yaitu: Pertama, adanya beberapa ahli
yang memberikan kontribusi terhadap pemecahan permasalahan RO
secara matematis. Antara lain George Danzig, pada tahun 1947
menemukan metode simpleks untuk memecahkan persoalan Linier
Programming yang merupakan salah satu teknik dari RO. Para ahli
lainnya juga menemukan cara pemecahan dalam berbagai persoalan RO
antara lain persoalan antrean (queuing or waiting line problem), persoalan
inventory, dynamic programming, net work planning, integer programming.
Kedua, berkembangnya penggunaan Electric Data Processing (Computer)
yang mempunyai kemampuan menghitung ribuan bahkan jutaan kali
kemampuan manusia Data Processing (Computer) yang mempunyai
kemampuan menghitung ribuan bahkan jutaan kali kemampuan manusia.
Memecakan persoalan RO pada dasarnya mencari pemecahan suatu
persamaan (ketidaksamaan) matematika yang sering kali simultan
sifatnya. Kemajuan dalam bidang electronic data processing ini benar-
benar dapat memacu perkembangan RO hampir di semua bidang yang
sifatnya kuantitatif antara lain dalam manajemen, khususnya planning.
Sifat dari Riset Operasi
Riset Operasi mencakup dua kata yaitu riset yang harus
menggunakan metode ilmiah dan operasi yang berhubungan dengan
proses atau berlangsungnya suatu kegiatan. Jadi riset operasi adalah riset
yang dilakukan terhadap suatu proses/operasi atau berlangsungnya suatu
kegiatan yang dilakukan oleh unit organisasi. Suatu proses kegiatan
dilakukan untuk mencapai tujuan atau mencapai output yang paling baik
(the best output), dengan menggunakan masukan (input) yang dalam
praktiknya serba terbatas. Dalam keadaan serba terbatas itulah harus
dicapai suatu pemecahan yang optimum (maksimum atau minimum).
Disinilah letak pentingnya RO sebagai alat atau teknik untuk memecahkan
persoalan pencapaian output yang optimum dengan input yang serba
terbatas dengan menggunakan metode ilmiah.
Definisi yang cukup panjang adalah sebagai berikut: Riset Opersai
adalah aplikasi metode ilmiah terhadap permasalahan yang kompleks
dalam mengarahkan dan mengendalikan system yang luas mengenai
kehidupan manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri,
bisnis, pemerintahan dan pertahanan. Pendekatan yang terbaik adalah
mengembangkan suatu model ilmiah dari sistem tersebut, pengukuran
yang menyeluruh mengenai faktor-faktor seperti kesempatan dan risiko
yang dipergunakan untuk meramalkan atau membandingkan hasil
keputusan-keputusan strategis atau pengendalian-pengendalian yang
bersifat alternatif. Tujuannya adalah membantu manajemen untuk
menentukan kebijakan dan tindakan secara ilmiah.
Pemecahan persoalan RO harus melalui suatu tim yang
anggotanya memiliki latar belakang bidang pengetahuan yang berbeda.
Mungkin persoalan yang akan dipecahkan cukup kompleks yang
mempunyai sifat ekonomis, teknis, matematis, statistis dan harus diolah
serta dianalisis dengan cepat. Dalam persoalan seperti ini anggota tim
minimal terdiri dari ahli ekonomi, ahli teknik, ahli matematika dan statistika
serta ahli computer. Pendekatan harus ilmiah berdasarkan model
matematika. Berarti, prosedur yang ditempuh langkah-langkahnya jelas
secara sistematis dan hasilnya dapat diandalkan sehingga berguna bagi
pembuat keputusan. Pendekatan RO untuk memecahkan persoalan yang
kompleks, merupakan pendekatan sistem, pendekatan yang terpadu antar
disiplin ilmu. Hasil pemecahan dari masing-masing unit organisasi didalam
suatu organisasi harus konsisten dengan pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan, tidak boleh sendiri-sendiri secara terpisah.

Tahapan-tahapan dalam RO
Walaupun tidak ada pedoman yang sama berlaku untuk setiap persoalan,
namun pada umumnya tahapan-tahapan dalam penerapan RO untuk
memecahkan persoalan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan atau menganalisis persoalan sehingga jelas tujuan apa
yang akan dicapai (objectives).
2. Pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan
yang akan dipecahkan. Biasanya model dinyatakan dalam bentuk
persamaan yang menggambarkan hubungan antara input dan output
serta tujuan yang akan dicapai dalam bentuk fungsi objektif (objective
function).
3. Mencari pemecahan dari model yang telah dibuat dalam tahap
sebelumnya, misalnya dengan menggunakan metode simpleks.
4. Menguji model dan hasil pemecahan dari penggunaan model. Sering
juga disebut melakukan validasi. Harus ada mekanisme untuk
mengontrol pemecahan, misalnya dengan menggunakan kriteria
tertentu.
5. Implementasi hasil pemecahan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa RO berkenaan dengan


pembuatan keputusan yang optimal dan pembuatan model matematika
tentang suatu sistem yang determinis dan probabilitis sifatnya yang
berasal dari kehidupan nyata. Riset operasi menghasilkan alternatif
terbaik, yaitu optimum (maksimum / minimum). Aplikasi RO dalam bidang
pemerintahan, bisnis, teknik, ekonomi, manajemen, ilmu alam dan sosial,
ditandai dengan kebutuhan untuk mengalokasi input atau sumber-sumber
yang terbatas akan tetapi untuk memperoleh hasil yang optimum.
Misalnya dengan tersedianya bahan mentah yang terbatas,
kapasitas mesin yang terbatas, modal yang terbatas, ruangan gudang
untuk menyimpan barang yang terbatas, permintaan masyarakat juga
terbatas, bagaimana caranya agar bisa diproduksi setiap jenis barang
sehingga bisa diperoleh hasil penjualan yang maksimum.

Contoh:
Kalau ada m daerah asal suplai dan n daerah tujuan yaitu daerah
asal A1, A2, …., Ai, ……, Am, …. dan daerah tujuan T1, T2, …. , Tj, …. , Tn.
Keputusan harus dibuat berapa barang yang harus diangkut dari A i ke Tj
agar jumlah biaya transportasi minimum, dengan memerhatikan syarat
bahwa jumlah barang yang diangkut tidak boleh melebihi suplai yang ada
dan daerah asal, akan tetapi permintaan dari daerah tujuan harus
dipenuhi kemudian jumlah barang yang diangkut harus sama dengan
suplai yang ada.

Kontribusi dari pendekatan RO yang sifatnya pendekatan sistem


terletak pada ciri-cirinya yang antara lain:
1. Menstrukturkan keadaan kehidupan nyata ke dalam model
matematika; mengabstraksi elemen-elemen pokoknya sedemikian
rupa sehingga suatu pemecahan yang relevan dengan tujuan yang
akan dicapai oleh pembuat keputusan bisa dicari.
2. Mencari struktur dari pemecahan yang demikian itu dan
mengembangkan prosedur yang sistematis untuk memperolehnya.
3. Mengembangkan suatu pemecahan, termasuk teori matematika kalau
dirasakan perlu, yang menghasilkan nilai optimal dari suatu sistem.
Dampak dari Riset Operasi
Akhir-akhir ini Riset Operasi mempunyai dampak yang kuat sekali
dalam manajemen suatu organisasi. Baik dilihat dari jumlah maupun
variasi aplikasinya terlihat tumbuh atau berkembang dengan cepat sekali.
Secepat pertumbuhan aplikasi electronic data processing (computer), dan
teknologi informasi.

Untuk lebih spesifik, perhatikan beberapa jenis persoalan yang


telah dipecahkan dengan menggunakan teknik-teknik dalam RO antara
lain, linear programming, dynamic programming, teori antrean, teori
inventory, teori permainan (Game Theory), simulasi, net work planning.
Linear Programming telah dipergunakan dan mencapai sukses dalam
pemecahan persoalan yang berkenaan dengan penugasan personel
(assignment personnel), blending of materials, distribusi dan transportasi,
serta investment. Dynamic Programming telah berhasil diterapkan dalam
perencanaan pengeluaran periklanan, usaha mendistribusikan penjualan,
dan penjadwalan produksi (production scheduling). Teori antrean (queuing
or waiting line theory) berhasil diterapkan dalam memecahkan kemacetan
lalulintas, pelayanan mesin-mesin akibat kerusakan, penentuan jumlah
pemberi pelayanan yang optimal, penjadwalan lalu-lintas udara (air traffic
schedulling), mendesain dam, pejadwalan produksi, meminimumkan
waktu menunggu untuk menerima pelayanan, operasi dalam rumah sakit,
dan lain sebagainya. Teknik RO lainnya seperti teori inventori, teori
permainan (game Theori) dan simulasi telah menunjukan sukses yang
besar dalam pemecahan beberapa jenis permasalahan/persoalan.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Turban pada tahun


1972, diketahui teknik RO yang paling sering dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Techniques No. of Project Frequency of Use (%)
Statistical analysis *) 63 29
Simulation 54 25
Linear Programming 41 19
Inventory Theory 13 6
PERT/CPM 13 6
Dynamic Programming 9 4
Nonlinear Programming 7 3
Queuing 2 1
Heuristic Programming 2 1
Miscellaneous 13 6
*) Termasuk Probability Theory, Regretion Analysis, Exponential Smoothing, Statistical
Sampling, dan Test of Hypotheses.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa analisis statistik yang paling
banyak dipergunakan kemudian disusul oleh simulasi dan urutan ketiga
diduduki oleh linear programming. Analisis Statistik yang paling penting
ialah analisis regresi yang dapat dipergunakan untuk membuat ramalan
dan sangat berguna untuk dasar perencanaan. Disamping itu Probability
Sampling juga sangat berguna untuk quality control dan inventory control.
Oleh karena RO mempunyai dampak yang besar, maka masyarakat
profesional yang mendalami bidang ini dan segala aktivitas yang
berhubungan dengan bidang tersebut telah didirikan di beberapa negara.

Training untuk Karier dalam Riset Operasi


Karena pertumbuhan / perkembangan baik dari sudut teori maupun
aplikasi dari RO sangat pesat, maka karier dalam bidang ini pun makin
terbuka lebar. Jumlah permintaan tenaga yang terlatih dalam bidang Riset
Operasi jauh melebihi suplai yang ada. Oleh karena pendekatan Riset
Operasi harus melalui kerja suatu tim dan hasilnya sangat berguna untuk
membuat keputusan atau penyusunan strategi bagi pimpinan tingkat atas
(top management), maka unit organisasi yang menangani Riset Operasi
biasanya sangat dekat dengan posisi pimpinan dengan tenaga anggota
tim yang ahli dalam bidang masing-masing. Persoalan-persoalan yang
akan dipecahkan melalui pendekatan Riset Operasi sangat menarik dan
merupakan tantangan. Maka dari itu bagi seseorang yang mempunyai
latar belakang matematika dan ilmu yang sangat kuat serta tertarik pada
manajemen suatu organisasi secara praktis akan menemukan suatu karier
dalam Riset Operasi yang sangat menguntungkan, apalagi kalau orang
tersebut juga menguasai ilmu computer, sebab pemecahan persoalan
dengan pendekatan Riset Operasi harus menggunakan komputer.
Ada tiga komponen penting dalam bidang akademik yang perlu
dipelajari secara mendalam bagi seseorang yang memilih karier dalam
Riset Operasi. Pertama, Trainning dasar untuk mata kuliah yang sangat
diperlukan untuk mempelajari Riset Operasi. Antara lain metodologi dasar
bagi matematika dan ilmu, misalnya meliputi aljabar linear, teori matriks,
probabilita, statistik induktif, stochastic processes, computer science,
micro economics, accounting and business administration, teori
organisasi, dan behavioural science. Kedua, mendalami teknik-teknik
yang dikembangkan dalam Riset Operasi seperti linear and non linear
programming, integer programming, dynamic programming, net work
planning, inventory theory, queuing theory, game theory and simulation.
Ketiga, mendalami bidang-bidang dimana Riset Operasi akan diterapkan,
seperti bidang ekonomi, transportasi, manajemen, pemasaran, dan lain
sebagainya.

Berbagai Persoalan yang Pemecahannya Memerlukan Riset Operasi


Berikut ini adalah berbagai persoalan yang pemecahannya memerlukan
Riset Operasi :

Persoalan Biaya Pemasaran Berbagai Produk


Banyaknya suatu perusahaan yang memproduksi berbagai macam
produk. Pemilik perusahaan mempunyai pabrik di beberapa tempat
misalnya 27 Provinsi dan produknya dibeli hampir disemua Kabupaten.
Inventori secara keseluruhan terdiri dari ribuan jenis barang. Biaya
memproduksi setiap produk berlainan antara pabrik. Ramalan penjualan
menjadi sangat sulit. Dalam hal ini RO sangat berguna untuk
memecahkan persoalan pembelian bahan mentah, penyimpanan,
produksinya dan penjualannya, sehingga jumlah biaya (pengeluaran
secara keseluruhan mulai dari pembelian bahan mentah, memproses
menjadi barang produksi, serta menjualnya menjadi minimum).

Perencanaan Produksi
Sebagai contoh misalnya seorang produsen memiliki 2 bahan mentah
masing-masing tersedia 60 unit dan 48 unit. Akan dibuat 2 macam produk
dimana masing-masing produk membutuhkan 2 macam bahan mentah
tersebut. Satu unit produk pertama memerlukan 4 unit bahan mentah
pertama dan 2 unit bahan mentah kedua. Satu unit produk kedua
memerlukan 2 unit bahan mentah pertama dan 4 unit bahan mentah
kedua. Kalau dijual satu unit produk pertama harganya Rp 8 juta dan
produk kedua Rp. 6 juta. Seandainya produk pertama sebesar x1 unit dan
produk kedua sebesar x2 unit, maka persoalannya ialah berapa besarnya
x1 dan x2 sehingga hasil penjualannya maksimum. Persoalan tersebut
merupakan persoalan RO dan dapat dipecahkan dengan teknik linear
programming (LP) yang mana perumusannya adalah sebagai berikut :
Cari x1 dan x2,
s.r.s. : Z = 8x1 + 6x2 : maksimum
d.p. : 4x1 + 2x2 ≤ 60
2x1 + 4x2 ≤ 48
X1 ≥ 0, x2 ≥ 0
s.r.s. = Sedemikian Rupa Sehingga
d.p. = Dengan Pembatasan
Pembahasan diatas hanya memperhitungkan bahan mentah saja.
Sebetulnya pembatasan lainnya bisa dimasukkan dalam ketidaksamaan
diatas, antara lain terbatasnya waktu bekerja mesin (machine hours),
ruangan gudang untuk menyimpan barang, kemampuan untuk
mengangkut, dan yang tidak kalah pentingnya pembatasan mengenai
jumlah permintaan terhadap produk tersebut. Pembatasan (limitation) bisa
sekaligus diperhitungkan yang membuat persoalan menjadi lebih
kompleks.

Perencanaan Ekspor Non Migas


Persoalannya sama dengan perencanaan produksi, hanya bedanya
dalam persoalan ekspor, penualannya keluar negeri. Dalam hal ini Cj =
harga ekspor (dalam mata uang asing seperti dollar Amerika, atau Yen
Jepang) dan Xj merupakan banyaknya produk j yang di ekspor. Dengn
demikian cjxj= Penerimaan devisa dari ekspor produk j.
Z = ∑cjxj = jumlah permintaan devisa yang harus maksimum.
Seandainya setiap ada permintaan dari luar negeri kita selalu bisa
melayani, maka persoalannya menjadi tidak begitu sulit. Akan tetapi
pembatasan mungkin justru dari permintaan, misalnya sudah ada kuota
seperti dari kopi atau tekstil. Bisa juga ada permintaan meningkat, akan
tetapi kemampuan menyuplai terbatas misalnya tanah yang cocok
ditanami cengkeh terbatas.

Persoalan Masalah Pencampuran


Persoalan pencampuran (mix problems), terjadi dalam proses
produksi, misalnya seorang produsen makanan ternak akan memproduksi
makanan ternak tertentu yang harus mengandung vitamin dan protein
dalam jumlah tertentu yang harus dipenuhi. Makanan ternak itu akan
terdiri dari beberapa bahan baku dan setiap bahan baku harus memenuhi
vitamin dan protein yang diperlukan. Setiap bahan baku memiliki harga
tersendiri. Dalam persoalan ini kita harus menentukan berapa jumlah
bahan baku masing-masing agar dapat diperoleh vitamin dan protein yang
diperlukan, akan tetapi jumlah biaya untuk pembelian bahan baku harus
minimum.

Persoalan Transportasi
Ada suatu jenis barang yang harus diangkut dari beberapa tempat
asal suplai ke beberapa tempat tujuan untuk memenuhi permintaan
(demand). Tarif angkutan dari masing-masing tempat asal ke tempat
tujuan sudah diketahui. Bagaimana cara pengaturan persoalan
transportasi tersebut yaitu menentukan berapa jumlah barang yang
diangkut dari tempat asal yang mana ke tempat tujuan yang mana agar
jumlah biaya transportasi minimum dengan mempertahikan pembatasan
(kendala) sebagai berikut :
a. Jumlah barang yang diangkut tidak boleh melebihi suplai dari setiap
daerah asal.
b. Jumlah permintaan dari setiap daerah tujuan harus dipenuhi.
c. Jumlah permintaan sama dengan jumlah suplai.

Persoalan Antrean dan Inventori


Teori antrean (queuing or waiting line theory) mulai dikembangkan
oleh ahli matematika dari Denmark yang bernama A.K. Erlang. Perosalan-
persoalan yang dapat diselesaikan dengan teori antrean meliputi
bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang
sebaik-baiknya agar dapat melayani langganan secara efisien dan efektif.
Dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara biaya ekstra yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk menambah pelayanan baru dan tingkat
kepuasan konsumen yang tidak harus lama antre untuk memperoleh
giliran menerima pelayanan.
Persoalan inventori pada dasarnya masalah persediaan barang
dalam jumlah dan waktu yang tepat sesuai dengan permintaan. Dalam
praktik sering kali terjadi menyimpan barang dalam jumlah yang besar
(Biaya Mahal) tetapi permintaan tak kunjung dating. Sebaliknya
disediakan barang dalam jumlah yang sedikit (biaya murah), tetapi
permintaan sering dating sehingga tidak dapat dilayani, menimbulkan
ketidakpuasan / kekecewaan. Jadi pengaturan inventori yang baik harus
disediakan dan kapan harus disediakan barang tersebut.
Persoalan Net Work Planning atau PERT
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review
Technique. PERT merupakan metode untuk mempercepat waktu
penyelesaian suatu proyek atau paling tidak selesai pada tepat waktunya
(Completion of Project on Time). Jadi merupakan metode untuk
penjadwalan (Scheduling) dan penganggaran (Budgetting) berbagai
sumber (resources), antara lain waktu, tenaga, dan biaya guna mencapai
suatu pekerjaan (job), misalnya proyek dapat selesai pada waktu yang
telah ditentukan sesuai dengan jadwal.

Anda mungkin juga menyukai