Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi telah diakui sebagai fenomena yang membentuk dan berfungsi sebagai
konsekuensi interpenden dari konteks dimana akuntansi beroperasi. Dari perspektif ekonomi,
peranan dan fungsi akuntansi sekarang berdampak penting pada organisasi pemerintahan dan
operasi pasar keuangan. Dengan cara yang sama, dari perspektif keperilakuan dan organisasi,
akuntansi sekarang diakui sebagai praktek yang konsekuensinya dimediasi oleh konteks
sosial dan manusia dimana akuntansi beroperasi dan cara akuntansi bersinggungan dengan
fenomena sosial dan organisasi lainnya.

Munculnya ketertarikan terhadap ekonomi dan keperilakuan serta fungsi akuntansi


organisasional membutuhkan pergeseran radikal dalam konsepsi yang merupakan tugas dari
riset akuntansi dan akuntansi. Daripada menggunakan akuntansi untuk akuntansi semata,
pengembangan perspektif tersebut membutuhkan sebuah pandangan yang problematis
tentang masalah akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah makalah ini adalah terkait dengan berbagai pandangan ahli
yang berbeda-beda dalam menilai area riset mengenai akuntansi keperilakuan dalam
retrospek dan prospek.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan bidang yang kompleks, kaya, dan bergerak.
2. Menjelaskan sudut pandang dari without.
3. Menjelaskan gerak agenda riset ke depan.
4. Menjelaskan kondisi surut dan aliran kemajuan.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengantar

Akuntansi telah diakui sebagai sebuah fenomena yang membentuk dan berfungsi sebagai
konsekuensi independen dari konteks dimana akuntansi beroperasi. Dari prospektif ekonomi,
peranan dan fungsi akuntansi sekarang berdampak penitng pada organisasi pmerintahan dan
pasar keuangan. Dengan cara yang sama, dari prospektif keprilakuan dan organisasi,
akuntansi diakui sebagai prkatik yang konsekuensinya dimediasi oleh konteks sosial dan
manusia dimana akuntansi beroperasi dan cara akuntansi bersinggungan dengan fenomena
sosial dan organisasional lainnya.

Pencapaian perspektif tersebut merupakan hal yang relatif baru. Walaupun sebelumnya ada
pakar yang menyampaikan pendirian tersebut, tetapi dari prespektif keterlibatan akuntansi
dalam menggeser bentuk kontrol soisal, atau berdasarkan pada kesadaran kemungkinan
perhitungan akuntansi terhadap gangguan dan proses dan proses gangguan terhadap
pengambilan keputusan ekonomi. Walaupun dalam masyarakat akademis mayoritas
pandangan ini lebih otonom dan sepertinya secara teknis netral, peranan tersebut semata-mata
menjelaskan apa yang terlihat. Didasarkan pada pengertian tersebut, bagi keprilakuan dan
organisasional, penggunaan analisis sosial semata akan kurang memadai. Walaupun
prespektif ekonomi sesungguhnya menarik bagi para pakar awal, peranan mereka adalah
meningkatkan rasionalitas teknis yang mendasari akuntansi agar lebih memadai dalam
mencerminkan prkatik. Dengan cara ini, konsepsi yang diambil dari teorisasi ekonomi
meliputi pendanaan, pengukuran perusahaan, pengukuran kinerja divisional. Namum semua
itu tidak memberikan dasar terhadap pemahaman normatif ataupun deskriptif.

nculnya ketertarikkan terhadap ekonomi dan keprilakuan serta fungsi akuntansi


organisasional membutuhkan sebuah pergeseran radikal dalam konsepsi yang merupakan
tugas dari riset akuntansi dari akuntansi. Daripada menggunakan akuntansi untuk akuntansi
semata, pengembangan perspektif tersebut membutuhkan sebuah pandangan yang lebih
problematis tentang masalah akuntansi. Orang-orang mulai khawatir dengan fungsi akuntansi
3

yang berhubungan dengan ketentuan kompetitif dari sumber-sumber informasi lainnya yang
berkaitan dengan kinerja ekonomi perusahaan. Mereka menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan tentang informasi akuntansi yang benar-benar digunakan dan terkadang
sepertinya menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan tidak terduga. Daripada
mencerminkan penerimaan status quo terhadap akuntansi atau kebijakan konvensional yang
berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, riset akuntansi keprilakuan
memberikan dasar bagi prilaku modern dan analisis akuntansi ekonomi dengan mulai
mencerminkannya secara lebih analitis dan terkdang megkhawatirkan. Sebaliknya,
pandangan bahwa akuntansi hanyalah alat untuk memperbaiki rasionalitas akuntansi teknis
seperti yang dipahami selama ini, muncul dari semakin meningkatnya kerelaan untuk
memahaminya dalam konteks organisasional secara luas pada setting ekonomi dan
manejerial. Dorongan untuk reorientasi tersebut berasal dari luar komonitas akademis
akuntansi. Seperti yang dijelaskan Caplan dalam pandangan pribadinya mengenai
pengembangan akuntansi keprilakuan, kritisme dan riset ekternal tentang pendidikan bisnis di
Amerika memberikan dasar bagi mayoritas restrukturisasi pengharapan dan kehidupan
intelektual sekolah bisnis.

Daripada semata-mata menyampaikan praktik sekarang dan kebijakan-kebijakan konvesional


yang berhubungan dengannya, Pierson, Gardon dan Howell melaporkan pendidikan bisnis
perlu dipahami secara empiris lebih ilmiah, dalam proses yang ditarik dari prospektif ilmu
pengetahuan sosial dan keprilakuan yang lebih luas. Riset akuntansi sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ini, mungkin secara tidak langsung pada awalnya. Walaupun terdapat
kemugkinan untuk merekrut peneliti akuntansi baru pada saat itu, akuntansi keprilakuan pada
dasarnya merupakan dialog baru antara akademis akuntansi dengan kolega mereka dan
psikologi, ekonomi, keuangan, analisis kuantitatif dan sebagainya. Didasarkan pada
perbedaan lingkungan ini, orang-orang mulai dapat menggunankan informasi yang diperoleh
terhadap studi non akuntansi yang lama, seperti investigasi Argyrys, Dallon, Roy dan White
dari Chicago School Of Sosiology, serta Simon dan kolagennya yang berfokus pada
akuntansi, tetapi relatif tidak dihargai oleh komonitas akademis akuntansi. Hal yang
terpenting adalah perubahan kehidupan intelektaual pada sekolah bisnis di Amerika
memberikan dasar terhadap pendekatan yang lebih serius terhadap riset dektoral. Dengan cara
ini, mhasiswa berhubungan dengan tradisi riset dan intelektual dari ilmu pengetahuan sosial
yang sifatnya berdasarkan ekonomi dan keprilakuan. Sesungguhnya, sejumlah pengembangan
awal yang penting telat tercatatdalam makalah tinjauan (review paper) pada konteks program
4

doktoral di Barkeley, Carnegie Tech, Chicago, Onto State Staford, dan sebagainya.
Didasarkan pada bentuk tersebut, asal-usul dari tradisi riset keprilakuan dan ekonomi baru
dalam akuntansi adalah sangat serupa. Tidak ada yang diwakili oleh sebuah pendekatan
utama (mainstreum), keduanya dipandang dengan banyak kecurigaan. Perlu diingat bahwa
satu tulisan ekonomi yang paling signifikan ditolak oleh The Accounting Review karena
hanya untuk dipublikasikan pada jurnal of accounting research, sebuah jurnal yang
mempunyai asal-usul yang sama dari perubahan internasional. Dari asal-usul yang
berhubungan ini, tradisi keprilakuan dan ekonomi terpisah, walaupun tidak secara penuh. Ada
waktu dimana kepentingan yang saling melengkapi muncul dalam beberapa area. Alasan
terhadap sifat dan bentuk perbedaan tidak diselidiki secara sistematis dan seluruh penelaahan
selanjutnya dari literarur riset keprilakuan tidak membahas ini. Barangkali sejumlah faktor
terlibat didalamnya.

2.2 Bidang yang Kompleks, Kaya dan Terus Bergerak

Dalam meninjau literatur akuntansi secara sistematis dan hati-hati Birnberg dan Shield
menggambarkan area riset yang begitu kaya. Mereka berfokus pada bermacam macam
pembahasan pertanyaan yang berkaitan dengan riset akuntansi keperilakuan dengan
menggambarkan setiap kasus bukan saja pada pemahaman yang muncul tetapi juga pada
proses penyelidikan kumulatif. Walaupun perhatian yang membentuk riset keperilakuan
dalam akuntansi berbeda-beda, Birnberg dan Shield menampilkan sebuah gambaran area
yang menekankan modalitas penyelidikan sampai pada struktur lama dan pembelajaran yang
terjadi.

Dengan memilih untuk focus pada titik literatur yang mereka survei, analisis Burnbierg dan
Shield diakui agak umum. Penjelasan lainnya menguraikan masalah yang masih berkaitan
dengan area yang lebih lambat sehingga bermanfaat untuk menyampaikan pembahasan yang
telah diperoleh.

Kondisi (state of the art) di lapangan bergerak cepat. Penekanan baru muncul dan isu,
masalah, prospektif dan metode baru dimasukan dalam bidang tersebut. Meskipun demikian,
keadaan riset sekarang merupakan suatu hal yang dibenarkan oleh Birnberg dan Shield yang
menawarkan karakteristik positif terhadap area tersebut. Walaupun tidak diragukan lagi
5

bahwa riset tersebut terlalu berbeda dalam hal kualitas, Birnberg dan Shield membenarkan
penekanan terhadap observasional dari perbandingan dan variasi keperilakuan, serta
peningkatan sifat orientasi teoritis dalam proses riset tersebut. Mungkin berlawanan dengan
banyak pandangan yang dipegang di luar, mereka menunjukan mobilisasi peran yang
mengkhawatirkan yang dipenuhi dengan pertanyaan dan masalah akuntansi.

Kemungkinan pertama, Birnberg dan Shield menampilkan sebuah pandangan tentang area
yang menunjukkan kemajuan kumulstif dan koheren yang telah dicapai. Walaupun area
tersebut kompleks dan sulit dikarakteristikan secara tepat, subjek semacam itu membedakan
perspektif dan bahkan rasionalitas. Walaupun area lainnya mungkin memiliki penenkanan
dan kerangka kerja berbeda,Birnberg dan Shield menunjukkan bahwa perkembangan riset
organisasi dan keperilakuan dalam akuntasi selama bertahun-tahun tidak mengalami
kemajuan secara acak atau hanya terdiri dari studi dalam jumlah besar pada bidang terisolasi.
Riset dalam bidang tersebut telah secara sadar melakukan aktivitas dari para pendahulu
mereka dan bersifat kontemporer.

Badan pengetahuan tetap jauh dari memadai, setidaknya karena lebih banyak proses intuitif
yang menghasilkan pertumbuhan sementara area penting tetap kurang diteliti. Dalam banyak
area, masih tidak ada tingkat kesadaran teoritis yang memadai. Dengan demikian, riset yang
dilakukan masih jauh dari kemampuan memberikan dasar interpretasi yang menarik dan
bermanfaat guna memahami dan mengubah akuntansi dalam aksi. Saat ini, menawarkan
apresiasi berharga terhadap organisasi dan organisasional dalam konteks akuntansi adalah
mungkin. Dalam konteks manangemen akuntansi atau auditing pada tingkat individu,
sekarang, kita berada dalam posisi untuk memahami dan memanfaatkan komentar tentang
fungsi sistem informasi akuntansi. Fenomena seperti penganggaran, penetapan standar, dan
interpretasi informasi akuntansi managemen dapat dipahami secara intergratif dengan
konteks manusia dan organisasional dimana mereka berada.

Banyak karakteristik Birnberg dan Shield yang disebut aliran riset ‘sosiologi organisasional’
berorientasi pada kumpulan isu berikutnya. Para peneliti akuntansi keperilakuan yang bekerja
dalam tradisi ini terpesona pada keragaman praktik akuntansi dalam praktik dan heterogenitas
yang terlihat dalam aksi social dan organisasional. Kesulitan dalam melakukan universalisasi
terhadap teknik dan alasan banyak yang masuk dalam kategori pembahasan akuntansi.
Birnberg dan Shield berusaha menggunakan factor-faktor yang mempengaruhi akuntasi
6

bekerja, cara akuntasi berhubungan dengan proses organisasi, serta cara mengangkat
konsekuensi social, ekonomi, organisasional dan keperilakuan terhadap akuntasi guna
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

Dengan mengadopsi agenda riset yang berbeda tersebut, para peneliti organisasional dalam
akuntansi tertarik pada bermacam-macam perspektif intelektual, literatur riset dan mode
penyelidikan ekuitas yang berbeda. Dilihat dari sudut pandang ini,tidak terlalu benar jika
menyebut hal ini sebaga iinterpretatif murni, seperti yang hendak dilakuakn Birnberg dan
Shield. Dengan mengakui keragaman akuntasi, banyak peneliti telah berfokus meningkatkan
perspektif tersebut melalui pemahaman praktik akuntansi organisasional yang telah diperoleh.
Namun terdapat relativ sedikit penelitian yang dilakukan dalam bentuk interpretativ ketat
seperti yang dipahamai secara konvensional dalam literatur. Menyadari pertanyaan
epistemologispada sebagian besar ilmu pengetahuan manusia, peneliti organisasi bersiap
mengakui sifat reflektif dan konstitutif bukan saja pada akuntansi itu sendiri, tetapi juga
pengetahuan yang diperoleh darinya. Hal ini juga memberikan dasar bagi mereka untuk
memisahkannya dari pernyataan epistemologis lebih sederhana yang menunjukkan
karakteristik bagian lain literatur akuntansi. Dalam kaitannya dengan organisasional yang
melekat pada fungsi akuntansi dan dinamika perubahan, para peneliti tersebut sering
mengajukan riset dan kasus tunggal secara lebih teperinci.

Dengan dikembangkannya cara ini, badan pengetahuan dan keperilakuan dan organisasional
berkaitan dengan fungsi akuntansi dapat menjelaskan akuntansi secara apa adanya dan dapat
menjadi cara untuk menciptakan manfaat bagi banyak kebijakan konvensional dan ortodoks
di masa lalu.

2.3 Sudut Pandang Dari Luar

Tinjauan yang disampaikan oleh Burgstahler dan Sundem menunjukkan perbedaan yang
besar. Sebagai orang luar dibidang tersebut, mereka memberikan sudut pandang dari luar atau
without (sudut pandang non akuntansi) walaupun memahami akuntansi. Perspektif tersebut
mempunyai manfaat potensial. Dalam banyak penyelidikan lapangan, terdapat bahaya
instropeksi dan sering kali menantang untuk memperhatikan pandangan mereka yang
memahami perkembangan dari perspektif berbeda. Seperti disampaikan Burgstahler dan
7

Sundem, riset akuntansi keperilakuan telah diperhatikan di masa lalu oleh anggota komunitas
social berbeda.

Tugas yang diambil oleh Burgstahler dan Sundem adalah sulit. Kekayaan dan kompleksitas
dari bidangyang muncul yang menciptakan kesulitan besar bagi pihak luar (outsider). Hal ini
membutuhkan investasi waktu yang besar untuk memahami aliran proses riset, strategi riset
kumulatif yang diadopsi, cara bidang tersebut distruktur dan dikarakteristikkan, serta
implikasi penuh dari keragaman perspektif konseptual yang digunakan. Survei atas seluruh
bidang riset yang berorientasi ekonomi dalam akuntansi mulai dari teori biaya dan laba yang
menekan pada studi pasar modal yang efisien, teori agensi, ekonomi informasi dan
organisasi, dan seterusnya akan menjadi tugas yang cukup berat bagi peneliti organisasional
atau keperilakuan. Lagipula, tugas tersebut tidak dipermudah oleh munculnya asumsi
seragam tentang rasionalitas keperilakuan yang dominan. Keragaman tersebut tdak muncul
dalam keperilakuan organisasional. Tingkat kesulitan bias saja semakin tinggi, jika orang luar
berbicara berdasarkan keragaman ilmu pengetahuan manusia secara umum atau ilmu
ekonomi secara khusus dalam mencoba menguraikan proses intelektual yang bekerja dalam
analisis akuntansi dan keperilakuan, maka dia harus menghadapi cara beragam energy
intelektual yang berbeda dan bersak dari ilmu pengetahuan lain masuk dan mempengaruhi
akuntansi.

Oleh karena itu, Burgstahler dan Sundem dihargai karena melakukan tugas tersebut.
Walaupun penulis akan mengomentari sejumlah masalah yang diamati dari pendekatan
mereka, masih terdapat banyak aspek dari komentar mereka yang bermanfaat dan berharga
untuk dipertimbangkan lebih lanjut oleh komunitas riset keperilakuan. Hal yang bermanfaat
adalah tidak hanya pernyataan eksplisit mereka tentang cara memahami area tersebut, tetapi
pandangan mereka setidaknya membuka beberapa kemungkina bagi perspektif keperilakuan
ekonomi. Hal ini memungkinkan terjadinya pertumbuhan minat dalam komunitas ekonomi
untuk menyelidiki proses organisasi secara lebih samar.

Tinjauan yang disampaikan Burgstahler dan Sundem secara agak eksplisit menjadi subjektif
dan bias. Seperti pada pendahuluan, mereka memahami diri mereka sebagai pihak yang
mengamati akuntansi keperilakuan dan perspektif pendekatan utama. Barang kali, tanpa
menyadari sudut pandang soal asal mula kemunculan mereka dan mengikuti pendekatan
utama pada awal periode dimana akuntansi keperilakuan itu sendiri berkembang. Daripada
8

menawarkan pandangan tentang institusi dan social sebagai proses intelektual dengan
menyediakan konsepsi yang dibentuk secara sentral, mereka memilih untuk menawarkan
interpretasi terhadap bidang yang dipahami tersebut tanpa fokus pada perspektif yang
membandingkan stabilitas dengan homogenitas relative yang dipandang secara tidak
problematis.

Dengan demikian, analisis Burgstahler dan Sundem harus dipahami secara hati-hati. Dalam
semua hal, mereka berusaha menentukan kerangka kerja bidang akuntansi keperilakuan untuk
analisis yang muncul dari penalaran ekonomi. “Konsumen” dan “produsen” masuk dalam
diskursus mereka. Secara eksplisit, mereka menyatakan pendekatan mereka terhdap tinjauan
didasarkan pada perspektif pandangan ekonomi informasi dunia, yang merupakan salah satu
dari rentang perspektif ekonomi yang mungkin. Hal ini sama seperti peneliti keperilakuan
lain yang menggunakan sosiologi ekonomi untuk memahami masalah yang melekat pada
rasionalitas ekonomi implisit dalam riset ekonomi yang berorientasi pada penelitian akuntansi
dan sejarah intelektual yang didasarkan pada konsep perilaku dalam dunia social politik dan
lingkungan ekonomi. Kedua strategi ini dapat bermanfaat dan menarik. Keduanya akan
membuka jalan bagi landasan konsepsi absolut dan meresap pada area intelektual. Namun
demikian, pendekatan tersebut juga mempunyai resiko, setidaknya jika badan pengetahuan
yang digunakan untuk melakukan tinjauan semata-mata berfungsi sebagai cara menyesuaikan
pencapaian pada sstu bentuk kepada bentuk lain.

Kondisi perkembangan dari apresiasi akuntansi keperilakuan dan organisasional saat ini dapat
memberikan pemahaman yang bukan sekunder pada ilmu ekonomi tersebut. Perspektif
keperilakuan tidak dimulaidari perspektif ekonomi yang tidak lagi berfungsi. Perspektif ini
bukanlah residu, melainkan merupakan perspektif yang lebih proaktif dan positif yang dpat
menawarkan pemahaman dan analisis alternative, bahkan analisis terhadap sifat ekonomi
social dan organisasional dalam lingkungan spesifik dimana organisasi menjadi menarik
untuk alas an ekonomi.

Perhatian juga perlu diarahkan pada penerimaan premis ahli epistemologis bahwa Burgstahler
dan Sundem kemungkinan melihat perspektif yang mendasari evaluasi mereka. Walaupun
mereka mungkin tergoda untuk mengarakteristikkan pendekatan terhadap tingkat penerapan
dari gagasan mereka dalam pengertian penerimaan filosofi pengetahuan pasca modern. Hal
ini setidaknya memperkenalkan gagasan yang lebih kompleks ke dalam pembahasan
9

intelektual. Sebuah analisis dari argument menunjukkan hal tersebut. Yang penting dalam hal
ini bukan hanya pendirian mereka terhadap hal riil dan benar, melainkan dorongan yang
mereka hasilkan pada saat itu terhadap pertanyaan mengenai tingkat penerapan dalam
konteks akuntansi. Hasil riset mereka juga mengarah pada validitas riset akuntansi
keperilakuan. Namun, mereka menggunakan mode penalaran ekonomi diluar batas yang
digunakan oleh ekonomi itu sendir. Sementara, ekonomi sangat jarang mengaplikasikan teori
ekonomi pada ekonomi itu sendiri. Disiplin ilmu tersebut tidak dicatat karena
refleksivitasnya. Jika hal itu dilakukan, akan dihasilkan penyampaian ekonomi sebagai
subuah ekuilibrium sementara permintaan dan penawaran tentang pemahaman ekonomi.
Beberapa ekonom umumnya mengasumsikan bahwa hal ini terjadi. Bahkan, peneliti
akuntansi yang berorientasi ekonomi serta memahami permintaan dan penawaran teori
akuntansi dalam pasar masih sangat berhati-hati, mereka tidak memandang aktivitas teoritis
dalam pengertian teori-teori mereka sendiri walaupun mereka mengklaim secar diam-diam
bahwa lebih banyak menggunakan posisi epistemologis.

Oleh karena itu, posisi teoritis Burgstahler dan Sundem adalah asli walaupun bukan satu-
satunya yang berkembang secara penuh dalam tinjauan esai selanjutnya. meskipun bermanfat
untuk menggambarkan akuntansi sebagai artifal seubjek kepada kontingensi dunia manusia
dan social. Burgstahler dan Sundem memberikan sedikit pemahaman tentang sifat
pengembangan mode penalaran ekonomi terhadap analisis pengetahuan yang telah muncul di
seputar akuntansi. Mereka juga menunjukkan sedikit kesadaran terhadap problem
epistemologis yang mungkin tercipta. Isu ini signifikan karena rangkaian mode dari riset
ekonomi dan keperilakuan dalam akunyasni muncul ketika komunitas akademis mulai
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan akuntansi dan bukannya semata-mata
mengaplikasikan pengetahuan untuk memperbaiki rasionalitas dari teknis keahlian akuntansi.

Perspektif tersebut barangkali menguntungkan walaupun Burgstahler dan Sundem


menyampaikan secara eksplisit bahawa persepektif tersebut merupakan satu-satunya yang
berhugungan dengan tinjauan mereka tentang literatur akuntansi keperilakuan. Tinjauan
tersebut terutama menyampaikan metodologi dan tematis, bukannya substantif.
Beberapa tren benar-benar muncul dari analisis terperinci yang dilakukan oleh Burgstahler
dan Sundem, termasuk beberapa menegaskan dan mengelaborasi beberapa perkembangan
yang dianalisis oleh Burgstahler dan Sundem. Pada tingkat pribadi, penulis kagum dengan
pemahaman yang mereka sampaikan tentang peranan yang dimainkan akuntansi dalam
10

organisasi dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan atas alat-alat publikasi
dapat menjadi penting. Sebuah observasi yang menarik pada saat itu dibuat ketika seorang
penulis merayakan peluncuran jurnal baru dan menjadi saksi dari implikasi atas jurnal baru
tersebut terhadap perubahan dalam editor lainnya.

Kemudian, tinjauan Burgstahler dan Sundem masuk untuk mengomentari beberapa kesulitan
yang melekat pada riset akuntansi keperilakuan. Meskipun demikian, sebagaiman yang
dicatat oleh Burgstahler dan Sundem, semua kesulitan bersifat unik walaupun mereka
memahami seluruh kesulitan untuk mengaplikasikan riset akuntansi keperilakuan. Ini
merupakan masalah yang sesungguhnya. Bahkan, ekonomi berorientasi riset dalam akuntansi
yang saat ini menemukan bidang agak luas, hanya memahami sebagian dari saling
keterkaitan di antara bidang-bidang tersebut. Teori agensi, ekonomi informasi, studi pasar
modal, teori investasi, dan sebagainya didasarkan pada satu asumsi mode rasionalitas
tertentu. Namun, interdependensi dan potensial dari teori-teori yang memberikan pemahaman
yang saling menguntungkan tersebut masih belum diselidiki.

Kesulitan-kesulitan spesifik yang dicatat oleh Burgstahler dan Sundem mencerminkan


sejumlah pendirian evaluatif. Dalam keragaman ilmu pengetahuan manusia, kesulitan-
kesulitan dari satu disiplin ilmu terkadang dipahami sebagai kekuatan oleh disiplin ilmu lain.
Terdapat perhatian yang tinggi terhadap teorisasi kompleksitas pada beberapa disiplin ilmu,
sementara disiplin ilmu lainnya banyak membahas tentang kesederhanaan teoritis. Dalam
beberapa ilmu pengetahuan manusia, belakangan ini terdapat peningkatan perhatian terhadap
potensi generalisai dari teori, diman energi intelektual dicurahkan pada peningkatan
lingkungan spesifik yang dapat digunakan untuk interpretasi manusia. Disiplin ilmu lain
tertarik pada peningkatan kekuatan dari generalisasi teorinya. Perhatian evaluatif Burgstahler
dan Sundem perlu diperhatikan secara waspada.

Orang memahami bahwa beberapa penerkaan yang disampaikan oleh Burgstahler dan
Sundem mencerminkan kesulitan yang melekat pada bidang penyidikan kompleks dari sudut
pandang luar (without). Sesungguhnya, mereka membandingkan hal ini dengan tinjauan
substantif yang lebig kumulatif meskipun yang disampaikan oleh Burgstahler dan Sundem
masih bersifat umum. Namun, Burgstahler dan Sundem mungkin menawarkan beberapa
kritik yang bila dimodifikasi oleh penjelasan mereka sendiri tentang kemajuan terbaru yang
sudah dicapai akan menjadi lebih baik. Setidaknya, ini merupakan pandangan penulis tentang
11

besarnya riset akuntansi keperilakuan yang dibentuk oleh sistem pengendalian akademis.
Terlepas dari seluruh tanda perbaikan, perhatian terhadap kemudahan, kecepatan, serta
publisitas segera dan bukannya substansi riset yang masih mengganggu area tersebut.

Seperti dijelaskan sebelumnya, Hopwood mengadopsi pendirian spesifik dalam


mengomentari pandangan yang disampaikan oleh Burgstahler dan Sundem. Alasan Hopwood
melakukan hal itu adalah ia berorientasi secara internal pada area akuntansi organisasional
dan keperilakuan, walaupun tidak bersifat defensif. Menerima, mempertimbangkan, dan
bertindak berdasarkan pandangan dari orang luar adalah penting bagi peneliti organisasional
dan keperilakuan dalam akuntansi. Bidang tersebut seharusnya tidak diisolasi atau tidak
dilihat secara terisolasi. Dengan cara yang sama, Hopwood berpikir bahwa sangatlah penting
bagi peneliti akuntansi dan keperilakuan untuk menyadari sifat dan kekhususan mereka
sendiri, tradisi intelektual yang mereka ambil, dan posisi dariman mereka seharusnya
berusaha membahas penelitian mereka didalam spektrum ilmu pengetahuan manusia
beragam. Sebenarnya, jika Hopwood kritis terhadap peneliti akuntansi keperilakuan dapat
dilihat bahwa para peneliti tersebut tidak hidup dalam kondisi ideal. Terlalu banyak peneliti
yang tampaknya tidak menyadari posisi intelektual mereka sendiri.

Jika riset akuntansi keperilakuan menginvestasikan lebih banyak eaktu untuk sifat dan
posisinya sendiri, Hopwood merasa bahwa bidang tersebut akan lebih kuat. Kemudian,
bidang ini akan didengar dengan penuh simpati dan memahami pandangan orang luar. Hal ini
dapat menjadi apresiasi yang lebih kuat terhadap relevansi akuntansi keperilakuan. Bidang ini
bahkan dapat dikembangkan untuk melengkapi dan bersinggungan dengan pandangan yang
muncul dari luar dalam proses mengembangkan beberapa pemahaman organisasional dan
prasyarat sosial yang muncul atas kepentingan ekonomi serta diterjemahkan ke dalam mode
perhitungan ekonomi akuntansi.

2.4 Menggerakkan Agenda Riset ke Depan

Komentar pribadi caplan tentang kemunculan akuntansi keprilakuan memberikan beberapa


pemahaman lebih lanjut tentang kekuatan mobilisasi perkembangan dari area tersebut dan
apa yang di capai sekarang. Bukan hanya pengaruh tekanan peranan yang dimainkan oleh
restrukturisasi intelektual bisnis Amerika terhadap pendidikan dan riset, melainkan juga
12

kemunculan studi akuntansi keprilakuan yang perlu dipandang dalam konteks kemunculan
ketertarikan organisasional terhadap ilmu pengetahuan sosial dan keprilakuan.

Kita kembali pada analisis kondisi ( state the art ) saat ini. Caplan menawarkan sebuah
pandangan yang lebih berhati – hati dibandingkan dengan pandangan burgstahler dan sundem
walaupun ia merupakan orang dalam (insider) di bidang akuntansi keprilakuan. Menurut
caplan, akuntans keprilakuan memberikan penekanan yang adil terhadap pemahaman sempit,
dikendalikan metode, dan cepat melakukan studi yang sebagian tampaknya dihasilkan oleh
budaya akadeis Amerika. Seperti yang Hopwood katakan, mereka cenderung memahami
bagian dari area tersebut. Padahal, kita bahkan perlu berhati-hati untuk memberikan lebih
banyak penekanan pada studi massal. Seperti disampaikan oleh burgstahler dan sundem serta
ditinjau oleh lord, kemajuan dalam satu bidang lebih sering ditentukan oleh sejumlah kecil
studi inovatif. Sama seperti lainnya, area akuntansi keprilakuan cendrung mencerminkan
pembelajran, proses kumulatif riset, dan interdependesi sehat dengan disipin ilmu lain dalam
ilmu pengetahuan manusia. Terlihat bahwa studi ini banyak menampilkan hal yang ideal
terhadap bermacam-macam studi yang lebih terfokus dan kurang inovatif.

Dengan memandang cara ini, tidak perlu ada konflik antara tinjauan substantif dan kumulatif
yang di sampaikan oleh brugstahler dan sundem, serta frustasi yang disampaikanoleh caplan
dan periset lainnya. Mereka telah menunjukkan pencapaian riil dari bidang tersebut,
sementara yang lainnya masih mencerminkan persentase besar dari studi yang dilakukan.
Bahkan, seperti yang disampaikan secara benar oleh caplan, para peniliti tidak perlu
menonjolkan kepuasan diri. Riset akuntansi keprilakuan membutuhkan perbaikan dan dapat
diperbaiki.

Pemetaan rute riset organisasi dan keprilakuan mendatang dalam akuntansi lebih sulit dan
merupakan tugas yang beresiko.Riset tersebut dapat mencerminkan proferensi pribadi dengan
mudah dari pada kemungkinan perkembangan subtantif dalam bidang tersebut. Caplan
menawarkan pandangan yang lebih berhati-hati tentang masadepan karena ia menyadari
kelanjutan dari kekurangan relatif dalam kemampuan individual melakukan riset keprilakuan
yang berkualitas tinggi. Dengan cara yang sama, akuntansi keprilakuan menekan kepad
akebutuhan untuk memperbaiki orientasi metedologis dan memberikan daftar perbaikan
spesifik yang di butuhkan dalam proses tersebut.
13

Burgstahler dan sundem menu jukkan trand metodologis dan subtantif meskipun tidak terlalu
evaluatif terhadap yang lain. Sepanjang pemngembangan metodologis di perhatikan, mereka
menyoroti pertumbuhan signifikansi dan kemungkinan pengembangan mendatang pada
sistem ahli. Sama seperti Burgstahler dan sundem, eksperimental ekonomi di dasarkan pada
riset. Kedua rangkaian perkembangan tersebut benar benar sudah muncul, seperti area
subtantif yang di tekankan oleh Burgstahler dan sundem, yaitu riset yang dilakukan dalam
aliran sosiologi organisassional. Walaupun hopwood tidak seyakin burstahler dan sundem
bahwa pola perkembangan tersebut kemungkinan berhasil membagi riset akuntansi
keorilakuan kedalam aliran rasional dan subjektik karena pola tersebut cenderung
memprioritaskan konsepsi rasionalitas khusus, hopwood tidak setuju jika dikatakn bahwa
terdapat kemungkinan yg sama besarnya bahwa hasil pengembangan tersebut akan berbeda
karena tardisi riset yang berbeda.

Sifat dari tekanan tersebut kemungkinan besar di pengaruhi sebagian besar oleh peneliti
keprilakuan dan oragnisasional bergerak untuk lebih membahas masalah praktis. Setidaknya
hopwood berpikir bahwa sudah saatnya melakukan riset dalam area yang memncoba untuk
menangkap masalah yg berkaitan dengan pemahaman praktik teknis akuntansi sebagaiman
halnya dengan konteks manusia dan organisasional. Riset yang ada sekarang memberikan
dasar yang memadai untuk melakukan hal ini. Melalui studi terhadap faktor-faktor yg di
reflikasi untuk memunculkan resi, teknis akuntansi berbeda, usaha untuk mendapatkan
pemhaman lebih kaya tentang fungsi akuntansi sosioteknis atau perbaikan pemahaman
tentang konsekuensi organisasional dan maunisa yang berbeda sebagai dari akibat dari
praktik teknis berbeda, lebih banyak pengetahuan akuntansi beroritansi pengentahuan yang
mungkin di dapatkan dari riset yang secara sistematis berusaha meneliti interdependensi,
interprestasi teknis, manusia, dan oraganisasional.

Sebenarnya, perhatian caplan terhadap dampak potensial riset dari praktik tersebut di
tunjukan dengan cara ini. Walaupun hubungan antara riset dan parktik adalah kompleks dan
jarang yang bersifat langsung, lebih banyak perhatian yang diberikan terhadap pemahaman
praktik teknis dalam akuntansi dan konteks organisasional manusia mungkin di hasilkan dari
kerangka kerja, kategori analisi, dan skema interprestasi yang mungkin membantu membuat
struktur pemahaman oraktik kita. Sebuah badan instrumental pengetahuan lebih
memungkinkan untuk mengembangkan cara ini di bandingkan dengan usaha untuk
14

menggunakan pemahaman organisasi dan keprilakuan untuk mendesain inovasi teknis yang
lebih spesifik.

Hopwood sendiri bersimpati terhadap ajakan caplan dan para peneliti lainnya untuk meneliti
akuntansi apaadanya, atau setidaknya untuk membahas peraturan-peraturan dengan urutan
kompleksitas dan interdependensi lebih besar. Dalam riset akuntansi misalnya, hopwood
menyatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memperluas fokus riset
keprilakuan dari perhatian terhadap isu keputusan kepad pembahasan mengenai komponen
keprilakuan dan akuntansi lainnya dari tugas auditing. Tidak disebutkan bahwa riset yang ada
tentang keputusan tidak mencapai sesuatu yang besar. Sebenarnya, yang terjadi adalah
kebalikannya. Namun, sampai sekarang, fokusnya masih parsial.

Meskipun demikian, pada praktiknya hopwood mengetahui bahwa isu kognitif di pengaruhi
oleh cara auditor mengatasi konteks yang sangat terstruktur dan waktu serta tugas yang
seringkali membutuhkan kaeahlian negosiasi agak kompleks dan tawar menawar yang besar.
Dengan kata lain, unsur kognitif dimasukkan secara birokratis dan politis. Caplan mengajak
para peneliti untuk memperluas fokus. Barangkali, jika di lihat secara lebih positif, ia
menyampaikan bahwa praktik personel akuntansi cenderung mengarahkan individu menjadi
sangat individual sehingga memungkinkan mereka untuk memebrikan kontstribusi guna
memecahkan masalah yang di hadapi oleh frofesi akuntansi sekarang.

Tentu saja, mendapatkan akses terhadap riset tersebut tidaklah mudah. Karena bergam alasan,
pengadaan setting riset yang realistis sering kali sesuatu yang menjadi kepentingan parsial
dari komunitas praktisi. Namun, hal ini juga terjadi di area penggunaan setting esperimental
atau simulasi oraganisasional yang hati-hati dapat memberikan konteks yang sesuai untuk
menyelediki setidaknya beberapa kemungkinan interaksi antara elemen-elemen lingkungan
dan tugas audit yang berbeda serta faktor-faktor yang mempengaruhi signifikansinya.

Perluasan domain penyelidikan organisasional dan keprilakuan tersebut bukannya mudah dan
tidak problematis. Seperti disampaikan oleh caplam, studi kasus dan barangkali tlempat
serupa untuk penyelidikan lebih kompleks tidak hanya membutuhkan keahlian baru, tetapi
juga keahlian besar dalam mengidentifikasi konsep keprilakuan yang tepat dan
mengaplikasikan konsep ini pada siatuasi yang spesifik. Hal ini adalah point yang tidak dapat
di tekankan dengan mudah. Studi kasus berorientasi riset tidak pernah menajdi latihan non-
15

teoristis yang semata-mata dsekriptif dan mengasumsi para peneliti beresiko mengabaikan
kerumitan teoristis besar yang di akui oelh seluruh peninjau yang terkait dengan
perkembangan yang terjadi baru-baru ini. Apakah tugas tersebut dapat dipandang sebagai
deskriftif, yaitu seperti menyampaikan cerita tentang penjelasan yang mendalam mengenai
keterkaitan akuntansi dengan konteks dimana akuntansi beroprasi? Harus diakui bahwa
analisi resultan adalah satu hasil yang muncul melalui lensa konseptual khusus. Tidak ada
sesuatu yang semata-mata deskriftif yang dapat menyampaikan secara apaadanya. Deskriftif
tentang kebutuhan mengarah pada kategori, perbedaan, dan penekanan linguistik yang
memberikan kekhususan dan parsialitas pada deskripsi tersebut. Meskipun demikian, proses
implisit mungkin terjadi karena laporan akuntansi selalu didasarkan pada pemahaman dan
penekanan sebelumnya.

Point tersebut seharusnya tidak perlu diulangi. Namun, dengan seluruh kemungkinan saat ini
yang berkaitan dengan riset kasus, point fundamental ini sering dilupakan. Penekanan dapat
diberikan secara mudah terhadap pembangunan legitimasi atas latihan, bukannya pada dasar
intelektual dan konteks yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktik.

2.5 Pasang Surut Aliran Kemajuan

Tinjauan Lord tentang perkembangan pemikiran keperilakuan dalam akuntansi memperkuat


banyak temuan dari riset lain. Pendekatan khusus ini juga menghasilkan sejumlah observasi
tentang cara bidang tersebut dapat bermamfaat bagi pengembangan berikutnya. Hal yang
menarik adalah Kualitas dan Keaslian riset semata tampaknya tidak memadai untuk
memasukan dorongan khusus dari organisasional dan keperilakuan kejalur kemajuan
kumulatif.

Sebaliknya, Tinjauan Lord bermamfaat untuk menyampaikan pertimbangan tentang skala


pengembangan komporatif dari studi yang berorientasi akuntansi di amerika serikat,
Khususnya yang mencerminkan pendekatan pemrosesan informasi manusia dan kognitif.
Tinjauan ini terkadang lebih implicit dalam pandangan burgstahler dan sundem yang
mengandung intelektual literatur riset dari pada distribusi numerik.
16

Lord juga menekankan cara riset akuntansi keperilakuan muncul dalam konteks peningkatan
ketertarikan yang lebih umum terhadap peranan akuntansi dalam pengambilan akuntansi.
Dengan demikian, ia mengilustrasikan bagaimana pengembangan riset akuntansi
keperilakuan berhubungan dengan konsepsi rasionalitas keputusan, setidaknya berdasarkan
beberapa kesesuaian teorisasi ekonomi yang mendasarinya.

Hal yang tidak signifikan dalam riset akuntansi keperilakuan adalah observasi Lord tentang
peranan signifikan yang dimainkan oleh struktur institusional dunia akademis akuntansi. Dia
menekankan pentingnya pengembangan riset pemrosesan informasi manusia yang pada
awalnya diterima oleh Journal of Accounting Research dan dimasukan dalam konferensi
riset empiris Chicago yang sangat berpengaruh. Tinjauan Lord menunjukan lebih banyak
mengenai kemunculan penetapan baru badan ilmu yang dengan sendirinya bermamfaat dan
pemikiran sederhana.
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Becker merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah akuntansi keperilakuan pada
1967. Kehadiran jurnal spesialis baru benar-benar sesuai untuk merayakan kelahiran bidan
baru ini. Selama masa intervensi bertahun-tahun, banyak kemajuan yang dicapai daripada
yang disadari. Meskipun demikian, tidak ada alasan untuk berpuas diri. Kesulitan dan
masalah, sebagaimana halnya tantangan, tetap banyak dan daan sangat signifikan. Dalam
menghadapi masa depan, riset dalam area ini perlu terus belajar dari pengalaman masa lalu,
diperbaiki, dan didasarkan pada pemahaman terhadap kemungkinan baru untuk memperkaya
apresiasi kita tentang bagaimana akuntansi berfungsi dalam konteks organisasiinal dan
keperilakuan.

Dalam melakukan hal itu, berangkali sekarang juga merupakan waktu yang tepatuntuk
mencerminkan bagimana bidang studi tersebut dipahami dari sudut pandang luar (without).
Tinjauan Burgstahler dan Sundem mengilustrasikan bahwa terdapat banyak peneliti non-
keperilakuan yang mempunyai ketidakpastian yang cukup kuat mengenai area tersebut.
Sebagian ketidakpastian dapat dibenarkan berdasarkan kekhwatiran dan perhatian terhadap
metodologi khusus, formulasi konseptual, dan studi. Seringkali, bidang ini dipandang sebagai
area yang menimbulkan frustasi dan kegelisahan.

Alasan dari kekhawatiran tersebut masih belum jelas. Ada yang mungkin tergoda untuk
melihat masalah dalam pengertian psikologi, ada yang menunjukkan intoleransi yang
terhadap kesamaran dan keragaman dalam komunitas akademis akuntansi, serta ada yang
gagal menilai apa yang samar dan apa yang tidak.

Meskipun demikian, hopwood tidak hanya terdorong untuk menekankan faktor kontekstual
signifikan yang berkesinambungan, tetapi juga memperkuat juga perhatian terhadap ekonomi
serta orientasi intelektual yang sepertinya membatasi masalah yang dapat ditangkap oleh
agenda riset. Sepertinya terlihat bahwa banyak akuntan akademis sulit menempatkan dirinya
18

dalam komunitas pelayanan manusia yang lebih luas daripada sekedar pelindung untuk
tekhnik khusus. Hal ini terlihat dengan sendirinya. Jika ini masalahnya, mungkin dapat
disampaikan satu masalah dengan riset organisasional dan keperilakuan dalam akuntansi
berkaitan dengan kemampuan memberikan dasar yang bukan saja mempertanyakan
akuntansi, melainkan juga menggeser otonomi tekhnik akuntansi guna membuatnya tidak
terlalu tergantung pada fenomena. Hal ini dapat mengancam banyak orang.

Jelas nya riset keperilakuan bukan satu-satunya bentuk intelektuan yang dapat melakukan itu.
Riset akuntansi yang dilakukan dalam konteks tradisional penyelidikkan pasar modal yang
efisien juga mempunyai potensi yang bagus. Meskipun demikian hal yang menarik adalah
pemahaman penulis baahwa potensi tersebut tidak pernah terealisasi. Akuntansi tetap
akuntansi. Sebaliknya, riset keperilakuan dan organisasi tetap memberikan alat untuk melihat
akuntansi secara independen. Sementara sebagian orang merayakan perluasan perhatian,
sebagian yang lain mengalami kesulitan berkaitan dengan keputusan yang mereka ambil.
Mereka sepertinya sangat segan memasukkan inti teknis akuntansi ke dalam bentuk
sosioteknik.

Penelitian organisasional dan keperilakuan dalam akuntansi tidak dapat berharap untuk
menggunakan agenda evaluatif yang luas tersebut. Dalam beberpa kejadian, lebih baik
membeiarkan masalah itu sendiri. Namun, penulis semakin yakin bahwa komunitas riset
akuntansi keperilakuan harus mengakui secara eksplisit sifat dari beberapa perspektif lebih
luas dimana akuntansi dipahami. Sementara berusaha memperbaiki pendirian riset mereka,
penulis berfikir bahwa akuntan keperilakuan perlu mengadopsi pendirian referensial. Dengan
lebih percaya diri daalam menyampaikan positivasi posisi intelektualnya, mereka dapat
menunjukan dan memainkan peranan penting dalam mengembangkan landasan subtansif
dalam domain ilmu pengetahuan manusia yang lebih luas.

Menurut penulis, ketika riset organisasional dan keperilakuan bergerak kearah mayoritas
selama bertahun-tahun, hal ini bukan hanya akan terus memperbaiki keahlian dan perspektif
yang dikembangkan selama bertahun-tahun, melainkan juga mengadopsi pendirian
intelektual yang lebih matang dan penuh percaya diri dalam proses tersebut. Hopwood
mengatakan kedua nya sama-sama memungkinkan dan dapt diharapkan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ihsan. (2010). Akuntansi Keperilkuan Edisi 2. Jakarta:Indonesia. Salemba


Empat
http://nitahasnita13.blogspot.com/2013/10/berbagi-untuk-bersama.html?m=1 (diakses pada
tanggal 15 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai