Anda di halaman 1dari 10

NAMA : RISMAYANTI

NIM : A031171019

PENGAUDITAN II

AUDIT SALDO KAS

SALDO KAS

Yang tergolong dalam saldo kas yaitu penerimaan ditangan yang belum
disetor, kas di bank, pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun
impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk gaji. Kas-kas tersebut
diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji. Kebanyakan entitas
akan memindahkan kelebihan kas kebeberapa bentuk investasi yang menghasilkan
bunga yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi. Saldo-saldo
tertentu tersebut seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata
uang luar negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam
penggunaannya.

Hubungan Saldo Kas dengan Siklus Transaksi

Siklus-siklus transaksi seperti siklus pendapatan, siklus pengeluaran,


siklus pembiayaan, siklus investasi, dan siklus jasa personalia berkaitan langsung
dengan saldo kas umum. Siklus pembiayaan dan siklus investasi dapat menaikkan
dan menurunkan kas, sedangkan pendapatan akan menaikkan kas, dan siklus
pengeluaran serta jasa personalia akan menurunkan kas. Volume transaksi pada
siklus pendapatan, pengeluaran, dan jasa personalia pada kebanyakan perusahaan
biasanya berjumlah besar. Siklus pembiayaan dan investasi memiliki volume serta
ukuran transaksi sangat bervariasi dari satu entitas ke entitas lainnya dan dapat
juga sangat berbeda dari tahun ke tahun untuk satu entitas.

Tujuan Audit

Pada kategori asersi keberadaan atau keterjadian, tujuan audit saldo akun
untuk kas adalah agar saldo kas yang dicatat pada tanggal neraca. Pada kategori
asersi kelengkapan tujuan audit saldo akun untuk kasnya adalah agar saldo kas
yang dicatat mencakup pengaruh dari semua transaksi kas yang telah terjadi serta
transfer kas akhir tahun diantara bank telah dicatat pada periode yang tepat. Untuk
asersi hak dan kewajiban, tujuan audit saldo akun untuk kas adalah agar entitas
mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang diperlihatkan pada tanggal
neraca. Untuk kategori asersi penilaian atau alokasi, tujuan audit saldo akun
untuk kas adalah agar saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang
dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul pendukung. Pada kategori asersi
penyajian dan pengungkapan, tujuan audit saldo akun untuk kas adalah agar saldo
kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca serta agar
lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi, dan pembatasan lain
padanya atas kas telah diungkapkan dengan tepat.

Pertimbangan Perencanaan Audit

1) Materialitas
Bagian dari aktiva lancar ataauu total aktiva pada suatu titik waktu yang
disajikan oleh saldo kas pada kebanyakan entitas adalah sangat kecil dan
seringkali tidak material. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam
lima siklus transaksi yang mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir
melalui akun-akun selama suatu periode waktu benar-benar sangat dapat
material. Dalam kenyataannya, volume transaksi yang mempengaruhi kas
biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun lainnya dalam laporan
keuangan.
2) Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren
yang signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan
keterjadian serta kelengkapan. Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya
mudah untuk dicuri karena berbagai jenis bentuk kecurangan yang melibatkan
kas telah terbukti. Akan tetapi, berbeda dengan piutang atau persediaan, risiko
yang berkenaan dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan
penyajian serta pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak adanya
kerumitan yang melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan
pengungkapan.
3) Risiko Prosedur Analitis
Dalam beberapa audit atas saldo operasi, investasi, serta pembiayaan
manajemen, mungkin tidak diharapkan untuk memperlihatkan hubungan yang
stabil atau dapat diprediksi dengan data keuangan atau operasi masa berjalan
atau historis. Perusahaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat
mengembangkan anggaran kas, yang memproyeksikan penerimaan kas
berdasarkan penagihan piutang yang diantisipasi, pengeluaran kas untuk
kebutuhan operasi, dan aktivitas investasi serta pembiayaan. Prosedur analitis
yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau
anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum
dan investasi atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi perusahaan untuk
membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan perusahaan karena
masing-masing kebutuhan kas dari berbagai entitas seringkali bersifat unik.
4) Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin
yang dapat dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga
dapat memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
yang rendah. Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak
auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan
memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah
dikomunikasikan dengan jelas kepada manajemen.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS

Menentukan Risiko Deteksi

Beberapa pemiliki perusahaan kecil menginginkan agar auditor secara


cermat mengaudit kas guna memberikannya kepastian tentang keabsahan saldo
kas. Akibatnya, auditor akan pendekatan substantive yang terutama menekankan
pada pengujian rincian, sekalipun model risiko audit dapat menyatakan bahwa
pendekatan semacam itu tidak diperlukan karena prosedur analitis atau
pengendalian internal sudah efektif.
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap
penyalahgunaan. Efektivitas prosedur analitis seringkali tergantung pada
prosedur yang ditempuh entitas untuk mengembangkan anggaran atau permalan
kas yang akurat. Metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko
pengendalian atau asersi kelompok transaksi dapat digunakan dalam menentukan
penilaian risiko pengendaliana untuk asersi saldo kas. Model risiko audit atau
matriks kemudian dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima atas setiap asersi saldo kas.

Merancang Pengujian Substantif

Daftar pengujian subtantif yang mungkin dilaksanakan disusun menurut


kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit bagi pengujian
substantive. Beberapa pengujian berlaku untuk lebih satu tujuan audit, dan setiap
tujuan didukung oleh berbagai pegujian yang mungkin. Tidak semua pengujian
dapat dilaksanakan dalam setiap audit.

Prosedur Awal

Sebelum membahas pengujian yang terinci atas saldo kas, auditor harus
memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas dan
pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut. Titik awal untuk memferivikasi saldo
kas adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah
diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (apabila dapat diterapkan).
Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun buku besar kas harus
dikaji ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan yang bersifat tidak biasa
atau jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus. Disamping itu, setiap skedul
yang dibuat klien yang menunjukkan ikhtisar penerimaan kas yang belum disetor
pada lokasi yang berbeda dan/atau ikhtisar saldo bank juga harus diperoleh.

Prosedur Analitis

Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien


dengan klien lainnya. Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti
yang diperlukan dari pengujian substantive lainnya dibandingkan dengan yang
dibutuhkan apabila datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan
dari anggaran atau penerimaan kas, atau kebijakan perusahaan mengenai investasi
kelebihan kas.

Pengujian Rincian Saldo

Beberapa pengujian substantive atas rincian transaksi melibatkan


penelusuran dan vouching transaksi penerimaan kas serta pengeluaran kas yang
biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian sebagai pengujian
bertujuan ganda. Bukti yang diperoleh dari pengujian tersebut harus digabungkan
dari prosedur sebelumnya dalam menarik kesimpulan mengenai kewajaran
penyajian saldo kas.

1. Melaksanakan pengujian pisah batas


Pisah batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir
tahun sangat penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua
pengujian pisah batas kas (cash cutoff test) telah dilaksanakan yaitu pengujian
pisah batas penerimaan kas dan pengujian pisah batas pengeluaran kas.
Penggunaan laporan pisah-batas bank juga berguna dalam menentukan apakah
pisah batas yang tepat telah dilakukan. Pengujian pisah batas kas terutama
ditujukana pada asersi laporan keuangan yaitu eksistensia atau kerjadian dan
kelengkapan.
2. Menelusuri transfer bank
Banyak entitas membuka akun-akun (rekening) pada lebih dari satu bank.
Sebuah perusahaan yang memiliki banyak akun bank dapat melakukan transfer
uang yang diotorisasi diantara akun-akun bank itu. Apabila terjadi transfer
bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode mengambang) umumnya
akan berlaku sebelum cek itu dikliring di bank pada waku ditarik. Jadi setoran
kas per catatan bank akan lebih saji selama periode ini, karena cek itu akan
termasuk dalam saldo bank yang menerima setoran dan belum akan
dikurangkan dari bank yang ceknya ditarik. Transfer bank juga dapat
menimbulkan salah saji saldo bank per pembukuan jika pengeluaran dan
penerimaan tidak dicatat pada periode akuntansi yang sama.
Kiting merupakan suatu penyimpangan yang secara sengaja mencatat
transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan tidak menunjukkan
pengurangan dari akun bank tempat transfer cek ditarik. Kiting juga dapat
digunakan untuk menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank
pada tanggal laporan.
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau
sebaliknya, dapat terjadi salah saji. Bukti ini diperoleh dengan menyiapkan
skedul transfer bank (bank transfer schedule). Data yang akan dicantumkan
pada skedul itu diperoleh dari analisis atas ayat jurnal kas per pembukuan dan
laporan bank serta pisah-batas bank yang berlaku.
Kiting bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal
memungkinkan seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek (misalnya
pemisahan tugas yang kurang tepat), atau ada kolusi diantara orang-orang yang
bertanggung jawab atas kedua fungsi itu. Selain menelusuri transfer bank,
kiting juga dapat dideteksi dengan mendapatkan dan menggunakan laporan
pisah batas bank dan melaksanakan pengujian pisah-batas kas. Penelusuran
transfer bank akan memberikan bukti yang dapat diandalkan mengenai asersi
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan.

Pengujian Rincian Saldo

Ada lima pengujian substantive yang biasa digunakan untuk saldo kas
dalam kategori ini.

1. Menghitung kas di tangan


Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya
dipandang sebagai kas ditangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara
tepat, auditor harus (1) mengendalikan semua instrument kas yang dapat di
negosiasikan yang dapat ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung,
(2) meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu, (3)
mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien, dan (4) memastikan bahwa semua cek
yang belum disetor dapat dibayarkan kepada klien, baik secara langsung atau
melalui endorsemen. Pengujian ini memberikan bukti tentang masing-masing
asersi laporan keuangan kecuali penyajian dan pengungkapan. Disini perlu
diperhatikan bahwa bukti tentang hak bersifat lemah karena pengawas dana,
seperti dana kas kecil, mungkin telah menambah uang dari kantung sendiri
uuntuk menutup kekurangan.
2. Mengkonfirmasi saldo kas dan pinjaman di bank
Konfirmasi setoran kas terutama memberikan bukti mengenai dua asersi
yang berkenaan dengan kas di bank yaitu keberadaan atau keterjadian karena
ada pemberitahuan tertulis bahwa saldo itu ada, serta hak dan kewajiban karena
saldo itu adalah atas nama klien. Jawaban dari bank ini menyumbang pada
asersi penilaian atau alokasi untuk kas di bank dimana saldo yang dikonfirmasi
digunakan untuk memperoleh saldo kas yang benar pada tanggal neraca. Lebih
lanjut, hal itu juga menyumbang pada asersi kelengkapan, tapi secara
keseluruhan tidak dapat diandalkan karena pada responden tidak diharuskan
untuk mencari catatan bank mengenai saldo setoran dan pinjaman yang tidak
tercantum dalam formulir permintaan konfirmasi.
Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi
yaitu keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa
terdapat saldo pinjaman, hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan
hutang bagi klien, dan penilaian atau alokasi karena jawabannya menunjukkan
jumlah saldo pinjaman. Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan
dengan cara yang sama seperti pada konfirmasi saldo setoran.
3. Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit,
saldo kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan
lini kredit dengan bank mungkin mengharuskan pinjaman mempertahankan
saldo kas di bank. Jumlahnya dapat berupa persentase-yang-disetujui dari
jumlah yang dipinjam, atau dapat berupa jumlah dolar yang ditetapkan.
Jumlah minimum yang disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi.
Suatu kewajiban kontinjen mungkin ada apabila klien menjadi penjamin
atas pinjaman yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga.
4. Melakukan Scan, Mereview, atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat
menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi
ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka
auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. Penelaahan itu lazimnya
akan mencakup (1) membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang
dikonfirmasi pada formulir konfirmasi bank, (2) memverifikasi keabsahan
setoran dalam perjalanan dan cek-cek yang beredar, (3) menetapkan
ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu, (3) memvouching pos-pos yang
direkonsiliasi seperti beban, kredit, dan kesalahan bank ke dokumentasi
pendukung, (4) menyelidiki pos-pos lama seperti cek yang beredar untuk
periode waktu yang lama dan pos-pos tidak biasa.
5. Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank
Laporan pisah-batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal
sesudah tanggal neraca. Tanggal ini harus berada pada titik waktu yang
akan memungkinkan sebagian besar cek yang beredar pada akhir tahun
sudah dikliring di bank. Biasanya, tanggal ini adalah tujuh sampai sepuluh
hari bisnis sesudah akhir tahun fiskal klien.
Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan
memberitahukan agar hal itu dikirim langsung kepada auditor. Setelah
menerima laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo
bank terlampir, auditor harus (1) menelusuri semua cek tertanggal tahun
lalu ke cek-cek yang beredar yang tercantum pada rekonsiliasi bank, (2)
menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada
laporan pisah-batas, (3) melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data
terlampir untuk hal-hal yang tidak biasa.
Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca.
Selain itu, harus ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan
bank seperti lini kredit, saldo kompensasi, dan kewajiban kontijen. Suatu
overdraft bank (cerukan) biasanya dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah
laporan klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantive sebelumnya.
Disamping itu, auditor juga harus menelaah notulen rapatt dewan direksi dan
melakukan tanya jawab dengan manajemen menyangkut bukti pembatasan
terhadap penggunaan saldo kas.
PERTIMBANGAN LAIN
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi
secara sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan
penerimaan kas secara sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi
dari seseorang yang melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Lapping
biasanya tidak hanya bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan, tetapi
juga dapat melibatkan jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi yang
kondusif untuk lapping tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan
kas juga memegang buku beasar piutang usaha. Auditor harus menilai
kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas
seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.
 Prosedur Auditing
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan jika
risiko pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau
tinggi. Prosedur yang dapat digunakan untuk mendeteksi lapping yaitu :
1) Mengkonfirmasi piutang usaha. Pengujian ini akan lebih efektif jika
dilaksanakan secara mendadak pada tanggal interim. Melakukan
konfirmasi pada saat ini akan mencegah orang yang terlibat lapping
membuat akun yang di “lapped” menjadi mutakhir.
2) Melakukan perhitungan kas secara mendadak. Perhitungan kas akan
mecakup uang logam atau koin, uang kertas, dan cek pelanggan yang
ada di tangan. Auditor harus mengawasi setora dari dana-dana tersebut.
Berikutknya, rincian setoran yang ditunjukkan pada slip setoran
duplikat harus dibandingkan dengan ayat jurnal penerimaan kas dan
posting ke akun pelanggan.
3) Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip
setoran harian yang berkaitan. Prosedur ini akan mengungkapkan
perbedaan rincian seperti yang ditunjukkan dalam dua contoh di atas.
Apabila pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan
pos sudah ditentukan, beberapa auditor lebih memilih untuk
menggunakan daftar pendahuluan dari prosedur ini. Dalam kasus
tersebut, tanggal penagihan aktual dibandingkan dengan taggal posting
penagihan itu ke buku besar piutang usaha.
JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN
SEKURITAS YANG MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS
Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang
dapat diberikan akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh
selama audit atas sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas.
a. Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan
pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.
b. Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan
saldo kas, pinjaman yang diperlukan, atau potensi kelebihan saldo kas
yang tersedia untuk investasi.
c. Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti
perubahan kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang
akan meningkatkan arus kas.
d. Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi
jangka pendek kelebihan kas.
e. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas
investasi jangka pendek atas kelebihan kas.

Anda mungkin juga menyukai