Anda di halaman 1dari 14

MODUL

PENGAUDITAN

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


(AUDIT WORKING PAPERS)

 i Luh Anggreni, Jeny Maharani,


N
Mukarramah, Suliyanti,
N ur Nida Naziha dan Naila Kamilah
Kelompok 6 | Kelas B

AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

DAFTAR ISI
Pengertian Kertas Kerja Pemerikasaan................................................................................. 1

Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan ......................................................................................... 1

Current File dan Permanent File ........................................................................................... 2

Kriteria untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik ........................................... 3

Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan ....................................................... 4

Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss ........................................................... 5

Top Schedule dan Supporting Schedule ............................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 7

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 8
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

Pengertian Kertas Kerja Pemerikasaan

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut:
"kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya." Contoh kertas kerja adalah program
audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis, memorandum, surat
konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau
komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang
disimpan dalam pita magnetik, film, atau media yang lain.

Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan
IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan
penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas
pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai
prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang digunakan oleh auditor untuk
membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi. Kertas kerja tidak hanya
berwujud kertas, namun dapat pula berwujud pita magnetik, film, atau media yang lain.

Dalam melakukan auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien dalam
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan terhadap
kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan prosedur audit yang
dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap kompetensi dan kecukupan bukti yang
diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk merumuskan pendapatnya atas laporan
keuangan klien. Sebagai akibatnya, kompetensi dan kecukupan bukti audit yang diperoleh
auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan keuangan auditan (Mulyadi, 2011).

Kertas kerja pemeriksaan (KKP) yang baik berisi informasi: nama entitas klien, nama
KAP yang memeriksa, akun yang diperiksa, periode pemeriksaan, informasi hasil
pemeriksaan yang diperoleh dari bukti audit, analisis yang telah dilakukan, tanggal pembuatan
KKP, paraf pembuat KKP, nama supervisi, paraf supervisi, tanggal pelaksanaan supervisi,
nomor KKP, catatan-catatan yang dilakukan auditor (Agustinawansari, 2022).

Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan

Tujuan/Fungsi Kertas Kerja Pemeriksaan (Sukrisno & Trisnawati, 2008), yaitu:


1. Sebagai dasar untuk perencanaan audit.

1
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

2. Sebagai catatan atas bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian. Sebagai catatan atas
pemeriksaan/ pekerjaan yang telah dilakukan, apakah sesuai dengan program
pemeriksaan.
3. Sebagai penjelasan mengenai masalah/ situasi yang dihadapi atas pelaksanaan
kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, ketepatan, efisiensi, dan bagaimana
evaluasinya.
4. Sebagai data untuk menentukan jenis opini dari laporan audit.
5. Sebagai dasar pemeriksaan oleh supervisor dan partner.
6. Sebagai sumber informasi di kemudian hari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh manajemen dan pihak lainnya, seperti dalam pertemuan dengan pihak
manajemen.
7. Sebagai penilaian prestasi staf auditor dan pengembangannya.

Current File dan Permanent File

Pengelompokkan kertas kerja pemeriksaan terbagi menjadi tiga menurut


(Ardianingsih, 2018), yaitu:
1. Current File (Berkas Tahun Berjalan)
Berisi data yang diperoleh auditor berhubungan dengan pelaksanaan audit pada tahun
yang bersangkutan, contohnya:
a. Program Audit
b. Jawaban konfirmasi piutang
c. Rekonsiliasi bank
d. Memo observasi perhitungan fisik persediaan
e. Neraca saldo
f. Skedul yang disiapkan oleh klien
2. Permanent File (Berkas Permanen)
Berisi data yang dikumpulkan pada saat pertama kali penugasan audit yang diharapkan
akan bermanfaat dalam penugasan penugasan di masa yang akan datang, contohnya:
a. Salinan notulen rapat dewan komisaris.
b. Salinan kode rekening
c. Manual accounting system
d. Akta pendirian perusahaan
e. Hasil pelaksanaan Kuesioner Pengendalian Internal (ICQ)
3. Correspondence File (Berkas surat menyurat)

2
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

Berkas kertas kerja yang berisi data korespondensi dengan klien atau pihak ketiga
selama pemeriksaan audit, misalnya seperti e-mail, surat-menyurat, faksimile, dan lain-
lain (Amilin & Rusmana, 2014).

Kriteria untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik

Prosedur audit yang dilakukan publik dalam rangka me ngumpulkan bahan bukti audit
yang cukup kompeten untuk men dukung opini yang diberikan mengenai kertas kerja
pemeriksaan. (Agoes S. , 2012), bahwa kertas kerja pemeriksaan adalah semua barkas-
berkas yang dikumpulkan oleh auditor yang menjalankan pemeriksaan yang berasal dari (1)
pihak klien, (2) pihak ketiga, dan (3) analisis yang dibuat auditor.

Kertas kerja pemeriksaan yang merupakan dokumentasi auditor atas prosedur


pemeriksaan yang dilakukan, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi yang didapat dan
kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisis, memorandum, rencana peme riksaan,
surat-surat konfirmasi, representation later, rincian-rincian pos neraca, laba rugi (Hasibuan &
Annam, 2020).

Sukrisno Agoes (2010:107), bahwa kriteria kertas kerja pemeriksaan yang baik, yaitu:

1. Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan. Misalnya: cash count sheet dapat
ditafsir dengan angka pada neraca.
2. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan se bab banyak kerugiannya,
antara lain: membuang waktu, dapat salah menyalin.
3. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa yang dilakukan
dengan menggunakan audit tick mark. Misalnya:
 Periksa aging schedule,
 Penjumlahan dengan cara footing dan cross footing,
 Penggunaan tick mark antara lain:
- ^ = Footing/cross footing
- C.B = Confimed Balance <bila cocok>
- R.D = Reporting Difference.
4. Kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh yang membuat dan me-review working
papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.
5. Kertas kerja pemeriksaan harus di index/cross index. Ada beberapa cara penggunaan
index:
 Alphabetis = A – 7

3
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

 Numerical = 1 – II dan seterusnya


 Gabungan A1, A2 dan seterusnya.
6. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh ada "open
question" (pertanyaan yang belum terjawab).
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan: Sifat dari perkiraan yang diperiksa,
prosedur pemeriksaan yang dilakukan, kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang
diperiksa.
8. Hal – hal tambahan:
 Kertas kerja pemeriksaan harus rapih dan bersih,
 Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca (jelas),
 Bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris) harus baik,
 Jangan hanya memphoto copy data dari klien tanpa diberi suatu penjelasan.
9. Terakhir, di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftar Isi dan
Index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat
dalam penugasan audit tersebut (Jumaiyah, 2022).

Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan

Menurut (Indrayati, 2016) hal-hal dalam pemilikan dan penyimpanan kertas kerja
pemeriksaan terdiri atas:
1. Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan publik. SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf
06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau
milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik
masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-hal
yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya (Mulyadi, 2011).
2. Kertas kerja pemeriksaan dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi klien.
Walaupun sebagian kertas kerja akuntan public dapat digunakan sebagai sumber
referensi bagi kliennya, namun kertas kerja pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap
sebaga bagian atau pengganti dari catatan akuntansi klien tersebut.
3. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau mereview kertas kerja pemeriksaan baru
bisa diberikan atas persetujuan tertulis dari klien karena sebagian besar informasi yang
disediakan oleh klien untuk auditor bersifat rahasia. Oleh karena itu, klien tidak akan
dengan rela melepaskan informasi yang menjadi rahasia perusahaannya kepada auditor,
jika klien tidak memperoleh jaminan dari auditor mengenai penjagaan kerahasiaan

4
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

informasi tersebut. Dan karena hampir semua informasi yang diperoleh auditor dicatat
dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang bersifat rahasia.
4. Akuntan publik harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas
kerja pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja sesuai dengan peraturan pemerintah
(minimal lima tahun). Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada kertas kerja, auditor
harus selalu menjaga kertas kerja dengan cara mencegah terungkapnya informasi yang
tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan. Misalnya, klien
memberitahukan kepada auditor untuk merahasiakan informasi mengenai gaji direksi,
manajer, dan aspek lain usaha perusahaan, maka auditor tidak boleh melanggar pesan
klien tersebut dengan mengungkapkan informasi tersebut kepada karyawan klien yang
tidak berhak untuk mengetahuinya.

Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss

Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar
pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk
adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah
koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (Mulyadi, 2011).

Working Balance Sheet atau Kertas Kerja Neraca adalah kertas kerja yang berisi akun
neraca yang terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan Working Profit and Loss
adalah kertas kerja yang berisi tentang akun laba rugi. Working Balance Sheet dan Working
Profit and Loss merupakan bagian dari Working Trial Balance. WBS dan WPL berisi angka-
angka per book yangada di dalam nerca dan laba rugi yang sudah di audit serta saldo tahun
lalu (bersumber dari laporan audit atau kertas kerja pemeriksaan tahun lalu). Setiap angka
yang tercantum dalam WBS dan WPL didapatkan atau di-linkan dari angka-angka dalam top
schedule setiap akun, dan juga harus dipastikan bahwa angka dan jumlah yang tertera telah
sesuai dengan yang ada pada final report (Puspitasari, 2021).

Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss (WPL) berisi angk-angka
per book (yang bersumber dari trial balance klien), audit adjustment, saldo per audit yang
nantinya akan merupakan angka-angka di Neraca dan laba rugi yang sudah diaudit, serta
saldo tahun lalu (yang bersumber dari audit report atau KKP tahun lalu).\

Setiap angka yang tercantum dalam WBS dan WPL akan didukung oleh angka-angka
dalam Top Schedule, oleh karena itu angka dalam WBS dan WPL serta Top Schedule harus

5
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

dilakukan cross index. WBS biasanya terbagi atas WBS1 (untuk pos-pos aset) dan WBS2
(untuk pos-pos liabilities) sedangkan WPL berisi pos-pos laba rugi (Indrayati, 2016).

Contoh Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss (Lihat pada halaman lampiran).

Top Schedule dan Supporting Schedule

Setiap angka yang tercantum di Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss
akan didukung oleh angka-angka dalam Top Schedule, untuk itu antara WBC, WPL dengan
Top Schedule harus dilakukan cross index. Top Schedule harus dibuat untuk setiap akun yang
ada di neraca dan laba rugi. Angka-angka dalam Top Schedule akan didukung oleh angka-
angka dalam Support Schedule, untuk itu antara Top Schedule dan Supporting Schedule
harus dilakukan cross index. Di dalam Supporting Schedule harus tercantum sifat perkiraan,
prosedur audit yang dilakukan beserta tick mark, dan audit adjustment yang diusulkan auditor
dan diterima klien. Di dalam Top Schedule harus terdapat kesimpulan pemeriksaan yang
menyatakan bahwa saldo yang diperiksa wajar atau tidak (Agoes S. , 2018).

Salah satu akun yang harus dibuat Top Schedule dan Supporting Schedule oleh
auditor adalah kas setara kas. Di dalam suatu perusahaan, terdapat banyak transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas karena sifat kas yang sangat mudah dipindahkan atau
likuid. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dapat dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan
memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan ((IAI), 2018).

Top schedule sendiri adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi
yang dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan,
selanjutnya dilakukan cash count (perhitungan fisik uang kertas). Di dalam pemeriksaan kas
dan setara kas terdapat top schedule. Di dalam pemeriksaan kas dan setara kas juga terdapat
prosedur-prosedurnya yaitu pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank, selanjutnya dibuat top schedule kas
dan setara kas pertanggal neraca. Support Schedule merupakan skedul yang disiapkan
secara detail baik oleh klien maupun auditor sebagai pendukung jumlah spesifik pada laporan
keuangan.

Contoh Top Schedule Kas dan Setara Kas dan Supporting Schedule Aset Tetap (Lihat pada
halaman lampiran).

6
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

DAFTAR PUSTAKA
(IAI), I. A. (2018). Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No.1 : Penyajian Laporan
keuangan. jakarta: IAI.

Agoes, S. (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jilid
1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Agoes, S. (2018). Auditing: petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik (buku
I Edisi 5). Jakarta: Salemba Empat.

Agustinawansari, G. (2022). Pengauditan Terapan Kasus Dan Kertas Kerja Pemeriksaan.


Yogyarakarta: Sanata Dharma University Press.

Amilin, & Rusmana, O. (2014). Akuntansi dan Auditing. Modul EKSI4414-M1.

Ardianingsih, A. (2018). Audit Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, A., & Annam, R. (2020). Audit Bank Syariah. Jakarta: Kencana.

Indrayati. (2016). PENGAUDITAN (Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: Aditya Media


Publishing.

Jumaiyah. (2022). Modul Ajar Auditing 1. Sumatra Barat: CV Mitra Cendekia Media.

Mulyadi. (2011). Auditing, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Puspitasari, M. E. (2021). Proses Kerja Audit Laporan Keuangan di Kantor Akuntan Publik
Moh. Wildan dan Adi Darmawan . Program Studi Akuntansi Universitas Internasional
Semen Indonesia, 36-37.

Sukrisno, A., & Trisnawati, E. (2008). Praktikum Audit Seri 2. Jakarta: Salemba Empat.

7
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

LAMPIRAN
Contoh Top Schedule Kas dan Setara Kas

8
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

Contoh Supporting Schedule Aset Tetap

9
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

Contoh Working Balance Sheet 1

WP PER BOOK AJE PER AUDIT BALANCE


Ref. 31/12/2006 DR CR 31/12/2006 31/12/2005
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas C 595,067,436 135,650,589 300,000 730,418,025 265,010,760
Piutang Usaha E 1,297,188,447 22,500,000 45,000,000 1,274,688,447 1,217,550,488
Piutang Lain-Lain E 12,889,443 22,500,000 - 35,389,443 27,937,950
Persediaan F 1,650,112,500 56,250,000 2,362,500 1,704,000,000 1,697,850,000
Beban dibayar di muka G 3,000,000 5,625,000 8,625,000 - -
Perlengkapan 11,250,000 - - 11,250,000 10,065,000
Total Aset Lancar 3,569,507,826 242,525,589 56,287,500 3,755,745,915 3,218,414,198
Investasi H 387,750,000 - 1,500,000 386,250,000 338,250,000
Aset Tetap
Harga Perolehan K 2,599,500,000 - - 2,599,500,000 2,599,500,000
Akumulasi Penyusutan K 272,999,850 - - 272,999,850 175,124,850
Nilai Buku 2,326,500,150 - - 2,326,500,150 2,424,375,150
Total Aset Lancar 6,283,757,976 242,525,589 57,787,500 6,468,496,065 5,981,039,348
DIBUAT OLEH: DIREVIEW OLEH: CLIENT: PERIODE: INDEX: KKP:
PT. ETSA

TANGGAL: TANGGAL: SCHEDULE: WBS 1

10
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

Contoh Working Balance Sheet 2

WP PER BOOK AJE PER AUDIT BALANCE


Re. 31/12/2006 DR CR 31/12/2006 31/12/2005
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
PEMEGANG SAHAM
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Usaha N1 570,013,509 - 61,875,000 631,888,509 863,400,000
Utang Lain-lain 144,931,085 - - 144,931,085 140,715,900
N3 45,333,821 5,625,000 17,822,100 57,530,921
Utang Pajak 59,612,750
Beban yang Masih Harus Dibayar 139,350,000 - 150,000 139,500,000 135,000,000
Total Kewajiban Jangka Pendek 899,628,415 5,625,000 79,847,100 973,850,515 1,198,728,650
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Pajak Ditangguhkan 1,859,919 - 3,684,375 5,544,294 1,859,919
1,859,919 - 3,684,375 5,544,294
Total Kewajiban Jangka Panjang 1,859,919
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Modal Saham - Rp. 10.000/lembar 1,500,000,000 - - 1,500,000,000 1,500,000,000
Saldo Laba 3,882,269,642 28,890,975 135,722,589 3,989,101,256 3,280,450,779
5,382,269,642 135,722,589 5,489,101,256 4,780,450,779
Total Ekuitas Pemegang Saham 28,890,975
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
6,283,757,976 34,515,975 219,254,064 6,468,496,065 5,979,179,429
PEMEGANG SAHAM
DIBUAT OLEH: DIREVIEW OLEH: CLIENT: PERIODE: INDEX: KKP:
PT. ETSA

TANGGAL: TANGGAL: SCHEDULE: WBS 2

11
MODUL PENGAUDITAN (Audit Working Papers)

Contoh Working Profit and Loss

WP PER BOOK ADJUSMENT PER AUDIT BALANCE


Ref. 31/12/2006 DR CR 31/12/2006 31/12/2005
PENJUALAN U1 8,582,396,775 - - 8,582,396,775 8,733,996,000
BEBAN PENJUALAN 6,865,914,293 - - 6,865,914,293 6,834,000,000
LABA KOTOR 1,716,482,482 - - 1,716,482,482 1,899,996,000
BEBAN USAHA 731,938,680 7,384,500 - 739,323,180 599,714,625
LABA USAHA 984,543,802 7,384,500 - 977,159,302 1,300,281,375
PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN
LABA/RUGI VALUTA ASING 137,325,900 - 135,375,000 1,950,900 12,764,250
PENDAPATAN BUNGAN 12,634,161 - 347,589 12,981,750 30,750,000
BEBAN BUNGA 2,796,000 - - 2,796,000 1,426,050
BEBAN (PENDAPATAN) LAIN-LAIN, BERSIH 127,487,739 - 135,722,589 (8,234,850) 42,088,200
LABA SEBELUM PAJAK 857,056,063 7,384,500 135,722,589 985,394,152 1,342,369,575
BEBAN PAJAK - TAHUN BERJALAN 255,237,200 17,822,100 - 273,059,300 376,308,800
BEBAN PAJAK - DITANGGUHKAN - 3,684,375 - 3,684,375 1,859,919
255,237,200 21,506,475 - 276,743,675 378,168,719
LABA BERSIH 601,818,863 28,890,975 135,722,589 708,650,477 964,200,856
SALDO AWAL TAHUN 3,280,450,779 - - 3,280,450,779 2,316,249,923
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 601,818,863 28,890,975 135,722,589 708,650,477 964,200,856
SALDO AKHIR TAHUN 3,882,269,642 28,890,975 135,722,589 3,989,101,256 3,280,450,779
DIBUAT OLEH: DIREVIEW OLEH: CLIENT: PERIODE: INDEX: KKP:
PT. ETSA

TANGGAL: TANGGAL: SCHEDULE: WPL

12

Anda mungkin juga menyukai