Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“FILOSOFI RISET DALAM BIDANG


AKUNTANSI KEPERILAKUAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
RISWANDI HARAHAP - C1C015128
NOVIA GITA ARNAFA - C1C015082
NURMALIA BETARINA - C1C015040
HYLEN PRATAMA ATMAJAYA - C1C015004

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan salah satu tugas

berupa makalah dari mata kuliah Akuntansi Keperilkuan yang berjudul “Filosofi

Riset dalam Bidang Akuntansi Keperilakuan”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu ada berbagai rintangan yang

penyusun jumpai. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah mendukung penyusun, baik itu berupa materiil dan motivasi.

Terima kasih penyusun sampaikan terutama kepada dosen pembimbing, Ibu Isma

Coryanata, SE., M.Si., Ak.

Kemudian, dalam tugas ini penyusun sadar sepenuhnya memiliki banyak

kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Penyusun mohon maaf, kiranya kritik dan

saran yang sifatnya konstruktif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan

tugas serupa di masa depan.

Akhirul kalam, semoga makalah yang telah tersusun ini, dapat diterima dan

bermanfaat untuk pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 4 September 2017

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................ii

Daftar isi........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3. Tujuan Dan Manfaat.......................................................................................2

BAB II ISI

2.1. Paradigma Diller & Becker..........................................................................4


2.1.1. Paradigma Fungsionalis...................................................................4
2.1.2. Paradigma Interpretif........................................................................5
2.1.3. Paradigma Strukturalisme Radikal...............................................6
2.1.4. Paradigma Humanis Radikal..........................................................6
2.1.5. Paradigma Posmodernisme.............................................................7
2.2. Paradigma Akuntansi Kritis...........................................................................7
2.3. Perkembangan Terakhir................................................................................13
2.4. Teori Keperilakuan Tentang Perusahaan.................................................13
2.5. Wawasan untuk Masa Depan.......................................................................16

BAB III KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan........................................................................................................17

Daftar Pustaka............................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1970-an, terjadi pergesaran pendekatan riset akuntansi.

Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah pendekatan klasikal yang

menitik beratkan pada pemikiran normatif, tidak dapat menghasilkan teori

akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Selain itu,

terdapat gerakan dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitik-beratkan

pada pendekatan ekonomi dan perilaku.

Pendekatan normatif merupakan pendekatan dengan ciri khas

penggunaan model matematis dan pengujian hipotesis, sedangkan

pendekatan baru yang mulai digerakkan oleh peneliti sejak tahun 1980-an

tidak mempercayai model pendekatan lama. Sebagai gantinya, pendekatan-

pendekatan tersebut meminjam metodologi dari ilmu-ilmu sosial lain,

seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi

Menurut Burrel dan Morgan, filsafat ilmu harus mampu melihat

keterkaitan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya. Artinya, dimana

teori akuntansi dapat digunakan dalam praktik sehari-hari. Suatu pengetahuan

dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofis tertentu. Menurut Burrel dan

Morgan (1979), asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi, epistemologi, hakikat

manusia, dan metodologi. Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari

realitas atau objek yang akan diinvestigasi.

1
Epistemologi berhubungan dengan sifat ilmu pengetahuan, bentuk ilmu

pengetahuan tersebut, serta cara mendapatkan dan menyebarkannya.

Berdasarkan pernyataan Burrel dan Morgan, penulis menyimpulkan

bahwa perlu mengkaji filosofi riset dalam bidang akuntansi keperilakuan

agar lebih memahami filsafat ilmu akuntansi dan teori akuntansi itu sendiri,

sehingga dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Akuntansi dipandang menurut empat paradigma Burrel

dan Morgan pada pendekatan sosiologi keorganisasian di bidang akuntasi?

2. Bagaimana Akuntansi dipandang melalui refleksi dari ilmu sosial


kritis?

3. Seperti apakah perkembangan riset akuntansi terkait organisasi


modern?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Pembaca mampu memahami akuntansi dipandang menurut empat

paradigma Burrel dan Morgan pada pendekatan sosiologi keorganisasian di bidang

akuntasi.

2. Pembaca mampu memahami akuntansi dipandang melalui refleksi

dari ilmu sosial kritis.

3. Pembaca mampu memahami situasi dan kondisi perkembangan

riset akuntansi terkait organisasi modern.

2
BAB II
ISI

Suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofis

tertentu. Menurut Burrel dan Morgan (1979), asumsi-asumsi tersebut adalah

ontologi (ontology), epistemologi (epistemology), hakikat manusia (human

nature) dan metodologi (methodology). Ontologi berhubungan dengan

hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan diinvestigasi.

Epistemologi berhubungan dengan sifat dari ilmu pengetahuan, bentuk dari

ilmu pengetahuan dan bagaimana mendapatkan serta menyebarkannya.

Pendekatan voluntarisme memberikan penekanan pada esensi bahwa

manusia berada di dunia ini untuk memecahkan fenomena sosial sebagai

makhluk yang memiliki “kehendak dan pilihan bebas”. Manusia pada sisi

ini dilihat sebagai pencipta dan mempunyai perspektif untuk menciptakan

fenomena sosial dengan daya kreativitasnya.

Pendekatan Pendekatan
Subjektivitsme terhadap Objektivisme terhadap
Ilmu Sosial Ilmu Sosial

Nominalisme Ontologi Realisme

Anti Postivisme Epistemology Positivisme

Voluntarisme hakikat manusia Determinisme

metodologi
Ideografik Nomotetik

3
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Burrel dan Morgan (1979)

mengelompokkan pengetahuan dalam tiga paradigma yaitu: fungsionalis-

interpretif, radikal humanis, dan radikal strukturalis.

2.1 Paradigma Diller dan Becker

Akuntansi sebagai pengetahuan manusia dapat dipandang menurut

paradigma-paradigma tersebut. Paradigma ini kemudian dikembangkan

kembali dengan Diller dan Becker (1997) menjadi empat paradigma, yaitu:

fungsionalis, interpretif, strukturalis radikal, dan humanis radikal.

2.1.1 Paradigma Fungsionalis

Paradigma ini merupakan paradigma umum dan sangat dominan

dalam riset akuntansi. Secara ontologi, paradigma ini sangat

dipengaruhi oleh realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif

berada secara bebas dan terpisah diluar diri manusia. Secara

epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi

yang mempunyai sesuatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi

dapat dibangun dengan rasio dan dunia empiris. Peneliti akuntansi

meyakini bahwa metode yang dapat membangun ilmu akuntansi adalah

metode ilmiah. Penjelasan dikatakan ilmiah, jika:

1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum.

2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk

pernyataan hasil observasi.

4
3. Memiliki pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.

Pengujian empiris dalam filsafat dinyatakan dengan cara:

a. Dalam aliran positivis, ada teori dan seperangkat pernyataan


hasil observasi independen yang digunakan untuk membenarkan/memverifikasi
kebenaran teori (pendekatan hypotethic deductive).
b. Karena hasil observasi merupakan teori yang dependen dan

dapat dipalsukan, maka teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi

memungkinkan untuk ditolak.

2.1.2 Paradigma Interpretif

Pendekatan ini menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi

dan pemahaman dalam ilmu sosial. Menurut Burrel dan Morgan,

paradigma ini merupakan cara pandang monalis yang melihat realitas

sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan label, nama, atau konsep

yang digunakan untuk membangun realitas. Dengan demikian realitas

sosial merupakan sesuatu yang berada dalam diri manusia itu sendiri

sehingga bersifat subjektif, bukan objektif sebagaimana yang dipahami

oleh paradigma fungsionalis.

Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi dan

interaksionisme seimbolis fenomologis yang didasarkan pada aliran

sosiologis, hermentis, dan fenomenologis. Tujuan pendekatan ini adalah

menganalisis realitas sosial dan cara realitas sosial tersebut terbentuk.

5
Dua aliran pendekatan interpretif:
1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus,
wawancara lapangan, dan analisis historis.

2. Metode foucauldian, yang menganut teori sosial dari Foucalt sebagai


pengganti konsep tradisional historis yang disebut
“ahistorical” atau “antiquarian”.

2.1.3 Paradigma Strukturalis Radikal

Aliran ini mengasumsikan bahwa sisttem sosial mempunyai

keberadaan ontologis yang konkret dan nyata. Pendekatan ini berfokus

pada konflik mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan

struktur pengendalian, serta memperlakukan dunia sosial sebagai objek

eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari manusia tertentu. Riset

yang diklasifikasikan dalam paradigma strukturalisme radikal adalah

riset yang didasarkan pada teori marxisme tradisional.

2.1.4 Paradigma Humanis Radikal

Paradigma ini didasarkan pada teori kritis frankfurt schools dan

habermas. Habermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial

yang disebut “dunia kehidupan” yang berarti interaksi berdasarkan pada

kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan membantu

untuk pencapaian yang saling memahami. Interaksi sosial dalam dunia

kehidupan dapat dibagi menjadi dua kelompok:

1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami


2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem.

6
2.1.5 Paradigma Posmodernisme

Paradigma ini merupakan oposisi dari paradigma modern yang

menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul meletakkan

dirinya di luar paradigma modern. Karya yang banyak digunakan

sebagai dasar aliran posmodernisme adalah karya Foucault. Foucault

terkenal dengan metode arkeologis. Menurut Foucault, istilah

arkeologis dimaksudkan untuk mencari asal-usul pengetahuan dan

digunakan untuk menunjukkan suatu usaha arkeologis, yaitu ciri khas

pemikiran yang menyangkut tujuan, metode, dan bidang penerapan.

Tujuan metode arkeologis ini adalah menetapkan serangkaian

diskusi yaitu sistem wacana, serta menentukan serangkaian dari awal

sampai akhir bagi pemikiran Foucault.

2.2 Paradigma Akuntansi Kritis

Paradigma sistem akuntansi kritis yang cara pandangnya melalui

refleksi sistem akuntansi kritis dimana penilaian didasarkan pada nilai

objektif pada konsep ekonomi magnitalis. Teori paradigma menurut

Mattessich tidak berkaitan dengan penyelesaian masalah ketersaingan,

melainkan dengan proses penilaian, dimana penilaian didefinisikan sebagai

nilai objektif yang didasarkan pada konsep ekonomi marginalis. (Mattesich,

1994). Mattesich menginginkan akuntansi untuk dipadukan ke dalam ilmu

manajemen yang meliputi metode ekonomi dan analitis administrasi dan

manajemen entitas. Teori Mattesich mencerminkan sistem sosio ekonomi

7
yang ada sehingga menjadi saran untuk mengulangi kesadaran yang salah

dalam menyatakan bahwa tidak ada perspektif lain selain yang didominasi

oleh kapitalis.

Teori yang dikemukakan oleh Mattessich ini tidak mengandung dasar

untuk melakukan kritik terhadap tatanan ekonomi sosial dan politik karena

sistem ekonomi dipandang berdaulat. Sayangnya, teori ini menggambarkan

pandangan yang salah yaitu bahwa tidak ada pandangan lain selain kapitalis

akan tetapi dalam pandangan yang kedua yang dikemukakan Tinker

menjelaskan bahwa masalah akuntansi baru ini bergerak pada akuntansi

yang berdasar asumsi filosofis alternatif dan diklasifikasikan dalam

strukturalis radikal serta diklaim sebagai sistem akuntansi yang dilakukan

secara diskontruksis secara sosial.

Logika yang mendasari pendapat Tinker adalah pada kritik kritik

akuntansi berbasis marginal. Logika ini menghendaki penggunaan teori

nilai keterasingan sebagai asar untuk mengembangkan teknologi akuntansi.

Tinker berpendapat bahwa akuntansi dan masyarakat dan masyarakat yang

terkait dapat dipandang dari persepektif keterasingan dari kelompok

masyarakat.

Berkaitan dengan teori kritis, Tinker berasumsi bahwa kontradiksi

sosial didasrkan pada tekanan produksi yang menghasilkan suatu akun

krisis. Krisis sosial ditentukan dalam kadar keterasingan dan dijelaskan

dengan transaksi pertukaran ekonomi yang dapat dipahami.

8
Pendapat Tinker lebih dikaitkan dengan perspektif ilmu sosial kritis

daripada Mattessich. Kedua peneliti tersebut melihat nilai sebagai hal yang

sentral dan menyatakan bahwa terdapat masalah utama berkaitan dengan

marginalisme sebagai basis dari teori nilai akuntansi.

Jadi, akuntansi kritis ini adalah bagian dari pandangan teori akuntansi

yang berperan sangat penting dalam pertimbangan dan pemutusan sebuah

konflik antara perusahaan dan publik. Akuntansi kritis ini berbeda dengan

riset yang telah ada sebelumnya dan menjadi penjelasan bagi peneliti dan

investigatornya. Dalam riset akuntansi ini masih banyak peluang riset yang

bisa dilakukan karena suatu makalah tidak mungkin memberikan analisis

menyeluruh dari seluruh bidang.

Dalam lingkungan akuntansi riset dalam pengambilan keputusan

dilakukan pada lingkungan audit, memberikan keuntungan yang lebih besar

daripada lingkungan audit, maka dibuatlah riset di lingkungan akuntansi

keuangan dan berkembang ke bidang akuntansi manajemen yang

menunjukkan pertimbangan yang lebih luas dibanding akuntansi keuangan.

Riset selanjutnya yaitu tentang sistem informasi akuntansi yang berfokus

pada proses desain sistem kemudian riset perpajakan yang berfokus pada

kepatuhan-kepatuhan dan berhubungan dengan psikologi tiap individu. Maka

dari itu pertumbuhan terhadap riset prilaku ini menghasilkan banyak hasil riset

dan artikel dari para peneliti serta adanya minat pembaca dalam bidang hasil

riset karena riset ini memberikan wawasan.

9
Audit

Riset akuntansi keperilakuan pada tahun 1990-1991 menunjukkan

penekanan pada kekuatan pembuatan keputusan. Penjelasan daru

bagian ini berorientasi pada pembuatan keputusan dalam audit, dan

telah memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan

keputusan auditor, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan

meningkatnya perkembangan berorientasi kognitif. Pencerminan dari

riset terakhir dan riset mendatang merupakan fokus terhadap:

1. Karakteristik pengetahuan yang dihubungkan dengan pengalaman.

2. Pengujian atas bagaimana pengetahuan berinteraksi dengan variabel

organisasional atau lingkungan.

3. Pengujian pengaruh kinerja terhadap pengetahuan yang berbeda.

Pengalaman berperan dalam orientasi kognitif riset akuntansi

keperilakuan. Ada dua alasan:

1. Pengalaman merupakan ekspektasi yang berhubungan dengan


keahlian kinerja

2. Manipulasi sebagai suatu variabel independen telah menjadi efektif


dalam mengidentifikasi domain karakteristik pengetahuan spesifik.

Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang yang

berhubungan dengan pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit.

Salah satu kesulitannya adalah kurangnya kriteria variabel yang dapat

diamati terhadap penilaian kinerja auditor sehingga peneliti sering

melakukan studi atau konsensus penilaian dan konsistensi.

10
Akuntansi Keuangan

Pentingnya riset akuntansi keunagan yang berbasis pasar modal

dibandingkan dengan audit menunjukkan kurang kuatnya permintaan

eksternal terhadap riset akuntansi keperilakuan di bidang keuangan.

Namun juga teradapat beberapa alasan kenapa riset akuntansi

keperilakuan di bidang keuangan akan memberikan konstribusi yang

besar di masa mendatang:

1. Riset pasar modal saat ini adalah konsisten dengan beberapa


komponen pasar modal dengan ekspektasi naif.

2. Memberikan kontribusi yang lebih besar berhubungan dengan


keuntungan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit.

Akuntansi Manajemen

Riset akuntansi keperilakuan di bidang akuntansi manajemen

hanya merupakan sub bidang akuntansi yang telah memperluas

pengujian dari pengaruh fungsi akuntansi terhadap perilaku. Riset ini

menguji fungsi akuntansi terhadap perilaku seperti anggatan dan

standar motivasi, umpan balik, dan kinerja.

Riset akuntansi di bidang akuntansi manajemen cenderung fokus

pada variabel lingkungan dan organisasional yang mengandalkan teori

agensisme seperti insentif dan variabel asemetri informasi. Sedangkan di

bidang audit, lebih fokus pada variabel psikologi, khususnya kesadaran.

11
Sistem Informasi Akuntansi

Keterbatasan riset akuntasi perilaku di bidang sistem informasi

adalah kesulitan membuat generalisasi meskipun berdasarkan studi

sistem akuntansi yang lebih awal sekalipun. Riset akuntansi

keperilakuan di bidang SIA akan lebih berhasil jika difokuskan pada

domain spesifik variabel unik dalam sistem akuntansi dan konteks

keputusan akuntansi, yaitu standar profesi dan analisis pengecualian.

Perpajakan

Riset akuntansi keperilakuan di bidang pajak memfokuskan diri

pada kepatuhan dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan

lingkungan. Variabel yang sering diuji dengan hasil campuran

menyarankan bahwa perilaku kepatuhan pajak adalah kompleks.

Pertumbuhan Riset Perilaku Akuntansi

Secara substansial, persentase penulis artikel lebih besar daripada

persentase yang berhubungan dengan staf pengajar sebagai calon

perilaku. Tiga faktor utama:

1. Peneliti yang menggunakan paradigma perilaku menghasilkan lebih


banyak artikel yang diterbitkan oleh kedua jurnal yaitu Journal of Accounting
Research dan The Accounting Review.

2. Beberapa artikel yang ditulis oleh para penliti yang sementara


dilakukan dalam bidang ini, belum ada calonnya.

3. Minat pembaca pada bidang ini telah meningkat.

12
2.3 Perkembangan Terakhir

Bamber (1993) telah mengidentifikasikan riset akuntansi keprilakuan

yang diterbitkan selama 1987-1991 di accounting review; contemporer

accounting review; journal of accounting research, organization, and

society. Jurnal tersebut dipilih karena merupakan jurnal yang paling banyak

menerbitkan bagian riset ini dengan metodelogi yang terbuka untuk seluruh

subjek akuntansi. Dari keempat jurnal tersebut, accounting, organization,

dan society merupakan jurnal yang cenderung memfokuskan isinya pada

riset akuntasi keprilakuan yang paling banyak diterbitkan dalam behavioral

research in accounting. Secara relatif, riset keprilakuan dalam audit juga

paling baik dipersentasikan dalam artikel yang secara umum merupakan

hampir setengah dari totol penerbitan behavioral research in accounting.

Selanjutnya, urutan berikutnya diduduki oleh akuntasi manajemen yang

hampir mencapai seperempat dari totol penerbitan, sementara sisanya

merupakan sub bidang lainya. Spesialisasi dalam jurnal menjadi lebih

penting untuk behavioral research in accounting.

2.4 Teori Keperilakuan Tentang Perusahaan

Teori organisasi modern berkaitan dengan perusahaan sebagai suatu

kesatuan terhadap pemahaman kegiatan perusahaan dan alasan anggotanya.

Tanpa mempedulikan besar kecilnya, dapat dipastikan bahwa biasanya dapat

dipandang sebagai milik dari pemegang saham yang peerhatiannya lebih

terfokus pada dimensi-dimensi keuangan yang berputar di sekitar harga

13
saham dan berada di ruang lingkup keputusan. Pandangan yang dihimpun

secara lengkap dari tujuan suatu perusahaan memungkinkan para akuntan

untuk menyiapkan laporan keuangan yang mencerminkan hasil operasional

tahunan perusahaan untuk didistribusikan ke pemegang saham dan publik

melalui laporan keuangan. Laporan ini menyiratkan keberadaan penetapan

suatu tujuan yang hampir bisa dipasatikan meliputi tujuan biaya dan

pendapatan dalam wujud cita-cita mengenai pertumbuhan, laba, penguasaan

penjualan di pasar, produksi, persediaan, tingkat pengembalian, overhead

pabrik, bauran produk, karyawan, dan sebagainya.

Agar lebih spesifik, teori modren perusahaan terkait dengan arah

tujuan prilaku yang dipastikan berkaitan dengan tujuan, motivasi, dan

karakteristik menyelesaikan masalah anggota-anggotanya. Tujuan

oraganisasi akan dipandang, sebagai berikut:

1. Hasil pengaruh dari permulaan proses antar peserta organisasi.

2. Penentu batas pengambil keputusan perusahaan dan penyelesaian

masalah aktivitas.

3. Perannya di dalam sistem pengawasan internal adalah untuk memotivasi

peserta, di mana derajat tingkat keputusan kerja anggotanya akan diuraikan dalam

kaitannya dengan tujuan pribadinya yang saling tumpang tindih dengan tujuan

organisasi, dan sampai sejauh mana kariawan memandang perusahaan sebagai hal

yang membantu penerimaan tujuan pribadi mereka.

14
Model Motivasional dari Perilaku Manajerial

Sejumlah teori yang ada mencoba untuk menguraikan motivasi

manusia secara umum. Pada bagian ini, akan dikembangkan suatu

pandangan dasar mengenai motivasi suatu prilaku manejerial serta

mengevaluasi dengan hubungan dalam keterangan empiris dan laporan

tinjauan literatur. Model pandangan manejer tentang motivasi manajerial

yang diperkenalkan adalah manejer termotivasi untuk mencapai dua tujan

sekaligus, yaitu tujuan pribadinya dan tujuan perusahaan. Tujuan pribadi

dihubungkan secara langsung dengan pendapatan, status, pengendalian

deskosioner, atas alokasi sumber daya, dan jaminan kerja. Untuk mencapai

kedua tujuan ini manejer tersebut menutupi slack (rentang/jarak ketidak

sesuaian) dari lingkungan orasionalnya. Oleh karena itu, menciptakan dan

mengendalikan slack dari sumberdaya yang dihadapi berarti menjamin

bahwa manejer dapat mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadinya.

Secara umum, pandangan prilaku individu mengarah pada tujuan

prinsip prilaku umum dari teori kebutuhan. Tujuan perilaku biasanya

mengarah pada pemunculan kebuthan karakteristik psikologis. Selain itu,

ketidak mampuan untuk mencapai suatu tujuan dapat menggeser

perhatian dari satu tujuan ketujuan lain. Contoh adalah arah tujuan

prilaku organisasi yang mengarah pada pengejaran hanya satu tujuan

pada waktu yang sama dan persentasi suatu tujuan dapat terjadi jika

penyelesaian masalah dapat diperoleh.

15
2.5 Wawasan untuk Masa Depan

Masalah utama dimasa mendatang adalah pendanaan untuk riset ini

akan berkurang jumlahnya. Karna riset keprilakuan saat ini cenderung

menjadi lebih mahal dibanding dengan usaha akuntan, maka akan terasa

lebih sulit melakukan pekerjaan tersebut. Terbatasnya sumber dana ini perlu

mendapat perhatian khusus dari para subjek profesional yang mampu.

Disamping itu, sikap dan pandangan dari beberapa pengusaha yang

mempunyai anggapan kurang positif terhadap kegiatan riset ini juga

berpengaruh karna mereka tidak selalu mimiliki pengetahuan yang cukup

untuk memahami bahwa kegiatan para praktisi merupakan bagian dari

kemampuan aplikasi hasil riset.

Tidak ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan pemahaman

seseorang terhadap satu fenomena, kecuali dengan melakukan riset dan

menulis tentang fenomena tersebut kepada orang lain dan melakukan

berbagai perbaikan. Adanya pengahargaan seperti penghargaan akademis,

baik terhadap riset maupun kegiatan pengajaran yang secara tidak langsung

akan mendorong pengembangan riset, merupakan suatu keuntungan guna

mengangkat dan menganalisis masalah-masalah terbaru.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makalah ini membahas mengenai pendekatan filsafat yang membangun

akuntansi keperilakuan. Pada bagian pengantar atau di awal pembahasan, juga

latar belakang mendiskusikan mengenai pergeseran arah riset bidang akuntansi

kepeilakuan. Selanjutnya, mendiskusikan tentang asumsi-asumsi yang

membangun akuntansi keperilakuan berdasarkan gambaran dari Burrel dan

Morgan. Berkembang dari asumsi tersebut, kemudian didiskusikan tentang

analisis organisasional dalam pengembangan riset oleh Diller dan Becker yang

diembangkan dari asumsi Burrel dan Morgan sebelumnya.

Diskusi kemudian terus meluas hingga mencapai titik bahasan

perkembangan terakhir mengenai pertumbuhan riset perilaku dalam

akuntansi keperilakuan dan wawasan untuk masa depan terkait riset dalam

akuntansi keperilakuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba


Empat.

Burrell, G dan G. Morgan. 1979. Sociological Paradigms and


Organisational Analysis: Elements of The Sociology of Corporate
Life. London: Heinemann Educational Books.

Dillard, J.F., and Becker, D.A.A. 1997. Organizational Sociology and


Accounting Research O r Understanding Accounting in Organizatons
Using Sociology. Dalam V. Arnold & S. G. Sutton (Eds.), Behavioral
Accounting Research Foundation and Frontiers (halaman. 247-274).
Sarasota, Florida: American Accounting Association.

Bamber, EM., Linda s. Bamber, dan Michael P. Schoderbk. 1993. Audit


Structure and Other Determinants of Audit Report ag: An Empiricial
Analysis. Auditing: A Journal of Practice and Theory v12n1, 1-23 (23
pages)

https://www.scribd.com/doc/106807197/Akpri-filosofi-Riset-Dalam-
Bidang-Akuntansi-Keprilakuan

18

Anda mungkin juga menyukai