Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN

Ditujukan untuk tugas mata kuliah :


Etika Profesi & Tata Kelola Corporate

Dosen pengampuh :
DIAMOND LIMBONG, S.Ak., M.M.

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Bela Oktaviani 216602101

2. Oktorion Pangeran Al Sadri 216602068

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI 66 KENDARI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI (KAP)
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr. wb., Salam sejahtera untuk kita semua.


Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang,
yang senantiasa memberikan kita kesempatan, kesehatan, dan keselamatan serta ridhonya atas
segala usaha usaha kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami.
Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis. Untuk Ibu dan Ayah
yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu memberikan motivasi, nasehat,
cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa yang tentu takkan bisa penulis balas.
Dengan hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
DIAMOND LIMBONG, S.Ak., M.M. atas bimbingan dan arahannya yang sangat membantu
kami dalam menyusun makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini tepat waktu
guna menunjang pendidikan kami di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 66 Kendari.
Terima kasih juga atas konstribusi teman teman,Terima kasih kepada saudari BELA
OKTOVIANI, dan saudara OKTORION PANGERAN AL SADRI yang telah mengorbankan
banyak waktu dan tenaga untuk mengumpulkan segala materi, data, dan informasi terkait tema
kajian ini, menyusun serta mengetik makalah, hingga membukukan makalah ini. Atas segala
usaha dan kontribusi dari saudara-saudari sekalian, sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan
atas usaha-usaha tersebut kami do'akan agar mendapatkan segala kebaikan dari tuhan yang
maha esa. Kami berharap semoga makalah kami dapat memberikan manfaat ilmu dan
pengetahuan bagi banyak orang yang sedang menimba ilmu, serta bermanfaat bagi kami pula.
Kami menyadari bahwa makalah kami belum mendekati kesempurnaan dan memiliki
kekurangan. Dengan hormat kami memohon maaf yang sebesar-besarnya dan dengan rendah
hati untuk sekali lagi meminta kriti dan saran kepada Bapak DIAMOND LIMBONG, S.Ak.,
M.M agar kami dapat memperbaiki kesalahan kesalahan kami.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................4

1.3. Tujuan Penulisan Makalah...........................................................................................4

1.4. Manfaat Penulisan Makalah.........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................6

2.1. Pengertian Manipulasi..................................................................................................6

2.1.1. Lima Unsur Manipulasi Laporan Keuangan.........................................................6

2.2. Moral Hazard................................................................................................................7

2.3. Peran Manajemen.........................................................................................................8

2.3.1. Manajemen Laba..................................................................................................8

2.3.2. Menejemen Pelaporan Posisi Keuangan...............................................................9

2.3.3. Menejemen Pengungkapan...................................................................................9

2.4. Kecurangan Pelaporan Keuangan...............................................................................10

2.5. Skandal Akuntansi......................................................................................................11

2.6. Regulasi......................................................................................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................................14

3.1. Kesimpulan.................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Menurut Scott (2015) relevansi laporan keuangan merupakan salah satu
karakteristik utama laporan keuangan supaya bermanfaat dalam pengambilan
keputusan. Manipulasi pada laporan keuangan merupakan bentuk kecurangan yang
mengakibatkan menurunnya kualitas laporan keuangan. Rezaee (2005) menyatakan
bahwa meningkatnya kesempatan untuk terlibat dalam kecurangan laporan keuangan
karena struktur kontrol perusahaan melemah, tata kelola perusahaan yang kurang
efektif, dan kualitas fungsi audit yang buruk, sehingga, memungkinkan arus
keuangan perusahaan disalah gunakan oleh pelaku fraud dan berdampak pada
pelaporan keuangan yang tidak relevan (Beneish, 1999).
Salah satu alasan perusahaan melakukan manipulasi laporan keuangan adalah
untuk mempertahankan gambaran kinerja keuangan perusahaan yang baik sehingga
menarik minat investor (Kamarudin, Ismail, & Mustapha, 2012). Oleh karena itu, kami
tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai kecurangan dalam pelaporan keuangan
kedalam sebuah makalah dengan judul “Manipulasi Laporan Keuangan”.

1.2. Rumusan Masalah.


Adapun hal-hal yang menjadi poin pembahasan dalam makalah ini antara lain :
a. Pengertian Manipulasi.
b. Moral hazard.
c. Peran manajemen.
d. Kecurangan dalam menulis laporan keuangan.
e. Regulasi.

1.3. Tujuan Penulisan Makalah.


a. Memahami pengertian manipulasi secara luas dan keterkaitannya dengan laporan
keuangan.
b. Memahami pengertian moral hazard secara luas dan keterkaitannya dengan
laporan keuangan.
c. Memahami peran manajemen.

4
d. Mengetahui kecurangan dalam menulis laporan keuangan serta cara melakukan
kecurangan dalam laporan keuangan.
e. Memahami regulasi dalam laporan keuangan.

1.4. Manfaat Penulisan Makalah.


a. Bagi penulis/pemapar, penulisan makalah ini dapat memberikan edukasi dan
pemahaman mengenai tema/topik yang diangkat bagi kami sendiri selaku penulis,
serta dapat memenuhi tuntutan akademis tempat kami menempuh pendidikan yang
tentu saja akan sangat bermanfaat bagi kami kedepannya.
b. Bagi pembaca dan atau audience, penulisan makalah ini dapat menjadi kesempatan
bagi pihak-pihak tersebut untuk dapat mempelajari, memahami, dan diharapkan
dapat mengimplementasikan isi kajian makalah ini yang berkaitan dengan
akuntansi. Pembaca dan atau audience yang berkesempatan hadir dalam presentase
makalah ini juga berkesempatan untuk turut aktif dalam berdiskusi dan bertukar
tanya jawab dengan kami.
c. Bagi lembaga pendidikan, penulisan makalah yang disertai dengan presentasi dan
diskusi dapat membantu lembaga dalam mencapai tujuannya yaitu mendidik
mahasiswa yang aktif, berinisiatif, berwawasan, dan berketerampilan dalam rangka
melahirkan lulusan yang profesional dan mandiri yang dapat menguasai teori dan
mampu mempraktekan ilmu Akuntansi kedepannya.
d. Bagi masyarakat, penulisan makalah ini merupakan bentuk partisipasi kami kepada
masyarakat dalam rangka membagikan wawasan dan pemahaman terkait tema dan
topik yang kami angkat, serta diharapkan dapat memicu dan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk belajar.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manipulasi.


Dikutip dari Wikipedia, Manipulasi adalah sebuah proses rekayasa yang secara
disengaja dengan melakukan penambahan, penyembunyian, penghilangan atau
pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah sumber informasi, subtansi,
realitas, kenyataan, fakta-fakta, data ataupun sejarah yang dibuat berdasarkan sistem
perancangan yang bisa dilakukan secara individu, kelompok atau sebuah tata sistem
nilai, manipulasi adalah bagian penting dari suatu tujuan tertentu dalam hal tindakan
penanaman gagasan, dogma, doktrinisme, sikap, sistem berpikir, perilaku dan
kepercayaan tertentu.
Secara hukum, istilah “Manipulasi” Dalam akuntansi dan pengauditan pertama
kali muncul dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik.
Istilah manipulasi dimaknai sebagai “Perbuatan yang didasari oleh niat jahat untuk
mencari keuntungan bagi dirinya ataupun pihak lain secara melawan hukum”. Akuntan
publik dilarang untuk “Melakukan manipulasi atau membantu melakukan manipulasi
dan/atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan”.
Penelitian menemukan bahwa mayoritas orang yang mau melakukan
manipulasi laporan keuangan dikarenakan alasan bahwa manipulasi yang dilakukan
tidak melanggar peraturan perundang-undangan atau hal yang dilanggar tidak ada
aturannya di dalam perundang-undangan. Adanya kesalahan laporan keuangan bisa
disebabkan oleh proses yang kurang tepat dalam pembuatan laporan keuangan tersebut.
Orang yang membuat laporan keuangan juga sebaiknya orang yang dapat dipercaya dan
memiliki kemampuan yang mumpuni.

2.1.1. Lima Unsur Manipulasi Laporan Keuangan.


a. Intention ; Adanya niat jahat untuk melakukan manipulasi. Niat itu bisa datang dari
sang akuntan, pihak menejer, hingga direksi dan jajaran petinggi lainnya.
b. Decieve ; Decieve merupakan lanjutan dari Intention dimana pihak internal
perusahaan bermaksud untuk menipu pengguna laporan keuangan. Pengguna
laporan keuangan yang dimaksud dalam hal ini adalah pihak eksternal perusahaan,
antara lain : (a) Investor, (b) Kreditur, (c) Pemilik saham, (d) Pemerintah, (e)
suplier, dan lain sebagainya.

6
c. Ommision ; Adanya perbuatan yang menghilangkan hasil saji laporan keuangan
diakibatkan kelalaian. Yang dimaksud kelalaian dalam laporan keuangan untuk
mencantumkan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
Biasanya laporan yang di sajikan tidak sesuai dengan fakta yang ada sehingga
dapat mempengaruhi hasil yang akan diambil.
d. Mis-Statement ; Adanya perbuatan yang menyebabkan salah saji laporan keuangan.
Penyebab salah saji ini bisa disebabkan banyak hal, atau dengan kata lain pihak
akuntan belum tentu bersalah dalam kesalahan ini.
e. Amount/Disclosures ; Adanya kesalahan dalam pengungkapan terhadap jumlah
dana dalam hasil saji laporan keuangan. Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh
miskomunikasi antara pihak akuntan dengan manajemen pelaporan perusahaan.

2.2. Moral Hazard.


Dalam artian secara luas, moral hazard adalah risiko bahwa suatu pihak belum
menandatangani kontrak dengan itikad baik atau telah memberikan informasi yang
menyesatkan tentang aset, kewajiban, atau kapasitas kreditnya.
Moral hazard atau risiko moral adalah keadaan ketika sebuah informasi
asimetris atau informasi yang masih jauh dari kata sempurna terjadi jika satu pihak
memegang informasi lebih banyak, daripada pihak yang lain. Pihak tersebut tidak akan
lagi bisa mengakses informasi yang dibutuhkan. Risiko yang dimaksud adalah ketika
seseorang atau pihak tertentu belum menandatangani kontrak yang didasari oleh iktikad
baik.
Dalam kaitannya dengan manipulasi laporan keuangan, moral hazard dapat
mengarah kepada fraudulent financial reporting. Untuk mencegah hal ini penyusunan
laporan keuangan harus melalui proses verifikasi yang berlapis, paling tidak sebelum
dikeluarkan laporan keuangan sudah harus melewati penelitian dan pengecekan melalui
sistem pengendalian internal yang diciptakan oleh direksi, penelaahan oleh dewan
komisaris melalui komite audit, dan audit oleh akuntan publik.
Demi mengatasi hal ini, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Bapepam Nomor
VIII G-II yang mana mewajibkan direktur utama dan direktur keuangan untuk menanda
tangani surat pernyataan yang pada dasarnya memuat pernyataan bahwa :
i. Mereka bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

7
ii. Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
secara umum.
iii. Semua informasi dalam laporan keuangan dimuat secara lengkap, benar, dan
tidak menghilangkan informasi atau fakta material.
iv. Mereka bertanggung jawab atas pengendalian internal.

2.3. Peran Manajemen.


Ada tiga cabang manajemen yang terkait dalam pembahasan ini, tiga diantaranya
yaitu:

2.3.1. Manajemen Laba.


Manajemen laba adalah salah satu strategi dalam akuntansi yang bermanfaat
untuk mengetahui kondisi perusahaan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pada
umumnya strategi manajemen ini digunakan oleh manajer perusahaan dalam melakukan
intervensi informasi dari laporan keuangan perusahaan. Penggunaan istilah intervensi
ini digunakan sebagai dasar untuk menilai manajemen laba sebagai bentuk kecurangan,
namun pihak lain tidak menganggap intervensi sebagai bentuk kecurangan. Hal ini
karena kegiatan intervensi ini masih dilakukan dengan menggunakan prosedur dan
metode akuntansi yang diterima secara umum. Alasannya, intervensi itu dilakukan
manajer perusahaan dalam kerangka standar akuntansi, yaitu masih menggunakan
metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum.
Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusan tertentu
dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan.
Hal ini dapat menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang
diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan
angka-angka akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Umumnya , manajemen perusahaan tidak menghendaki laba yang memiliki
variasi sangat tajam. Mereka menghendaki pertumbuhan yang stabil. Salah satu
alasannya adalah keinginan untuk mempertahankan kinerja yang baik. Jika suatu saat
perusahaan memperoleh laba yang besar, ia akan mencoba untuk menguranginya
dengan membuat cadangan tersembunyi agar dapat digunakan saat mengalami kerugian.
Hal ini disebut dengan pengelolaan laba (earning management).

8
2.3.2. Menejemen Pelaporan Posisi Keuangan.
Laporan posisi keuangan adalah laporan yang terkait posisi keuangan
perusahaan dan bersifat sistematis. Laporan ini berlaku untuk berbagai jenis
perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur. Laporan keuangan
adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang
dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama
kepada pihak eksternal. Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan
berfungsi sebagai laporan pertanggung jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi
pemilik modal, laporan keuangan berfungsi untuk megevaluasi kinerja manajer
perusahaan selama satu periode
Secara singkat, laporan posisi keuangan dapat diartikan sebagai ringkasan dari
kondisi aset, liabilitas, serta ekuitas sebuah bisnis atau perusahaan. Dalam suatu kondisi
tertentu, statements of financial position juga sering disebut dengan neraca atau balance
sheet. Informasi-informasi yang dicantumkan di dalam neraca dikenal dengan sebutan
akun. Tiap-tiap akun akan diurutkan berdasarkan likuiditasnya. Jadi, nomor urut awal
akan menunjukkan berbagai kelompok akun yang paling likuid, lalu disusul dengan
tingkat likuiditas yang lebih rendah, berurut sampai yang paling tidak likuid.
Memperoleh posisi keuangan yang bagus di laporan posisi keuangan juga
merupakan bagian dari manipulasi laporan keuangan. Apalagi jika regulasi atau kontrak
meng-haruskan adanya rasio-rasio tertentu dilaporan posisi keuangan yang harus
dipenuhi, misalnya rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) atau rasio modal
kerja (working capital ratio).

2.3.3. Menejemen Pengungkapan.


Pengungkapan laporan keuangan adalah penyampaian informasi keuangan
tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan.
pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi para pemangku kepentingan (stakeholders). Pengungkapan
informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos laporan
keuangan, catatan atas laporan keuangan, penggunaan istilah teknis (terminologi),
penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan
komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.

9
Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan
informasi kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi dua, yakni pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) dan pengungkapan wajib (discretionary disclosure).
 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan sukarela
adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan
melebihi yang diwajibkan.
 Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure). Pengungkapan wajib adalah
pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh
standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.
Manipulasi laporan keuangan dapat terjadi melalui tidak cukupnya pengungkapan
(disclosures) yang harus dilakukan. Ketidak cukupan pengungkapan dapat
dikategorikan sebagai penghilangan (omission).

2.4. Kecurangan Pelaporan Keuangan.


Definisi kecurangan laporan keuangan menurut ACFE (2020) adalah
suatu tindakan yang dilakukan karyawan secara sengaja untuk menyebabkan salah saji
atau kelalaian informasi bersifat material dalam pembuatan laporan keuangan
organisasi.
Faktor Pemicu Fraud Dalam buku milik Steve Albrecht yang berjudul Fraud
Examination, (dalam Miyosi Ariefiansyah) mengatakan bahwa ada 3 hal yang
menyebabkan seseorang melakukan fraud, yaitu:
 Tekanan atau Pressure.
 Kesempatan atau Opportunity.
 Rasional.
Fraud (kecurangan) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang
menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan
memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi
karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk
memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara
umum) terhadap tindakan tersebut.

10
Fraud (kecurangan) itu sendiri secara umum merupakan suatu perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar
organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau
kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Orang awam seringkali
mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindak pidana atau perbuatan
korupsi. Fraud, kerap kali kita jumpai di organisasi perusahaan maupun
pemerintahan. Pada intinya fraud dalam perusahaan merupakan perbuatan
kecurangan disengaja yang didasari ketidakjujuran yang bisa dilakukan oleh
seseorang, baik karyawan maupun pimpinan yang berakibat merugikan
perusahaan, baik secara financial maupun non-financial. Kerugian perusahaan
karena fraud ini pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemilik perusahaan, pengelola
perusahaan dan pegawai yang bekerja untuk meningkatkan kinerja tidak akan
pernah tercapai jika dalam perusahaan masih terdapat tindakan-tindakan
kecurangan. Dalam rangka memberikan suatu efek jera, memperkecil kerugian
akibat kecurangan dan memperbaiki sistem pengendalian maka jika ada indikasi
kuat terjadi suatu kecurangan, perusahaan diharapkan mengambil action yang tepat
dengan melakukan audit investigatif.

2.5. Skandal Akuntansi.


Ada bermacam-macam cara dalam memanipulasi keuangan, tapi secara umum
dapat diikhtisarkan seb agai berikut :
1. Menerapkan standar akuntansi secara keliru.
2. Mengatur atau menciptakan transaksi yang tidak genuine.
3. Menyalahgunakan posisi manajemen yang dominan untuk mengesampingkan sistem
pengendalian internal.
4. Mendirikan perusahaan-perusahaan yang dapat digunakan sebagai kendaraan untuk
melaksanakan transaksi yang tidak genuine.
5. Menyalahgunakan hubungan antar-pihak berelasi (related parties) untuk mengatur
transaksi.
Skandal akuntansi atau skandal akuntansi perusahaan adalah skandal
politik dan bisnis yang muncul dengan pengungkapan kelakuan buruk para eksekutif
perusahaan publik. Kejahatan tersebut biasanya melibatkan metode kompleks untuk

11
menyalahgunakan dana atau menyesatkan, melebih-lebihkan pendapatan, mengecilkan
biaya, melebih-lebihkan nilai aset perusahaan atau mengurangi pelaporan terhadap
besarnya kewajiban, terkadang mereka juga melakukan kerjasama dengan pejabat di
perusahaan lain atau afiliasinya.
Skandal akuntansi atau kecurangan akuntansi hingga bangkrutnya perusahaan-
perusahaan besar masih marak terjadi di dunia. Skandal yang sering melibatkan internal
suatu organinsasi yang dengan sengaja menyalahgunakan informasi akuntansi yang
diketahuinya untuk kepentingan pribadi atau beberapa pihak saja, yang pada akhirnya
menyebabkan reputasi akuntan menjadi perbincangan banyak pihak. Kecurangan tersebut
dapat berupa penggunaan secara tidak semestinya uang atau dana, menghasilkan laporan
yang menyesatkan bagi pengguna, melebih-lebihkan nilai atau nominal yang tertera pada
laporan perusahaan hingga bisa mengecilkan nominal yang sebenarnya. Kecurangan tidak
hanya sekedar tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh internal suatu perusahaan tetapi
bisa juga melibatkan kerja sama dari pihak eksternal untuk melakukan tindakan
kecurangan tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hingga pada akhirnya akan
mengakibatkan dampak negatif atau kerugian, tidak hanya masyarakat sekitar bahkan
juga dapat menyebabkan semakin menurunnya perekonomian negara.

2.6. Regulasi.
Bagi sebagian orang, mencapai target bukanlah hal yang sulit. Tanpa
memerlukan upaya ekstra, mereka dapat mengakses berbagai cara untuk dapat
memperoleh tujuan. Namun, masyarakat yang lain mengalami banyak hambatan dalam
mencapai tujuan mereka.
Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Joseph Stiglitz, pemerintah perlu
melindungi warga negara yang kurang beruntung melalui regulasi. Stiglitz, dalam
tulisannya Regulation and Failure, menjelaskan bahwa sesuai sifatnya, regulasi adalah
pembatasan terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh individu atau perusahaan.
Regulasi yang tepat justru dapat memajukan inovasi dan meningkatkan
kesejahteraan. Meskipun regulasi terkesan hanya berfokus pada mencegah orang dari
tindakan yang merugikan, beberapa regulasi juga dibuat untuk mendorong perilaku yang
konstruktif.
Sementara itu David Levi-Faur dalam buku Handbook on the Politics of
Regulation merangkum tulisan para ahli yang mendefinisikan regulasi sesuai dengan

12
sudut pandang yang berbeda-beda. Misalnya bagi orang dengan perspektif ‘kanan’,
regulasi adalah kata kotor yang mewakili tangan berat pemerintah otoriter dan badan
aturan yang membatasi kebebasan manusia atau nasional.
Bagi ‘sayap kiri’ regulasi adalah bagian dari suprastruktur yang melayani
kepentingan kelas dominan dan membingkai hubungan kekuasaan dalam bentuk yang
tampak beradab. Bagi sarjana hukum, regulasi seringkali merupakan instrumen hukum,
sedangkan untuk sosiolog dan kriminolog regulasi adalah bentuk lain dari kontrol sosial,
sehingga mereka menekankan instrumen regulasi seperti pada isu-isu keadilan restoratif
dan regulasi responsif. Bagi sebagian orang, regulasi adalah sesuatu yang dilakukan
secara eksklusif oleh pemerintah, urusan negara dan penegakan hukum.
Beberapa hal penting yang diatur oleh SOX, diantaranya sebagai berikut :
1. Klarifikasi tugas, tanggung jawab, dan akuntabilitas dari dewan direksi, dewan
komite, dan auditor atau akuntan publik.
2. Pengurangan benturan kepentingan yang akan mempengaruhi direksi, eksekutif,
auditor, atau akuntan publik.
3. Memastikan bahwa komisaris memperoleh informasi cukup tentang rencana dan
kegiatan perusahaan, informasi tentang kecukupan kebijakan perusahaan dan
pengendalian internal, dan informasi yang dapat memastikan kepatuhan termasuk
peranan whistle blower.
4. Memastikan bahwa komisaris memiliki kompetensi yang cukup dibidang keuangan
dan keahlian lain yang diperlukan.
5. Memastikan bahwa laporan keuangan sudah akurat, lengkap, dapat dimengerti, dan
transparan.
6. Memastikan bahwa standar akuntansi telah memadai untuk memproteksi investor.
7. Memastikan bahwa regulasi dan pengawasan terhadap akuntan publik yang
mengaudit perusahaan serta penunjukan dan parameter kinerja mereka telah
memadai (adequate) dan tepat (apptopriate) untuk melayani kepentingan publik.

13
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.
Manipulasi adalah suatu proses rekayasa yang dilakukan secara diam-diam
dengan mengubah bagian dari suatu kumpulan informasi baik itu subtansi, realitas,
kenyataan, fakta-fakta, data, atau bahkan kumpulan pengetahuan yang dibuat sesuai
dengan kehendak pelaku. Alasan perusahaan memanipulasi laporan keuangan adalah
untuk mempertahankan gambaran kinerja perusahaan yang baik demi menarik minat
investor. Dikarenakan mereka memahami bahwa melakukan manipulasi tidak akan
melanggar undang-undang yang mengatur transaksi mereka, atau bahwa situasi tersebut
tidak termasuk dalam undang-undang yang mengatur transaksi mereka, maka mayoritas
orang mampu memanipulasi transaksi keuangan sedimikian-sehingga.
Kecurangan adalah suatu praktek yang memberikan manfaat bagi yang
melakukannya namun menyebabkan kerugian pada secara terus menerus. Pengelola
perusahaan dan pegawai yang bekerja untuk meningkatkan kapabilitas kinerja tidak
akan tercapai jika dalam perusahaan masih melakukan tindakan-tindakan penipuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, A., & Sulhani, S. (2018). Pengaruh manipulasi Laporan Keuangan Dan
Karakteristik chief financial officer Terhadap Ketepatwaktuan pelaporan
Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi [Abstract].
Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 5(2), 117-136.
doi:10.24815/jdab.v5i2.10872

Rahardjo, S. S. (2018). Etika dalam Bisnis & Profesi Akuntan dan Tata Kelola
Perusahaan. Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.

Sofyani, H., & Rahma, N. (2017). Kenapa Seseorang Melakukan Manipulasi Laporan
Keuangan?: Studi Dengan Pendekatan Skenario Kasus Dilema Etika [Abstract].
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam, 5(1), 31-46. doi:P-ISSN:2338-2783|E-
ISSN:2549-3876

15

Anda mungkin juga menyukai