Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan Diskusi

Bagaimana menentukan risiko pengendalian dan pengujian substantif pada audit siklus
investasi?
Jawaban :
Dalam melaksanakan setiap kegiatan transaksi perusahaan, masalah risiko merupakan suatua
hal yang tidak dapat dihilangkan sama sekali, namun setidaknya dapat di minimalkan. Salah
satu bentuk usaha untuk memperkecil risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan yaitu
dengan adanya suatu risiko pengendalian yang memadai. Dalam melakukan pemeriksaan
terhadap suatu perusahaan, seorang auditor harus mengetahui efisiensi dan efektivitas serta
pengendalian intern dalam mencegah salah saji potensial yang terjadi. Pengujian
pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain
dan atau operasi pengendalian intern. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menentukan
tingkat risiko pengendalian. langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan hal
tersebut yaitu dengan melakukan pemahaman dan pengujian terhadap pengendalian intern
perusahaan. Dengan adanya pemahaman mengenai pengendalian intern perusahaan, auditor
nantinya dapat menentukan audit yang harus dilakukan serta apakah prosedur pengendalian
sudah dapat dilaksanakan. Risiko pengendalian pada perusahaan mencakup pemisahan fungsi
yang tepat, sistem pemberian wewenang, prosedur yang layak, serta sumber daya manusia
yang seimbang dengan tanggung jawabnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian
terhadap risiko pengendaliannya agar perusahaan dapat melakukan pertimbangan dan
menentukan bagaimana pengelolaan risiko tersebut, sehingga dapat dibuat tindakan atas
risiko tersebut. penentuan tingkat risiko pengendalian adalah proses evaluasi efektivitas suatu
pengendalian intern dalam mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan
keuangan. Dalam standar auditing dijelaskan bahwa seorang auditor dituntut untuk
memahami terlebih dahulu mengenai pengendalian intern atas suatu perusahaan sebelum
melakukan kegiatan audit. Pemahaman atas pengendalian intern sangat diperlukan karena
pengendalian intern merupakan faktor utama tentang keandalan laporan yang dihasilkan.
Pemahaman terhadap pengendalian intern digunakan untuk mengidentifikasi tipe salah saji
potensial. mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji potensial,
dan merancang pengujian substantif. Pemahaman tentang pengendalian intern juga dapat
dilakukan dengan cara meminta keterangan dari pihak manajemen perusahaan dan melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang ada. Aspek yang sama dari pengendalian
internal dan menetapkan kesadaran akan tingkat pengendalian yang tinggi seperti lingkungan
pengendalian yang kuat, penilaian risiko efektif, akuntabilitas yang efektif atas penggunaan
sumber daya, dan pemantauan sistem pengendalian adalah penting dalam konteks akuntansi
untuk aktiva tetap. Salah satu transaksi penting yang berkaitan dengan aktiva tetap adalah
akuntansi awal untuk akuisisi aktiva tetap.Karakteristik sistem akuntansi dan prosedur
pengendalian spesifik yang berkaitan dengan siklus pengeluaran.Transaksi yang secara
individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau bangunan, atau pengeluaran modal yang
besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal
dan otorisasi oleh dewan komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk
asersi keberadaan atau keterjadian.Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian
mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.
Pengujian substantif adalah prosedur – prosedur audit yang didesain untuk menguji salah saji
material dalam nilai rupiah yang mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam
laporan keuangan. Auditor mempertimbangkan empat keputusan audit ketika menanggapi
penilaian risk of material misstatement pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi.
Keputusan audit tersebut sebagai berikut:
1. Staffing and supervision the audit
Jika entitas memiliki pengendalian intern yang lemah dan adanya risiko yang tinggi
bahwa manajemen mungkin menyimpang dari control activities, maka auditor
menugaskan staf dengan tingkat pengalaman audit yang memadai. Auditor
menugaskan staf dengan tingkat pengalaman lebih tinggi untuk asersi audit yang
memiliki tingkat subjektivitas atau kompleksitas yang tinggi.
2. Nature of audit tests
Bila risk of material misstatement tinggi, auditor akan mengumpulkan bukti audit
dengan pengujian substantif. Sebaliknya, ketika risk of material misstatement rendah,
Auditor melakukan pengujian pengendalian yang lebih banyak dan pengujian
substantif yang lebih sedikit.
3. Timing of audit tests
Keputusan mengenai waktu untuk audit meliputi saat interim date ataupun fiscal year
end. Bila risiko pengendalian rendah, maka auditor melakukan pengujian
pengendalian pada interim date. Jika pengendalian intern efektif, maka pengujian
substantif selama interim date dan year end akan dikurangi. Jika pengendalian intern
tidak efektif dan risk of material misstatement asersi tinggi, maka auditor akan
melakukan pengujian substantif pada tanggal neraca.
4. Extent of audit tests
Ketika risk of material misstatement tinggi, auditor akan melakukan audit pada
proporsi populasi yang lebih besar. Di sisi lain, ketika risk of material misstatement
rendah, Auditor akan melakukan audit pada yang lebih kecil.
Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektivitas
rancagan dan oprasi pengendalian. Bukti tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan
risiko pengendalian untuk setiap asersi yang terkait dengan transaksi investasi.Serta, dalam
rangka untuk merancang pengujian substantif, akuntan pertama kali harus menentukan
tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing-masing asersi terkait signifikan. Tinggi
rendahnya resiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko
bawaan, dan risiko pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai