Anda di halaman 1dari 4

BAB 6

MATERIALITAS, RISIKO DAN STATEGI AUDIT AWAL

MATERIALITAS
Pengertian Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas
atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya.
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif yang berkaitan dengan hubungan
salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan dan kualitatif yang berkaitan
dengan penyebab salah saji.
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat berikut
ini :
a. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan
keuangan sebagai keseluruhan.
b.Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan
menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan. 
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal tentang materialitas
pada setiap tingkat dijelaskan berikut ini :
Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Laporan keuangan mengandung salah saji material jika laporan tersebut berisi kekeliruan atau
kecurangan yang dampaknya, secara individual atau secara gabungan, sedemikian signifikan
sehingga mencegah penyajian secara wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Dalam keadaan ini, salah saji dapat terjadi sebagai akibat penerapan
secara keliru prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, penyimpangan dari fakta, atau
penghilangan informasi yang diperlukan.
Berikut ini  diberikan contoh beberapa panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik :
a. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 5 %
sampai 10 % dari laba sebelum pajak.
b. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½ %
sampai 1 % dari total aktiva.
c. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1 %
dari total pasiva.
d. Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½
% sampai 1 % dari pendapatan bruto.
Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam
saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada timgkat saldo
akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material. Saldo akun material
adalah besarnya saldo akun yang tercatat, sedangkan konsep materialitas berkaitan dengan
jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi keuangan.

RESIKO AUDIT
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit
yang auditor bersedia untuk menanggungnya.
Resiko Audit dibagi menjadi 2 :
1. Resiko Audit Keseluruhan : merupakan besaranya risiko audit yang dapat ditanggung
oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar.
2. Risiko Audit Individual : pengalokasian resiko audit keseluruhan ke akun-akun secara
individual, sehingga sangat diperlukan penentuan risiko untuk setiap akun.
Unsur Resiko Audit :
a. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
pengendalian intern yang terkait.
b. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang
tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
c. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.
Penggunaan Informasi Audit :

Risiko Audit individual = Risiko bawaan x Risiko pengendalian x Risiko


deteksi
 
Formula risiko audit

Resiko Audit Individual


Resiko Deteksi Resiko Bawaan x Risiko
Pengendalian
 
Formula resiko deteksinya

HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, BUKTI AUDIT


Terdapat hubungan berlawanan antara materialitas dan bukti audit. Jika materialitas rendah—
jumlah salah saji yang kecil saja dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi keuangan—
auditor perlu mengumpulkan bukti audit kompoten dalam jumlah banyak. Sebaliknya, jika
materialitas tinggi—jumlah salah saji besar baru dapat mempengaruhi keputusan pemakai
informasi keuangan—auditor hanya perlu mengumpulkan bukti audit kompoten dalam jumlah
sedikit. Demikian pula hubungan antara risiko audit dengan bukti audit. Semakin rendah risiko
audit—auditor bersedia untuk menanggung risiko audit rendah sehingga tingkat kepastian yang
diinginkan oleh auditor adalah tinggi—auditor perlu mengumpulkan bukti audit kompoten dalam
jumlah banyak. Sebaliknya, semakin tinggi risiko audit—auditor bersedia untuk menanggung
resiko audit tinggi sehingga tingkat kepastian yang diinginkan oleh auditor adalah rendah—
auditor perlu mengumpulkan bukti audit kompoten dalam jumlah kecil saja.
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit digambarkan
sebagai berikut :
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat meterialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah
satu dari tiga cara berikut ini :
a. Menambah tingkat meterialiras, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan.
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas
secara bersama-sama.

STRATEGI AUDIT AWAL


Karena adanya hubungan antara tingkat materialitas, risiko audit, dan bukti audit, auditor dapat
memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau sekelompok
asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam, yaitu pendekatan terutama substantif
(primarily substantive approach), dan pendekatan tingkat risiko pengendalian taksiran rendah
(lower assessed level of control risk approach).
Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam :
1. Pendekatan Terutama Substantif. Dalam strategi audit ini, auditor mengumpulkan
semua atau hampir semua bukti audit dengan menggunakan pengujian substantif dan
auditor sedikit meletakkan kepercayaan atau tidak mempercayai pengendalian intern.
2. Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah. Dalam pendekatan ini, auditor meletakkan
kepercayaan moderat atau pada tingkat kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan
sebagai akibatnya auditor hanya melaksanakan sedikit pengujian substantif.

https://slideplayer.info/slide/12153334/

Anda mungkin juga menyukai