Anda di halaman 1dari 24

PERTANYAAN BAB I

1.Pertanyaan : Informasi perilaku yang bagaimanakah yang relevan bagi pengguna informasi?
Bagi manajer? Bagi pemimpin serikat buruh ? Bagaimana data ini digunakan?

Jawab:

Bagi karyawan, informasi yang relevan digunakan untuk mempelajari tentang produk yang
mereka jual lebih mendalam lagi. Timbal balik dari para konsumen Pengguna produk yang
mereka jual terdahulu. Juga adalah sesuatu informasi mengapa produk tersebut terjual laris atau
kurang lakunya dipasaran guna maju atau tidaknya perusahaan tersebut. Bagi para manajer,
informasi relevan bagi para manajer itu harus bias menghandle dalam mengambil keputusan.
Selain itu harus menunjukkan keahlian tentang sebuah produk, mereka juga harus bisa
memimpin teamnya dengan baik untuk kemajuan perusahaan tersebut. Bagi para pemimpin
serikat buruh, informasi yang digunakan dengan memperdalam gaya kepemimpinan dan cara
memotivasi bawahan. Segala informasi itu selalu berrmanfaat bagi kemajuan sebuah perusahaan,
karena bila pengetahuan antar manajer dengan anak buahnya selalu mengalami kesulitan atau
informasi yag diajarkan kurang lengkap perusaaan itu tidak akan maju dan berkembang. Maka
dari itu satu dengan yang lain selalu berhubungan antara pemimpin yang bijaksana dengan anak
buahnya agar perusahaan maju.

2. Pertanyaan : Mengapa seharusnya para akuntan berhubungan dengan diri mereka sendiri dan
dengan pelaporan informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh para jurnalistik, psikolog,atau
hasil survei penelitian?

Jawab :

Mereka berhubungan dengan mereka sendiri untuk mencari informasi yang akan mereka
laporkan pada laporan keuangan. Informasi ini meliputi keandalan, relevan dan keakuratan
informasi. Pelaporan ini tentu akan melibatkan banyak pihak termasuk jurnalistik, para psikolog
dan para peneliti pihak-pihak ini berfungsi dalam membantu melihat keakuratan.

contohnya : perkembangan dunia usaha, adanya tingkat inflasi yang dilaporkan parra jurnalistik
dan berguna bagi akuntan dalam penilaian laporan keuangan itu sendiri. Untuk pihak psikolog
dapat dilihat dari ada sisi konsultan dalam pemberian masukan dan saran mengenai pengambila
keputusan dari seeorang akuntan dalam melaporkan informasi keuangan yang ada. Tugas para
peneliti inilah pada akhirnya yang menunjukkan pembuktian dari keterkaitan atau hubungan dari
keterkaitan atau hubungan dari seorang akuntan dengan menggunakan fakta dan teori yang ada.

3. Pertanyaan : Berikan beberapa contoh mengenai pelaporan informasi perilaku dalam

suatu bisnis di surat kabar ataupun majalah?

Jawaban:
Sadar dan tidak sadar, kita tahu bahwa perilaku setiap manusia saat ini selalu menginginkan
kepuasan yang sifatnya instan, melakukan penjualan yang tidak terlalu lama, membeli makanan
dengan layanan yang cepat, mengirimkan barang dengan antaran super kilat atau menarik
perhatian dan bernegosiasi hanya dalam waktu sepuluh menit. Kebanyakan dari kita
menginginkan segala sesuatunya terjadi dengan super cepat. Perkembangan teknologi seperti
internet, telepon seluler, mesin faks, pager, dan sebagainya, “memaksa” kita dapat memperoleh
berbagai informasi hampir bersamaan dengan waktu kejadiannya. Generasi orang tua kita
“tempo doeloe” harus menunggu terbitnya harian pagi atau sore untuk mendapatkan secuil
berita. Bahkan, untuk membuka situs yang terlalu lama-pun, kebanyakan dari kita tidak akan
mau untuk bersabar. Sepertinya kesabaran bukanlah nilai yang bagus pada millenium baru ini.
Tetapi dalam dunia bisnis, kesabaran masih dan akan selalu diperlukan. Kebanyakan
entrepreneur berhasil yang kelihatannya “tiba-tiba sukses”, sering kita dengar bahwa sebenarnya
dia memerlukan beberapa tahun untuk mencapainya.

4. Pertanyaan : Bagaimana Anda melihat perkembangan akuntansi keperilakuan lebih dari 5 atau
10 tahun belakangan ini?

Jawaban :

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan
proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu fenomena
baru yang sebetulnya dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya
dalam banyak hal riset tersebut dapat dilakukan lebih awal. Awal perkembangan riset akuntansi
keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganngaran
(budgeting), namun domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Dalam audit, riset akuntansi keperilakuan telah
berkembang, tinjauan literatur telah menjadi spesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada
atribut keperilakuan spesifik seperti proses kognitif (Bonner dan Pennington, 1991), atau riset
keperilakuan pada suatu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Sinyal ini merupakan awal terhadap pematangan dan pendewasaan riset akuntansi keperilakuan.
Sebagai bidang riset yang sering memberikan kontribusi yang bermakna, riset akuntansi
keperilakuan ini dapat membentuk kerangka dasar (framework) serta arah riset di masa yang
akan datang. Banyaknya volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat
spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa
tujuan sebagai berikut ini :

1. memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenalkan
2. membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset
3. untuk meninjaudenganmembandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
subbidang akuntansi.
Sejarah akuntansi telah dimulai dari tahun 1749 dimana Luca Pacioli telah membahas mengenai
system pembukuan berpasangan. Kemudian pada tahun 1951, Controllership Foundation of
America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Pada
tahun 1960, Steadry menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu
eksperimen analog. Dan riset-riset ini terus berkembang sampai dengan saat ini. Pendekatan
klasikal lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif yang mengalami kejayaannya pada tahun
1960-an. Pada tahun 1970-an, terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi. Alasan yang
mendasari ini adalah pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade ini tidak dapat
menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Pada kenyataannya,
desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif tidak dipakai dalam praktik. Sebagai
konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami berfungsinya sistem akuntansi secara
deskriptif dalam praktik bisnis.

Pendekatan normatif maupun positif masih mendominasi riset akuntansi hingga saat ini. Hampir
semua artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review maupun Journal of Accounting
Research dan Journal of Business Research menggunakan pendekatan utama (mainstream)
dengan ciri khas penggunaan model matematis dan pengujian hipotesis. Walaupun pendekatan
utama masih mendominasi riset manajemen dan akuntansi hingga saat ini, pendekatan ini pada
dasarnya tidak memercayai dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut pendekatan utama.
Sebagai gantinya, pendekatan-pendekatan baru tersebut meminjam metodologi dari ilmu-ilmu
sosial lainnya, seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi untuk memahami akuntansi.

5. Pertanyaan : Binberg dan Shield (1989) mengkasifikasi riset akuntansi keperilakuan dalam
lima aliran (school). Jelaskan kelima aliran tersebut.

Jawaban :

5 aliran riset akuntansi keperilakuan :

 Pengendalian Manajemen (management control)


 Pemrosesan informasi akuntansi ( accounting information processing)
 Desain sistem informasi information system design)
 Riset audit ( audit research)
 Sosiologi organisasional ( organizational sociology )

6. Dapatkah Organisasi perusahaan berfungsi secara efektif tanpa definisi yang jelas mengenai
otoritas dan bagaimana otoritas tersebut diterapkan?

Jawab :

Otoritas bisa diartikan kekuasaan resmi dan legal untuk menyuruh pihak lain bertindak dan taat
kepada pihak yang memilikinya,ketaatan lahir bisa melalui persuasi ,sanksi-sanksi,permohonan,
paksaan dan kekuatan . otoritas juga berkaitan dengan kekuasaan sebagai suatu pengaruh yang
kuat yang bersifat mengendalikan atas pengarahan perilaku seseorang. Jadi organisasi tidak akan
dapat berfungsi efektif jika tidak memiliki definisi otoritas yang jelas.

Agar otoritas bisa diterima oleh bawahan pemimpin harus mampu mendorong semangat kerja
bawahan dengan alasan untuk mencapai tujuan organisasi.

7. Dapatkah kelompok berfungsi secara efektif tanpa suatu definisi atau hubungan otoritas?

Jawab :

Walaupun kerja tim sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan atau keberhasilan ,namun
sebenarnya jika tidak dikendalikan secara benar akan menimbukan suatu kondisi sebaliknya.
Contoh social loafing yaitu suatu keadaan dimana kualitas kerja tim lebih rendah bila
dibandingkan dengan kerja individu ,sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Kondisi yang dapat menimbulkan keadaan ini antara lain kurangnya kejelasan
identifikasi kontribusi dari setiap orang.

Disinilah peran pentingnya sebuah definisi atau hubungan otoritas dalam kelompok agar
kelompok dapat berjalan efektif.

8. Apakah aspek-aspek fungsional dan difungsional dari organisasi birokrasi?

Jawab :

Aspek fungsional

 Teori birokrasi ini mempunyai kekuatanyan yang tersendiri,walaupun teori ini sering
dikaitkan dengan berbagai streotaip negatif,namun teori birokrasi ini juga banyak
memberikan sumbangan kepada teori dalam pengurusan sumber manusia.
 Hirearki dan definisi tanggung jawab adalah merupakan ciri penting birokrasi dalam
membantu pengurusan tempat kerja yang tersusun .
 Ada aturan,norma dan prosedur untuk mengatur organisasi.

Aspek difungsional

 Kecenderungan birokrasi untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi


 Usaha untuk memperbaiki penampilan birokrasi diajukan dalam bentuk teori birokrasi
sistem perwakilan.
 Keengganan untuk mengakui adanya konflik di antara otoritas yang disusun secara
hirarkis dan sulit menghubungkan proses biokritisasi dengan modernisasi yang
berlangsung di negara-negara berkembang.
 Salah satu kelemahan yang sering dikaitkan dengan birokrasi ialah “redtipe” istilah ini
merujuk kepada suatu peraturan birokrasi yang sangat berlebihan sehingga menyebabkan
kelewatan kepada sesuatu urusan atau proses.
9. Mengapa kelompok informal membangun standar perilaku?apakah pengaruh standar ini
terhadap kelompok?

Jawab:

Beberapa standar perilaku kelompok di rancang untuk melindungi para anggotanya untuk
menghadapi bahaya nyata atau yang masih dibayangkan dari luar kelompok,terutama manajemen
atas mereka. Tetapi norma kelompok informal tidak selalu negatif . ada norma yang positif
seperti tentang produktivitas yang tinggi,hubungan kerja yang baik dan kualitas. Dalam masalah
tugas-tugas manajemen menjadi lebih mudah. Kelompok informal disatu sisi pembuat kesukaran
tapi disisi lain membuat manajemen dalam menanamkan disiplin.

PERTANYAAN BAB 2

1. Menurut pendapat anda,apa saja aspek-aspek yang menguntungkan dari keberadaan struktur
apa saja aspek-aspek yang tidak menguntungkan dari hal tersebut?
Jawab :
Aspek yang menguntungkan :
a.Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan
apayang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
b.Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karenaadanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
c.Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangatmembantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagibawahan akan
dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraian yang jelas.
d.Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab
setiapkaryawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan
hubunganyang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan
semakinefektif dan dapat saling menguntungkan.
Aspek yang tidak menguntungkan :
 Perbedaan jenis kelamin(gander) dalam masyarakat,pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung lebih daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruhi dalam
mencapai prestasi,kekuasaan, status sosial,dan kesempatan-kesempatan dalam
masyarakat.
 Faktor pengaruh sosialisasi yang sangat kuat. Sosialisasi yang sangat terlampau kuat
dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas.
2. Apa yang anda pahami mengenai aspek kepemilikan dan aspek entitas pada bab ini?
Jawab :
Aspek kepemilikan atau dalam bab ini disebut teori kepemilikan dimana entitas adalah agen
perwakilan ,atau pengaturan di mana seorang wiraswasta atau pemegang saham beroperasi,sudut
pandang dari konsep ini memandang kelompok pemilik adalah sebagai pusat kepentingan yang
dicerminkan dalam cara-cara di mana catat akuntansi disimpan dan laporan keuangan disusun.

Tujuan utama teori kepemilikan adalah penentuan analisis dari kekayaan bersih pemilik. Konsep
ini telah memahami perusahaan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemilik
tunggal,sekumpulan partner atau sejumlah pemegang saham.

Sedangkan Aspek entitas ,dimana entitas itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak yang menanamkan modal kedalam perusahaan.

Konsep entitas berorientasi pada income atau oriented atau income statement oriented,dan
pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur prestasi kegiatan dan
prestasi keuangan yang ditunjukkan entintas atau perusahaan.

3. Mengapa konsep kepemilikan dalam perusahaan dikatakan sebagai awal perdebatan konsep
keperilakuan?
Jawab :
Hal ini terjadi karena refleksi sudut pandang alternatif sebagai usaha merekonsiliasi kedua
konsep,dimana pencatatan untuk perusahaan peseorangan yang menggunakan alur pemikiran
konsep kepemilikan dan pencatatan akuntansi untuk perusahaan bersama dilakukan dari
perspektif kepemilikan atas perusahaan tersebut,sehingga hal ini menandakan bahwa semua
transaksi dan kejadian bisnis dianalisis dan dicatatan sehubungan dengan pengaruhnya
terhadap pemiliknya.
4. Bagaimana anda menjelaskan tentang konsep tanggung jawab dalam makna responsibility
dan makna liability?
Jawab :
Konsep tanggung jawab dalam makna responsibility lebih menekankan pada suatu perbuatan
yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan
atau konsekuensi apa pun dari perbuatan yang didasarkan atas moral,dengan kata lain
responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung jawab yang
hanya disertai sanksi moral.
Sedangkan tanggung jawab dalam makna liability ,berarti berbicara tanggung jawab dalam
ranah hukum,dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.
5. Bagaimana penjelasan anda atas dampak struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan?
Jawab :
Untuk menjelaskan mengapa stuktur kepemilikan perusahaan dapat dijelaskan menggunakan
dua teori ,yaitu teori klasik tentang perusahaan manajerial (Classical theory of managerial
firm) dan teori keagenan (agency theory).
Classical theory of managerial firm,teori ini menjelaskan bahwa terjadi perbedaan kinerja
perusahaan yang dikendalikan oleh manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang
dikendalikan oleh pemilik perusahaan disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan di
antara keduanya. Sedangkan agency theory merupakan suatu hubungan yang berdasarkan
pada kontakyang terjadi antaranggota dalam perusahaan yakni antara principal dan agent
sebagai pelaku utama.
6. Jelaskan apa konsekuensi dari sudut pandang yang berbeda terhadap teori kepemilikan?
Jawab:
Sebagai akibatnya terjadi perbedaan dalam memahami dan memandang keuntungan
perusahaan dan inilah yang menimbulkan konsekuensi dari sudut pandang yang berbeda .
Dan hal ini membuat sulit menemukan item-item dari daftar yang digunakan ketika
memyampaikan presepsi tentang sudut pandang yang sesuai spesifik. Mereka yang meganut
sudut pandang yang berada pada ujung kontinum konsep kepemilikan akan menyesuaikan
item-item yang sama ini sesuai sudut pandang.
7. Bagaimana usaha kita untuk merekonsilasi konsep entitas terhadap teori kepemilikan?
Jawab :
Usaha kita untuk merekonsiliasi konsep entitas terhadap konsep kepemilikan adalah dengan
terbiasa memahami bahwa uang perusahaan dan uang pribadi tidak dapat di campur
aduk,pencatatn keuangan perusahaan harus benar-benar terpisah dan penggunaan uang
perusahaan tidak dapat digunakan untuk kepentingan pribadi apa pun.
Dengan menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Teori akuntansi dana
2. Penghapusan faktor-faktor
3. Dan teori komando
8. Apa yang dapat anda simpulkan mengenai teori komando?
Jawab :
Teori Komando ini merupakan garis wewenang tidak terputus yang menghubungkan semua
orang dalam koordinasi organisasi dan menunjukkan posisi dimana orang bertanggung jawab
,hal ini dikaitkan dengan dua prinsip dasar. Tetapi sayangnya,teori komando tidak memberi
rekonsiliasi antara konsep kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi.

PERTANYAAN BAB 3
1. Dalam lingkungan yang bagaimana orang-orang berperilaku secara berbeda,dan karakter
seperti apa yang dapat memprediksi hal tersebut?
Jawab :
Orang –orang dapat berperilaku secara berbeda apabila berada pada lingkungan yang
baru,seperti lingkungan kerja/organisasi dan perlu diingat sikap dapat dirubah tanpa
dibentuk. Contoh jika mereka merasa nyaman maka karakter yang dibentuk pun akan
bersifat positif dan begitu sebaliknya apabila dalam suatu lingkungan kerja/organisasi
baru mereka merasa tidak nyaman maka karakter yang terbentu pun akan negatif seperti
raut wajah yang kusut,berpresepsi buruk terhadap sesame dan lain-lain.
2. Apakah sikap yang menentukan perilaku atau perilaku yang menentukan sikap?
Jawab :
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan,baik yang
menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan ,tujuan manusia ,objek,
gagasan,atau situasi perilaku yang dimiliki oleh seseorang yang tertanam sejak dini,yang
mana perilaku tersebut berbeda-beda, sedangkan perilaku adalah respon seseorang
terhadap lingkungan sekitar dan kejadianya atau bisa dikatakan perilaku adalah cerminan
sikap seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap yang menentukan perilaku
bukan perilaku yang menetukan sikap.
3. Bagaimana anda dapat mempelajari teori yang digunakan dalam motivasi?
Jawab:
Yaitu dengan mempelajari teori tersebut dan membandingkannya dengan kejadian yang
pernah terjadi lalu menerapkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari,sehingga dapat
diketahui mana yang benar dari teori tersebut dan mana yang salah.
4. Bagaimana teori mengenal perubahan sikap dapat diterapkan pada masalah keuangan dan
masalah produksi dalam suatu organisasi?
Jawab :
Teori perubahan sikap
 Teori pembelajaran ,teori ini melihat perubahan sikap sebagai suatu proses
pembelajaran teori ini tertarik pada ciri-ciri dan hubungan antara stimulus dan
respon dalam suatu proses komunikasi
 Teori fungsional ,teori ini beranggapan bahwa manusia mempertahankan sikap
yang sesuai dengan kepentingannya . perubahan sikap terjadi dalam rangka
mendukung suatu maksud atau mencapai tujuan.
 Teori pertimbangan sosial ,teori ini menganut pendekatan yang lebih bersifat
kognitif tentang perubahan sikap . teori ini memberikan penekanan pada persepsi
dan pertimbangan individu tentang objek,orang, atu ide yang dievaluasinya.
 Teori konsistensi ,teori ini dikembangkan bedasarkan suatu asumsi umum,bahwa
manusia akan berusaha untuk mewujudkan keadaan yang serasi salam dirinya.
5. Bagaimana seorang manajer dapat memotivasi karyawan yang pada dasarnya puas
dengan pekerjaan dan gaji?

Jawab :

Manajer dapat memotivasi karyawannya memberikan reward apabila sanggup menyelesaikan


tugasnya dengan tepat waktu dan kreatif. Manajer juga dapat memotivasi dengan
menggunakan teori maslow pada lima hirarki kebutuhan yaitu dengan meningkatkan
kebutuhan fisiologisnya ,kebutuhan rasa aman di tempat kerja, meningkatkan kebutuhan
sosial yaitu dengan menumbuhkan rasa kekeluargaan , kebersamaan dan rasa saling
membutuhkan satu sama lain. Meningkatkan kebutuhan yang mencerminkan harga diri yaitu:
memuaskan kebutuhan yang mencerminkan pengakuan harkat dan martabat dan harga diri
para karyawan dan yang terakhir meningkatkan kebutuhan aktualisasi diri.
PERTANYAAN BAB 4

1. Jelaskan faktor-faktor dalam model Big Fivel,buatlah evaluasi faktor-faktor yang


menunjukkan nilai yang lebih besar dalam memprediksi perilaku?
Jawab :
2. Apa prediksi keperilakuan yang membuat anda mengetahui bahwa seseorang memiliki
a. Locus of control eksternal b)skor low mach c)penghargaan diri yang rendah d)jenis
kepribadian ?
3. Lingkup kepribadian apa yang dipersepsikan untuk memengaruhi orang?
4. Apa emosi tenaga kerja dan mengapa penting untuk memahami PO?
5. Apa inteligensi emosional dan mengapa menjadi penting?
6. Dalam lingkungan yang bagaimana orang-orang berperilaku secara berbeda dan karakter
yang bagaimana yang dapat memprediksi hal tersebut ?
7. Apakah sikap yang menentukan perilaku atau perilaku yang menentukan sikap?
8. Bagaimana anda dapat mempejari teori yang digunakan dalam motivasi?
9. Bagaimana teori perubahan sikap dapat diterapkan terhadap masalah keuangan dan
masalah produksi dalam suatu organisasi?
10. Bagaimana seorang manajer memotivasi karyawan yang pada dasarnya puas dengan
pekerjaan dan gaji mereka?

PERTANYAAN BAB 6

1.Bagaimanakah Anda melihat perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini sehingga
dapat memengaruhi pengambilan keputusan manajer?

Jawab:

Menurut saya, perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini memengaruhi pengambilan
keputusan manajer bahwa melalui riset akuntansi keperilakuan digunakan informasi akuntansi
yang dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting
di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam
proses perencanaan, berhubungan untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan di dalam
perusahaan. Umumnya, prosedur akuntansi digunakan untuk melaksanakan banyak fungsi
penting organisasional yang sudah menjadi sangat teknis secara mendasar.

2.Coba diskusikan seberapa jauh arah pergeseran riset bidang akuntansi keperilakuan saat ini
dibandingkan dengan tiga dasawarsa sebelumnya!

Jawab:

Sejarah akuntansi telah dimulai dari tahun 1749 dimana Luca Pacioli telah membahas mengenai
system pembukuan berpasangan. Kemudian pada tahun 1951, Controllership Foundation of
America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Pada
tahun 1960, Steadry menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu
eksperimen analog. Dan riset-riset ini terus berkembang sampai dengan saat ini. Pendekatan
klasikal lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif yang mengalami kejayaannya pada tahun
1960-an. Pada tahun 1970-an, terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi. Alasan yang
mendasari ini adalah pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade ini tidak dapat
menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Pada kenyataannya,
desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif tidak dipakai dalam praktik. Sebagai
konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami fungsinya sistem akuntansi secara deskriptif
dalam praktik nyata. Pendekatan normatif maupun positif masih mendominasi riset akuntansi
hingga saat ini. Hampir semua artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review maupun
Journal of Accounting Research dan Journal of Business Research menggunakan pendekatan
utama (mainstream) dengan ciri khas penggunaan model matematis dan pengujian hipotesis.
Walaupun pendekatan utama masih mendominasi riset manajemen dan akuntansi hingga saat ini,
pendekatan ini pada dasarnya tidak memercayai dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut
pendekatan utama. Sebagai gantinya, pendekatan-pendekatan baru tersebut meminjam
metodologi dari ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi untuk
memahami akuntansi.

3.Asumsi-asumsi filosofis apa saja yang membangun akuntansi keperilakuan? Jelaskan!

Jawab:

Asumsi-asumsi filosofis yang membangun akuntansi keperilakuan adalah sebagai berikut. Suatu
pengetahuan (knowledge), termasuk bidang akuntansi keperilakuan, dibangun berdasarkan
asumsi-asumsi filosofis tertentu. Menurut Burrel dan Morgan(1979),asumsi-asumsi tersebut
adalah ontology (ontology),epistemologi (epistemology), hakikat manusia (human nature), dan
metodologi (methodology).

 Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan
diinvestigasi dalam akuntansi keperilakuan.
 Epistemologi berhubungan dengan sifat ilmu pengetahuan, bentuk ilmu pengetahuan
tersebut, serta cara mendapatkan dan menyebarkannya.
 Hakikat manusia ( human nature ) : manusia dan aktivitasnya sangat ditentukan oleh
situasi atau “ lingkungan “ tempat ia berada.
 Metodologi : menekankan analisis secara subjektif yang didapatkan dengan masuk ke
dalam situasi yang terjadi.

4.Bagaimana Anda melihat perkembangan penulisan artikel bidang akuntansi keperilakuan di


jurnal-jurnal internasional maupun Nasional?

Jawab:
Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh dengan dua cara yaitu
sebagai berikut:

a.Survei publikasi utama dari riset akuntansi keperilakuan

b.Klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model perilaku
individu.

Riset akuntansi keperilakuan yang diterbitkan selama periode 1987-1991 pada accounting
review, contemporary accounting risert, journal of accounting research, dan accounting,
organization, and society. Jurnal-jurnal tersebut umumnya dipilih karena merupakan jurnal yang
paling banyak menerbitkan bagian riset ini dengan metodologi yang terbuka untuk seluruh
subjek akuntansi. Pada periode sekarang, audit merupakan bidang riset keperilakuan yang paling
banyak diterbitkan dalam Behavioral Research in Acounting.

5.Petakan hasil riset akuntansi keperilakuan yang dipublikasikan pada simposium Nasional
Akuntansi selama 15 tahun terakhir!

Jawab :

6.Menurut Anda, topik riset apa saja yang paling dominan memengaruhi akuntansi keperilakuan?

Jawab: Menurut saya, di antara topik riset yang paling dominan memengaruhi akuntansi
keperilakuan adalah:

1. Audit Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang yang berhubungan dengan
pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit. Salah satu kesulitan dengan riset yang
berorientasi pada keputusan dalam audit adalah kurangnya kriteria variabel yang dapat diamati
terhadap penilaian kinerja auditor sehingga peneliti sering melakukan studi atas konsensus
penilaian dan konsistensi.

2. Akuntansi Keuangan Secara jelas, pentingnya riset akuntansi keuangan yang berbasis pasar
modal dibadingkan dengan audit menunjukkan kurang kuatnya permintaan eksternal terhadap
riset akuntansi keperilakuan dalam bidang keuangan.

3. Akuntansi Manajemen Awalnya ini merupakan pertimbangan yang lebih luas dibandingkan
dengan riset akuntansi keuangan, dan memungkinkan pencerminan tradisi yang lama yang
berbeda dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit.

4. Sistem Informasi Akuntansi Keterbatasan riset akuntansi keperilakuan dalam bidang sistem
informasi akuntansi adalah kesulitan membuat generalisasi meskipun berdasarkan pada studi
sistem akuntansi yang lebih awal sekalipun.

5. Perpajakan Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri
pada kepatuhan dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan.
6. Pertumbuhan Riset Perilaku Indikasi penting dari pertumbuhan minat dalam pendekatan
perilaku terhadap akuntansi merupakan pengaruh dari paradigma perilaku riset. Hasil ini
menyatakan bahwa pengaruh terhadap literatur tersebut dapat diperkirakan berdasarkan jumlah
identifikasi staf dan minat perilaku.

PERTANYAAN BAB 7

1. Apa masalah etika yang dihadapi riset keperilakuan?

Jawab:

Adapun masalah etika yang dihadapi riset keperilakuan yaitu:

a. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.

b. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik
system informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun
Wajib Pajak.

c. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan pertimbangan
dalam pembuatan keputusan.

2. Bagaimana desain riset yang berhubungan dengan temuan masalah?

Jawab :

Desain penelitian/riset (research design) merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal
bagaimana data dikumpulkan, diukur, dan dianalisis. Melalui desain inilah peneliti dapat
mengkaji alokasi sumber daya yang dibutuhkan. Desain penelitian yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, atau mengukur,
maka desain penelitian masing- masing adalah desain eksploratif, deskriptif, atau kausal.

3. Sebagai seorang peneliti bagaimana Anda menangani temuan masalah?

Jawab :

Sebagai seorang peneliti, sikap saya dalam menangani temuan masalah adalah sebagai berikut.
Ketika berada dalam proses menemukan masalah, peneliti sering mengalami kendala maupun
hambatan-hambatan. Kendala ini terkadang mengakibatkan stres yang dapat menurunkan
motivasi saya sebagai seorang peneliti untuk melanjutkan riset/penelitian. Jika ditelusuri lebih
terperinci, terdapat berbagai kesalahan yang saya lakukan sebagai seorang peneliti dalam
menemukan masalah, karena itu saya harus menghindari dan/atau menangani masalah-
masalah/beberapa kesalahan umum yang dapat saya lakukan sebagai berikut.

1. Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas
2. Peneliti memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai dengan
data yang tersedia

3. Peneliti merumuskan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu sehingga
menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset

4. Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil riset sebelumnya
dengan topik sejenis sehingga masalah riset tidak didukung oleh kerangka teoretis yang baik.

5.Peneliti memilih masalah riset yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.Kemudian peneliti harus mengetahui nilai-
nilai dan teori. Peneliti harus mengetahui apa yang harus dipahami, dijelaskan, dan gejala apa
yang diprediksi dalam temuan masalah.

4. Bagaimana data sekunder dan data primer dapat dikatakan valid?

Jawab :

Dalam menjamin validitas data primer dan sekunder, hanya informasiinformasi esensial yang
seharusnya diharapkan dari responden. Para peneliti seharusnya menentukan dasar dari
keinginan informasi dan memilih suatu format pertanyaan yang akan menyediakan informasi
dengan sedikit pembatasan terhadap responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka
(open ended) atau sudah ditentukan kemungkinan-kemungkinan jawabannya (close ended).
Suatu pertanyaan open-ended diminta untuk suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan close-ended
menawarkan bermacam-macam pilihan jawaban kepada responden. Responden diminta untuk
memilih satu atau lebih pilihan jawaban. Manfaat dari format pertanyaan ini termasuk
memudahkan jawaban dari para responden dan memudahkan tabulasi dan penjelasan dari
peneliti.

5. Apakah seharusnya alat ukur riset valid dan andal?

Jawab:

Alat ukur riset valid dan andal akan dijelaskan sebagai berikut. Tinggi fisik seseorang dapat
diukur dengan menggunakan inci atau meter. Hanya ada sedikit keraguan mengenai apakah alat
ukur yang digunakan sudah memadai ketika kita mengacu pada tinggi dan berat badan seseorang.
Namun, ketika kita tertarik untuk mengukur sifat dan perilaku seseorang, alat ukur apa yang akan
kita gunakan? Tidak ada ukuran ataupun skala untuk mengukur sikap kerja atau untuk
mengidentifikasikan suatu organisasi atau keberhasilan secara tepat. Oleh karena itu, seorang
peneliti harus mengembangkan instrumen risetnya untuk mengukur fenomena-fenomena perilaku
tersebut. Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku, yang
pertama adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang sah (validitas) dan yang kedua adalah
yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang tidak representatif (andal). Dua hal tersebut dinilai
dengan validitas dan keandalan.
PERTANYAAN BAB 8

1. Definisi pengendalian mengutamakan “kepercayaan” dan “profitabilitas”. Bagaimana


keutamaan ini berbeda dari keutamaan “kenyataan” dan “kepastian”?
Jawab :
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”.
Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan
dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para
manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil
keperilakuan. Sehingga keutamaan ini berbeda dengan keutamaan “kenyataan” dan
“kepastian”.
1. Bedakan antara pengendalian dalam perilaku dan pengendalian yang bukan ?
Jawab :
perilaku Pengendalian dalam perilaku merupakan pengendalian terhadap perilaku
individu yg kurang baik sehingga harus di kendalikan perilakunya seperti lebih ke
tindakan individu tersebut dalam menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan pengendalian
bukan perilaku merupakan pengendalian dalam karakter seseorang (dalam diri seseorang)
contohnya seperti karakter dalam berkomunikasi yg kurang baik dan sopan maka harus
bisa lebih mengendalikan bukan perilaku kita tpi juga karakter individu itu sendiri.
2. Bedakan antara pendekatan formal dan informal dalam pengendalian, dan berikan
contohnya?
Jawab:
contoh Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu konfigurasi
yang saling melengkapi, yaitu sub-sistem formal yang didukung proses administratif.
Untuk dapat diformalkan suatu sub-sistem pengendalian seharusnya terstruktur dan
berkelanjutan, serta didesain dengan suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan yang
spesisifik. Pendekatan informal merupakan sesuatu yang bersifat ad hoc, memiliki tingkat
kepribadian yang tinggi, dan bertujuan mempertimbangkan variabilitas. Anggaran,
laporan-laporan akuntansi, biaya standar, dan pusat pertanggungjawaban merupakan
contoh pendekatan formal. Sementara pendekatan pengendalian informal meliputi norma-
norma yang tidak tertulis, pengedalian dengan cara intuisi dan sebagainya.
3. tunjukkan bagaimana hubungan antara perencanaan, operasi, kegiatan umpan balik
dalam organisasi dapat menghasilkan hasil yang tidak konsisten dengan potensi nyata yg
ada pada orgaisasi ?
Jawab :
Saling keterkaitan antara sub-subsistem pengendalian juga memegang peranan yang
penting atas hasil yang kurang memuaskan. Perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan
dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta
tujuan-tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian jika ukuran umpan balik diasumsikan
bersifat netral dan relatif longgar, maka bisa diharapkan bahwa umpan balik dipandang
sebagai tindakan pengumpulan ukuran-ukuran umpan balik itu sendiri dan tidak akan
bepengaruh secara signifikan terhadap tahapan-tahapan perencanaan dan operasi.
Bagaimanapun juga logika yang sederhana ini tidak sesuai dengn kondisi yang kompleks
4. Untuk menggambarkan pengendalian dalam sektor laba dan nirlaba, tunjukkan,beberapa
alat kunci evaluasi kinerja yang dapat bermanfaat pada pusat administrasi dalam
pencapaian pengendalian!
Jawab:
Hal lain yang penting dalam mengukur kinerja adalah penetapan harga dari produk atau
jasa dari organisasi nirlaba. Kebanyakan organisasi nirlaba nampak mengabaikan faktor
penentuan harga dari produk atau jasa yang mereka hasilkan. Padahal, penetapan harga
bisa menjadi faktor yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dari seseorang. Dalam
organisasi nirlaba, seorang manajer harus dapat mengelola sumber daya terbatas yang
mereka miliki untuk mencapai tujuan mereka. Artinya, sumber daya yang terbatas ini
harus dikelola secara efisien untuk dapat mencapai tujuan secara maksimal. Jadi
penentuan harga harus dibuat sedemikian rupa agar dapat merefleksikan kinerja dari
manajemen organisasi nirlaba tersebut.

PERTANYAAN BAB 9

1. Mengapa dalam pembahasan akuntansi pertanggungjawab secara simultan diikutsertakan


aspek keperilakuan ?
Jawab :
Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan perilaku
individu dari anggota perusahaan, bahwa individu-individu pada seluruh tingkatan di
perusahaan tersebut telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian
tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan cara membagi-bagi suatu
perusahaan ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang memberikan suatu kerangka kerja
dalam menetapkan tujuan kinerja. Hal tersebut juga memberikan kepada top management
mengenai hasil kinerja secara keseluruhan serta data mengenai bagaimana manajer divisi
menjalankan fungsinya. Akuntansi pertanggung jawaban digunakan untuk perilaku
manusia, peran mereka, dan tugas-tugas yang dibebankan pada mereka. Hal tersebut
memberikan feedback secara periodik kepada para manajer divisi mengenai keberhasilan
mereka dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Bagaimana pola yang dirancang untuk menangani pertanggungjawaban yang tumpang


tindih antarpusat pertanggungjawaban?
Jawab :
Dengan membebankan tanggungjawab secara hati-hati ke satu orang saja, masing-masing
individu tersebut pada gilirannya harus melapor kepada satu manajer saja. Harus ada
jaringan pertanggungjawaban dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer
segmen. Pusat pertanggungjawaban harus dikelompokkan pusat biaya, pusat pendapatan,
pusat laba, pusat investasi.
3. Bagaimana cara untuk mewujudkan keselarasan antara tujuan organisasi dan tujuan
individu dari anggota organisasi ?
Jawab :
a. Memvisualisasikan pekerjaan-pekerjaan organisasi atau perusahaan sebagai
kesempatan untuk memenuhi kepentingan pekerjaan pribadi dan memanfaatkan kapasitas
pribadi, dan kemajuan ke arah pencapaian tujuan- tujuan karir pribadi.
b. Mengembangkan pengertian yang menyeluruh tentang aktivitas-aktivitas organisasi
agar dapat diantisipasi perbaikan-perbaikan untuk melaksanakan pekerjaan dan untuk
memenuhi syarat-syarat organisasi.
c. Menganalisa tugas-tugas dan kesempatan promosi dengan memperhatikan harapan
tentang tujuan-tujuan pribadi.
d. Menentukan secara periodic, minat dan kemampuan-kemampuan pribadi yang berubah
sehubungan dengan rencana-rencana dan perubahanperubahan yang terjadi di dalam
lingkungan perusahaan.
e. Mengetahui kapasitas pekerja untuk memberikan sumbangan kea rah realisasi tujuan
manajerial atau organisasi.
f. Mendorong pengembangan diri setiap pekerja untuk melampaui prestasi kerja biasa
g. Menganalisa hubungan kontribusi setiap pekerja dengan kontribusi pekerja- pekerja
lain di lingkungan perusahaan, dan dengan produk atau hasil yang dicapai, agar setiap
pekerja mengerti besarnya sumbangsih mereka.
4. Bagaimana kondisi yang dapat mendukung terwujudnya manajemen berdasarkan tujuan
sesuai dengan apa yang diharapan?
Jawab :
Kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Dalam menetapkan tujuan pusat pertanggungjawaban, manajemen puncak harus
menyediakan arahan scara keseluruhan dengan menspesifikasi tujuan dan cita-cita
perusahaan secara keseluruahan.
b. Dalam formasi bersama dari tujuan kinerja dan rencana tindakan terperinci,
manajemen puncak dan manajer pusat pertanggungjawaban harus memaksimalkan
keselarasan antara kebutuhan pribadi dan aspirasi karier dari kelompok kerja serta tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
c. Motivasi akan meningkat jika orang-orang percaya bahwa pencapaian tujuan
perusahaan akan memenuhi kebutuhan pribadi mereka secara simultan.
d. Jika orang-orang memandang tujuan organisasi sesuai dengan tujuan mereka, maka
mereka akan menginternalisasikan tujuan perusahaan dan keselarasan tujuan dicapai.
5. Berikan alasan mengapa pusat pertanggungjawaban harus digambarkan secara jelas
hingga pada tingkatan manajemen yang paling rendah sebelum di operasikan?
Jawab :
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus dapat menggambarkan
aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap
tingkat manajemen,selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula.
Dimana organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap
pimpinan jelas dan tidak tumpang tindih. Dengan demikian wewenang mengalir dengan
jelas dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab adalah
sebaliknya. Untuk dapat berfungsi secara memadai, pusat pertanggungjawaban harus
sesuai dengan desain dan struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi harus dianalisis
terhadap kelemahan-kelemahan dalam pendelegasian wewenang agar tanggung jawab
yang didelegasikan tidak tumpang tindih. Pendekatan yang digunakan untuk mendesain
struktur organisasi dan pembebanan tanggung jawab bervariasi dari setiap organisasi,
tergantung pada pemilihan dan gaya kepemimpinan manajemen puncak.Setiap pusat
pertanggung jawaban harus efektif dan efisien, dengan kata lain organisasi perusahaan
harus mencapai tujuan dengan cara yang optimum. Sebuah pusat pertanggung jawaban
akan dikatakan efisien jika melakukan hal-hal tertentu secara tepat dan dikatakan efektif
jika melakukan hal-hal yang tepat

PERTANYAAN BAB 10

1. Mengapa anggaran sering dipandang sebagai penghalang birokratis untuk karir lebih
lanjut ?
Jawab :
Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran membatasi
tindakan manajemen. Anggaran merupakan alasan kinerja manajer dipantau secara
kontinu dan standar terhadap mana hasil kinerja dibandingkan. Orang-orang merasakan
tekanan dari anggaran yang ketat, kegelisahan dari laporan kinerja yang buruk, dan
kegembiraan atau rasa lega karena memenuhi anggaran. Manajer sering kali menghadapi
masalah mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam anggaran” atau bahwa “anda sudah
melebihi anggran anda”. Para manajer diperingatkan secara priodik.
Oleh karena itu adalah tidak mengherankan bahwa sentimen-sentimen seperti “anggaran
melumpuhkan gaya saya” sering kali disuarakan. Anggaran sering kali dipandang sebagai
penghalang atau ancaman birokratis terhadap kemajuan karier.Ketidaksukaan terhadap
proses penyusunan anggaran secara keseluruhan bahkandapat mendorong orang untuk
melakukan sabotase terhadap anggaran tersebut.
2. Mengapa anggaran begitu penting bagi suatu organisasi ?
Jawab :
Menyusun anggaran sebuah proyek maupun program dalam suatu organisasi bias menjadi
tugas yang sangat berat, namun hal itu sangat penting bagi suatu organisasi yang
merupakan cara untuk merencanakan dan memastikan bahwa sebuah organisasi tersebut
telah mengalokasikan sumber dayanya dengan baik Penganggaran tidak hanya sekedar
mengisi lembaran dengan jumlah pengeluaran dan pendapatan, tetapi melibatkan
langkah-langkah penting lainnya seperti perencanaan, pengawasan, dan penerapan terus
menerus.
3. Apa saja tiga langkah utama dalam proses penyusunan anggaran dan mengapa manusia
memainkan peranan ?
Jawab :
a. Penetapan Tujuan Aktifitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan
organisasi yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Controler dan direktur
perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses penyusunan anggaran yang
disesuaikan dengan struktur organisasi, maupun gaya kepemimpinannya. Manajer tingkat
bawah dan para karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses penetapan tujuan, karena mereka merupakan bagian dari organisasi tersebut,
dengan demikian proses penyusunan anggaran akan terlaksana lebih efektif.
b. Implementasi Pada tahap implementasi, rencana formal digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara
positif dalam organisasi. Konsep ilmu keperilakuan utama yang mempengaruhi tahap
implementasi adalah komunikasi, kerjasama, dan koordinasi.
c. Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Setelah anggaran diimplementasikan, maka
anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran
menjadi tolok ukur terhadap kinerja aktual dibandingkan dengan kinerja yang
direncanakan.
4. Apakah konsep utama keperilakuan yang memengaruhi berbagai bagian dari proses
perencanaan anggaran ?
Jawab:
a. Dampak dari lingkungan perencanaan Pada dasarnya lingkungan perencanaan
mengacu pada struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut
kadang kala disebut dengan budaya atauu iklim organisasi.
b. Ukuran dan struktur organisasi Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi
prilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann
pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan.
c. Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan
perencanaan organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang
otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian
mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya.
Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan
Likert mendorong tangka keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan
dan pengembilan keputusan. d. Stabilitas lingkungan organisasi . Faktor lingkungan
eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang meliputi iklim politik dan
ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat
persaingan, dan lain-lain.
5. Apakah konsekuensi disfungsional dari proses perencanaan anggaran ? Mengapa hal itu
terjadi dan dapatkah hal itu dihindari ?
Jawab :
1. Rasa Tidak Percaya Suatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan
tertentu.Walaupun anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang
tidak diantisipasi, anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan
mengarah pada kinerja yang menurun. Alasan dari rasa tidak percaya ini didasarkan
pada keyakinan penyelidik
2. Resistensi Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar.
Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang
ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak
ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
3. Konflik Internal Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini,
atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen
dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan
mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok selama prosesn penyusunan
anggaran. Konflik internal menciptakan suatu lingkungan kerja yang kompetitif dan
bermusuhan. Situasi ini menyebabkan keselarasan tujuan menjadi lebih sulit. Hal
tersebut menimbulkan kebencian terhadap manajemen dan anggaran.
4. 4. Efek samping lain yang tidak diinginkan anggaran akan menghasilkan pengaruh
lain yang tidak diinginkan. Salah satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya
kelompok-kelompok informal kecil yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-
kelompok ini biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang
diciptakan oleh anggaran tersebut.
Anggaran juga dapat menghambat inisiatif individu dan inovasi yang efektif biaya
karena metode bisnis yang telah ada dengan probabilitas keberhasilan yang diketahui
lebih dipilih dibandingkan dengan metode baru dengan peluang keberhasilan yang
belum terbukti.Manajemen dan tenaga kerja yang berpendidikan kemungkinan besar
akan bekerja sama dalam menyusun anggaran dan rencana laba.
6. Bagaimana struktur organisasi dan ukuran organisasi memengaruhi tahap penetapan
tujuan, implementasi, pengendalian dan evaluasi dari proses penyusunan anggaran ?
Jawab :
Ukuran dan struktur organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola-pola interaksi
dalam tahap penyusunan sasaran, implementasi, serta pengendalian dan evaluasi dari
proses perencanaan. Ukuran organisasi dapat digambarkan sebagai jumlah tenaga kerja,
nilai bangunan fisik dalam unit moneter, volume penjualan, jumlah cabang perusahaan,
atau ukuran-ukuran kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi. Ukuran organisasi
mempengaruhi struktur organisasi. Dalam perusahaan kecil, struktur perencanaan dan
pengendalian relatif sederhana karena kegiatan organisasi dilakukan hanya oleh beberapa
orang. Perusahaan besar harus mengembangkan struktur birokrasi yang kompleks untuk
mengatasi administrasi berbagai fungsi oganisasi yang ada. Otoritas didelegasi dan
disebarluaskan dari tingkat yang lebih tinggi.
Lingkungan perencanaan juga dipengaruhi oleh tingkat otonomi, atau prerogatif
pembuatan keputusan. Aspek dari struktur organisasi ini biasanya ditekankan pada
kondisi sentralisasi vs desentralisasi. Karakteristik organisasi yang tersentralisasi adalah
pada konsentrasi pengambilan keputusan oleh tingkat manajer yang lebih tinggi.
Sedangkan karakteristik organisasi yang desentralisasi prerogatif memberikan hak
pembuatan keputusan lebih besar pada tingkat manajerial yang lebih rendah Perusahaan
yang desentralisasi akan membutuhkan suatu system yang mempengaruhi partisipasi,
kerjasama dan koordinasi perusahaan secara luas. Sementara sentralisasi perusahaan
membutuhkan suatu system yang menghasilkan pengawasan yang sangat ketat terhadap
seluruh kegiatan organisasi.
7. Jelaskan penyusunan anggaran secara langsung !
Jawab :
1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun anggaran.
2. Pengolahan data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk melakukan penaksiran-
penaksiran
3. Menyusun anggaran serta menyajikannya secara sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja dengan
melakukan penilaian. Pengolahan dan penganalisaan data untuk menghasilkan
kesimpulan terhadap kegiatan kerja yang telah dilaksanakan serta menyusun
kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut dari kesimpulan yang telah di ambil.

PERTANYAAN BAB 11

1. Apakah tujuan utama akuntansi biaya? Apa yang terjadi bila aspek perilaku diabaikan?
Jawab :
Tujuan Akuntansi biaya yaitu : Menghasilkan informasi biaya melalui proses
identifikasi, kuantifikasi, akumulasi dan pelaporan berbagai elemen biaya yang
berkaitan dengan produksi barang/jasa untuk membantu perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi aktivitas operasional organisasi.
Jika aspek perilaku diabaikan akan mendorong respon-respon negatif dari individu
yang akan mengganggu penyediaan informasi biaya yang akurat misalnya: hambatan
dalam pengambilan tindakan operasi yang tidak menguntungkan .
menghambat adaptasi atas praktik akuntansi perusahaan (menciptakan partisipasi semu
anggota organisasi dalam bekerja).

2. Mengapa sistem biaya tradisional tidak layak digunakan dalam melakukan


pengendalian manajeral efektif?
Jawab :
Sistem tradisional hanya memberikan sedikit informasi yang bermanfaat bagi
perencanaan dan pengambilan keputusan manajerial untuk mengantisipasi perubahan
lingkungan dan persaingan bisnis. Informasi yang diberikan sistem tradisional
menyebabkan akumulasi data biaya historis tanpa perbandingan dengan sasaran biaya
yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga mengakibatkan:
 tujuan kinerja dan sasaran biaya per unit untuk masa datang tidak dapat ditetapkan.
 kinerja aktual pusat pertanggungjawaban tidak dapat dibandingkan dengan tingkat
kinerja yang diinginkan.
 penyimpangan-penyimpangan tidak ditindaklanjuti (yang sebenarnya berperan
sebagai umpan balik bagi individu) sehingga anggota organsisasi bawah tidak
termotivasi memperbaiki diri.
3. Apa yang Anda ketahui terkait sistem biaya standar? Apakah langkah-langkah pokok
dalam pengembangan suatu kerangka kerja dari sistem biaya?
Jawab :
Sistem biaya standar dalam pendekatan manajemen kontemporer terhadap penentuan
besarnya biaya untuk melaksanakan tugas/aktivitas tertentu atau menghasilkan produk
tertentu, dengan merencanakan biaya-biaya/input perunit dengan tepat pada tingkat
output aktual yang dapat dicapai. Sistem biaya standar berpotensi digunakan sebagai
alat bantu untuk meningkatkan motivasi dan keselarasan tujuan anggota dan organisasi
secara keseluruhan.
langkah-langkah pokok dalam pengembangan suatu kerangka kerja dari sistem biaya:
 menetapkan tujuan organisasi
 menentukan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi pada
setiap bagian/divisi organisasi
 menempatkan staf pada pusat-pusat pertanggungjawaban dengan individu yang
memiliki kemampuan , motivasi yang cukup untuk melaksanakan fungsi dan
tanggungjawabnya
 membentuk jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit
organisasi, lingkungan eksternal dan di mana diperlukan
 penerapan prosedur yang memastikan bahwa informasi cukup, relevan, tepat waktu
 desain dan implementasi pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi kinerja
dan memberikan umpan balik mengenai proges pencapaian tujuan atau kinerja
4. Bagaimana biaya dikelompokkan dalam perhitungan biaya langsung atau biaya
variabel? Apa keuntungan sistem biaya ini?
Jawab :
Dalam biaya perhitungan langsung terjadi perbedaan perlakuan antara biaya produksi
dengan biaya siap menghasilkan (overhead tetap/biaya periode).
Biaya produksi hanya mengakui biaya yang disebabkan oleh aktivitas produksi atau
penyerahan jasa saat sekarang, sedangkan biaya periode merupakan biaya untuk
memelihara dan menjamin ketersediaan potensi kemampuan produksi jangka panjang.
Keuntungan sistem biaya langsung tercermin pada informasi biaya yang diberikan guna
membantu manajemen puncak membuat keputusan strategis sehari-hari tanpa harus
menunggu proses akuntansi yang menyita waktu
5. Bagaimana standar ditetapkan dalam sistem biaya standar? Mengapa standar yang
dipandang oleh pekerja sebagai sasaran kinerja valid dianggap penting?
Jawab:
Standar berisikan kriteria-kriteria terukur yang dipakai untuk mengukur kinerja dan
mengendalikan biaya. Bila kriteria standar tepat dan membawa perubahan kualitas dan
aspirasi anggota organisasi, , maka kan menghasilkan perilaku pekerja yang nyata dan
efisien. Kriteria-kriteria yang dijadikan standar disusun dengan menyertakan partisipasi
anggota organisasi, sehingga mereka mengetahui tuntuan yang diharapkan dan
dampak-dampaknya bagi mereka .kriteria-kriteria tersebut memberikan hasil terukur
dan objektif dan dapat digunakan sebagai umpan balik manajemen bagi anggota untuk
melakukan tindakan koreksi segera (terhindar dari curiga dan penilaian pribadi).
6. Apakah pentingnya margin kontribusi dalam pengambilan keputusan? Berikan sebuah
contoh dari situasi dimana konsep ini dapat digunakan?
Jawab:
 menjadi motivator bagi individu untuk meningkatkan kualitas diri melebihi
tuntutan kinerja yang diharapkan
 bahan individu menuntut manajemen bila penghargaan tidak sesuai dengan
kinerja yang dicapai .
 individu akan termotivasi membuat komitmen yang tegas, sehingga akan
bekerja keras untuk mencapainya.
 meminimalkan keraguan dan curiga dalam diri individu terhadap keputusan
bersama sehingga lebih berkonsentrasi pada aktivitasnya
contoh: partisipasi anggaran. Keterlibatan manajer merumuskan
kegiatan/rencanarencana, volume kegiatan, besaran pagu akan memberikan tanggung
jawab manajer tersebut untuk melaksanakan dengan baik.

PERTANYAAN BAB 12
1. Jelaskan Informasi apakah yang diinginkan agar dapat mengenal dan mendefinisikan suatu
masalah atau suatu kesempatan?
Jawab :
Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan
memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi. Informasi mengenai
kondisi lingkungan eksternal mungkin mengungkapkan adanya peluang produk atau pasar
baru atau malahan ancaman terhadap status quo. Informasi keuangan atau operasional dapat
memperingatkan manajemen terhadap masalah yang memerlukan tindakan segera. Misalnya
menutupi anggaran, akanmenyoroti perbedaan antara kinerja aktual dan diharapkan dalam
konteks tanggung jawab khusus.
2. Sebutkan langkah-langkah manakah yang paling penting dalam proses pengambilan
keputusan. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini?
Jawab:
Langkah yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih salah
satu alternatif. Meskipun langkah ini mungkin memunculkan pilihan rasional, pilihan
terakhirsering didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta ekonomi.
Para manajer dalam membuat pilihan akhir mungkin menghadapi beberapa alternative yang
layak, masingmasing memiliki kelebihan tertentu atas lainnya dalam hal kriteria
keputusanyang dipilih. Manajer juga menyadari manfaat "politik" dan biaya dari setiap
alternatif. Sebagaicontoh, beberapa alternatif mungkin berhubungan dengan kepentingan
khusus atau aspirasi darieksekutif perusahaan "penting". Dalam kasus lain, penolakan
terhadap alternative mungkin mengakibatkan rasa malu secara pribadi untuk para sponsor.
3. jelaskan komponen-komponen yang relevan dari motif kognitif dalam konteks pengambilan
keputusan. Mengapa motif ini dikatakan penting?
Jawab:
Dua komponen yang paling relevan dari motif kognitif dalam kontekspengambilan
keputusan adalah:
(1) kebutuhan untuk keseimbangan atau kepastian, dan
(2)kebutuhan akan kompleksitas dan keberagaman. Motif kognitif sangat penting dalam
pengambilan keputusan karena memberikan energi pada proses berpikir.
4. Sebutkan perbedaan antara keempat jenis model keputusan. Jelaskan setiap model
pengambilan keputusan yang digunakan organisasi?
Jawab:
a. Model keputusan yang diprogram secara sederhana. Model ini ditandai dengan aturan-
aturan prediksi yang tidak kompleks, yang ditetapkan oleh orang lain yang bukan si
pengambil keputusan. Model tersebut dilengkapi dengan aturan-aturan yang jelas dan
mengutamakan prioritas. Pencarian informasi difokuskan pada data-data yang relevan dari
pengalaman lalu. Data tersebut digunakan sebagai contoh dari alternatif tindakan yang
pernah digunakan dengan berhasil. Alternatif yang memuaskan, ketika pertama kali
ditemukan, biasanya langsung dipilih. Alternatif-alternatif tersebut dinilai berdasarkan
kriteria-kriteria yang sederhana dengan risiko yang minimum, yang penerapannya dilakukan
secara individu.
b. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana. Pada model ini, apa pun akan
terlihat baik pada saat itu bagi si pengambil keputusan yang langsung memilih alternatif
tersebut. Masalah dan peluang selalu dilihat ketika terjadi atau hanya berdasarkan intuisi
saja. Urgensi dipandang sebagai suatu prioritas. Informasi bersumber dari prasangka melalui
keyakinan-keyakinan umum. Dalam organisasi, informasi juga dapat berasal dari sistem
informasi manajemen dengan akuntansi yang menjadi komponen utama. Alternatif pertama
yang dipilih harus mampu menyesuaikan diri dengan tujuan laba jangka pendek yang
diinginkan dengan mengabaikan risiko yang ada.
c. Model keputusan yang diprogram secara kompleks. Pada model ini melibatkan
perencanaan yang begitu rinci. Masalah dan peluang diantisipasi dengan skala prioritas yang
begitu hati-hati. Pencarian informasi dilakukan secara ekstensif dan sering kali menerapkan
pengambilan sampel secara statistik atau dengan alat-alat pencari dan kuantifikasi lainnya
dirancang dalam model matematika. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan
pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang. Hasil-hasil keputusan secara
periodik untuk meningkatkan kemampuan dalam proses pengambilan keputusan jika itu
memungkinkan.
d. Model keputusan yang tidak diprogram secara kompleks Model ini memiliki ciri khas
yaitu partisipasi yang terus-menerus dari semua orang yang terlibat untuk memaksimalkan
perolehan informasi dan koordinasi. Tujuan direncanakan oleh semua pihak dan lingkungan
secara aktif dinilai untuk mencari masalah dan peluang. Kriteria-kriteriabaru dikenalkan
untuk segala jenis situasi baru yang muncul. Informasi diperoleh, baik secara eksternal
maupun internal, kemudian dianalisis secara rasional. Alternatif-alternatif dikembangkan
dengan metode coba-coba atau simulasi. Pilihan keputusan berdasakan kesepakatan
kelompok yang menyatukan beragam pandangan atau dari orang-orang yang terlibat
(bersifat partisipasif).
5. Apa yang dimaksud dengan keputusan yang terencana/ terprogram itu?Bagaimana hal ini
dapat dikatakan berbeda dengan keputusan yang tidak terencana/ terprogram?
Jawab: Keputusan terprogram adalah keputusan yang aturan-aturannya dapat dikembangkan
dan digunakan. Hal ini berbeda dengan keputusan yang tidak terprogram yang biasanya
berhubungan dengan situasi di mana ketidakpastian sudah menjadi ciri khasnya. Aturan-
aturan dan kriteria dari keputusan yang tidak terprogram bersifat definitif, tetapi dapat
muncul secara tiba-tiba ketika kebutuhan akan itu muncul. Dalam keadaan keputusan tidak
terprogram atau terencana dengan baik, individu hanya dapat mencoba-coba atau mengira-
ngira.

Anda mungkin juga menyukai