Anda di halaman 1dari 74

PROGRAM RECOGNITION OF PRIOR

LEARNING
CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT OF INDONESIA
FOR
REGISTER NEGARA AKUNTAN (RNA)

Materi :
Corporate Governance & Internal Control
Fiantonius Sihotang M. Ak, CA, CPMA, CPA

SENIN, 09 SEPTEMBER 2019


JAKARTA
Corporate Governance
&
Internal Control

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Good
Corporate
Governance

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


1. Menurut Bank Dunia
Corporate governance adalah aturan dan standar
organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku
pemilik perusahaan, direktur dan manajer serta
perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta
pertanggungjawabannya kepada investor (pemegang
saham dan kreditur).
Tujuan utama dari corporate governance adalah untuk
menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan
(check and balances), mencegah penyalahgunaan dari
sumber daya perusahaan, dan tetap mendorong
terjadinya pertumbuhan perusahaan.

GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (DEFINISI)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
 IICG (Indonesian Institute of for Corporate Governance)
 Proses dan struktur yang ditetapkan dalam menjalankan perusahaan,
dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders yang lain
 3. Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development
 menyatakan definisi corporate governance menurut OECD yaitu
cara-cara manajemen perusahaan (yaitu para direktur) bertanggung
jawab kepada pemiliknya (yakni pemegang saham). Para pengambil
keputusan atas nama perusahaan adalah dapat
dipertanggungjawabkan, menurut tingkatan yang berbeda pada pihak
lain yang dipengaruhi oleh keputusan tersebut, termasuk perusahaan itu
sendiri, para pemegang saham, kreditur dan para publik penanam
modal.

GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (DEFINISI)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
SISTEM : Mengatur bagaimana korporasi diarahkan dan
dikendalikan untuk meningkatkan kemakmuran bisnis
secara accountable untuk mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang dengan tidak mengabaikan
kepentingan stakeholder lainnya.

STRUKTUR : Memberikan kejelasan fungsi, hak,


kewajiban dan tanggungjawab antara pihak-pihak yang
berkepentingan atas korporasi, mencakup proses kontrol
internal dan eksternal yang efektif serta menciptakan
keseimbangan internal (antar organ perusahaan) dan
keseimbangan eksternal (antar stakeholders).

ADAPTASI : OECD

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Prinsip-prinsip corporate governance menurut OECD (2004) meliputi:

a. Menjamin Dasar Kerangka Corporate Governance yang Efektif


(Ensuring the Basis for an Effective Corporate Governance
Framework).
b. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The rights of
shareholders and Key Ownership Functions).
c. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (The
equitable treatment of shareholders).
d. Peranan stakeholder yang terkait dengan perusahaan (The role of the
stakeholders).
e. Keterbukaan dan transparansi (Disclosure and transparency).
f. Akuntabilitas dewan komisaris (The responsibilities of the board).

GOOD CORPORATE GOVERNANCE


Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Prinsip-prinsip Corporate Governance menurut ADB (2003):
a. Prinsip 1: Orientasi Kinerja (Performance Orientation)
b. Prinsip 2: Nominasi dan Kompensasi Komite (Nomination and Compensation
Committees)
c. Prinsip 3: Pengungkapan (Disclosure)
d. Prinsip 4: Komite Audit (Audit Committee)
e. Prinsip 5: Code of Conduct
f. Prinsip 6: Konflik Kepentingan (Conflicts of Interest)
g. Prinsip 7: Komitmen Sosial dan Lingkungan (Environmental and Social
Commitment)
h. Prinsip 8: Panduan Pelaksana Dewan Komisaris (Conduct of the Board of
Directors)
i. Prinsip 9: Tanggung jawab Investor (Responsibilities of Investors)
j. Prinsip 10: Peran Komisaris dalam Situasi yang Berubah (The Role of
Directors in Turnaround Situations)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE


Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Tabalujan (2002) menyatakan bahwa sekarang ini berkembang dua
model dasar teori corporate governance, yaitu:

1. The Anglo-American atau Market-Based model


Model yang pertama menekankan pada pemaksimalan nilai
pemegang saham. model pertama pasar modal memegang peranan
penting dalam corporate control system, sehingga dapat dikatakan
pasar modal merupakan outsider control system.
2. The Continental atau Relationship-Based Market Model
Model kedua menekankan pada pemaksimalan kepentingan
kelompok pemegang saham yang lebih besar. Lebih lanjut
Lukviarman (2002) menyatakan bahwa pada model kedua (yang
berkembang di negara-negara Eropa dan Jepang) peran pasar
modal tidaklah signifikan, model ini bercirikan pada adanya insider
dominated control dimana struktur kepemilikan relatif stabil dan
terkonsentrasi pada sebagian pemegang saham.
 MENURUT ASX( Australian Stock Exchange)
ASX Corporate Governance Council menciptakan 10
prinsip GCG yaitu:
1. Membangun landasan kerja yang kuat bagi manajemen
perusahaan dan Direksi
2. Menyusun struktur organisasi Direksi
3. Mengembangkan kebiasaan mengambil keputusan
yang etis dan dapat dipertanggung jawabkan
4. Menjaga integritas laporan keuangan

PRINSIP-PRINSIP GCG (ASX)


5. Mengungkapkan semua informasi tentang kondisi dan
perkembangan perusahaan kepada pemegang saham
secara tepat waktu dan seimbang
6. Menghormati hak dan kepentingan paara pemegang
saham
7. Menyadari adanya resiko bisnis dan mengelolanya secara
profesional
8. Mendorong peningkatan kinerja direksi dan manajemen
perusahaan
9. Menjamin pemberian balas jada pimpinan dan karyawan
perusahaan yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan
10. Memahami hak dan kepentingan stakeholders yang sah.

PRINSIP-PRINSIP GCG (ASX)


Transparansi yaitu perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan.

Akuntabilitas yaitu perusahaan harus dapat mepertanggung jawabkan kinerjanya


secara trasnparan dan wajar

Responsibilitas yaitu perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan


serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

Independensi yaitu perusahaan harus dikelola secara independen, dan

Fairnes yaitu perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang


saham dan pemangku kepentingan lainnya

ASAS GCG
Profesional Recognition Program (PRP) - Certified Profesional Auditor (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Perusahaan harus menerapkan rincian tugas dan
tanggung jawab masing-masing organ
perusahaan dan semua karyawan secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan
(corporate value), dan strategi perusahaan.

Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ


perusahaan dan semua karyawan mempunyai
kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung
jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN


Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang
efektif dalam pengelolaan perusahaan

Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan


yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem
penghargaan dan sanksi (reward and punishment system)

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ


perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan
pedoman perilaku (code of Conduct) yang telah disepakati

PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN


Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Prinsip & Rekomendasi Tata Kelola
Perusahaan Terbuka (OJK,2015:SE.32)
A. HUBUNGAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN PEMEGANG SAHAM
DALAM MENJAMIN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM.
1. Meningkatkan Nilai Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
2. Meningkatkan Kualitas Komunikasi Perusahaan Terbuka dengan
Pemegang Saham atau Investor.
B. FUNGSI DAN PERAN DEWAN KOMISARIS.
3. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Dewan Komisaris.
4. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Dewan Komisaris.
C. FUNGSI DAN PERAN DIREKSI
5. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Direksi.
6. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Direksi.
D. PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN
7. Meningkatkan Aspek Tata Kelola Perusahaan melalui Partisipasi
Pemangku Kepentingan.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Indikator & Parameter Tata Kelola BUMN
Bdsk : Sk-16/2012. SesMen BUMN
Aspek Pengujian Indi Param Bo
Terkait dengan : kator eter bot

1. Komiten thdp penerapan TKP sustainable 6 15 7


2. Pemegang saham dan RUPS / Pemilik Modal 6 25 9
3. Dewan Komisaris / Dewan Pengawas 12 44 35
4. Direksi 13 52 35
5. Pengungkapan Informasi & Transparansi 4 16 9
a. Menyediakan info persh kpd stakeholder
b. Akses info relevan, memadai, handal, tepat waktu
c. Mengungkap info penting dlm lap keu thn ses UU
d. Perolehan award di GCG dan lainnya
6. Aspek Lainnya 2 2 5
Total 43 153 100

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
A. Board of Directors/Dewan Komisaris
• 1. One-Tier System
• 2. Two-Tiers System
• Komisaris shall be responsible, and have authority for, supervising the
policies and actions of the Direksi, and giving advice to the Direksi
where required.

B. Dewan Direksi
• Dewan direksi berperan sebagai agen atau manajemen yang
melaksanakan aktivitas sehari-hari.
• dewan direksi dipilih, diberhentikan dan bertanggung jawab kepada
pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

ELEMEN-ELEMEN PERUSAHAAN

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Pada sistem ini perusahaan dijalankan oleh satu organ yaitu
board of directors, yang menjalankan fungsi manajemen dan
fungsi pengawasan sekaligus. Tugas memilih dan
mengangkat anggota board ada pada Rapat Umum
Pemegang Saham. Kemudian para anggota board yang telah
berhasil dipilih lewat RUPS tadi kemudian bertugas dan
memiliki wewenang untuk memilih, mengangkat, mengawasi
dan sekaligus dapat mengenakan sanksi dan hukuman
kepada kepada CEO atau sering dikenal sebagai pimpinan
utama Perseroan dan para senior manajemen lainnya.

ONE TIER SYSTEM

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Merupakan struktur kepengurusan yang diterapkan di Indonesia, pada
sistem ini perusahaan memiliki dewan pengawas (Dewan Komisaris)
yang menjalankan fungsi pengawasan. Selain itu perusahaan juga
mempunyai Direksi yang mempunyai fungsi dalam pengelolaan
(manajemen). Dimana pada forum Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) memiliki tugas dan wewenang untuk memilih, mengangkat,
mengawasi dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi. Selanjutnya para anggota Dewan Komisaris terpilih ini memiliki
tugas dan wewenang untuk mengawasi dan memberikan nasehat
kepada Direksi yang akan memimpin jalannya roda Perseroan sehari-
hari.

TWO TIER SYSTEM

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Diatur secara tegas di dalam UUPT, yang mengatur kewenangan masing-
masing organ yang ada dalam PT, yaitu RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris,
yaitu sebagai berikut
1. Pemegang Saham melalui RUPS
Mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan
Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam UU PT atau anggaran
dasarnya.
2. Direksi
Menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta melaksanakannya
dengan itikad baik baik dan penuh tanggung jawab.
3. Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalnnya pengurusan
pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan dan
memberi nasihat kepada Direksi.

PENERAPAN TWO TIER SYSTEM


Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
C. Komisaris Independen
1. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan
pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali
(controlling shareholders) Perusahaan Tercatat yang
bersangkutan;
2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur
dan/atau komisaris lainnya Perusahaan Tercatat yang
bersangkutan;
3. Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada
perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat
yang bersangkutan;
4. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal;
5. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham
minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali
(bukan controlling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).

ELEMEN-ELEMEN PERUSAHAAN
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
D. Komite-komite
1. Komite Kompensasi/Remunerasi (Compensation/Remuneration Committee)
2. Komite Nominasi (Nomination/Governance Committee)
3. Komite Audit (Audit Committee)
Bidang tanggung jawab:
Laporan Keuangan (Financial Reporting) memastikan bahwa laporan keuangan
yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya
Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)  memastikan, bahwa
perusahaan telah dijalankan sesuai undangundang dan peraturan yang berlaku,
melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya
secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan perusahaan.
Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)  pemahaman tentang masalah
serta hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian intern
serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal. Ruang
lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan penilaian tentang
kecukupan dan efektifitas sistem pengawasan intern.
Audit Committee Charter

ELEMEN-ELEMEN PERUSAHAAN
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
 Komisaris melanggar Fiduciary Duty

 Pasal 98
 (1) Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
dan usaha perseroan.
 (2) Atas nama perseroan, pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri terhadap
Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya
menimbulkan kerugian pada perseroan.

 Perhitungan anggaran tidak benar (Pasal 60 ayat (3))

TANGGUNG JAWAB PADA


KOMISARIS
 Seseorang dikatakan memiliki fiduciary capacity
apabila melakukan transaksi (bisnis)
menggunakan uang atau properti yang bukan
miliknya atau bukan untuk kepentingannya
melainkan untuk orang lain.
 Orang lain tersebut mempunyai kepercayaan
besar sehingga pihak yang dipercaya wajib
mempunyai itikad baik dalam menjalankan
tugasnya

FIDUCIARY DUTY DARI


DIREKSI
 Adanya hubungan kepercayaan antara
Perusahaan dengan Direksi, dimana Direksi
berkedudukan sebagai pihak yang dipercayai
(trustee). Dengan demikian, seorang direksi harus
dalam derajat yang tinggi (high degree)
mempunyai:
 kepedulian dan kemampuan (duty of care and
skill),
 itikad baik
 Loyalitas dan kejujuran

KONSEP TEORITIS
FIDUCIARY DUTY DIREKSI
 “ULTRA VIRES” : “OUTSIDE THE POWER”
 Tindakan Ultra Vires berbeda dengan Perbuatan
Melawan Hukum, Perbuatan Pidana, atau
Perbuatan Ilegal Lainnya
 Tindakan Ultra Vires pada dasarnya Sah/Legal,
namun tidak mendapat otorisasi
 Istilah Ultra Vires berasal dari common law
 Ashbury and Iron Company vs Riche: kontrak
yang dibuat ultra vires adalah tidak sah dan
pemegang saham tidak dapat meratifikasi
tindakan tersebut.
 Dalam code civil: Specialite Statutaire: suatu
perusahaan dilarang membuat transaksi yang
tidak termasuk lingkup obyek perseroan
sebagaimana disebut dalam Anggaran Dasar

ULTRA VIRES DOCTRINE


 Hampir semua sistem hukum menganut teori ini

 Doktrin atau teori yang diartikan sebagai suatu


proses untuk membebani tanggung jawab ke
pundak orang atau perusahaan lain, atas
perbuatan hukum yang dilakukan oleh
perusahaan pelaku (badan hukum), tanpa
melihat fakta bahwa perbuatan tersebut
sebenarnya dilakukan oleh perusahaan pelaku

 Status kemandirian badan hukum dari


perusahaan akan diabaikan

PIERCING THE CORPORATE


VEIL
ISA 700 Extract from Auditors’ Report

Kami melaksanakan audit sesuai


dengan Standar Internasional tentang
Audit. Standar tersebut mengharuskan
kami mematuhi persyaratan dan
rencana etis dan melakukan audit agar
memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji
material.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISQC 1 : Quality Control for Firms that Perform Audits and Reviews
of Financial Statements, and Other Assurance and Related Services
Engagements

Paragraph 11.
The objective of the firm is to establish and maintain a system of
quality control to provide it with reasonable assurance that:

A. Perusahaan dan personilnya mematuhi standar profesional dan


persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku; dan
B. Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau mitra kerja
sesuai dalam situasi tersebut.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISA – 220 :
Paragraph 2. Quality control systems, policies and
procedures are the responsibility of the audit firm.

Berdasarkan ISQC 1, perusahaan memiliki kewajiban untuk


membangun dan memelihara sistem pengendalian kualitas untuk
memberikan jaminan yang memadai bahwa:
(A) Perusahaan dan personilnya mematuhi standar profesional dan
persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku; dan
(B) Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau mitra kerja
sesuai dalam situasi tersebut.
ISA ini didasarkan atas dasar bahwa perusahaan tersebut tunduk
pada ISQC 1 atau persyaratan nasional yang setidaknya sama

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISA guidance at Planning
Communication with those
charged with Governance: The
ISA objective at planning is to
Agreeing the terms of the communicate the
Audit Engagement: ISA responsibilities of the auditor
objective is to accept or in relation to the financial
continue an audit statement audit, and an
engagement only when overview of the planned scope
the basis upon which it ISA and timing of the audit
is to be performed has
been agreed 260
Planning an Audit of
Financial Statements:

ISA ISA ISA objective is to plan


the audit so that it will
210 300 be
Performed in an
effective manner

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISA – 260 Objectives :
9. The objectives of the auditor are:
A. Mengomunikasikan secara jelas kepada mereka yang
bertanggung jawab atas tata kelola, terkait tanggung
jawab auditor atas audit laporan keuangan, dan ikhtisar
ruang lingkup dan waktu audit yang direncanakan;
B. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tata
kelola yang bersangkutan;
C. Memberikan mereka yang bertanggung jawab atas tata
kelola dengan pengamatan tepat waktu yang timbul dari
audit yang signifikan dan relevan dengan tanggung jawab
mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan;
dan
D. Mempromot komunikasi dua arah yang efektif antara
auditor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola.
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
ISA – 260 Definition :
10. For purposes of the ISAs, the following terms have the meanings
attributed below:

A. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola - Orang atau


organisasi (mis., Wali amanat perusahaan) dengan tanggung
jawab untuk mengawasi arahan strategis entitas dan kewajiban
yang terkait dengan pertanggungjawaban entitas. Ini termasuk
mengawasi proses pelaporan keuangan. Bagi beberapa entitas di
beberapa wilayah hukum, mereka yang bertanggung jawab atas
tata kelola mungkin termasuk personil manajemen, misalnya,
anggota eksekutif dewan tata kelola entitas sektor swasta atau
publik, atau manajer pemilik. Untuk membahas keragaman
struktur pemerintahan, lihat paragraf A1-A8.
B. Manajemen - Orang yang bertanggung jawab eksekutif atas
pelaksanaan operasi entitas. Untuk beberapa entitas di beberapa
yurisdiksi, manajemen mencakup beberapa atau semua yang
bertanggung jawab atas tata kelola, misalnya, anggota eksekutif
dewan, atau manajer pemilik.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISA – 260 Requirements :
Those Charged with Governance

11.Auditor harus menentukan orang yang


tepat dalam struktur tata kelola entitas
yang berkomunikasi. (Ref: Para. A1–A4)

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


A1 - Struktur kepengurusan bervariasi menurut yurisdiksi dan entitas,
yang mencerminkan pengaruh seperti latar belakang budaya dan
hukum yang berbeda, dan karakteristik ukuran dan kepemilikan.
contohnya

 Di beberapa yurisdiksi, dewan pengawas (seluruhnya atau sebagian


besar non-eksekutif) ada yang terpisah secara hukum dari dewan
eksekutif (manajemen) (struktur "dewan dua lapis"). Di yurisdiksi lain,
fungsi pengawasan dan eksekutif merupakan tanggung jawab hukum
dewan tunggal atau kesatuan (dewan "dewan satu tingkat").
 Di beberapa entitas, mereka yang bertanggung jawab atas posisi
kepengurusan merupakan bagian integral dari struktur hukum entitas,
misalnya direktur perusahaan. Di lain pihak, misalnya, beberapa entitas
pengurus, badan yang bukan bagian dari entitas dituntut dengan tata
kelola.
 Dalam beberapa kasus, beberapa atau semua pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas. Di pihak lain,
mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen terdiri
dari orang yang berbeda.Dalam beberapa kasus, mereka yang
bertanggung jawab atas tata kelola bertanggung jawab untuk
menyetujui 3 laporan keuangan entitas (dalam hal lain manajemen
memiliki tanggung jawab ini).
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
A2. Di beberapa entitas, tata kelola adalah tanggung jawab
kolektif dari kepengurusan, seperti dewan direksi, dewan
pengawas, mitra, pemilik, komite manajemen, dewan
gubernur, wali amanat, atau orang yang setara.

Namun, di beberapa entitas yang lebih kecil, satu orang


mungkin dikenai tata kelola, misalnya, pemilik-manajer yang
tidak memiliki pemilik lain, atau satu-satunya wali amanat.
Ketika tata kelola merupakan tanggung jawab kolektif, sub
kelompok seperti komite audit atau bahkan perorangan, dapat
dikenakan tugas khusus untuk membantu badan pengelola
dalam memenuhi tanggung jawabnya. Sebagai alternatif,
subkelompok atau individu mungkin memiliki tanggung jawab
spesifik yang diidentifikasi secara hukum yang berbeda dari
peraturan pemerintah.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


A3. Keanekaragaman tersebut berarti bahwa ISA tidak
mungkin menentukan semua audit orang dengan siapa
auditor mengkomunikasikan hal-hal tertentu.

Juga, dalam beberapa kasus, orang yang tepat untuk


berkomunikasi mungkin tidak dikenali dengan jelas dari kerangka
hukum yang berlaku atau keadaan keterlibatan lainnya, misalnya,
entitas dimana struktur kepengurusan tidak didefinisikan secara
formal, seperti beberapa keluarga yang dimiliki Entitas, beberapa
organisasi nirlaba, dan beberapa entitas pemerintah. Dalam kasus
tersebut, auditor mungkin perlu mendiskusikan dan menyetujui
pihak yang terlibat dengan orang yang bersangkutan untuk
berkomunikasi. Dalam memutuskan untuk berkomunikasi,
pemahaman auditor terhadap struktur dan proses tata kelola
entitas yang diperoleh sesuai dengan ISA 315 (Revisi) 4 relevan.
Orang yang tepat untuk berkomunikasi mungkin berbeda,
tergantung pada masalah yang akan dikomunikasikan.
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
A4. ISA 600 mencakup hal-hal spesifik yang harus
dikomunikasikan oleh auditor kelompok dengan yang
bertanggung jawab atas tata kelola.

Bila entitas merupakan komponen suatu kelompok, orang yang


tepat dengan siapa komponen auditor berkomunikasi bergantung
pada situasi keterlibatan dan masalah yang akan terjadi.
Dikomunikasikan Dalam beberapa kasus, sejumlah komponen
mungkin melakukan bisnis yang sama dalam sistem pengendalian
internal yang sama dan menggunakan praktik akuntansi yang
sama. Jika pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
komponen tersebut sama (misal dewan direksi biasa), duplikasi
dapat dihindari dengan menangani komponen-komponen ini
secara bersamaan untuk tujuan komunikasi.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISA – 260 Requirements :
Those Charged with Governance
Communication with a Subgroup of Those Charged with
Governance

12. Jika auditor berkomunikasi dengan subkelompok dari


mereka yang ditugaskan dengan tata kelola, misalnya,
komite audit, atau individu, auditor harus menentukan
apakah auditor juga perlu berkomunikasi dengan badan
pengatur. (Ref: Para. A5–A7)

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


A5. Ketika mempertimbangkan utk berkomunikasi
dengan subkelompok dari mereka yang ditugaskan
dalam tata kelola, auditor dpt mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :

 Tanggung jawab masing-masing subkelompok dan


badan pengurusan.
 Sifat dari masalah yang harus dikomunikasikan.
 Persyaratan hukum atau peraturan yang relevan.
 Apakah subkelompok memiliki wewenang untuk
mengambil tindakan sehubungan dengan informasi
yang dikomunikasikan, dan dapat memberikan
informasi dan penjelasan lebih lanjut yang mungkin
dibutuhkan auditor.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


A6. Ketika memutuskan apakah ada juga kebutuhan untuk
mengkomunikasikan informasi, secara lengkap atau dalam
bentuk ringkasan, dengan badan pengatur, auditor dapat
dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang seberapa efektif
dan sesuai subkelompok tersebut mengkomunikasikan
informasi yang relevan dengan badan pengatur. Auditor dapat
membuat eksplisit dalam menyetujui persyaratan keterlibatan
yang, kecuali dilarang oleh undang-undang atau peraturan,
auditor memiliki hak untuk berkomunikasi langsung dengan
badan pengurusan.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


A7. Komite audit (atau subkelompok serupa dengan nama
yang berbeda) ada di banyak yurisdiksi.

Meskipun wewenang dan fungsinya yang spesifik mungkin


berbeda, komunikasi dengan komite audit, jika ada, telah menjadi
elemen kunci dalam komunikasi auditor dengan pihak yang
bertanggung jawab atas pemerintahan. Prinsip tata kelola yang
baik menunjukkan bahwa:
 Auditor akan diundang untuk secara teratur menghadiri rapat
komite audit.
 Ketua komite audit dan, jika relevan, anggota komite audit
lainnya, akan bekerja sama dengan auditor secara berkala.
 Komite audit akan bertemu dengan auditor tanpa manajemen
yang hadir setidaknya setiap tahun.

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


ISA – 260 Requirements :
Those Charged with Governance
When All of Those Charged with Governance Are
Involved in Managing the Entity

13. Dalam beberapa kasus, semua pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, misalnya, usaha kecil di
mana pemilik tunggal mengelola entitas dan tidak ada orang lain yang
memiliki peran tata kelola. Dalam hal ini, jika hal-hal yang
dipersyaratkan oleh ISA ini dikomunikasikan dengan orang-orang yang
memiliki tanggung jawab manajemen, dan orang-orang tersebut juga
memiliki tanggung jawab tata kelola, hal-hal tersebut tidak perlu
dikomunikasikan lagi dengan orang yang sama dalam peran
pemerintahan mereka. . Hal-hal ini dicatat dalam paragraf 16 (c).
Auditor tetap yakin bahwa komunikasi dengan orang-orang yang
memiliki tanggung jawab manajemen secara memadai
menginformasikan semua orang yang dengannya auditor akan
berkomunikasi dalam kapasitas pemerintahan mereka. (Ref: Para. A8)
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
A8. Dalam beberapa kasus, semua pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, dan penerapan
persyaratan komunikasi dimodifikasi untuk mengenali posisi ini.
Dalam kasus seperti itu, komunikasi dengan orang-orang yang
memiliki tanggung jawab manajemen mungkin tidak secara
memadai menginformasikan semua pihak yang akan
berkomunikasi dengan auditor dalam kapasitas kepengurusan
mereka. Misalnya, di perusahaan tempat semua direktur terlibat
dalam pengelolaan entitas, beberapa direktur tersebut (misalnya,
yang bertanggung jawab untuk pemasaran) mungkin tidak
mengetahui hal-hal penting yang didiskusikan dengan direktur lain
(misalnya, orang yang bertanggung jawab atas penyusunan
laporan keuangan ).

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


Internal
Control
Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)
Pengendalian internal terdiri atas :
struktur organisasi dan seluruh metode yang dikoordinasi dan pengukuran
yang diterapkan dalam suatu bisnis untuk melindungi aktiva, mengecek
keakuratan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efesiensi operasional,
dan mendorong ditaatinya kebijakan management yang ditetapkan sebelumnya

Tujuan dibentuknya pengendalian intern:


 Keandalan laporan keuangan
 Kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku
 Efektivitas dan efesiensi operasional

PENGENDALIAN INTERN
FRAMEWORK FOR EFFECTIVE CONTROL

Control your environment

Control your risk

Control your activities

Control your information & communication

Monitor and review your control

Recognition of Prior Learning - Certified Public Accountant (CPA)


56
The Bank Uses the COSO Framework

Monitoring

Control activities

Risk Assessment

Control Environment
57
1. Lingkungan Pengendalian (Control
Environment)
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
4. Informasi dan Komunikasi (Information and
communication)
5. Pengawasan (Monitoring

KOMPONEN PENGENDALIAN
INTERN
 Nilai-nilai Etika dan Integritas
 Komitmen terhadap kompetensi
 Dewan Komisaris dan Komite Audit
 Philosophy managemen dan gaya
operasional
 Struktur organisasi
 Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
 Kebijakan dan Praktek SDM

1. CONTROL ENVIRONMENT
59
Pengendalian Internal
PENILAIAN RESIKO
 Identifikasi dan analisis oleh entitas terhadap
risiko relevan dengan pencapaian tujuan-
tujuannya
 Merumuskan dasar untuk menentukan
bagaimana risiko-risiko tersebut harus dikelola

2. RISK ASSESSMENT

60
Pengendalian Internal
 Perlu memperhatikan:
 Perubahan lingkungan operasional
 Personel baru
 Sistem informasi baru atau perubahan sistem informasi
 Pertumbuhan cepat
 Tehnologi baru
 Produk atau aktivitas baru
 Restrukturisasi korporasi
 Operasional luar negeri
 PSAK baru

RISK ASSESSMENT
61
Pengendalian Internal
AKTIVITAS PENGENDALIAN
 Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
pengarahan managemen dilaksanakan
TERDIRI DARI
 Pemisahan Tugas
 Pengendalian Pengolahan Informasi
 General Control
 Application Control
 Pengendalian Pisik
 Review Kinerja

3. CONTROL ACTIVITIES
62
Pengendalian Internal
Information and communication:
 Idenfikasi, perekaman, dan pertukaran informasi dalam
rerangka bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
menjalankan tanggungjawabnya
TERDIRI DARI
 Transaksi
 Hanya transakasi valid
 Seluruh transaksi
 Hak dan kewajiban
 Pengukuran
 Cukup detail
 Audit atau transaction trail
 Dokumen dan catatan

4. INFORMASI DAN KOMUNIKASI


63
Pengendalian Internal
 Monitoring
 Proses untuk menilai kualitas pelaksanaan pengendalian
internal dari waktu ke waktu

 Information Processing Control


 General Control
 Pengendalian organisasi dan operasional
 Pengendalian pengembangan sistem dan dokumentasi
 Pengendalian perangkat keras dan lunak
 Pengendalian akses
 Pengendalian data dan prosedural
 Application Control (IPO)

5. PENGAWASAN 64
Pengendalian Internal
Empat kharacteristik sistem
pengendalian internal yang
efektif:

SISTEM
a. Risk-based
PENGENDALIAN
INTERNAL b. Embedded
c. Assuredi
d. Reviewed
ISA – 315 Objective :

The objective of the auditor is :


Tujuan auditor adalah utk mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji material, baik karena
kecurangan atau kesalahan, pd tingkat laporan
keuangan dan asesmen, melalui pemahaman entitas
dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal
entitas, sehingga memberikan dasar utk merancang
dan menerapkan respon terhadap risiko salah saji
material.

ISA 315
ISA – 315 Definition :

For purposes of the ISAs, the following terms have


the meanings attributed below:

 Internal control – Proses yg dirancang, dilaksanakan


dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola, manajemen dan personil lainnya
untuk memberikan keyakinan memadai mengenai
pencapaian tujuan entitas berkenaan dengan
keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan
efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan yang berlaku. Istilah "kontrol"
mengacu pada aspek dari satu atau lebih komponen
pengendalian internal

ISA 315
 ISA – 315 Requirements :

 The Entity’s Internal Control


12. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian
internal yang relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar
kontrol yang relevan dengan audit cenderung terkait dengan
pelaporan keuangan, namun tidak semua kontrol yang terkait
dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit. Ini adalah
masalah pertimbangan profesional auditor apakah kontrol,
individual atau kombinasi dengan orang lain, relevan dengan audit.
(Ref: Para A42-A65).

 Nature and Extent of the Understanding of Relevant Controls

13. Saat mendapatkan pemahaman tentang kontrol yang relevan dengan


audit, auditor harus mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut
dan menentukan apakah telah dilaksanakan, dengan melakukan
prosedur selain penyelidikan terhadap personil entitas. (Ref:
Para.A66-A68)

ISA 315
 ISA – 315 Requirements :

 Components of Internal Control


 Control environment

14. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang lingkungan


pengendalian. Sebagai bagian dari pemahaman ini, auditor harus
mengevaluasi apakah:
a. Manajemen, dengan pengawasan orang-orang yang dituntut
tata pemerintahan, telah menciptakan dan memelihara budaya
perilaku jujur dan etis; dan
b. Kekuatan elemen lingkungan kontrol secara kolektif
memberikan landasan yang sesuai untuk komponen
pengendalian internal lainnya, dan apakah komponen lain
tersebut tidak dirusak oleh kekurangan di lingkungan kontrol.
(Ref: Para.A69-A78)

ISA 315
 ISA – 315 Requirements :
 Control activities relevant to the audit

15. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kegiatan


pengendalian yang relevan dengan audit, karena auditor perlu
menilai untuk memahami dalam menilai risiko salah saji
material pada tingkat asersi dan merancang prosedur audit
lebih lanjut yang responsif terhadap risiko yang dinilai. Audit
tidak memerlukan pemahaman tentang semua aktivitas
pengendalian yang terkait dengan setiap kelas transaksi,
saldo akun, dan pengungkapan yang signifikan dalam
laporan keuangan atau setiap pernyataan yang relevan
dengannya. (Ref: Para A88-A94)
16. Dalam memahami aktivitas pengendalian entitas, auditor
harus memperoleh pemahaman tentang bagaimana entitas
telah menanggapi risiko yang timbul dari TI. (Ref: Para A95-
A97)

ISA 315
 ISA – 315 Requirements :

 Monitoring of controls ............................. (1)

17. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kegiatan


utama yg digunakan entitas untuk memantau
pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
termasuk hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
pengendalian yang relevan dengan audit, dan bagaimana
entitas memulai tindakan perbaikan terhadap
kekurangan dalam pengendaliannya.
 (Ref: Para A98-A100)

ISA 315
 ISA – 315 Requirements :
 Monitoring of controls ............................. (2)

18. Jika entitas memiliki fungsi audit internal, auditor harus


memperoleh pemahaman tentang hal-hal berikut untuk
menentukan apakah fungsi audit internal mungkin
relevan dengan audit:
a) Sifat tanggung jawab fungsi audit internal dan
bagaimana fungsi audit internal sesuai dengan
struktur organisasi entitas; dan
b) Kegiatan yang dilakukan, atau dilakukan, oleh
fungsi audit internal. (Ref: Para.A101-A103)
19. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sumber
informasi yang digunakan dalam aktivitas pemantauan
entitas, dan dasar dimana manajemen menganggap
informasi tersebut cukup dapat diandalkan untuk
tujuan tersebut. (Ref: Para.104

ISA 315
PwC Global Economic Crime Survey –
2011
• Dari mereka yang menanggapi survei tersebut, 34%
melaporkan mengalami kejahatan ekonomi dalam
12 bulan terakhir ...
• Survei tersebut menemukan bahwa dari mereka
yang melaporkan kejahatan ekonomi, 56% di
antaranya dilakukan oleh penipu internal.
• Kejahatan ekonomi yang dilakukan oleh manajer
menengah dan eksekutif senior telah meningkat
dan menyumbang 59% dari semua kecurangan
internal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai