BAB 6
DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Kelompok 2 :
Pilihan Pengendalian
Jenis pengendalian manajemen yang berbeda tidak sama efektifnya dalam menyelesaikan
setiap permasalahan pengendalian managemen. Serangkaian pengendalian manajemen yang
lebih spesifik dipilih dari alternative yang memungkinkan yang akan memberikan manfaat
bersih yang lebih besar ( misalnya manfaat berkurangnya biaya ). Manfaat SPM berasal dari
meningkatnya kemungkinan keberhasilan. Karena pengendalian manajemen mahal dalam
implementasi dan pengoperasiannya, biaya haruslah di pertimbangkan bersamaan dengan
manfaat yang diharapkan dari perbaikan pengendalian.
Pengendalian Personel/Kultural Sebagai Sebuah Pertimbangan Awal
Dalam memutuskan antara berbagai alternative pengendalian manajemen, manajemen
seharusnya memulainya dengan mempertimbangkan apakah pengendalian personel atau
kultur akan memadai. Namun pengendalian personel atau kultur hanya akan memenuhi syarat
jika karyawan memahami apa yang diperlukan dalam peran utama mereka, mampu bekerja
dengan baik, didukung oleh struktur dan sistem keorganisasian, dan termotivasi untuk bekerja
dengan baik tanpa penguatan tambahan dari perusahaan, sehingga manajer dapat
menyimpulkan bahwa pengendalian personel atau kultur sendiri cukup reliabel. Secara
keseluruhan jarang sekali pengendalian personal atau kultur mencukupi. Oleh karna itu pada
umumnya perlu ditambahkan pengendalian tindakan pengendalian hasil atau keduanya pada
pengendalian personel atau kultur. Setelah mengetahui kelemahan pengendalian personel atau
kultur, pemilihan antara berbagai bentuk pengendalian tindakan dan hasil seharusnya
tergantung pada keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing – masing
pengendalian pada keadaan tertentu yang sedang di bicarakan
Biaya apa saja yang terlibat dalam mengimplementasikan pengendalian ketat? Beberapa
bentuk pengendalian jika diimplementasikan dalam bentuk yang ketat biayanya menjadi
mahal. Pengendalian hasil yang ketat membutuhkan studi yang ekstensif untuk
mengumpulkan standart kinerja yang bermanfaat, atau mungkin mereka memerlukan sistem
informasi yang canggih untuk mengumpulkan dan menganalisis seluruh data kinerja yang
dibutuhkan.
Mungkinkah ada efek yang merugikan? Semua kondisi yang perlu membuat tipe
pengendalian manajemen menjadi fisibel, seperti pengetahuan mengenai bagaimana objek
pengendalian berhubungan dengan hasil akhir yang diinginkan, mungkin tidak tersedia.
Kalau begitu, efek samping yang merugikan kemungkinan akan terjadi jika pengendalian
tersebut diimplementasikan, khususnya jikan pengendalian diimplementasikan dengan cara
yang ketat. Contoh: jika lingkungan tidak dapat diprediksi dan tingginya kebutuhan akan
kreativitas, seperti dalam perusahaan berteknologi tinggi, pengetahuan yang luas mengenai
tindakan yang
diperlukan maupun hasil yang seharusnya dicapai tidak ada. Oleh karena itu, baik
pengendalian tindakan maupun pengendalian hasil jelas tidak efektif, dan implementasi yang
ketat dari kedua pengendalian itu mungkin menimbulkan masalah.
Banyak perusahaan menekankan pada satu bentuk pengendalian manajemen pada satu
waktu tertentu, tetapi mereka sering kali mengubah penekanan mereka dari satu bentuk ke
bentuk lain karena kebutuhan, kemampuan, dan lingkungan yang berubah. Perusahaan kecil
sering kali dapat cukup terkendali melalui kemampuan pengawasan pemimpin mereka yang
mengembangkan para karyawan yang loyal, sentralisasi sebagian besar keputusan kunci, dan
melibatkan diri mereka secara personal dalam kajian yang detail mengenai anggaran belanja
dan pengeluaran. Namun, seiring berkembangnya perusahaan, bentuk pengendalian
personel/kultur dan tindakan mungkin harus diganti atau ditambah dengan bentuk
pengendalian yang lain.
Analisis pengendalian manajemen sulit karena manfaat dan efek sampingnya tergantung
pada bagaimana karyawan akan bereaksi terhadap pengendalian yang sedang digunakan.
Perilaku tiap orang dapat berbeda dan unik sehingga sulit dianalisis. Perbedaan ini yang
membuat implementasi SPM menjadi menantang dan penting untuk menekankan bahwa tidak
ada satu pun bentuk pengendalian yang optimal pada semua jenis keadaan. Manfaat
pengendalian manajemen hanya berasal dari pengaruhnya terhadap perilaku.
Studi Kasus
GAME SHOP, INC.
Latar Belakang
Game Shop Inc. (GSI) adalah perusahaan yang bergerak di industri pembuatan video
game. Industri video games merupakan industri yang sangat dinamis dan senantiasa
menuntut para pelaku bisnis di industri ini agar mengikuti perkembangan baik dari segi
fitur permainan, spesifikasi, dan permintaan para pelanggan. GSI sendiri sejauh ini
memiliki reputasi yang cukup baik dari segi kualitas produk yang dihasilkan serta
pelayanannya dalam menangani permintaan pembuatan proyek-proyek game tertentu.
GSI memiliki 17 unit bisnis yang memiliki dua fokus yang berbeda, 7 unit bisnis
difokuskan untuk menangani proyek-proyek yang diminta pelanggan, dan 10 unit bisnis
lainnya banyak berkecimpung dalam urusan pengembangan dan bagian expert.
Pertanggungjawaban sebuah proyek mulai dari pengelolaan awal hingga akhir, termasuk
penagihan, pada dasarnya berada pada bagian Manajer Proyek. Bersama 17 unit bisnis
yang berada di perusahaan GSI, manajer proyek (Project Manager) melaporkan
kinerjanya ke Vice President Worldwide Operation and Business Execution (Kevin
Brink) untuk kemudian dilanjutkan pelaporannya hingga sampai kepada CEO perusahaan.
GSI senantiasa mengedepankan kualitas produk yang dihasilkan kepada pelanggan
untuk menjaga daya saing di industri pembuatan video game ini (yang cenderung bersifat
oligopoly market). Setiap bulan, Kevin membagikan tinjauan manajemen yang terdiri dari
beberapa scorecard untuk diinformasikan kepada seluruh karyawan sebagai sarana
mengkomunikasikan instruksi kerja, saran perbaikan atas kekurangan yang ditemukan
periode sebelumnya, dan penetapan kebijakan baru dari manajemen. Salah satu evaluasi
atas beberapa kegagalan yang ditemukan adalah dengan menggunakan mekanisme
Corrective Action Report (CAR). Dengan menereapkan model seperti ini, Kevin Brink
memiliki keyakinan terhadap jalannya proses bisnis dengan lancar dan kualitas produk
yang dihasilkan.
STRUKTUR ORGANISASI
PERMASALAHAN
1. Apa permasalahan dalan sistem proses penagihan ?
2. Bagaimana permasalahan dari pelanggan ?
3. Apa masalah terbesar bagi manajemen perusahaannya ?
PEMBAHASAN
1. Permasalahan dalam proses penagihan di GSI mencakup tiga masalah utama
manajemen, yaitu kurangnya pengarahan, masalah motivasi, dan keterbatasan
personel. Permasalahan kurangnya pengarahan dapat diketahui dari pernyataan David
yang menyebutkan bahwa GSI tidak memiliki instruksi tertulis tentang penagihan dan
beberapa manajer tidak tahu bagaimana menggunakan alat penagihan yang tersedia.
Pernyataan lain dari David menjelaskan juga permasalahan motivasi yang dialami
GSI. David menyatakan bahwa para manajer tidak termotivasi untuk pengelolaan
penagihan yang baik. Mereka lebih terfokus pada pengelolaan produksi. Dijelaskan
oleh David, manajer lebih tertarik pada pembahasan masalah pengiriman daripada
masalah penagihan. Permasalahan terakhir yaitu, keterbatasan personel dapat dilihat
dari kondisi bahwa tidak ada personel berlatar belakang akuntansi atau keuangan pada
unit yang mengelola penagihan. Dengan kondisi tersebut perusahaan memerlukan
pengendalian- pengendalian yang mampu mencegah terjadinya permasalahan.
Pengendalian atas sistem penagihan ini menjadi penting, karena dengan adanya sistem
penagihan yang memadai, maka kemampuan perusahaan untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang dapat direalisasikan menjadi kas dapat diandalkan. Atau dengan kata
lain, jika GSI tidak memiliki sistem penagihan yang memadai, maka GSI juga tidak
dapat mengetahui berapa banyak pendapatan yang dapat direalisasikan dari hasil
operasi GSI.
2. Kebijakan GSI tidak dapat dikirimkan tanpa PO, tetapi beberapa pelanggan menolak
untuk menerbitkan sebuah PO. Mereka ingin membuat perubahan dan memiliki
tagihan dari GSI yang menunjukkan apa yang sebenarnya dikirimkan. Beberapa
pelanggan menuntut proses tinjauan yang lebih lama sebelum mereka akan
menyetujui sebuah tagihan meskipun pesanan telah siap dikirimkan. David mengaku
bahwa perilaku pelanggan tidak dapat dikendalikan sepenuhnya, tetapi dia juga
percaya bahwa PM dan manager dapat melakukan lebih untuk mencoba
mempengaruhi perilaku pelanggan.
3. Mungkin masalah terbesar adalah beberapa PM GSI tidak mengikuti perubahan
proyek dan mudahnya tidak menyerahkan kertas kerja penagihan tepat waktu,
beberapa hanya secara acak. GSI tidak memiliki instruksi tertulis tentang penagihan,
dan beberapa manager tidak tahu bagaimana menggunakan alat penagihan yang
tersedia. Sementara beberapa masalah dapat dilihat sebagai kegagalan dari individu.
David memutuskan untuk fokus pada proses, daripada fokus pada kegagalan individu.
Dia memberika sesi pelatihan yang mencakup instruksi penagihan dan pengelolaan
waktu, dan dia menambahkan detail instruksi penagihan untuk World Wide
Knowledge Base.