Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN HASIL STUDI EKSKURSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS


EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SISA PERSEDIAAN


BARANG JADI TIDAK TERJUAL PADA CV KOPI LUWAK CIKOLE
LAPORAN HASIL STUDI EKSKURSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SISA PERSEDIAAN


BARANG JADI TIDAK TERJUAL PADA CV KOPI LUWAK CIKOLE

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS PROGRAM
STUDI AKUNTANSI NOVEMBER 2018
LAPORAN HASIL STUDI EKSKURSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SISA PERSEDIAAN


BARANG JADI TIDAK TERJUAL PADA CV KOPI LUWAK CIKOLE

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, atas ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian

dan penulisan laporan hasil Study Ekskursi. Hasil laporan ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan untuk tugas Study Ekskursi program studi

akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Laporan hasil Study Ekskursi ini merupakan hasil penelitian dari CV Kopi

Luwak Cikole Bandung, tentang Pengendalian Internal Persediaan Terhadap Sisa

Persediaan Tidak Terjual. Penulis berharap penelitian dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak, meskipun penulis menyadari bahwa laporan hasil Study

Ekskursi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran guna menyempurnakan laporan hasil Study Ekskursi.

Terselesainya laporan hasil Study Ekskursi ini tidak lepas dari bantuan dan

jasa serta kerja sama dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hidayatulloh, M.Si., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo.

2. Bapak Sigit Hermawan, SE. M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

3. Bapak Wiwit Hariyanto, SE. M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Mihammadiyah Sidoarjo.


iii
4. Bapak Sigit Hermawan, SE. M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberi masukan serta saran kepada penulis.

Akhir kata dari penulis mohon maaf apabila ada salah dalam pengetikan atau

pembuatan laporan hasil Study Ekskursi ini, semoga laporan ini memberikan

manfaat bagi penulis dan pembaca dari semua pihak.


iv
PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SISA PERSEDIAAN

BARANG JADI TIDAK TERJUAL PADA CV KOPI LUWAK CIKOLE

Oleh :

Kelompok 2

Abdurrahman Alatas (162010300057)

Amar Muzakki Taqiuddin (162010300251)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian internal persediaan

terhadap sisa persediaan tidak terjual pada CV Kopi Luwak Cikole Bandung dan

mengidentifikasi apakah CV Kopi Luwak Cikole berhasil menerapkan

pengendalian internal efektif dan efisien terhadap sisa persediaan tidak terjual

dari produknya.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, kualitatif dan

kuantitatif. Karena metode penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu data

deskriptif berupa data tertulis dan lisan dalam bentuk perhitungan dan laporan

pengendalian internal terhadap sisa persediaan tidak terjual pada CV Kopi Luwak

Cikole yang dianggap dapat memperkuat penarikan suatu kesimpulan dari

penelitian tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Peneliti akan melakukan dialog untuk memerlukan

berbagai informasi dari subjek (responden).

Kata Kunci : Pengendalian Internal Persediaan, Sisa Persediaan Tidak


Terjual.

v
ABSTRACT

This study aims to analyze the internal performance of CV Cikole Bandung

Luwak Coffee and find out whether CV Kopi Luwak Cikole can implement

effective and efficient internal controls on unsold products from its products.

This type of research uses descriptive, qualitative and quantitative research

methods. Because the research method can produce descriptive data in the form

of data and verbally in the form of calculations and internal reports on no cost on

CV Cikole Coffee Luwak which is considered to be beneficial from these studies.

Collecting data in this study using work methods, interviews, and documentation.

The researcher will conduct a dialogue to cancel various information from the

subject (respondent).

Keywords: Internal Control Inventory, Remaining Inventory Not Sold.


ABSTRACT

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

HALAMAN SUSUNAN DEWAN PENGUJI....................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................... iii

ABSTRAK.............................................................................................................. v

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 4

2.1 Kajian Teoritis .................................................................................. 4

1. Pengertian Persediaan .................................................................. 4

2. Pengertian Pengendalian .............................................................. 7

3. Pengertian Pengendalian Internal ................................................. 8


DAFTAR ISI

4. Pengertian Pengendalian Persediaan .......................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................19

3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 19

1. Penetapan Judul ............................................................................ 19

vii
2. Penetapan Teori ............................................................................ 20

3. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 20

4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 21

5. Analisis Data ................................................................................ 21

6. Kesimpulan ...................................................................................22

3.2 Objek Penelitian ............................................................................... 22

3.3Sumber Data ...................................................................................... 22

BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................... 23

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 23

4.2 Pembahasan .................................................................................... 26

BAB V. SIMPULAN ......................................................................................... 33

5.1 Simpulan .........................................................................................33


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asal mula terciptanya suatu produk yang beredar di masyarakat adalah hasil

proses dari perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan penopang

utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri

manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan

industri secara nasional di negara itu. Perkembangan tersebut dapat terlihat dari

kualitas produk yang dihasilkan dan kinerja yang baik dalam industri secara

keseluruhan. Oleh sebab itu bagi para investor beranggapan bawasannya

berinvestasi pada sektor manufaktur berpotensi memiliki prospek bagus untuk

memperoleh keuntungan yang lebih.

Industri manufaktur memegang peran penting dalam pembangunan, karena

industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan nilai kapitalisasi modal yang

sangat besar dibandingkan sektor lain. Selain itu juga memiliki kemampuan

dalam penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah (value

added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang jika diolah dengan baik

dan menghasilkan output yang baik berupa barang jadi suatu produk.

Perusahaan manufaktur berorientasi pada pengolahan bahan baku menjadi

bahan jadi yang siap dijual sebagai suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan masyarakat, khususnya pada CV Kopi Luwak Cikole. Selanjutnya,


CV. Kopi Luwak Cikole yang berdiri pada bulan Januari 2012, mengolah kotoran

1
2

hewan luwak menjadi barang dagang yang berupa kopi. Perusahaan manufaktur

yang resmi berbentuk badan usaha pada bulan Januari 2013 memproses kotoran

hewan luwak di Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole, saat ini Rumah Produksi

Kopi Luwak Cikole memiliki kurang lebih 200 ekor hewan luwak tangkar,

berlokasi di Kampung Babakan, Desa Cikole, Lembang, Bandung.

Kopi Luwak Cikole menerapkan Pengendalian internal terhadap barang jadi,

untuk mengantisipasi sisa barang tidak terjual. Pengendalian dilakukan dengan

tujuan agar apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga

dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai (Fariyanti, 2013). Oleh

karena itu CV Luwak Cikole dapat mengantisipasi dan memaksimalkan penjualan

serta memiliki kebijakan pengendalian terhadap persediaan dengan sangat baik

untuk mengantisipasi sisa barang tidak terjual.

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini diharapkan dapat

menyederhanakan tentang penerapan pengendalian inernal terhadap sisa barang

tidak terjual di CV Kopi Luwak Cikole agar tidak menimbulkan kelebihan

produksi terhadap permintaan pasar. Untuk itu penulis tertarik mengambil

judul “Pengendalian Internal Terhadap Sisa Persediaan Barang Jadi Tidak

Terjual Pada CV Kopi Luwak Cikole”.


3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana penerapan pengendalian internal terhadap sisa persediaan barang

jadi tidak terjual pada CV Kopi Luwak Cikole”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengendalian internal terhadap sisa persediaan barang jadi

tidak terjual pada CV Kopi Luwak Cikole.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

1. Pengertian Persediaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persediaan yang berasal dari

kata dasar sedia, dapat diartikan sebagai cadangan. Sedangkan pertian

persediaan dalam luang lingkup akuntansi, persediaan adalah sejumlah

barang jadi, bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan

dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Dalam PSAK No 14

tahun 2007 menyatakan persediaan sebagai aset yang tersedia untuk dijual

dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi, dan atau dalam

perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Menurut Rangkuti (2004:1) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi

barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu

periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam

pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang

menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.


Menurut Prawirosentono (2005:83) menyatakan pengertian persediaan

dalam dua sudut pandang, tergantung perusahaan itu sendiri. Dari sudut

perusahaan manufaktur, persediaan dipahami sebagai simpanan bahan baku

4
5

dan barang setengah jadi (work in proses) untuk diproses menjadi barang

jadi (finished goods) yang mempunyai nilai tambah lebih besar secara

ekonomis, untuk selanjutnya dijual kepada pihak ketiga (konsumen).

Sedangkan dari sudut perusahaan dagang, persediaan merupakan simpanan

sejumlah barang jadi yang siap dijual pada konsumen.

Menurut Mulyadi (2001:553) menyatakan definisi persediaan sebagai

barang-barang yang dimiliki atau disimpan di perusahaan yang terdiri dari

produk jadi, produk dalam proses, bahan baku, bahan penolong, bahan habis

pakai, suku cadang, dan sebagainya yang dimaksudkan untuk dijual kembali.

Menurut Koher, Eric L.A Persediaan adalah bahan baku dan penolong,

barang jadi dan barang dalam produksi dana barang-barang yang tersedia,

yang dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau

konsinyasikan kepada pihak lain pada akhir periode.

Jadi kesimpulan pengertian dari persediaan adalah suatu aktiva

perusahaan yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang

proses, dan persediaan barang jadi dari suatu perusahaan untuk diproses

lebih lanjut atau dijual ke pihak eksternal.

a. Jenis-Jenis Persediaan
6
Menurut Render dan Heizer (2005), berdasarkan proses manufakturnya

persediaan dibagi menjadi empat jenis, yaitu:


7

1) Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah persediaan

yang dibeli tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk

mendecouple (memisahkan) para pemasok dari proses produksi.

2) Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory).

Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa

perubahan tetapi belum selesai. Adanya work in process disebabkan oleh

waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (disebut siklus

waktu). Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi persediaan.

3) Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance,

repair, operating, MRO). Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan

untuk menjaga agar permesinan dan proses produksi tetap produktif.

MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan dan

perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.

Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Adalah produk yang

sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa saja disimpan

karena permintaan pelanggan dimasa depan tidak diketahui.

Sedangkan Pengertian Sisa Persediaan barang jadi tidak terjual yaitu

suatu produk atau barang jadi yang memiliki nilai material yang tidak terjual

akibat dari tidak adanya permintaan terhadap sisa produk atau barang jadi

tersebut.
8

b. Metode Perhitungan Persediaan

1) Metode FIFO (First In First Out)

Pengertian dari metode FIFO ini adalah persediaan barang masuk

pertama maka akan keluar pertama, sehingga untuk mendapatkan

persedian akhir dinilai dengan perolehan yang terakhir di beli atau

masuk.

2) Metode LIFO (Last In First Out)

Secara teori metode LIFO ini dimaksudkan bahwa persediaan

barang yang diterima terakhir masuk maka akan dijual pertama,

sehingga penilaian perolehan persediaan akhir berdasarkan dari nilai

perolehan ang pertama (awal) masuk (beli).

3) Metode Average atau Rata-rata

Metode average atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan

metode rata-rata ini menjelaskan bahwa nilai dari persediaan akhir

akan menghasilkan antara nilai persediaan dengan metode FIFO.

2. Pengertian Pengendalian

Pengendalian merupakan proses monitoring terhadap berbagai aktivitas

yang dilakukan sumber daya organisasi untuk memastikan bahwa aktivitas


9
yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dan tindakan koreksi dapat dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan

yang terjadi (Robbins dan Coulter, 2003: 496).


1
0

3. Pengertian Pengendalian Internal

Committee on Auditing Procedure American Institute of Carified Public

Accountant (AICPA) mengemukakan bahwa pengendalian internal

mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah

digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek

kecermatan dan keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi operasi, dan

mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan (James Hall,

2009).

Hartanto (1997) menjelaskan, pengendalian internal dengan

membedakan ke dalam arti yang sempit dan dalam arti luas, dalam arti

sempit, pengendalian internal disamakan dengan internal check yang

merupakan mekanisme pemeriksaan ketelitian data administrasi. Sedangkan

dalam arti luas, pengendalian internal disamakan denganmanagement control,

yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara yang digunakan oleh pimpinan

perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan.

Sesuai dengan definisi/pengertian yang dikemukakan AICPA, maka dapat

dirumuskan tujuan dari pengendalian internal, yaitu:

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi

c. Meningkatkan efisieni operasional perusahaan


1
1
d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
1
2

Komponen-komponen pengendalian internal

Menurut Diana dan Setiawati (2011:83) menyatakan bahwa terdapat

lima komponen dalam model pengendalian COSO antara lain :

1. Lingkungan pengendalian, setiap organisasi harus memiliki

lingkungan pengendalian yang kuat. Lingkungan pengendalian yang

lemah kemungkinan besar dapat diikuti dengan kelemahan dalam

komponen pengendalian internal yang lain. Lingkungan

pengendalian meliputi faktor-faktor sebagai berikut :

a. Filosofi dan gaya operasi manajemen, manajer bertanggung

jawab untuk menyusun kode etik perusahaan dan

memperlakukan setiap karyawan dengan adil dan dengan

hormat, manajer juga harus menekankan pentingnya

pengendalian internal.

b. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika, penting bagi

manajemen untuk menciptakan budaya organisasi yang

menekankan pada integritas dan nilai - nilai etika. Perilaku etis

atau tidak etis manajer dan karyawan berdampak besar terhadap

keseluruhan pengendalian internal. Oleh sebab itu perusahaan

perlu memiliki kode perilaku untuk mengatur tindakan

manajemen maupun karyawan. Manajemen harus mengambil


1
3
tindakan proaktif untuk memastikan bahwa semua karyawan

benar-benar sadar akan standar perilaku tersebut. selain itu,


10
10

manajemen harus memberi contoh dalam perilakunya sehari -

hari Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 4.

c. Komite audit dan dewan direksi, dewan direksi bertanggung

jawab untuk memilih komite audit yang beranggotakan orang -

orang dari luar perusahaan. Peran komite audit adalah

memantau akuntansi perusahaan serta praktik dan kebijakan

pelaporan keuangan. Komite audit juga berperan sebagai

perantara antara auditor internal dan auditor eksternal.

d. Struktur organisasi, struktur organisasi perusahaan

menggambarkan pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam

perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Struktur

organisasi harus disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis

agar jelas siapa yang bertanggung jawab.

e. Penetapan otoritas dan tanggung jawab, otoritas adalah hak yang

dimiliki karena posisi formal seseorang untuk memberi perintah

kepada bawahan. Sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban

seseorang untuk menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta

pertanggung jawaban atas hasil yang dicapai. Oleh karena itu

penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki deskripsi

pekerjaan yang jelas agar tidak terjadi saling melempar

tanggung jawab.

f. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia, kegiatan sumber

daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru, pelatihan


11
11

karyawan, motivasi karyawan, evaluasi karyawan, konseling

karyawan, perlindungan karyawan, dan pemberhentian

karyawan.

g. Pengaruh eksternal dapat mempengaruhi lingkungan pengawasan

organisasi, dan dapat meningkatkan kesadaran manajemen akan

pentingnya prosedur serta kebijakan pengawasan intern.

Pengaruh peraturan ini mencakup peraturan yang dikeluarkan

oleh badan penyusunan standar akuntansi.

2. Aktivitas pengendalian, yang terkait dengan pelaporan keuangan

antara lain meliputi :

a. Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak, desain

dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana

sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan mengisi.

Dokumen juga harus memuat tempat untuk tanda tangan bagi

mereka yang berwenang, jika dokumen digunakan sebagai bukti

peralihan harta maka ada kolom untuk tanda tangan dan nama

terang penerima.

b. Pemisahan tugas, terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan

agar tidak ada peluang untuk mencuri harta perusahaan serta

memalsukan catatan akuntansi, antara lain : fungsi penyimpanan

harta yang dimaksud disini ialah pemegang kas atau pemegang

persediaan, fungsi pencatat meliputi menyusun laporan

keuangan, fungsi otorisasi transaksi bisnis dapat diwujudkan


12
12

dalam bentuk tanda tangan dalam dokumen sebagai tindakan

atau persetujuan untuk memulai sebuah transaksi.

c. Otorisasi yang memadai atas setiap transaksi bisnis yang terjadi,

otorisasi adalah pemberian wewenang dari manajer kepada

bawahanya untuk melakukan aktivitas atau untuk mengambil

keputusan tertentu.

d. Mengamankan harta dan catatan perusahaan dapat dilakukan

dengan cara, antara lain menciptakan pengawasan yang

memadai, memastikan catatan harta yang akurat, menjaga

catatan dan dokumen dengan menyimpanya kedalam lemari.

e. Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan

karyawan, dapat dilakukan dengan cara rekonsiliasi dua catatan

yang dihasilkan oleh dua pihak yang independen,

membandingkan catatan dengan aktual fisik yang ada, review

independen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)

3. Penaksiran resiko, resiko dapat bersumber dari :

a. Tindakan tidak disengaja, seperti kesalahan yang disebabkan oleh

kecerobohan karyawan, sistem yang tidak mampu memenuhi

kebutuhan perusahaan.
13
13
b. Tindakan sengaja, seperti : sabotase, mencuri atau menyalah

gunakan harta perusahaan.

c. Bencana alam.
14
14

d. Kesalahan perangkat lunak dan kegagalan peralatan komputer,

seperti arus listrik yang tidak stabil, kerusakan sistem informasi.

4. Informasi dan komunikasi, Informasi harus diidentifikasi, diproses,

dan dikomunikasikan ke personil yang tepat sehingga setiap orang

dalam perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab mereka

dengan baik. Sistem informasi akuntansi harus bisa menghasilkan

laporan keuangan yang andal.

5. Pengawasan, kegiatan utama dalam pengawasan kinerja meliputi :

a. Supervisi yang efektif, meliputi : pelatihan terhadap karyawan,

memonitor kinerja karyawan, mengkoreksi kesalahan yang

mereka lakukan.

b. Akuntansi pertanggungjawaban, meliputi : penyusunan anggaran,

membandingkan rencana kinerja dengan kinerja aktual,

membuat prosedur untuk investigasi penyimpangan yang

signifikan yang dilanjutkan dengan mengambil tindakan untuk

mengoreksi penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.

c. Pengauditan internal, meliputi penilaian terhadap efektifitas

pengendalian internal, evaluasi kepatuhan karyawan terhadap

kebijakan manajemen.

4. Pengertian Pengendalian Persediaan


15
15

Pengendalian persediaan (stock control) adalah usaha yang dilakukan

oleh perusahaan dalam penyediaan barang-barang yang dibutuhkan untuk


16
16

proses produksi agar terpenuhi secara optimal sehingga proses produksi

berjalan dengan lancar dan mengurangi adanya resiko yang akan terjadi

seperti kekurangan barang serta perusahaan dapat memperoleh biaya

persediaan sekecil-kecilnya yang akan menguntungkan perusahaan.

Pengendalian persediaan harus dilakukan dengan seimbang. Jika

persediaan terlalu besar (over stock) maka beban-beban biaya untuk

menyimpan dan menjaga persediaan di dalam gudang akan tinggi sehingga

hal ini akan menyebabkan pemborosan. Sebaliknya, jika persediaan terlalu

kecil atau dapat dikatakan kurangnya persediaan (out of stock) maka waktu

pengiriman barang yang telah disepakati bersama antara perusahaan dengan

konsumen akan menjadi terhambat. Keterlambatan waktu pengiriman akan

membuat konsumen beralih ke perusahaan lain dalam melakukan

pembelian barang.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengendalian

persediaan dalam perusahaan manufaktur adalah kapan pemesanan barang

harus kembali dilakukan, berapa banyak barang yang harus dipesan, dan

berapa rata-rata nilai persediaan yang harus dijaga atau disimpan dalam

gudang. Penerapan pengendalian persediaan dalam suatu perusahaan

dilakukan agar diperoleh jumlah yang tepat dan kualitas yang baik dari

barang-barang yang tersedia dalam gudang pada waktu yang dibutuhkan


17
17
yaitu saat barang akan dikeluarkan dari dalam gudang dengan biaya yang

dikeluarkan minimum sehingga perusahaan memperoleh untung.


18
18

a. Fungsi Pengendalian Persediaan

Pada perusahaan manufaktur pengendalian persediaan (stock control)

memiliki beberapa fungsi guna untuk memenuhi kebutuhan suatu

perusahaan yaitu sebagai berikut:

1) Mengantisipasi adanya keterlambatan dalam pengiriman bahan baku atau

barang yang dibutuhkan oleh perusahaan

2) Mengantisipasi jika adanya pesanan barang yang salah sehingga barang

tersebut harus di-retur kembali

3) Mengantisipasi terjadinya inflasi atau kenaikan harga barang secara

tiba-tiba

4) Memperoleh untung dari pembelian yang dilakukan

berdasarkan quantity discountatau potongan kuantitas.

5) Sebagai penyimpanan bahan baku atau barang yang dihasilkan secara

musiman. Hal ini memberi kemudahan bagi perusahaan jika bahan baku

atau barang sedang tidak tersedia di pasaran dikarenakan kehabisan

stok.
19
19
6) Memberikan pelayanan terhadap konsumen dengan adanya ketersediaan

barang yang dibutuhkan oleh konsumen

b. Metode Pengendalian Persediaan


20
20

Terdapat 2 metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan pada

perusahaan manufaktur yaitu antara lain:

1) Continuous Review Method

Continuous Review Method merupakan metode dimana posisi barang-

barang yang tersedia di dalam gudang dianggap sama dengan posisi persediaan

barang dalam sistem deterministik (sistem dimana permintaan terhadap barang

telah diketahui dengan pasti) dengan adanya penambahan persediaan

pengaman (safety stock) yang sedikit. Pemesanan barang berdasarkan

continuous review method dilakukan dalam jumlah per lot dengan pesanan

yang selalu sama. Periode pemesanan dalam metode ini tidaklah tetap. Metode

ini memerlukan administrasi yang banyak karena harus selalu memantau

persediaan yang ada agar tidak terjadi keterlambatan dalam pemesanan barang.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan continuous review

methodadalah:

a) Biaya penyimpanan per unit barang adalah tetap.

b) Biaya pemesanan ulang barang yang dilakukan perusahaan adalah

tetap.
21
21

c) Tidak terdapatnya keterlambatan datangnya bahan baku karena waktu

tunggu datangnya bahan baku adalah tetap.


22
22

d) Permintaan bahan baku yang bervariasi.

e) Pembelian yang terjadi tidak akan mendapatkan potongan harga.

f) Bahan atau barang yang datangnya tidak sekaligus akan

mendapatkan biaya tambahan.

g) Setiap jenis barang yang diperoleh berasal dari proses penjualan yang

berlainan.

2) Periodic Review Method

Periodic Review Method merupakan metode dimana jarak waktu antara

dua pesanan dalam pengendalian persediaan adalah tetap. Dalam metode ini,

persediaan pengaman (safety stock) sangat dibutuhkan karena kemungkinan

persediaan habis sebelum masa periode pemesanan datang akan terjadi. Safety

stock digunakan untuk meredam fluktuasi permintaan selama berlangsungnya

proses lead time serta digunakan untuk meredam seluruh konsumsi

persediaan yang ada.

Jumlah pesanan barang yang dipesan dalam periodic review method

sangat bergantung dengan sisa persediaan dalam gudang pada saat berada

dalam masa akhir periode pemesanan. Maka dari itu, ukuran lot pada barang

pesanan akan selalu berbeda setiap kali dilakukan pemesanan. Pada metode
23
23
ini, periode pemesanan dilakukan secara periodik sehingga administrasi yang

diperlukan tergolong ringan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Menurut Nasir metode penelitian ialah cara utama yang digunakan peneliti

untuk mencapai tujuan & menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

Menurut Winarno metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan

dengan teknik yg teliti & sistematik. Menurut Muhiddin Sirat metode penelitian

merupakan suatu langkah memilih masalah & penentuan judul penelitian.

Menurut Sugiyono metode penelitian merupakan suatu langkah memilih masalah

& penentuan judul penelitian.

Pada dasarnya rancangan penelitian menjelaskan setiap prosedur penelitian

mulai dari tujuan penelitian sampai dengan analisis data. Rancangan penelitian

dibuat dengan tujuan agar kegiatan pelaksanaan penelitian dapat dijalankan

dengan baik dan benar.

1. Penetapan Judul
Judul adalah sebuah ide yang mendasari sebuah pembahasan yang

akan dijadikan tolak ukur dalam pembahasan yang ditulis oleh seorang

penulis. Dalam pembahasan mengandung isi keseluruhan suatu penelitian,

18
19
19

yang menggambarkan objek yang ingin diteliti, lokasi, tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai. Tahapan penetapan judul penelitian yang pertama harus

menentukan tema, setelah itu menjabarkan tema yang ada dan menarik

sebuah kesimpulan yang dapat menentukan judul penelitian.

2. Penetapan Teori

Penetapan teori yang tepat yaitu berdasarkan pada judul penelitian

yang sudah ditentukan. Untuk mendapatkan teori yang tepat peneliti

melakukan berbagai hal seperti : mencari referensi di jurnal dan internet

yang berhubungan dengan pengendalian internal suatu barang dagang,

selain itu juga mempelajari buku Sistem Informasi Akuntansi yang

bersangkutan dengan barang jadi. Sebuah perusahaan harus menyimpan

persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya dengan

tepat waktu.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di perusahaan Kopi Luwak Cikole

yang bergerak di bidang manufaktur, perusahaan ini memproduksi kopi

dengan menggunakan hewan luwak yang melalui proses fermentasi.

Perusahaan ini beralamat di Kampung Babakan, Desa Cikole, Lembang,

Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada hari jumat

tanggal 9 November 2018.


20
20

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu meliputi :

a) Metode Observasi, yaitu tenik pengumpulan data yang dilakukan

secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan

terhadap gejala obyek yang diteliti.

b) Teknik Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak perusahaan

Kopi Luwak Cikole.

c) Dokumentasi, yaitu dengan cara meminta dan menganalisis bahan-

bahan hasil dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan obyek

penelitian mulai dari catatan, jurnal, neraca, serta dokumen-dokumen

pendukung lain yang berhubungan dengan perusahaan Kopi Luwak

Cikole.

5. Analisis Data

Menurut Taylor (1975), arti analisis data adalah proses yang merinci

usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)

seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan

tema pada hipotesis.


21
21

6. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan suatu pernyataan yang mengandung makna dari

pembicaraan. Kesimpulan diperoleh dari untaian fakta-fakta yang terjadi. Sehingga,

kesimpulan dapat berupa kalimat yang bersifat pendapat yang menggeneralkan fakta-

fakta yang ada.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini merupakan permasalahan yang timbul dan dijadikan

landasan utama untuk diadakannya penelitian tersebut. “Objek penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

tertentu)”menurut Sugiyono (2012:13).

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan pengendalian internal terhadap

sisa persediaan barang jadi yang tidak terjual CV Kopi Luwak Cikole Bandung.

Bagaimana strategi yang dilakukan oleh CV Kopi Luwak Cikole yang mampu

mengendalikan sisa persediaan barang jadi yang tidak terjual, sehingga dapat

mengantisipasi kelebihan produksi di periode selanjutnya yang kurang sesuai

dengan permintaan konsumen/pasar. Serta mengurangi kerusakan persediaan

barang jadi yang diakibatkan dari masa waktu produk tersebut.

3.3 Sumber Data


22
22

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh, menurut Suharsmi Arikunto (2006:129). Sumber data yang digunakan


23
23

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder.

a) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

(tidak memakai perantara), data primer secara khusus dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti 8 Data primer

pada penelitian ini diperoleh langsung dari wawancara yang dilakukan

peneliti dan observasi.

b) Data sekunder, adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara. Data sekunder disini diperoleh oleh

peneliti dari literatur-literatur, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis

lainnya.

Menurut Sugiyono, sumber sekunder adalah Sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

dokumen.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan manufaktur berorentasi pada bahan baku sehingga dapat

melengkapi persediaan yang ada dalam rumah produksi kopi luwak cikole, untuk

itu persediaan akan diolah dan dijadikan barang dagang. Untuk melancarkan

usaha kopi luwak cikole banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah

pengendalian persediaan barang jadi. Selanjutnya, CV. Kopi Luwak Cikole yang

berdiri pada bulan Januari 2012, mengolah kotoran hewan luwak menjadi barang

dagang yang berupa kopi. Perusahaan manufaktur yang resmi berbentuk badan

usaha pada bulan Januari 2013 memproses kotoran hewan luwak di Rumah

Produksi Kopi Luwak Cikole, saat ini Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole

memiliki kurang lebih 200 ekor hewan luwak tangkar, berlokasi di Kampung

Babakan, Desa Cikole, Lembang, Bandung.

1. Sejarah Kopi Luwak Cikole

Berawal dari keinginan yang kuat dari seorang dokter

hewan di kota Bandung untuk meneliti hewan luwak atau musang


yang konon dapat ‘menghasilkan’ kopi istimewa yang disebut

dengan kopi luwak. Pada bulan Januari 2012, dimulai dengan

memelihara 10 ekor hewan luwak, ditangkarkan dalam kandang

23
24
24

berukuran 2 x 4 meter untuk setiap ekornya. Dari sinilah

penelitian itu dimulai. Hewan luwak diperlakukan secara khusus

dengan memperhatikan aspek animal welfare atau kesejahteraan

hewan pengamatan secara seksama terkait habitat dan kebiasaan,

pola makan, siklus birahi, pola perkawinan, hingga serangan

penyakit dan upaya penanggulangannya. Penelitian lainnya

menyangkut mekanisme sel dalam saluran pencernaan hewan luwak

yang dapat memecah kandungan beberapa unsur kimiawi pada buah

kopi, sehingga dihasilkan biji kopi ‘istimewa’.

Penelitian terus dikembangkan, menyangkut jenis, variasi, kualitas

dan kuantitas makanan utama dan cemilan yang optimal bagi hewan

luwak. Simulasi terus dikembangkan, dari penanganan biji kopi yang

dikeluarkan hewan luwak, lamanya pengeringan biji kopi dengan

panas matahari maupun kering-angin, teknik pengupasan kulit

tanduk biji kopi, pemilahan biji kopi untuk produksi, suhu dan lama

penyangraian, dan lain– lain. Dibutuhkan waktu hingga satu tahun

untuk keseluruhan proses penelitian tersebut.


25
25
Kopi Luwak Cikole berdiri pada bulan Januari 2012, selanjutnya

resmi berbentuk badan usaha pada bulan Januari 2013. Bergerak


26
26

dibidang usaha produksi kopi luwak dengan merk Kopi Luwak

Cikole, diproses di Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole saat ini

rumah Kopi Luwak Cikole memiliki 200 ekor hewan luwak tangkar,

berlokasi di Kampung Babakan, Desa Cikole, Lembang, Bandung.

2. Visi dan Misi Kopi Luwak Cikole

Visi dari CV Kopi Luwak Cikole adalah Badan usaha bergerak di

bidang produksi kopi luwak yang berorientasi sosial dengan

mengutamakan kaidah, cara dan proses produksi yang benar,

memiliki daya saing di pasar global sebagai produk asli dan heritage

bangsa Indonesia, serta sebagai pusat wahana edukasi untuk acuan bagi

pengembangan usaha kopi luwak di tanah air.

Adapun misinya Menghasilkan produk kopi luwak murni yang

bermutu, menggunakan bahan baku yang baik, didukung oleh tenaga

terampil dengan alat dan ruang produksi yang higienis. Memberikan

edukasi untuk menambah wawasan kepada masyarakat tentang

penangkaran hewan luwak dan proses produksi kopi luwak yang baik dan

benar. Melakukan promosi yang lebih kreatif untuk menembus pasar

internasional.
27
27

4.2 Pengendalian Internal terhadap Sisa Persediaan Barang Jadi Tidak Terjual

1. Lingkungan Pengendalian

Kebijakan dan pengendalian yang di tentukan olek CV Kopi

Luwak Cikole sangat teratur dan terstruktur dengan baik. Terutama dari

praktek sumber daya manusianya hal terserbut terbukti dari segi kegiatan

perekrutan karyawan baru, pelatihan karyawan, memotivasi karyawan, dan

evaluasi kinerja karyawan yang berjalan dengan baik. Dalam pengendalian

struktural organisasi, CV Kopi Luwak Cikole mampu memberikan hasil

yang baik dikarenakan kerjasama, komunikasi, dan tanggungjawab

dilaksanakan dengan baik sesuai prosedur dan kebijakan perusahaa.

Teori dari Diana dan Setiawati (2011:83) menyatakan dengan ringkas,

bawasannya lingkungan pengendalian pada setiap organiasasi harus

memiliki lingkungan pengendalian yang kuat. Dan jika lingkungan

pengendalian itu lemah maka kemungkinan besar pengendalian internal

yang lain akan melemah dan membuat perusahaan tersebut pailit.

Berdasarkan teori darai Diana dan Setiawati (2011: 83) praktek yang

diterapkan oleh CV Kopi Luwak Cikole terhadap pengendalian internal

sudah sangat baik, hal tersebut terbukti dari penerapan struktur organiasai

yang baik dan nyaman dengan cara job description yang jelas. Karyawan

tersebut akan mengetahui secara jelas bagian pekerjaan, tanggung jawab

dan wewenangnya. Serta juaga akan mengetahui dengan jelas garis

koordinasinya.
28
28

2. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian ini terkait dengan pelaporan keuangan, di

rumah produksi Kopi Luwak Cikole ada beberapa bagian yang bertugas

untuk mengecek, menghitung, dan mengoreksi. Salah satunya

pengendalian keuangan (Tim Finance) yang bertugas untuk

mengkondisikan alokasi biaya dan perolehan laba berjalan sesuai dengan

rencana perusahaan. Pengendalian keuangan adalah tahap dimana rencana

keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses

penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana

dengan baik. Selain itu pengendalian keuangan bisa digunakan sebagai

kontrol atau pengendalian pada persediaan, terutama persediaan barang

jadi. Dengan cara memantau laporan pada stok persediaan, sehingga

manajemen bisa mengontrol persediaan barang jadi dengan tujuan bisa

menentukan strategi bagi perusahaan agar bagaimana barang jadi atau

produk bisa terjual secara maksimal. Dan sisa persediaan barang jadi bisa

diminimalisir.

Serta aktivitas yang digunakan sebagai pengendalian persediaan

pada CV Kopi Luwak Cikole adalah menggunakan metode FIFO (First In

First Out). Dengan menjalan metode ini dimana produk yang telah jadi

terlebih dahulu akan dijual lebih dahulu. Metode ini (FIFO) menjadikan

CV Kopi Luwak Cikole bisa mengontrol persediaan barang jadi untuk

lebih baik dan mengurangi kemungkinan adanya sisa oersediaan barang

jadi.
29
29

Teori dari Diana dan Setiawati (2011:83), ada salah satu komponen

pengendalian yang cocok dengan praktek dalam rumah produksi Kopi

Luwak Cikole, yaitu pemisahan tugas yang berarti adanya beberapa

pekerjaan yang harus dipisah agar tidak ada peluang untuk mencuri harta

perusahaan serta memalsukan catatan akuntansi.

Berdasarkan realita pada rumah produksi Kopi Luwak Cikole sangat

cocok dengan teori Diana dan Setiawati (2011:83) tersebut diatas. CV

Kopi Luwak Cikole telah memisahkan tugas pada beberapa perkerjaan

yang harus dipisah yang memiliki peluang tidak adanya pencurian harta

perusahaan serta memalsukan catatan akuntansi hal ini terbukti

bahwasannya pengendalian keuangan (Tim Finance) berjalan dengan baik,

terutama catatan akuntansi pada persediaan barang jadi yang

memungkinkan karyawan yang bisa memanimulasi catatan akuntansi

mengenai persediaan barang jadi. Hal tesebut telah membuktikan bahwa

pengendalian CV Kopi Luwak Cikole pada persediaan barang jadi telah

dilakukan dengan baik.

3. Penaksiran Resiko

CV Kopi Luwak Cikole tidak dapat memprediksi adanya risiko,

namun perusahaan ini sudah mampu dan selektif dalam memilih

karyawan yang memiliki kemampuan. Dengan kemampuan tersebut


30
30
diharapkan akan dapat mencegah terjadinya suatu kesalahan atau

kecerobohan (Human Error). Dan CV Kopi Luwak Cikole menekankan


31
31

kepada seluruh karyawannya untuk meminimalisirkan terjadinya suatu

kecerobohan dengan menekankan agar segala aktivitas yang dilakukan

seusai dengan prosedur teknisnya yang sudah di tentukan oleh perusahaan.

Hal tersebut diperkuat dengan konsep struktur organisasi perusahaan ini

yaitu The Right Man On The Right Place.

Teori Diana dan Setiawati (2011:83) menyatakan dengan ringkas,

penaksiran resiko dapat bersumber dari kecerobohan karyawan, sistem

yang tidak mampu memenuhi kebutuhan karyawan.

Berdasarkan teori dari Diana dan Setiawati (2011:83) sudah berhasil

diterapkan oleh CV. Kopi Luwak Cikole ini. Pengendalian internal yang

ada pada rumah produksi Kopi Luwak Cikole sudah menaruh prinsip

orang yang tepat ditempat yang tepat. Dimana karyawan akan

memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efisiensi kerja

perusahaan. Hal ini yang menjadikan keberhasilan CV Kopi Luwak

Cikole dalam mengendalikan sisa persediaan tidak terjual dikarenakan

karyawan yang berkompeten dan memiliki sistem yang mampu

memberikan motivasi terhadap karyawan, agar selalu meningkatkan

kemampuanya. Dan membantu perusahaan agar mencapai target dan

tujuan dalam hal efektivitas, ekonomis, dan efisiensi kerja yang terlihat

pada CV Kopi Luwak Cikole.


30
30

4. Informasi dan Komunikasi

Di Perusahaan CV Kopi Luwak Cikole seluruh divisi dan karyawan harus

saling berkomunikasi, dikarenakan pada setiap tahap akan perlu jaringan

informasi pada setiap tahapan. Sehingga meminimalisir kemungkinan

terjadinya kesalahan dikarenakan komunikasi yang kurang baik antar divisi,

salah satu contohnya yaitu bagian persediaan. Bagian persediaan akan

menunggu dan menerima informasi dari bagian produksi jika barang produksi

siap untuk di pasarkan, dan juga bagian persediaan harus dapat mengendalikan

sisa persediaan barang tidak terjualnya agar bagian produksi tidak melakukan

produksi ulang, sehingga mengakibatkan penumpukan persediaan diakibatkan

karena permintaan yang tidak sesuai dengan persediaan produk yang sudah

jadi.

Teori Diana dan Setiawati (2011:83) mengatakan dengan singkat bahwa

informasi harus identifikasi, diproses dan dikomunikasikan ke personil yang

tepat sehingga setiap orang dalam perusahaan dapat melaksanakan tanggung

jawab mereka dengan baik.

Berdasarkan teori Diana dan Setiawati (2011:83) dengan praktek dalam

CV Kopi Luwak Cikole sudah sesuai dan dilaksanakan dengan baik. Serta

perusahaan ini selalu memastikan pekerjaan berjalan dengan baik

mengandalkan penyampaian informasi dan komunikasi yang teratur dari setiap

divisi. Sehingga pengendalian internal persediaan bisa berjalan dengan teratur

terutama pengendalian terhadap sisa persediaan yang tidak terjual.


31
31

5. Pengawasan

CV Kopi Luwak Cikole mempunyai beberapa karyawan yang bertugas

di bagian persediaan, keuangan dan auditor. Salah satunya karyawan yang

bertugas di bagian auditor, auditor ini bertugas sebagai pengoreksi untuk

sistem pengendalian persediaan yang ada di CV. Kopi Luwak Cikole. Dan

karyawan bagian persediaan akan mengontrol, mengawasi, dan bertanggung

jawab terhadap sisa persediaan barang jadi yang tidak terjual apakah sudah

sesuai dengan prosedur perusahaan dan kebijakan audit.

Teori Diana dan Setiawati (2011:83) mengatakan kegiatan utama dalam

pengawasan kinerja meliputi yang pertama adalah supervisi yang efektif, yaitu

pelatihan terhadap karyawan, memonitor kinerja karyawan, mengkoreksi

kesalahan yang mereka lakukan. Yang kedua akuntansi pertanggungjawaban,

yaitu penyusunan anggaran, membandingkan rencana kinerja dengan kinerja

aktual, membuat prosedur untuk investigasi penyimpangan yang signifikan

yang dilanjutkan dengan mengambil tindakan untuk mengoreksi penyebab

terjadinya penyimpangan tersebut. Kemudian pengauditan internal, yaitu

penilaian terhadap efektifitas pengendalian internal, evaluasi kepatuhan

karyawan terhadap kebijakan manajemen.

Berdasarkan teori Diana dan Setiawati (2011:83) dalam prakteknya pada

CV Kopi Luwak Cikole sudah sesuai dan dijalankan dengan baik. Di

perusahaan tersebut pada bagian pengendalian internal persediaan telah ada

cost control devision, tim finance, tim accounting, auditor. Sehingga dari

keempat hal tersebut sudah mewakili untuk menjalankan pengendalian


32
32

internal berdasarkan teori Diana dan Setiawati (2011:83) terutama oleh auditor

yang sebagai pengawas dan pengoreksi untuk mengontrol bagian persediaan

serta mengontrol sisa persediaan barang jadi yang sesuai prosedur perusahaan.
BAB V

SIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan pembahasan yang

telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian dengan job description yang menjadi prinsip CV.

Kopi Luwak Cikole sudah jelas dan terukur, maka perusahaan dapat

beroperasi secara teratur dan akan meningkatkan produktivitas setiap

karyawannya. Job description berlaku untuk semua karyawan, dari level

tertinggi sampai level terendah.

2. Aktifitas Pengendalian ini penting untuk suatu perusahaan, terutama untuk

pengendalian keuangan (Tim Finance), Tim Accounting, dan Pengendalian

persediaan yang telah dipisahkan seusai dengan bagian tugas divisinya

masing-masing. Sehingga dapat memantau kinerja karyawan untuk

terwujudnya aktivitas pengendalian yang baik dan keberhasilan produksi.

3. Untuk jauh dari sebuah resiko, rumah produksi ini tidak menginginkan

terjadinya Human Error, yaitu kesalahan yang diakibatkan karena

kecerobohan karyawan yang tidak sesuai dengan prosedur teknis kerja atau

SOP (Standar Operasional Perusahaan) yang sudah di tetapkan dalam


perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan Kopi Liwak Cikole menerapkan

prinsip The Right Man On The Right Place, dimana orang yang tepat berada

di tempat yang tepat. Sehingga meminimaliskan resiko-resiko yang ada.

33
34

4. Informasi dan komunikasi yang diterapkan dengan baik oleh CV Kopi Luwak

Cikole terbukti berhasil. Informasi dan komunikasi akan membuat karyawan

dari setiap divisi bisa melaksanakan tanggung jawab mereka yang sesuai.

Sehingga pengendalian internalnya dapat berjalan dengan baik akibat

informasi, komunikasi, dan tanggung jawab yang diterapkan karyawan sesuai

dengan prosedur dan kebijakan yang telah di tentukan oleh perusahaan.

5. CV Kopi Luwak Cikole telah melakukan pengawasan secara baik. Hal

tersebut dengan adanya cost control devision, tim finance, tim accounting,

auditor pada pengendalian internal persediaan. Bagian auditor sebagai

pengawas dan pengoreksi bagian persediaan sehingga bisa terkontrol untuk

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

AccountingMedia. 2016. Pengertian Pengendalian Internal di http://accounting-


media.blogspot.com/2015/03/pengertian-pengendalian-internal.html (akses12
October 2018)

Akuntansionline.com. 2018. Pengertian FIFO, LIFO, AVERAGE, HPP dan Contoh


Soal dengan 2 Pencatatan di https://akuntanonline.com/pengertian-fifo-lifo-
average-hpp-dengan-2-pencatatan/ (akses 4 Desember 2018)

Anastasia, Diana., Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan,


Proses dan Penerapan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Dosenakuntansi.2017. Pengertian Akuntansi Persediaan Menurut Para Ahli di


https://dosenakuntansi.com/pengertian-akuntansi-persediaan (akses 13 October
2018)

Hidayat Anwar. 2017. METODE PENELITIAN: Pengertian, Tujuan, dan Jenis di


https://www.statistikian.com/2017/02/metode-penelitian-metodologi-
penelitian.html (akses 13 october)

KelasIndonesia. 2015. Pengertian Kesimpulan, Cara Menentukan, dan Contohnya di


https://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-kesimpulan-cara-
menentukan-dan-contohnya.html (akses 14 October 2018)

Kopi Luwak Cikole. 2015. Sejarah Kopi Luwak Cikole di


http://www.kopiluwakcikole.com/sejarah.html (akses 26 November 2018)
Kopi Luwak Cikole. 2015. Visi dan Misi di
http://www.kopiluwakcikole.com/visimisi.html (26 November 2018)

MajalahKeluarga. 2018. Pengertian Persediaan (Inventory) di


https://lifeblogid.com/2015/07/27/pengertian-persediaan-inventory/ (akses 13
October 2018)

Maxmanroe. 2018. Pengertian Analisis Data, Tujuan, Jenis, dan Prosedur Analisis
Data di https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/analisis-data.html (akses
15 October 2018)

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk


Akuntansi dan. Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), h. 147.

Riadi, Muchlisin. 2018. Kajian Pustaka, Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis


Persediaan (Inventory) di https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-
fungsi-dan-jenis-persediaan-inventory.html (akses 13 October 2018)

Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Penerbit Erlangga

Setiawan Agus. 2015. ResearchGate, Pengendalian Persediaan Barang Jadi Multi


Item Dengan Metode Multiplier (Studi Kasus Pada Depo Es Krim Perusahaan

35
36

“X” Di Magelang di
https://www.researchgate.net/publication/266163304_PENGENDALIAN_PERS
EDIAAN_BARANG_JADI_MULTI_ITEM_DENGAN_METODE_LAGRANG
E_MULTIPLIER_STUDI_KASUS_PADA_DEPO_ES_KRIM_PERUSAHAAN
_ X_DI_MAGELANG (akses 13 October 2018)

Setiawan, Ebta. 2018. KKBI Online, Sedia-2 di https://kbbi.web.id/sedia-2 (12


October 2018)

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2006), h. 129
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 193
Solihin, Ismail. 2010. Pengantar Manajemen. Bandung : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai