Tahapan-tahapan dalam RO
Walaupun tidak ada pedoman yang sama berlaku untuk setiap persoalan,
namun pada umumnya tahapan-tahapan dalam penerapan RO untuk
memecahkan persoalan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan atau menganalisis persoalan sehingga jelas tujuan apa
yang akan dicapai (objectives).
2. Pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan
yang akan dipecahkan. Biasanya model dinyatakan dalam bentuk
persamaan yang menggambarkan hubungan antara input dan output
serta tujuan yang akan dicapai dalam bentuk fungsi objektif (objective
function).
3. Mencari pemecahan dari model yang telah dibuat dalam tahap
sebelumnya, misalnya dengan menggunakan metode simpleks.
4. Menguji model dan hasil pemecahan dari penggunaan model. Sering
juga disebut melakukan validasi. Harus ada mekanisme untuk
mengontrol pemecahan, misalnya dengan menggunakan kriteria
tertentu.
5. Implementasi hasil pemecahan.
Contoh:
Kalau ada m daerah asal suplai dan n daerah tujuan yaitu daerah
asal A1, A2, …., Ai, ……, Am, …. dan daerah tujuan T1, T2, …. , Tj, …. , Tn.
Keputusan harus dibuat berapa barang yang harus diangkut dari A i ke Tj
agar jumlah biaya transportasi minimum, dengan memerhatikan syarat
bahwa jumlah barang yang diangkut tidak boleh melebihi suplai yang ada
dan daerah asal, akan tetapi permintaan dari daerah tujuan harus
dipenuhi kemudian jumlah barang yang diangkut harus sama dengan
suplai yang ada.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa analisis statistik yang paling
banyak dipergunakan kemudian disusul oleh simulasi dan urutan ketiga
diduduki oleh linear programming. Analisis Statistik yang paling penting
ialah analisis regresi yang dapat dipergunakan untuk membuat ramalan
dan sangat berguna untuk dasar perencanaan. Disamping itu Probability
Sampling juga sangat berguna untuk quality control dan inventory control.
Oleh karena RO mempunyai dampak yang besar, maka masyarakat
profesional yang mendalami bidang ini dan segala aktivitas yang
berhubungan dengan bidang tersebut telah didirikan di beberapa negara.
Perencanaan Produksi
Sebagai contoh misalnya seorang produsen memiliki 2 bahan mentah
masing-masing tersedia 60 unit dan 48 unit. Akan dibuat 2 macam produk
dimana masing-masing produk membutuhkan 2 macam bahan mentah
tersebut. Satu unit produk pertama memerlukan 4 unit bahan mentah
pertama dan 2 unit bahan mentah kedua. Satu unit produk kedua
memerlukan 2 unit bahan mentah pertama dan 4 unit bahan mentah
kedua. Kalau dijual satu unit produk pertama harganya Rp 8 juta dan
produk kedua Rp. 6 juta. Seandainya produk pertama sebesar x1 unit dan
produk kedua sebesar x2 unit, maka persoalannya ialah berapa besarnya
x1 dan x2 sehingga hasil penjualannya maksimum. Persoalan tersebut
merupakan persoalan RO dan dapat dipecahkan dengan teknik linear
programming (LP) yang mana perumusannya adalah sebagai berikut :
Cari x1 dan x2,
s.r.s. : Z = 8x1 + 6x2 : maksimum
d.p. : 4x1 + 2x2 ≤ 60
2x1 + 4x2 ≤ 48
X1 ≥ 0, x2 ≥ 0
s.r.s. = Sedemikian Rupa Sehingga
d.p. = Dengan Pembatasan
Pembahasan diatas hanya memperhitungkan bahan mentah saja.
Sebetulnya pembatasan lainnya bisa dimasukkan dalam ketidaksamaan
diatas, antara lain terbatasnya waktu bekerja mesin (machine hours),
ruangan gudang untuk menyimpan barang, kemampuan untuk
mengangkut, dan yang tidak kalah pentingnya pembatasan mengenai
jumlah permintaan terhadap produk tersebut. Pembatasan (limitation) bisa
sekaligus diperhitungkan yang membuat persoalan menjadi lebih
kompleks.
Persoalan Transportasi
Ada suatu jenis barang yang harus diangkut dari beberapa tempat
asal suplai ke beberapa tempat tujuan untuk memenuhi permintaan
(demand). Tarif angkutan dari masing-masing tempat asal ke tempat
tujuan sudah diketahui. Bagaimana cara pengaturan persoalan
transportasi tersebut yaitu menentukan berapa jumlah barang yang
diangkut dari tempat asal yang mana ke tempat tujuan yang mana agar
jumlah biaya transportasi minimum dengan mempertahikan pembatasan
(kendala) sebagai berikut :
a. Jumlah barang yang diangkut tidak boleh melebihi suplai dari setiap
daerah asal.
b. Jumlah permintaan dari setiap daerah tujuan harus dipenuhi.
c. Jumlah permintaan sama dengan jumlah suplai.