FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 2021 A. PENGERTIAN DAN JENIS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Menurut standar akuntansi Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 3, pengertian kertas kerja audit adalah: “Berbagai catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh-nya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan audit-nya”. Kertas kerja pemeriksaan merupakan semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari: (1) pihak klien; (2) analisa yang dibuat oleh auditor (3) pihak ketiga. Berikut adalah jenis – jenis kertas kerja pemeriksaan: a) Current File (berkas tahun berjalan) merupakan kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan, yaitu: - Neraca saldo - Berita acara kas opname - Rekonsiliasi bank - Rincian piutang - Rincian persediaan - Rincian utang - Rincian biaya dll b) Permanent file merupakan kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, seperti: - Akte pendirian - Buku pedoman akuntansi (accounting manual) - Notulen rapat c) Correspondence file yaitu kertas kerja dari hasil korenpondensi dengan klien (surat, fax dll) B. BERKAS – BERKAS PEMERIKSAAN YANG BERASAL DARI KLIEN 1. Ada 8 macam berkas pemeriksaan yang berasal dari klien, yaitu: 2. Neraca saldo (trial balance) 3. Rekonsiliasi bank (bank reconcilliation) 4. Analisa umur piutang (accounts receivable aging schedule) 5. Rincian persediaan (final inventory list) 6. Rincian utang 7. Rincian beban umum dan administrasi 8. Rincian beban penjualan 9. Surat pernyataan langganan (client representation letter) C. ANALISA YANG DIBUAT OLEH AUDITOR Ada 10 analisa yang dibuat oleh auditor, antara lain yaitu: 1. Berita acara kas opname (cash count sheet) 2. Pemahaman dan Evaluasi Internal Control, termasuk Internal Control Questionnaires (ICQ) 3. Analisa penarikan aktiva tetap 4. Analisa mengenai cukup tidaknya Allowance for Bad Debts 5. Working Balance Sheet (WBS) 6. Working Profit and Loss (WPL) 7. Top Schedule (TS) 8. Suppoorting Schedule (SS) 9. Konsep laporan audit (audit report draft) 10. Management Letter D. BERKAS YANG DIPEROLEH DARI PIHAK KETIGA Jawaban Konfirmasi dari: 1. Piutang 2. Utang 3. Bank 4. Penasehat hukum perusahaan E. TUJUAN DIBUATNYA KERTAS KERJA PEMERIKSAAN 1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai. 2. Sebagai bukti bahwa audit telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar profesional akuntan publik 3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari: a) Pihak pajak b) Pihak bank c) Pihak client 4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan. 5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya. a) Untuk mencheck saldo awal b) Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien c) Penyusunan audit plan tahun berikutnya 6. Menguatkan berbagai kesimpulan auditor dan kompetensi auditnya. Apabila terdapat pihak yang memerukan penjelasan terkait kesimpulan atau pertimbangan auditor, maka pihak auditor dapat memeriksa kembali kertas kerja yang sebelumnya sudah di buat di dalam auditnya. 7. Mengkoordinasi dan mengorganisasi keseluruhan proses audit. Dengan memakai kertas kerja, setiap pengkoordinasian dan juga pengorganisasian pada setiap tahapan atau proses audit bisa dilakukan dengan baik. 8. Memberi landasan dalam pelaksanaan audit di kemudian hari. Dari kertas kerja diperoleh informasi yang bermanfaat untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan. F. KRITERIA PEMBUATAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN YANG BAIK 1. Mempunyai tujuan dan menjelaskan prosedur audit yang dilakukan dengan menggunakan audit tick mark. • Contoh prosedur audit: - Periksa aging schedule - Cek penjumlahan dengan cara footing dan cross footing 2. Tidak menulis/mengulang kembali kertas kerja pemeriksaan. 3. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index: a) Alphabetis = A -Z b) Numerical = |– || dan seterusnya c) Gabungan = A1, A2 dan seterusnya 4. Diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers, sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab. 5. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh ada “open question" (pertanyaan yang belum terjawab). 6. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan: - Sifat dari perkiraan yang diperiksa - Prosedur pemeriksaan yang dilakukan - Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa 7. Hal-hal tambahan, seperti: - Rapih dan bersih Kertas kerja audit perlu disajikan secara rapi dan teratur, sehingga mudah direview oleh berbagai pihak lain seperti senior auditor. - Mudah dibaca (jelas) Penyusunan dan penyajian informasi harus memiliki kejelasan sehingga tidak memunculkan makna ganda. Oleh karena itu, sajian data atau informasi secara sistematik perlu dilakukan. - Bahasa yang digunakan harus baik - Tidak memphoto-copy data dari klien tanpa ada penjelasan - Lengkap Kertas kerja harus memiliki dan mencantumkan seluruh informasi atau data penting yang digunakan selama pemeriksaan. - Teliti Auditor harus memerhatikan ketelitian dalam hal penulisan dan juga perhitungannya. sehingga, kertas kerja yang disusun nanti akan terbebas dari kesalahan tulis dan juga perhitungan. - Ringkas Kertas kerja harus dibatasi pada data ataupun informasi penting atau pokok dan tetap relevan dengan tujuan dilaksanakannya audit, serta harus disajikan secara lebih ringkas. 8. Dibagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar Isi dan index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit. G. STATUS PEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN 1. Hak kepemilikan kertas kerja pemeriksaan yaitu milik akuntan publik. 2. Penyimpanan dengan kurun waktu minimal 5 tahun. 3. Walaupun sebagian kertas kerja akuntan publik dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi kliennya, namun kertas kerja pemeriksaan tersebut tidak d apat dianggap sebagai bagian atau pengganti dari catatan akuntansi klien tersebut. 4. Harus ada persetujuan tertulis dari klien, jika pihak lain ingin meminjam dan mereview kertas kerja, sebaiknya hanya bagian yang diperlukan saja yang dipinjamkan atau diperlihatkan. 5. Mempunyai langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja.