Anda di halaman 1dari 3

Teori Akuntansi Multiparadigma

Dr. Asri Usman

PARADIGMA ANTROPOLOGI/INDUKTIF

A. Pendahuluan

Antropologi adalah kajian tentang masyarakat dan budaya manusia dan perkembangannya. Dapat
diartikan studi tentang karakteristik bilogis dan fisiologis manusia dan evolusinya (Kamus Oxford).
David E. Hunter dalam The Study of Anthropology (1976) menjelaskan, antropologi adalah suatu
ilmu pengetahuan yang lahir dari adanya keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
William A. Haviland dalam Cultural Anthropology (1975), antropologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang umat manusia secara umum dengan mempelajari warna fisik, bentuk fisik dan kebudayaan
yang dihasilkan oleh masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi (2002) tujuan antropologi adalah:
Tujuan akademis: untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan
mempelajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakat dan kebudayaannya, Tujuan praktis:
mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku bangsa di dunia guna membangun masyarakat
itu sendiri.

B. Paradigma Antropologi dalam Akuntansi

Beberapa studi memenuhi contoh dari paradigma antropologis induktif yaitu pekerjaan yang
dilakukan oleh Gilman, Hatfield, Ijiri, Littleton, dan Paton. Para penulis dari studi – studi ini berbagi
perhatian yang sama untuk pendekatan deskriptif – induktif terhadap penyusunan dari sebuah teori
akuntansi dan suatu kepercayaan pada nilai dari praktik – praktif akuntansi yang masih ada.
Sebagai contoh, Ijiri memiliki pendapat bahwa perhatian utama dari akuntansi adalah berfungsinya
hubungan – hubungan akuntabilitas di antara pihak – pihak yang berkepentingan. Pengukuran
objektifnya adalah kinerja ekonomi dari perusahaan. Berdasakan atas diskusi yang berkaitan
dengan metodologi penelitian dan peranan logika dalam penyusunan teori dan formulasi kebijakan
dalam akuntansi, Ijiri menyajikan akuntabilitas sebagai suatu teori deskriptif akuntansi.
Sebagai pembelaan dari paradigmanya dan menyanggah kritik – kritik dari para penganjur
akuntansi biaya saat ini, Ijiri juga menyajikan suatu model aksiomatik dan praktik akuntansi yang
sedang berjalan yang mengevaluasi seberapa pentingnya biaya historis jika dilihat dari segi
akuntabilitas dan pengambilan keputusan.
Littleton mengambil prinsip akuntansinya dari pengamatan praktik akuntansi yang mengevaluasi
signifikansi biaya historis dalam akuntabilitas dan pengambilan keputusan.
Para pengajar pembukuan dan kemudian akuntansi dan audit menemukan bahwa perlu
ditambahkan penjelasan dan justifikasi pada aturan-aturan dan uraian dari prosedur yang telah
terakumulasi. Hal ini dilakukan agar studi yang dilakukan hendaknya lebih daripada sekadar
penghapalan aturan-aturan. Karenanya, tepat jika dikatakan bahwa baik metode-metode praktik
maupun penjelasan dari teori secara induktif diperoleh dari pengalaman.
Teori yang baik diciptakan melalui praktik dan selain itu, dipersiapkan pula oleh praktik. Akhirnya,
di mana ditemukan adanya bukti integrasi ide-ide akuntansi, maka ia akan memperkuat keyakinan
bahwa akuntansi memiliki kemungkinan untuk dibangun di dalam sebuah sistem yang terdiri atas
penjelasan dan justifikasi yang terkoordinasi mengenai apakah arti dari akuntansi dan ia dapat
menjadi apa nantinya.

C. Pendekatan Teori
Empat teori dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari paradigma antropologis/induktif
1. Ekonomi informasi
2. Model analitis/keagenan
3. Perataan laba/hipotesis manajemen penghasilan, dan
4. Teori positif dari akuntansi

D. Metode Antroplogi dalam Akuntansi


Mereka yang menerapkan paradigma antropologis/induktif cenderung akan menerapkan salah satu
dari tiga teknik di bawah ini:
1. Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian perataan laba,
2. Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian manajemen penghasilan, dan
3. Teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian teori positif.

E. Tinjauan Literatur
Mulawarman dan Ari Kamayanti (2018) menganalisis kosntruk teori akuntansi di Indonesia dengan
menggunakan pendekatan Antropologi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa akuntansi telah
sangat dipengaruhi oleh budaya Barat sekuler pendidikan dan pendidik sebagai agen yang
menemukan legitimasi mereka dalam kebijakan negara. Penyetel standar (IAI) mengambil sikap
yang sama dengan berpihak pada pasar modal. Harapannya dengan pengusulan Islamic
Accounting Antropplogi (IAA) bahwa Islam akan menggantikan konsep "kepentingan pribadi"
sebagai akidah akuntansi dan memajukan suatu kesejahteraan bagi ummat.

F. Referensi:

1. Ahmed Riahi-Belkoui, 2007. Accounting theory Edisi 5. Jakarta:Salemba Empat


2. Mulawarman & Kamayanti. Towards Islamic Accounting Anthropology: how secular
anthropology reshaped accounting in Indonesia. Journal of Islamic Accounting and Business
Research. Emerald Publisher 2018.

Anda mungkin juga menyukai