Anda di halaman 1dari 28

IdCPA Review

AKUNTANSI 
MANAJEMEN

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
2013

SOAL 1

Perbedaan
P b d d i biaya
dari bi variabel
i b l dan
d biaya
bi t t adalah…
tetap d l h
A. Biaya variabel per unit berfluktuasi dan biaya tetap per unit 
selalu tetap.
B. Biaya variabel per unit tetap dalam range tertentu dan biaya
tetap per unit berubah‐ubah.
C. Total biaya variabel akan berubah‐ubah dan total biaya tetap
akan selalu sama.
D. Biaya variabel
b l per unit berubah
b b h sesuai dengan
d penambahan
b h
unit yang diproduksi dan biaya tetap per unit juga berubah
sesuai penambahan unit

2
BIAYA TETAP VS BIAYA VARIABEL

Biaya Variabel:
• Total biaya variabel akan berubah sesuai dengan penambahan
unit yang diproduksi.
• Biaya variabel per unit akan tetap dalam range tertentu.
Bi i b l i k d l

Biaya Tetap:
• Total biaya tetap akan sama/tetap dalam range tertentu.
Tetapi dalam jangka panjang, biaya tetap akan mengalami
perubahan.
• Biaya tetap per unit akan berubah tergantung jumlah unit
yang diproduksi.

SOAL 1

4
SOAL 2

Shafira adalah seorang manajer di Hotel La‐Bella Bandung.


H t l La‐Bella
Hotel L B ll memilikiiliki cabang
b di beberapa
b b k t besar
kota b di
Indonesia. Biaya operasi hotel La‐Bella Bandung yang
merupakan
p contoh biaya y langsung
g g dan tetap
p terhadapp hotel La‐
Bella Bandung adalah...
A. Gaji Shafira
B. Biaya utilitas
C. Biaya tissue toilet
D. Biaya iklan hotel 

BIAYA LANGSUNG VS BIAYA TIDAK LANGSUNG

• Biaya
y Langsung
g g ((Direct Cost)) adalah biaya y ini bisa di
telusuri/dihitung secara langsung dari obyek yang dihasilkan (cost
tracing).

• Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak bisa di
telusuri secara langsung ke obyeknya, namun digunakan metode
pengalokasian terhadap obyek‐obyek yang dihasilkan (cost allocation).

Klasifikasi biaya menjadi biaya langsung atau tidak langsung


tergantung pada Cost Object (obyek
Cost Object (obyek yang akan dihitung
biayanya).

6
SOAL 2

C t bj t  H t l L B ll  B d
Cost object: Hotel La­Bella Bandung
Variabel vs Tetap Langsung vs Tidak Langsung
Bi
Biaya Bi
Biaya T t
Tetap Bi
Biaya Biaya Tidak
Bi Tid k
Variabel Langsung Langsung
Gaji Shafira √ √
Biaya Utilitas √ √
Biaya tissue toilet √ √
Biaya iklan hotel
Biaya iklan hotel √ √

A
7

SOAL 3

PT Indonesia Merdeka melakukan estimasi total biaya perlengkapan terkait


d
dengan proses produksi
d k i bulan
b l Januari
J i 2011.
2011 Tingkat
Ti k t produksi
d k i Januari
J i 2011
diharapkan dapat menghasilkan produk sebesar 470.000 unit untuk bisa
memenuhi tingkat penjualan sebesar 475.000 unit.
B ik data
Berikut d aktual
k l produksi
d k i 3 bulan
b l terakhir
khi di tahun
h 2010:
2010

Bulan Tingkat produksi Total biaya perlengkapn


Oktober 450.000 Rp723.060.000
November 540.000 Rp853.560.000
Desember
b 480 000
480.000 Rp766.560.000
66 560 000

Menggunakan metode high­low untuk mengestimasi biaya perlengkapan.


E
Estimasi b
biaya perlengkapan
l k untuk
k bulan
b l Januari
J 2011 sebesar...
b
A. Rp652.500.000
B. Rp681.500.000
C. Rp749.180.000
D. Rp752.060.000
8
BIAYA SEMIVARIABEL

™ Biaya semivariabel adalah biaya yang besarnya akan tetap


dalam range kapasitas produksi tertentu (relatif pendek),
namun dengan penambahan aktivitas produksi dari kapasitas
yang tersedia semula maka akan terjadi penambahan biaya
yang besarnya disesuaikan dengan aktivitas produksi yang
dilakukan.
™ Untuk mengestimasi komponen biaya tetap dan biaya variabel
dalam biaya campuran digunakan Metode High­Low.

Metode High-Low adalah metode dengan cara mencari


perbedaan
b d antara biaya
bi yang memiliki
iliki level
l l aktivitas
ki i
tertinggi dan terendah, kemudian dibagi dengan selisih level
aktivitas tertinggi dan terendah tersebut.

SOAL 3

y = a + bx
Dengan:
y total biaya
y = total biaya
a = biaya tetap
B = biaya variabel per pemicu biaya
X = level pemicu biaya

540.000
540 000 R 853 560 000
Rp853.560.000
450.000 Rp723.060.000
90.000
90 000 Rp130 500 000
Rp130.500.000

10
SOAL 3

Aktivitas tertinggi di bulan November, sedangkan


November  sedangkan terendah di
bulan Oktober.
Y = a + bx
b  = (Rp853.560.000 – Rp723.060.000)/(540.000‐450.000)
= Rp130.500.000/90.000
= Rp1.450/unit
Rp1.450/unit
Y = 723.060.000
723.060.000 = a + (1.450 x 450.000)
a = 723.060.000 –
723 060 000 652.500.000
652 500 000
a = 70.560.000

Total biaya untuk Januari 2011 (ketika x = 470.000 unit )


= 70.560.000 + 1.450 x 470.000
= Rp752.060.000 D
11

SOAL 4

Pernyataan mengenai inventoriable cost
Pernyataan mengenai inventoriable cost paling tepat 
paling tepat
adalah...
A. Hanya terdiri dari biaya primer dalam proses produksi.
Hanya terdiri dari biaya primer dalam proses produksi.
B. Hanya terdiri dari biaya konversi dalam proses produki.
C Akan dibebankan ketika produk telah terselesaikan 
C. Akan dibebankan ketika produk telah terselesaikan
menjadi barang jadi.
g p
D. Akan dicatat sebagai aset selama produk tersebut belum 
berhasil dijual.

12
INVENTORIABLE COST

¾ Biaya
y pproduk y yangg disebut jjuga
g inventoriable cost,, termasuk
di dalamnya biaya atas bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan manufacturing overhead yang dialokasikan pada
setiap unit output.
output
¾ Biaya tersebut diakui sebagai nilai dari persediaan barang
jadi dan akan dibebankan sebagai beban pokok penjualan/
cost of goods sold (cogs) pada saat persediaan barang jadi
tersebut terjual.

13

SOAL 5

Dari
a b biaya
aya be
berikut
ut ya
yangg merupakan
e upa a cocontoh
to da
dari b
biaya
aya
periodik di perusahaan manufaktur adalah...
A. Biaya
y bahan baku langsung
g g
B. Biaya overhead variabel
y overhead tetap
C. Biaya p
D. Biaya abnormal spoilage

14
BIAYA PERIODIK
• Biaya periodik dibebankan saat terjadinya. Biaya ini bukan 
inventoriable cost karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi 
inventoriable cost karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi
dengan tepat dengan produksi yang spesifik.
• Contoh: Biaya pemasaran, Biaya administrasi, Biaya iklan, Biaya 
y p y y y
distribusi, Biaya atas abnormal spoilage, dll.

PERLAKUAN BIAYA ATAS SPOILAGE

™ Biaya atas normal spoilage akan dibebankan pada unit yang


terselesaikan. Dicatat sebagai aset selama belum terjual.
™ Biaya atas abonormal spoilage dibebankan pada saat terjadinya
dan dicatat sebagai kerugian karena abnormal spoilage.

D
15

SOAL 6

Berikut struktur biaya PT Mahakarya Abadi untuk tingkat produksi


100 000 unit:
100.000 unit
• Bahan baku langsung Rp200.000.000
• Biaya tenaga kerja langsung Rp100.000.000
• Biaya mufacturing overhead Rp200.000.000
• Biaya penjualan dan administrasi Rp150.000.000

Keseluruhan biaya di atas bersifat variabel kecuali biaya manufacturing


overhead sejumlah Rp100.000.000 dan biaya penjualan dan administrasi
sejumlah Rp100.000.000.
Rp100 000 000 Jika tingkat produksi menjadi 110.000
110 000 unit
maka total biaya menjadi...
A. Rp650.000.000
B. Rp715.000.000
C. Rp695.000.000
D. Rp540.000.000

16
BIAYA BIAYA PER UNIT
Bahan baku langsung Rp200.000.000/100.000 = Rp2.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp100.000.000/100.000 = Rp1.000
Biaya manufacturing overhead Rp100.000.000/100.000 = Rp1.000
Biaya penjualan & adm. Rp50.00.000/100.000 = Rp500
TOTAL BIAYA VARIABEL PER UNIT
TOTAL BIAYA VARIABEL PER UNIT R 4 500
Rp4.500
TOTAL BIAYA TETAP Rp200.000.000,‐

Total biaya jika tingkat produksi sebesar 110.000 unit


= Total biaya variabel + total biaya tetap
= (Rp4.500 x 110.000) + 200.000.000
= Rp495.000.000 + Rp200.000.000
= Rp695.000.000
p
C
17

SOAL 7
Berikut saldo persediaan PT Realita pada awal dan akhir Januari 2011:
1 Januari 2011 31 Januari 2011
Barang jadi Rp125.000.000,- Rp117.000.000,-
Barang dalam proses Rp235.000.000,- Rp251.000.000,-
Bahan baku langsung Rp134.000.000,- Rp124.000.000,-

Data berikut terkait dengan proses produksi selama Januari 2011:


Pembelian bahan baku langsung Rp189.000.000,‐
Retur pembelian Rp1.000.000,‐
Ongkos angkut pembelian Rp3.000.000,‐
Rp3.000.000,
Upah tenaga kerja langsung Rp300.000.000,‐
Biaya overhead aktual Rp175.000.000,‐

Perusahaan mengalokasikan biaya overhead dengan tarif 60% dari upah tenaga


kerja langsung. Jika terdapat kelebihan atau kekurangan alokasi biaya overhead
akan ditangguhkan sampai 31 Desember 2011.

18
SOAL 7

Nilai cost of goods manufactured (COGM) untuk
cost of goods manufactured (COGM) untuk Januari 2011 
2011
adalah...
A. Rp665.000.000,
Rp665.000.000,‐
B. Rp681.000.000,‐
p
C. Rp673.000.000,‐
D. Rp657.000.000,‐

19

SOAL 7
Saldo awal bahan baku langsung Rp134.000.000,-
Ditambah: p
pembelian Rp189.000.000,-
p ,
Dikurangi: Retur pembelian (Rp1.000.000,-)
Ditambah: Ongkos angkut pembelian Rp3.000.000,-
Total bahan baku langsung tersedia Rp325 000 000
Rp325.000.000,-
Dikurangai: Saldo akhir bahan baku langsung (Rp124.000.000,-)
Penggunaan bahan baku langsung Rp201.000.000,-
Upah tenaga kerja langsung Rp300.000.000,-
Biaya overhead (60% x 300.000.000) Rp180.000.000,-
y p
Total biaya produksi Rp681.000.000,-
p ,
Saldo awal barang dalam proses Rp235.000.000,­
Ditambah: biaya produksi bulan berjalan Rp681.000.000,­
Dikurangi: saldo akhir barang dalam proses (Rp251.000.000,­)
COGM Rp665.000.000,­

A
20
SOAL 8

JJob­order costing
b d ti sangatt bermanfaat
b f t untuk…
t k
A. Menentukan nilai persediaan dengan metode LIFO.
B Mengestimasi
B. M ti i besarnya
b bi
biaya overhead
h d termasuk
t k harga
h
transfer.
C Mengendalikan biaya tidak langsung pada proses
C.
produksi di masa mendatang.
D Menentukan biaya dari sebuah proyek atau pesanan.
D. pesanan

21

SOAL 8

ƒ Job‐order costing bermanfaat dalam menentukan biaya produksi dari


sebuah proyek atau pesanan tertentu.
tertentu

Sifat dan karakteristik perhitungan job order costing


™ Produk yang dihasilkan bervariasi dan berbeda satu dengan
lainnya.
™ Biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan
™ Biaya per unit dihitung dengan membagi total biaya pekerjaan
dengan unit yang diproduksi dalam pekerjaan tersebut.

ƒ Sedangkan process costing berguna dalam menentukan biaya produksi


rata‐rata untuk keseluruhan produk yang mengalami proses produksi
yang sama.

D
22
SOAL 9

PT Globaltex mengalokasikan biaya overhead dengan aktivitas pemicu


biaya: upah tenaga kerja langsung, bahan baku langsung dan jam mesin.
Berikut rate untuk masing‐masing aktivitas pemicu:
• 100% dari upah tenaga kerja langsung
• 20% dari
d bahan
b h baku
b k langsung
l
• Rp117.000 per jam mesin
Berikut informasi mengenai biaya produksi selama bulan Desember 2011:
• Biaya tenaga kerja langsung = Rp8.000.000
• Biaya bahan baku langsung = Rp2.000.000
• JJumlah jjam mesin y
yang dipakai
g p = 140 jam
j

Berapakah total biaya produksi selama Desember 2011?


A Rp34.780.000
A. Rp34 780 000
B. Rp18.000.000
C. Rp18.400.000
D Rp22.400.000
D. Rp22 400 000

23

SOAL 9
Biaya tenaga kerja Rp8.000.000
langsung
Biaya bahan baku Rp2.000.000
langsung
Biaya overhead
Biaya tenaga kerja 100% x Rp 8.000.000
l
langsung = Rp8.000.000
R 8 000 000
Biaya bahan baku 20% x Rp2.000.000
langsung
g g = Rpp 400.000
Biaya mesin Rp117.000 x 140 jam 
= Rp16.380.000
Total biaya overhead Rp24.780.000
Total biaya produksi Rp34.780.000
A
24
SOAL 10
Sebuah perusahaan manufaktur sering menghasilkan spoilage dalam proses
produksinya, baik yang sifatnya normal maupun yang abnormal. Biaya atas
normal spoilage dan abnormal spoilage juga dicatat dalam akuntansi.
Perlakuan akuntansi untuk biaya atas abnormal spoilage adalah…
A Dialokasikan
A. Di l k ik ke k biaya
bi produk
d k yang terselesaikan
t l ik (barang
(b j di)
jadi).
B. Dialokasikan ke biaya produk yang terselesaikan (barang jadi) dan
barangg y
yangg belum terselesaikan ((barangg dalam p
proses).
)
C. Dicatat sebagai biaya overhead.
D. Dicatat sebagai kerugian akibat abnormal spoilage.

Abnormal spoilage harus dicatat sebagai akun tersendiri


dalam laporan laba rugi. Biaya terkait dengan abnormal 
spoilage bukan bagian dari nilai persediaan tetapi dicatat
g kerugian
sebagai g pada p
p periode terjadinya.
j y
D
25

INFORMASI SOAL 11 & 12
PT Merapi Raya menggunakan sistem biaya proses (process costing) untuk
kegiatan
g produksinya.
p y Data berikut terkait dengan
g p proses di Departemen
p I untuk
bulan November 2010:
Persediaan awal barang dalam proses 16.000 unit
Barang yang mulai di produksi di bulan berjalan 100.000 unit
Barang terselesaikan bulan berjalan 92.000 unit
Persediaan akhir barang dalam proses 24.000 unit

Persediaan awal barang dalam proses telah mengalami 60% proses produksi
untuk bahan baku langsung dan 20% untuk biaya konversi. Persediaan akhir
barang dalam proses telah terselesaikan 90% untuk proses produksi bahan baku
l
langsung d 40% untuk
dan k biaya
bi k
konversi.
i
Biaya yang terkait dengan produksi di bulan November  adalah:
• Persediaan awal barang dalam proses terdiri dari biaya atas bahan baku
langsung Rp54.560.000,‐, tenaga kerja langsung Rp20.320.000,‐ dan
manufacturing overhead Rp15.240.000,‐
y y
• Biaya yangg ditambahkan selama bulan November adalah biayay atas bahan
baku langsung Rp468.000.000,‐, tenaga kerja langsung Rp182.880.000,‐ dan
manufacturing overhead Rp391.160.000,‐.
26
SOAL 11

Jika perusahaan
Jik h menggunakan
k metodet d First­In First­Out
Fi t I Fi t O t
(FIFO), berapakah biaya per unit ekuivalent untuk biaya
bahan baku langsung?
A. Rp4.120,‐
B Rp4.500,
B. Rp4 500 ‐
C. Rp4.600,‐
D Rp4.800,‐
D. Rp4 800 ‐

27

SOAL 11
1. Hitung Ekuivalent unit untuk biaya bahan baku langsung
U i 
Unit  Ek i l
Ekuivalent U i
Unit
Barang terselesaikan bulan berjalan
Persediaan awal barang dalam 16.000 16.000 x (100% 
(100% – 60%)
proses = 6.400
Barang yang mulai di produksi di 76.000 76.000
bulan berjalan
j
Persediaan akhir barang dalam 24.000 24.000 x 90%
proses = 21.600
Total Ekuivalent Unit 104 000
104.000
2. Hitung biaya per ekuivalent unit
Biaya bahan baku langsung periode Rp468 000 000
Rp468.000.000,­
berjalan
Total Ekuivalent Unit 104.000
Biaya per ekuivalent unit 4.500
B
28
SOAL 12

J a menggunakan
Jika e ggu a a metode
etode we
weighted­average, berapakan
g ted ave age, be apa a
biaya per unit ekuivalen untuk biaya konversi?
A. Rp5.650,‐
p
B. Rp5.830,‐
p
C. Rp6.000,‐,
D. Rp6.200,‐

29

SOAL 12
1. Hitung Ekuivalent unit untuk biaya bahan konversi
U i 
Unit  Ek i l
Ekuivalent U i
Unit
Barang terselesaikan bulan berjalan 92.000 92.000
Persediaan akhir barang dalam 24.000 24.000 x 40%
proses = 9.600
Total Ekuivalent Unit 101.600

2. Hitung biaya per ekuivalent unit

Biaya konversi persediaan awal barang Rp35.560.000


dalam proses
Biaya konversi periode berjalan Rp574.040.000
Total biaya konversi Rp609.600.000
Total Ekuivalent Unit 101.600
Biaya per ekuivalent
per ekuivalent unit 6 000
6.000
C
30
SOAL 13
PT Megah Mitra menggunakan sistem biaya proses (process costing) untuk 
kegiatan produksinya. Proses produksi dilakukan melalui dua
kegiatan produksinya. Proses produksi dilakukan melalui dua 
departemen. Ketika produk terselesaikan di departemen I akan ditransfer 
ke departemen II. Proses inspeksi akan dilaksanakan di departemen II 
pada saat proses produksi berjalan 70% dan bahan baku langsung belum
pada saat proses produksi berjalan 70% dan bahan baku langsung belum 
dimasukkan dalam proses produksi.

Jumlah produk yang rusak di bawah batas toleransi minimal produk rusak 
yaitu 4% dari produk yang melewati proses inspeksi. Produk yang rusak 
bernilai rendah dan dijual tanpa melalui proses lebih lanjut. Perusahaan
bernilai rendah dan dijual tanpa melalui proses lebih lanjut. Perusahaan 
menggunakan metode FIFO.

31

SOAL 13
Data berikut terkait dengan proses di Departemen II untuk bulan Januari:

Persediaan awal barang dalam proses (60% selesai) 20.000 unit


Barang yang ditransfer dari departemen I 180.000 unit
Total unit yang dipertanggungjawabkan 200.000 unit
Barang yang terselesaikan selama bulan berjalan 170.000 unit
Barang rusak 5 000 unit
5.000
Persediaan akhir barang dalam proses (80% selesai) 25.000 unit
Total unit p
pertanggungjawaban
gg gj 200.000 unit

Berapakah unit ekuivalent untuk biaya bahan baku langsung?


A 175.000 unit
A. 175 000 unit
B. 181.500 unit
C. 195.000 unit
D 200.000 unit
D. 200 000 unit

32
SOAL 13

Unit  Ekuivalent Unit


Barang terselesaikan bulan
berjalan
Persediaan awal barang dalam 20.000 20.000 X 100%
proses = 20.000
Barang yang mulai di produksi di 150.000 150.000
bulan berjalan
Persediaan akhir barang dalam 25.000 25.000 X  100%
proses = 25.000
25 000
Total Ekuivalent Unit 195.000

C
33

SOAL 14

Aktivitas, pemicu
Aktivitas pemicu biaya (drivers), dan
(drivers) dan biaya
biaya‐biaya
biaya tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai unit­level, batch­level, product­level, atau
facility­level. Jika informasi activity­based costing (ABC)  disusun
untuk tujuan pelaporan internal, manakah yang paling mungkin
dianggap sebagai period cost? 
A Unit­level 
A. Unit­level
B. Batch­level
C. Product
Product­level
level
D. Facility­level

34
HIRARKI BIAYA
‰ Unit level Æ biaya yang dikeluarkan oleh setiap unit produk atau
jasa Biaya tsb bertambah apabila kuantitas unit output
jasa.
bertambah.
‰ Batch level Æ biaya yang terkait oleh sekelompok unit produk
atau jasa. Misalnya: biaya set‐up, purchase order, receiving
materials.
‰ Product level Æbiaya yang dikeluarkan untuk mendukung biaya
setiap unit produk atau jasa, tanpa mempertimbangkan berapa
banyak unit barang atau batch produksi dilakukan. Misal: biaya
desain produk
‰ Facility level Æbiaya yang tidak dapat ditelusuri ke setiap unit
produk atau jasa. Biaya ini dikeluarkan dalam rangka
mendukung
d k organisasi
i i secara keseluruhan.
k l h Mi l biaya
Misal: bi
administrasi dan umum.

D
35

SOAL 15
PT Woody merencanakan akan menggunakan 50.000 jam tenaga kerja
langsung dan 30.000 jam mesin pada periode yang akan datang. Berikut
data mengenai biaya manufacturing overhead yang dianggarkan:

Aktivitas Aktivitas pemicu Kuantitas aktivitas Total biaya


Penanganan bahan Jumlah part yang 6.000.000 $ 720.000
ditangani
Biaya setup Jumlah setup 750 $315.000
Biaya mesin Jam penggunaan mesin 30.000 $540.000
P
Pengendalian
d li mutu
t Jumlah
J l h batch
b t h 500 $225 000
$225.000
Total biaya manufacturing overhead $1.800.000

36
SOAL 15
Berikut informasi mengenai biaya, penjualan, dan produksi untuk untuk
periode yang akan
yang akan datang:
Biaya primer:
Bahan baku langsung per unit $4,40
Biaya tenaga kerja langsung per unit 0,05 DLH@@15,00/DLH $0,75
Total biaya primer $5,15

Data penjualan dan produksi:


Penjualan yang dianggarkan
yang dianggarkan 20.000 unit
20.000 unit
Ukuran batch 5.000 unit
Setup 2/batch
Jumlah part dari setiap unit yang diselesaikan 5 part
Jumlah penggunaan mesin 80 jam per batch

37

SOAL 15

Jika PT Woody menggunakan
PT Woody menggunakan system pembiayaan
system pembiayaan ABC, maka
ABC maka
biaya per unit untuk produksi periode yang mendatang adalah
(pembulatan): 
A. $ 6,00
B. $ 6,08
C. $ 6,21
D. $ 6,30

38
ACTIVITY BASED COSTING
Jumlah part yang $720.000/6.000.000 $ 0,12 per part
di
ditangani
i
Jumlah set up $ 315.000/750 $ 420 per set up
Jam penggunaan mesin $ 540.000/30.000 $ 18 per jam mesin
Jumlah batch $225.000/500 $ 450 per batch

Penanganan bahan Jumlah part yang $0,12


$0 12 per part x 5 part $ 0,60
0 60
ditangani
Biaya setup Jumlah setup $420 per set up x $ 0,168
2/batch:5.000 unit/batch
Biaya mesin Jam penggunaan $18 jam mesin x $0,288
mesin 80MH/batch:5 000unit/bat
80MH/batch:5.000unit/bat
ch
Pengendalian mutu Jumlah batch $ 450 per batch/5.000 unit $0,09
Total biaya manufacturing overhead $1,146

39

SOAL 15

Biaya primer $
$5,15

y manufacturing overhead
Biaya g $1,146
$ ,

Total biaya produksi per unit $6,296

40
SOAL 16

Process value analysis adalah komponen kunci dari Activity‐Based


Management (ABM) yang menghubungkan biaya dan...
A. Penurunan jumlah kelompok biaya (cost pools).
B Perbaikan berkelanjutan.
B. berkelanjutan
C. Akumulasi dari kelompok biaya yang heterogen.
D. Tarif overhead berdasarkan rata‐rata secara luas.

Process value analysis yaitu pemahaman secara komprehensif mengenai


proses perusahaan menghasilkan output.
output Process value analysis
menentukan aktivitas perusahaan yang menghasilkan nilai tambah (value‐
added activities) dan yang tidak menghasilkan nilai tambah (nonvalue‐
added
dd d activities).
ti iti ) Keterkaitan
K t k it antara
t ABC dengan
d perbaikan
b ik proses secara
berkelanjutan merupakan bagian dari Activity Based Management(ABM).

B
41

SOAL 17

Berikut pernyataan yang benar mengenai Life Cycle Costing


adalah...
A. Sering digunakan sebagai dasar dalam perencanaan biaya
dan penentuan harga produk.
B. Hanya memperhitungkan biaya produksi atas produk.
C. Hanya memperhitungkan biaya produksi, biaya penjualan dan
distribusi produk.
D Menitikberatkan pada kesempatan penghematan biaya pada
D.
siklus manufaktur (produksi).

42
LIFE CYCLE COSTING
Dalam Life Cycle Costing memperhitungkan seluruh pendapatan dan
biaya yang muncul sepanjang siklus hidup suatu produk.
produk Pendekatan ini
berguna ketika pendapatan dan biaya‐biaya atas suatu produk tidak
terjadi pada periode yang sama. Metode ini memperhitungkan seluruh
bi
biaya, tidak
id k hanya
h bi
biaya produksi.
d k i Metode
M d inii i juga
j memperhitungkan
hi k
biaya upstream (R & D, design) dan biaya donwstream (marketing,
penjualan dan distribusi produk).

A
43

LIFE CYCLE COSTING

Jawaban b dan c salah, karena dalam Life Cycle Costing


memperhitungkan biaya produksi, biaya upstream (R & D, design) dan
biaya downstream (ditribusi, marketing)
Jawaban d salah karena dalam Life Cycle Costing, penghematan biaya
tidak hanya ditekankan pada siklus produksi, tapi sepanjang silkus
hidup produk.
produk

44
SOAL 18

PT Jayabaya menerapkan sistem life­cycle costing. Produk yang dihasilkan


memiliki siklus hidup selama 5 tahun, dengan total biaya R&D sebesar
RP1.000.000.000,‐ dan biaya design sebesar Rp2.000.000.000,‐. Berikut biaya
tetap setahun, biaya variabel per unit, dan rata‐rata penjualan untuk setiap
alternatif harga jual.

Biaya 
y Harga jual
g j
Biaya Tetap
Variabel 750.000 900.000 1.125.000
Biaya produksi 1.500.000.000 100.000
Biaya pemasaran & 1.500.000.000 100.000
distribusi
Biaya pelayanan 180 000 000
180.000.000 40 000
40.000
pelanggan
Unit terjual
j rata‐rata 8.000 6.000 4.800

45

SOAL 18

Pada alternatif harga jual tertinggi, biaya R&D akan meningkat sebesar
Rp500.000.000,‐ dan biaya design sebesar Rp1.000.000.000,‐. Biaya
pelayanan pelanggan tetap per tahun akan meningkat Rp30.000.000,‐ dan
biaya pelayanan pelanggan variabel per unit meningkat sebesar
Rp25.000,‐. Pada saat alternatif harga jual terendah, biaya pemasaran dan
distribusi per tahun akan turun sebesar Rp30.000.000,‐.

Pada saat harga jual Rp750.000,‐, total biaya life cycle PT Jayabaya
sebesar...
A. Rp7.620.000.000,‐
B. Rp8.070.000.000,‐
C. Rp27.000.000.000,‐
D. Rp28.350.000.000,‐

46
SOAL 18

Biaya life cycle terdiri dari biaya produksi, biaya upstream (biaya R&D dan
b
biaya d
design)) dan
d biaya
b d
downstream (b
(biaya pemasaran & distribusi
d b dand biaya
b
pelayanan pelanggan)
Total Biaya per 
Total Biaya per Total Biaya
Total Biaya 
Biaya Tetap Biaya Variabel
Tahun selama 5 tahun

Biaya Produksi 1,500,000,000


1,500,000,000  800,000,000 2,300,000,000 
800,000,000  2,300,000,000 11,500,000,000 
11,500,000,000
Biaya upstream
Biaya R&D 1,000,000,000 
Biaya design 2,000,000,000 
Biaya downstream
Biaya pemasaran & 
distribusi 1,470,000,000  800,000,000  2,270,000,000 

Biaya pelayanan pelanggan 180,000,000  320,000,000  500,000,000  13,850,000,000 


TOTAL BIAYA (5 TAHUN) 28,350,000,000 

D
47

SOAL 19

Manakah dari pernyataan berikut yang benar terkait dengan sistem


biaya variabel (variable costing) dan sistem biaya absorpsi/ penuh
(absorption/full costing):
A. Biaya overhead diperlakukan dengan cara sama di dalam kedua
system biaya tersebut
B Jika
B. Jik persediaan
di b
barang j di meningkat,
jadi i k t sistem
i t bi
biaya absorpsi
b i
menghasilkan laba yang lebih tinggi
C. Biaya produksi variabel lebih rendah dalam sistem biaya
variabel
D. Laba kotor sama besarnya untuk kedua metode tersebut

48
ABSORPTION VS VARIABLE COSTING

• Absorption costing:
p g
– membebankan biaya overhead sebesar unit yang terjual, 
sisanya masuk ke persediaann akhir
– biaya overhead fixed dimasukkan sebagai inventoriable cost

• Variable costing:
– membebankan biaya fixed overhead seluruhnya, di preriode
terjadinya biaya tersebut
– Biaya fixed overhead dimasukkan sebagai period cost 
((dianggap
gg p sebagai
g expense semua)
p )

B
49

INFORMASI UNTUK SOAL 20 & 21

Pada akhir tahun 2010, berikut


2010 berikut data terkait
data terkait produksi PT Dragon:
PT Dragon
• Biaya primer Rp800.000.000,‐
• Biaya overhead variabel
overhead variabel Rp100 000 000 ‐
Rp100.000.000,‐
• Biaya overhead tetap Rp160.000.000,‐
• Biaya penjualan variabel Rp80.000.000,‐
Rp80.000.000,
• Biaya penjualan tetap Rp40.000.000,‐

50
SOAL 20

Jika PT Dragon menggunakan metode variable costing


costing,
inventoriable cost periode 2010 sebesar...
A. Rp800.000.000,‐
B. Rp900.000.000,‐
C. Rp980.000.000,‐
D. Rp1.060.000.000,‐

cost
Inventoriable cost  = Biaya primer + biaya
= Biaya primer + biaya overhead variabel
overhead variabel
= Rp800.000.000 + Rp100.000.000
= Rp900.000.000

B
51

SOAL 21

Jika PT Dragon menggunakan metode absorption costing,


costing
inventoriable cost periode 2010 sebesar...
A. Rp800.000.000,‐
B. Rp900.000.000,‐
C. Rp1.060.000.000,‐
D. Rp1.180.000.000,‐

Inventoriable cost 
= Biaya primer + biaya overhead variabel + biaya overhead tetap
= Rp800 000 000 + Rp100 000 000 + Rp160 000 000
= Rp800.000.000 + Rp100.000.000 + Rp160.000.000
= Rp1.060.00.000

C
52
SOAL 22

Dalam analisis joint product costing,


costing biaya yang relevan dalam
menentukan titik dimana produk dijual untuk memeperoleh laba
yang maksimum adalah...
A. Separable cost setelah titik split‐off.
B. Biaya gabungan (joint cost) sebelum titik split‐off.
C. Gaji bagian penjualan pada periode produk dihasilkan.
D. Biaya pembelian bahan baku untuk produk gabungan (joint
product).
product)

53

JOINT COST
• Keputusan untuk menjual produk di titik split‐off atau diproses
lebih lanjut tergantung pada biaya yang dikeluarkan setelah titik
spli‐off (separable cost). Produk akan dijual setelah diproses
lebih lanjut jika peningkatan pendapatan > separable cost yang
dikeluarkan.

A
54
JOINT COST

Jawaban B salah,
salah karena baik dijual di titik split‐off
split off atau diproses
lebih lanjut biaya gabungan tetap terjadi. Jadi biaya gabungan tidak
mempengaruhi
g keputusan tersebut.
Jawaban C salah, karena gaji bagian penjualan tidak mempengaruhi
keputusan penjualan produk di titik split‐off atau setelah diproses
l bih lanjut.
lebih l j t
Jawaban D salah, karena biaya pembelian bahan baku produk
gabungan merupakan contoh dari biaya gabungan (joint cost).cost)

A
55

SOAL 23
Great Petroll merupakan perusahaan yang mengolah kelapa sawit
menjadi minyak goreng.
goreng Terdapat 3 jenis minyak goreng dengan
kualitas yang berbeda. Pada awal bulan Desember tidak terdapat
persediaan awal. Berikut data produksi untuk bulan Desember
2011:
• Kelapa sawit yang diproses 4.000.000
• Upah
U h tenaga kerja
k j langsung
l 2 000 000
2.000.000
• Biaya overhead 3.000.000

A B C
Unit diproduksi (barel) 300.000 240.000 120.000
Unit terjual (barel) 80.000 120.000 120.000
Harga per barel ($) 30 40 50

56

Anda mungkin juga menyukai