NIM : A031171019
KERTAS KERJA
PENDAHULUAN
Beberapa hal yang berbeda menjadi tujuan auditor dalam menyiapkan kertas
kerja diantaranya :
Kebijakan mengenai jenis-jenis kertas kerja audit yang harus disimpan, sistem
penempatan yang akan digunakan, sistem pemberian indeks yang diikuti, dan hal hal
terait lainnya harus dietetapkan oleh kepala bagian audit. Sehingga, susunan dan bentuk
kertas kerja dapat konsisten dan mereka dapat lebih berfokus pada kebutuhan apa yang
akan dicatat. Cakupan dari kerja kerja antara lain (1) perencanaan dokumen dan
program audit, (2) kuesioner induk, bagan alir, daftar pemeriksaan, dan hasil-hasil
evaluasi kontrol, (3) catatan wawancara, (4) bagan organisasi, pernyataan kebijakan da
prosedur serta deskripsi kerja, (5) salinan kontrak-kontrak dan perjanjian penting, (6)
surat konfirmasi dan representasi, (7) foto, diagram, dan tampila grafis lainnya, (8) uji
dan analisis transaksi, (9) hasil-hasil prosedur penelaahan analitis, (10) laporan audit
dan tanggung jawab manajemen, (11) korespondensi audit yang relevan.
Secara umum, karakteristik kertas kerja yang harus diupayakan oleh auditor
internal adalah sebagai berikut :
Huruf besar dan angka-angka Arab dalam sistem indeks audit biasanya sudah
lulus uji sistem perbaikan indeks yang baik sehingga dapat dikatakan memadai. Huruf
besar bisa diulang jika urutan A, B, C, dan seterusnya telah terpakai semua. Untuk
selanjutnya, auditor bisa menggunaka AA, BB, CC, atau A1.1.1.1. Sistem pemberian
indeks yang mirip rumus aljabar kurang disukai dibandingkan dengan sistem yang
sederhana.
Referensi silang harus menunjukkan sumber informasi jika diambil dari kertas
kerja yang lain dan jika infromasi tersebut digunakan pada kertas kerja yang lain, harus
digunakan warna yang berbeda,. Pembuatan referensi silang memang memakan waktu.
Tetapi akan menghemat waktu pada analisis akhir saat auditor membahas masalah
dengan klien atau saat laporan akhir disiapkan dan diverifikasi.
Otomatisasi dalam operasi audit internal dibahas dalam sebuah laporan yang
diterbitkan oleh Ikatan Auditor Internal. Laporan tersebut menggambarkan prosedur
tertentu pada Bank Nasional dan menemukan Lotus Notes sebagai media pengoperasia
proses. Terdapat 10 karakteristik serta pengaplikasiannya dalam kertas kerja yang
ditemukan, yaitu refleksi informasi, standardisasi, kenyamanan, referensi dokumen,
tampilan, pencitraan, komunikasi, menjadi alat kontrol, integrase aplikasi, dan
pengamanan hak akses. Para penulis menggambarkan pembuatan kertas kerja otomatis
diperlukan untuk menelaah dan mengevaluasi proses dan metodologi audit. Untuk itu,
perlu dipindahkan format-format audit dan proses manual kedalam bentuk basis data
yang berisi semua dokumen yang diformat sebelumnya dan siap digunakan dalam
proses audit.
KERTAS KERJA ELEKTRONIK
Kertas kerja audit bisa memiliki bentuk yang berbeda dengan media tradisional
lainnya. Penggunaan kertas kerja elektronik membantu mengurangi kompleksitas dan
meningkatkan fleksibilitas pendokumentasian. Kertas kerja yang dihasilkan sistem
memungkinkan kapasitas yang lebih besar untuk menelaah dan mengubah rancanga,
pengembangan yang lebih cepat saat digunakan dengan perangkat Teknik Berbantuan
Komputer (Computer Assisted Audit Techniques-CAAT) dan Rekayasa Sistem
Berbantuan Komputer (Computer Aided System Engineering-CASE), dan membuat
pendokumentasian menjadi lebih rasional.
a. Program audit diikuti dan instruksi-instruksi khusus bagi auditor telah diikuti.
b. Kertas kerja tersebut akurat dan dapat diandalkan dan memang mendukung
temuan-temuan audit.
c. Kesimpulan yang dicapai memang wajar, logis dan valid.
d. Tidak ada langkah-langkah yang belum diperiksa.
e. Penelaahan dengan klien telah dilakukan dan dengan memadai telah dicatat dan
bahwa perselisihan telah diselesaikan.
f. Aturan-aturan departemen audit pada kertas kerja telah diikuti.
Auditor harus mengetahui dengan tepat letak kertas kerja saat melakukan audit,
karena kertas kerja merupakan milik auditor yang harus dijaganya. Kertas kerja tidak
boleh diakses oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas untuk memiliki atau
menggunakannya, karena bisa disalahgunakan. Namun, pada kondisi dimana tidak
terdapat komentar yang mengganggu atau indikasi kecurangan auditor mungkin merasa
penyebaran hasil penelaahan aka bermanfaat sebelum bertemu klien. Harus terdapat
persetujuan dari kepala bagian audit untuk pengaksesan laporan dan kertas kerja dari
pihak luar. Kontrol yang baik atas kertas kerja elektronik mengharuskan perubahan
hanya dilakuka oleh auditor yang membuatnya.
Tulisan awal tentang tujuan, latar belakang, kontrol, sasaran, dan lingkup bisa
dibuat segera setelah auditor melakukan penelaahan awal atas operasi. Temuan bisa
diringkas segera setelah pengujian dilakukan. Hasil-hasilnya kemudian bisa segera
digunakan dalam diskusi dengan klien. Dalam kondisi apapun, kertas kerja yang
memenuhi standar professional harus menunjukkan apa yang ingin dilakukan auditor
internal, apa yang telah mereka lakukan, darimana sumber bahan-bahan mereka, dan
langkah-langkah audit yang diambil, apa yang mereka temukan dan apa yang mereka
simpulkan dari temuan mereka. Argument lain yang menentang pencatatan pada secarik
kertas adalah waktu tambahan yang dibutuhkan untuk menulis laporan audit mungkin
akan melebihi waktu yang dihemat melalui penulisan catatan tersebut. Dan trauma
karena memiliki temuan yang tidak didukung pendokumentasian bisa dihindari dengan
menggunakan kertas kerja yang memenuhi uji profesionalisme dan bisa meyakinkan
pengamat yang objektif.
Bila tidak lagi digunakan, kertas kerja harus dibuang. Bila audit lanjutan atas
sebuah operasi telah diselesaikan, auditor harus membuat keputusan, disetujui oleh
penyelia mereka, mengenai apakah kertas kerja sebelumnya harus disimpan atau
dimusnahkan. Bila kertas kerja mengandung dokumentasi atau bahan-bahan lainnya
yang akan terus digunakan, maka bagian kertas kerjatersebut harus dibawa kekertas
kerja tahun ini. Ketentuan kontraktual atau hukum mungkin harus disimpan.
Dokumentasi sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang-undang Praktik Korupsi Luar
Negeri Amerika Serikat (U.S Foreign Corrupt Practices Act) sebaiknya disimpan
terpisah. Auditor harus mengidentifikasi dokumen permanen (permanent files), yaitu
kertas kerja yang mengandung informasi yang akan terus digunakan pada saat
kesimpulan audit.
Dalam kasus tertentu, kertas kerja audit internal harus diserahkan ke kantor
pajak (Internal Revenue Service). Terdapat empat hal yang menentukan kapan
penyerahan ke IRS harus dilakukan, yaitu :