Anda di halaman 1dari 5

SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN MANAJEMEN RANTAI PASUKAN

Pada bab ini kita akan melihat bagaimana Fitter memproses pesanan
penjualannya, dan dapat diasumsikan bahwa Fitter memiliki stok snack bar yang
cukup dalam gudang mereka untuk memenuhi pesanan-pesanan khusus. Seperti
pada kebanyakan operasi manufaktur yang tidak terintegrasi, bagaimanapun,
Fitter seringkali memiliki masalah dalam penjadwalan produksi mereka.
Konsekuensinya, kadang-kadang stok yang terdapat di gudang tidak cukup, dan
pesanan pelanggan tidak dapat dipenuhi pada waktu ayng telah ditentukan.
Pada bab ini, kita akan meninjau permasalahan manajemen rantai pasukan pada
Fitter serat cara mengatasi masalah tersebut.

GAMBARAN PRODUKSI

Agar dapat efisien dalam memenuhi permintaan, Fitter harus


mengembangkan estimasi-estimasi pemintaa pelanggan, dan mengembangkan
jadwal produksi yang dapat memenuhi peramalan permintaan. Mengembangkan
rencana produksi merupakan sesuatu yang cukup rumit, tapi pada akhirnya hal
tersebut akan menjawab dua pertanyaa sederhana yaitu :

 Berapa banyak snackbar yang seharusnya kita produksi untuk setiap


jenis, dan kapan?
 Berapa kuatitas bahan baku yang seharusnya kita pesan agar dapat
memenuhi tingkat produksi, serta kapan seharusnya bahan baku tersebut
dipesan?

Fitter juga harus dapat menjalankan rencana dan membuat penyesuaian saat
permintaan pelanggan tidak sesuai dengan peramalan. Sistem ERP merupakan
suatu peralatan yang bagus untuk mengembangkan dan menjalankan rencana
produksi karena ERP mengintegrasikan fungsi-fungsi produksi perencanaan,
pembelian, dan manajemen/gudang bahan baku, manajemen kualitas,
penjualan, dan akuntansi.

Tujuan dari adanya perencanaan produksi adalah untuk menjadwalkan


produksi secara eknomik sehingga perusahaan dapat mengirimkan barag
kepada pelanggan mereka sesuai tanggal pengiriman yang dijanjikan dan hemat
dalam penggunaa biaya. Ada tiga pendekatan umu dalam produksi :

RISMAYANTI (A031171019) Page 1


SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN MANAJEMEN RANTAI PASUKAN

 Make-to-stock, item-item dibuat untuk persediaan (stok) sebagai


antisipasi tehadap pesanan penjualan, sebagian besar produk pelanggan
(misalnya kamera da buku) dibuat disini.
 Make-to-order, item-item di produksi untuk memenuhi pesanan khusus
pelanggan; perusahaan seringkali menggunakan pendekatan ini saat
memproduksi suatu item akan sangat mahal jika disimpan sebagai stok
atau item-item yang dibuat atau yang dikonfigurasikan untuk spesifikasi
pelanggan. Mislanya peralatan penerbangan da industry besar.
 Assemble-to-order, item-item diproduksi menggunakan kombinasi antara
proses make-to-stock dan make-to-order. Produk yang dihasilkan
dirancang untuk pesanan tertentu dari seleksi kompinen make-to-stock.
Misalnya, produk Personal Computer (PC).

Proses Manufaktur Fitter

Fitter menggunakan teknik produksi make-to-stock untuk memproduksi


snackbar mereka. Proses manufaktur dimulai dengan pencampuran bahan-
bahan baku yang terdapat dalam gudang, lalu masuk pada garis produksi
(production line) snackbar. Dalam garis produksi ini termasuk formula,
pemanggangan, da pengemasan snackbar. Setelah tahap tersebut selesai,
barang barang jadi akan disimpan dalam gudang sebagai persediaan.setiap
maalm, karyawa ayng bekerja pada shift kedua akan membersihkan semua
peralatan dan menyiapkannya untu produksi esok hari. Oleh karena itu,
perubahan produksi dari NRG-A disatu hari menjadi NRG-B pada hari selajutnya
dapat diselesaikan pada akhir hari tanpa kerugian dalam kapasitas.

Permasalahan Produksi Fitter

Fitter memiliki masalah dalam menentukan berapa banyak bar yang akan
mereka buat serta kapan. Proses manufaktur Fitter mendapati beberapa
permasalahn, yaitu :

1. Permasalahan komunikasi. Gangguan komunikasi merupakan suatu


masalah yang melekat pada banyak perusahaan, dan mereka akan
menjadi leih besar di perusahaan yang memiliki sistem informasi tidka
terintegrasi. Misalnya, personil Pemasaran dan Penjualan melakukan
pekerjaa yang buruk dalam membagi informasi dengan personil Produksi.
Pemasaran dan Penjualan melakukan pengecualian terhadap Produksi

RISMAYANTI (A031171019) Page 2


SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN MANAJEMEN RANTAI PASUKAN

dalam sebuah pertemuan, mengabaikan konsultasi dengan Produksi saat


promosi penjualan, dan seringkali gagal menyiakan Produksi dalam
perencanaan promosi. Pemasaran dan Penjualan juga kadang
melupakan untuk memberitahu Produksi saat ketika dibutuhkan pesanan
yang sangat besar.
2. Permasalahan persediaan. Perencanaan produksi week-to-week dan
day-to-day tidak mencantumkan cara sistemastis untuk tingkat penjualan
yang diharapkan. Saat menentkan berapa banyak yang akan di produksi,
manajer produksi menerapkan aturan pengembangan berdasarkan
pengalaman. Indikator utamanya adalah perbedaan antara jumlah normal
persediaan barang jadi yang harus di stok dan tingkat persediaan aktual
barang jadi yang ada digudang.
3. Permasalahan akuntansi dan pembelian. Produksi dan Akuntansi tidak
memiliki cara yang baik dalam mengkalkulasikan biaya produksi day-to-
day Fitter. Biaya manufaktur didasarkan pada jumlah bar yang diproduksi
setiap hari, jumlah yang diukur pada akhir garis produksi snackbar. Untuk
tujuan perhitungan biaya manufaktur suatu produk, Fitter menggunakan
standard cost yang merupakan biaya normal dalam proses manufaktur
produk.

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI

Perencana produksi merupakan seorang karyawan yang berinteraksi


dengan sistem produksi dan peramalan penjualan untuk menentukan berapa
banyak yang akan di produksi. Perencanaan mengikuti tiga prinsip penting :

 Menggunakan peramalan penjualan, dan dengan memperhatikan tingkat


persediaan saat ini, menciptkan agregat (kombinasi) rencana produksi
untuk semua produk.
 Memecah rencana agregat menjadi rencana produksi yang lebih spesifik
untuk produk individual dan interval waktu yang menjadi lebih kecil.
 Menggunaka perencanana produksi untuk menentukan persyaratan
bahan mentah.

Pendekatan SAP ERP untuk Perencanaan Produksi

Informasi pada setiap tahap dalam arus proses produksi adalah sebagai
berikut :

RISMAYANTI (A031171019) Page 3


SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN MANAJEMEN RANTAI PASUKAN

1. Sales forecasting (Peramalan Penjualan), merupakan suatu proses yang


memprediksi permintaan masa depan untuk produk perusahaan. Sistem
SAP ERP mengizinka pengambilan pendekatan yang terintegrasi untuk
peramalan penjualan. Saat penjualan tercatat dalam modul Penjualan
dan Distribusi SAP ERP, kuantitas yang terjual akan tercatat sebagai nilai
konsumsi untuk material tersebut,
2. Sales and operation planning/SOP (Perencanaan Penjualan dan
Operasi), merupakan suatu proses yang menentukan apa yang akan
diproduksi oleh perusahaan. Inputnya merupakan peramalan penjualan
yang disediakan oleh Pemasaran dan Penjualan. Outputnya merupakan
racangan rencana produksi untuk menyeimbagkan permintaan dan
kapasitas produksi.
3. Pada tahap Demand Management (Manajemen Permintaan), rencana
produksi terpecah kedalam unit waktu yang lebih kecil, seperti gambaran
produksi minggua atau harian, untuk menyesuaikan dengan permintaa
produk individual. Output dari proses manajemen permintaan adalah
Master Production Schedule (MPS), yang merupakan suatu rencana
produksi untuk semua barang jadi.
4. Suatu proses Materials requirements planning (MRP) menentukan jumlah
dan waktu pemesanan bahan baku. Proses MRP menjawab pertanyaan
mengenai “berapa jumlah bahan baku yang seharusnya dipesan untuk
memenuhi tingkat produksi” dan “kapan bahan baku tersebut seharusnya
dipesan?”. Untuk memahami mengenai MRP harus diketahui tentang bill
of materials dan lead times and lot sizing.
5. Tahap Purchasing (Pembelian), informasi mengenai kuantitas dan waktu
pada proses MRP digunakan untuk membuat pesanan pembelian bahan
baku, yang ditransmisikan kepada pemasok yang berkuaitas. Suatu
proses MRP dapat dikonfigurasikan agar daftar permintaan pembelian
dapat dibuat secara otomatis.
6. Proses Detailed Scheduling (Penjadwalan rinci) menggunakan rencana
produksi yag dikembangkan selama tahap-tahap manajemen permintaan
sebagai suatu input untuk jadwal produksi. Keputusa utama dari adanya
penjadwalan rinci adalah menentukan berapa lama seharusnya setiap
produk di produksi.

RISMAYANTI (A031171019) Page 4


SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN MANAJEMEN RANTAI PASUKAN

Menyediakan Data Produksi untuk Akuntansi

Dalam kegiatan manufaktur, sistem ERP tidak terhubung secara langsung


dengan mesin produksi. Data harus dikumpulkan dengan cara yang sama lalu
masuk kedalam SAP ERP untuk tujuan akuntansi persediaan.

ERP DAN PARA PEMASOK

Beberapa tahun terkahir, perusahaa mulai menadari bahwa mereka


merupakan bagian dari rantai pasokan, dan apabila rantai pasoka lebih efektif
setiap pihak yang terdapat dalam rantai pasokan tersebut akan memperoleh
manfaat. Kolaborasi akan lebih dapat dicapai dibandingkan dengan kompetisi,
dan sistem ERP mmapu memegang peran penting dalam perencanaan
kolaboratif

Rantai Pasokan Tradisional

Rantai pasokan dideskripsika sebagai semua aktivitas yang terjadi


diantara proses pertumbuhan dan penambangan bahan baku hingga menjadi
barang jadi pad rak-rak toko. Dalam rantai pasokan tradisional, informasi-
informasi telah melewati rantai pasokan secara reaktif pada saat pihak-pihak
terkait mengubah pesanan produk mereka.

EDI dan ERP

Sebelum adanya sistem ERP, perusahaan terhubung dengan pelanggan


dan pemasok menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI). Namun,
dengan menggunakan sistem ERP, pembagian rencana produksi dalam rantai
pasokan dapat terjadi secara rill time. Menggunakan internet pada komunikasi ini
bahkan aka lebih cepat dan murah dibandingkan dengan menggunakan jaringan
privat EDI.

Pengukuran Kesuksesan

Pengukuran kinerja telah dikembangkan untuk menunjukkan pengaruh


adanya manajemen rantai pasokan yang lebih baik. Salah satu pengukuran
dikenal dengan cash-to-cash cycle time. Ada pula pengukuran dengan total biaya
manajemen rantai pasokan ataupun berdasarkan hubungan antara manajemen
dan pemasok.

RISMAYANTI (A031171019) Page 5

Anda mungkin juga menyukai