Anda di halaman 1dari 10

1.

Menurut kalian apa saja kelemahan diagnostic control system dan apakah ada cara
bagaiman mengatasi kelemahan tersebut

Meskipun sistem kontrol ini sangat berguna dalam mendeteksi masalah, mereka dapat mendorong
karyawan dan juga beberapa manajer untuk bekerja secara tidak etis untuk memenuhi tujuan yang
diharapkan. Ini karena ketika tujuan telah terpenuhi, (terlepas dari prosedur yang digunakan) angka-
angka seperti angka anggaran tidak dapat berfluktuasi, dan dengan demikian, sistem diagnostik tidak
akan mendeteksi apa pun yang dapat menimbulkan perhatian negatif kepada orang atau
departemen tertentu. Ini terjadi ketika tujuan yang ditetapkan terlalu tinggi untuk dicapai atau
ketika ada sedikit waktu untuk menyelesaikannya. Ketika angka anggaran telah dimanipulasi untuk
memenuhi hasil yang diharapkan, hasil jangka pendek mungkin memuaskan bagi manajer pelaporan
tetapi ini pada akhirnya akan menghasilkan bencana jangka panjang bagi organisasi.

Cara Mengatasi Kelemahan Diagnostic Control System

Agar pencapaian visi dan tujuan, serta pelaksanaan strategi dapat diawasi monitor, maka dalam
diagnostic control system dibuatlah tolak ukur (Key performance indicator) untuk memonitori hal-
hal tersebut. Selain itu, tolak ukur juga dapat dipergunakan untuk mengarahkan orang-orang yang
ada dalam perusahaan agar bekerja untuk mencapai target-target yang terdapat dalam tolak ukur
tersebut. Konsep yang paling baik dalam memilih tolak ukur yang sesuai dengan strategi perusahaan
adalah balanced scorecard.

2. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari 4 konsep sistem four levers of control ?

Kelebihan dan Kelemahan Four Levers of Control

Interactive Control System

Kelebihan :

 Sederhana dan mudah dimengerti oleh manajer dan bawahannya.


 Bawahan secara bebas berbagi pemikiran dan pendapat mereka dengan manajemen.
 Memfasilitasi motivasi dan komitmen karyawan dengan melibatkan mereka dalam proses
pengambilan keputusan.
 Ada pemantauan terus menerus dan konsisten terhadap kinerja karyawan yang sangat
penting dalam memastikan bahwa tugas dilakukan dengan baik dan dalam batas waktu yang
ditentukan.
 Ada ketepatan waktu pengetahuan dan informasi dalam organisasi

Kelemahan :

Sistem interaktif ditujukan untuk menciptakan peluang bagi setiap karyawan untuk terlibat aktif
dalam proses pengambilan keputusan organisasi. Menggabungkan pandangan karyawan biasanya
membutuhkan waktu, memperlambat proses pengambilan keputusan. Terlebih lagi, sistem ini
memungkinkan jalur komunikasi formal dan informal di seluruh struktur organisasi. Dalam
kebanyakan kasus, komunikasi informal menjadi sumber gosip, selentingan dan diskusi kepentingan
pribadi yang memengaruhi produktivitas sumber daya manusia. Sekali lagi, sistem ini bertanggung
jawab untuk menetapkan organisasi di masa depan; jika keputusan yang diambil salah, mereka tidak
hanya mempengaruhi keberhasilan sistem tetapi juga keberhasilan seluruh organisasi.
Belief System

Kelebihan :

 sumber utama inspirasi dan motivasi yang menggerakkan arah organisasi


 Mengurangi konflik antara karyawan dan manajemen atau antar sesama karyawan.
 Menciptakan lingkungan kerja di mana semua orang dalam suatu organisasi bekerja menuju
tujuan, visi dan misi bersama.
 Memperkuat semangat tim di dalam departemen dan mengurangi kekerasan karyawan
 Memastikan bahwa manajer mengikuti kode etik dan perilaku organisasi

Kelemahan :

Sistem kepercayaan sering dikritik karena kurangnya substansi yang menyatakan bahwa tidak
adanya jalur aplikasi yang spesifik. Selain itu, sistem kepercayaan tidak dapat mencapai tujuannya
jika karyawan tidak percaya, melalui mengawasi perilaku manajer senior ini karena keyakinan yang
tercantum dalam suatu organisasi biasanya mewakili nilai-nilai yang berlokasi jauh. Sistem
kepercayaan juga dapat memotivasi karyawan untuk menciptakan peluang baru karena mereka
menginspirasi orang untuk mencari metode baru dalam menciptakan nilai. Ini menyiratkan bahwa
mereka menginspirasi karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan mencari peluang kerja yang
lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya karyawan kunci dan produktif yang mahal untuk
organisasi dalam hal rekrutmen dan penggantian bakat.

Boundary Control System

Kelebihan :

 Memungkinkan pekerja untuk memfokuskan upaya mereka pada bidang-bidang yang


ditentukan perusahaan sebagai yang terbaik dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan
produktivitas
 Karyawan dapat bekerja dengan visi yang jelas tentang apa yang dianggap manajemen
terbaik.
 Membantu menjaga reputasi organisasi yang tidak mudah dibangun kembali jika rusak.
 Ketika organisasi yang berorientasi kinerja tumbuh dan menjadi lebih terdesentralisasi, risiko
kegagalan meningkat, maka akan memaksa lebih banyak pemimpin untuk memastikan
bahwa batas-batas dikomunikasikan dan dipahami dengan baik.
 Metode yang efektif yang dapat dilakukan manajer untuk meminimalkan atau
menghilangkan risiko kegagalan yang mungkin diakibatkan oleh komunikasi yang buruk pada
karyawan.

Kelemahan :

Sistem ini merupakan 'pemikiran negatif' karena mereka biasanya memberi tahu karyawan apa yang
tidak boleh dilakukan daripada apa yang seharusnya mereka lakukan, dalam kondisi ideal, sistem
harus memandu pengguna tentang apa yang harus mereka lakukan alih-alih apa yang tidak boleh
mereka lakukan. Dalam system ini mereka hanya fokus pada apa yang manajemen anggap sebagai
perilaku karyawan yang tepat, dengan mengorbankan kepentingan karyawan. Karena itu, mereka
dikritik sebagai manipulatif. Selain itu, mereka dapat menciptakan lingkungan kerja di mana
karyawan hanya memperhatikan apa yang tidak seharusnya mereka lakukan dengan mengorbankan
apa yang diharapkan dari mereka dan situasi seperti itu cenderung membahayakan misi dan visi
organisasi.

Diagnostic Control System

Kelebihan

Sangat efektif dalam hal akurasi dan ketepatan waktu, karena mereka mengandalkan analisis
statistik, data kuantitatif dan analisis varian. Manajer menggunakannya untuk memindai dan
mengkaji (secara berkala) segala sesuatu yang dapat mengindikasikan masalah yang akan datang dan
oleh karena itu langkah-langkah diberlakukan untuk memastikan bahwa masalah tersebut ditangani
segera sebelum menciptakan keadaan darurat atau bencana dalam organisasi. Sistem diagnostik
bekerja dengan baik ketika tujuan dapat dicapai dan masuk akal karena memungkinkan manajer
departemen untuk mengalokasikan tugas dan menjalankan tanggung jawab lainnya pada saat yang
sama, yang akan melepaskan mereka dari pengawasan terus-menerus terhadap karyawan. Selain itu,
karyawan menjadi bebas untuk mencapai target mereka di bawah tekanan yang wajar tetapi tidak
berlebihan.

Kelemahan :

Meskipun sistem kontrol ini sangat berguna dalam mendeteksi masalah, mereka dapat mendorong
karyawan dan juga beberapa manajer untuk bekerja secara tidak etis untuk memenuhi tujuan yang
diharapkan. Ini karena ketika tujuan telah terpenuhi, (terlepas dari prosedur yang digunakan) angka-
angka seperti angka anggaran tidak dapat berfluktuasi, dan dengan demikian, sistem diagnostik tidak
akan mendeteksi apa pun yang dapat menimbulkan perhatian negatif kepada orang atau
departemen tertentu. Ini terjadi ketika tujuan yang ditetapkan terlalu tinggi untuk dicapai atau
ketika ada sedikit waktu untuk menyelesaikannya. Ketika angka anggaran telah dimanipulasi untuk
memenuhi hasil yang diharapkan, hasil jangka pendek mungkin memuaskan bagi manajer pelaporan
tetapi ini pada akhirnya akan menghasilkan bencana jangka panjang bagi organisasi.
3. Konsep pengendalian strategik ada dua, yaitu pendekatan tradisional dan kontemporer. Apa
perbedaan dari keduanya? Dan apa contoh dari kedua pendekatan tersebut? Apakah
pendekatan tersebut saling berhubungan?

Perbedaan pendekatan tradisional dan kontemporer, yaitu :

Pendekatan tradisional yaitu didasarkan pada pendekatan umpan balik. Strategi, sasaran, dan tujuan
organisasi hanya sedikit berubah atau bahkan tidak ada perubahan sama sekali sampai batas waktu
yang ditentukan. Juga, pemahaman asumsi dasar adalah langkah awal dalam proses formulasi
strategi. Sedangkan,

Pendekatan kontemporer yaitu menekankan pada pentingnya evaluasi lingkungan (internal dan
eksternal) yang berkelanjutan untuk melihat apabila terdapat tren dan kejadian penting yang
memberikan sinyal terhadap pentingnya melakukan modifikasi strategi, sasaran dan tujuan
organisasi. Juga, dalam pendekatan kontemporer, pengendalian informasi merupakan bagian dan
proses pembelajaran organisasi yang terus-menerus memperbaharui dan mempertanyakan asumsi
yang melandasi strategi organisasi.

Contoh pendekatan tradisional, yaitu unit produk atau penggerak lainnya yang berkorelasi kuat
dengan unit yang diproduksi seperti jam tenaga kerja langsung dan jam mesin adalah hanya
penggerak aktivitas yang dianggap penting. Penggerak tingkat unit atau berdasarkan volume
tersebut digunakan untuk membebankan biaya produksi kepada produk.

Contoh pendekatan kontemporer yaitu mari kita pertimbangkan aktivitas “pemindahan bahan baku
dan narang setengah jadi dari satu titik ke titik lainnya dalam suatu pabrik”. Jumlah pemindahan
yang diperlukan produk merupakan ukuran yang jauh lebih baik untuk aktivitas penanganan bahan
daripada jumlah unit yang diproduksi. Pada kenyataannya, jumlah unit yang diproduksi tidak ada
hubungannya dengan pengukuran permintaan produk untuk penanganan bahan. (Satu batch
produksi sejumlah 10 unit mungkin memerlukan aktivitas penanganan bahan yang sama banyaknya
dengan batch 100 unit).

Pendekatan tersebut saling berhubungan karena pada sistem tradisional tekanannya adalah pada
manajemen biaya, sementara pada sistem kontemporer tekanannya adalah manajemen kegiatan
dan manajemen kegiatan bukan lah biaya. Inti jantung sistem pengendalian operasional
kontemporer adalah manajemen berdasarkan kegiatan. Manajemen berdasarkan kegiatan
memfokuskan pada manajemen kegiatan dengan tujuan meningkatkan nilai yang diterima oleh
pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan seperangkat nilai tersebut. Jadi, dimana ada
kegiatan pasti membutuhkan biaya.
4. Siapa yang bertanggung jawab untuk menjalankan pengendalian strategik sebuah
perusahaan?

Manajemen puncak atau direktur utama. Manajer puncak atau direktur utama akan mengontrol
setiap proses pelaksanaan pengendalian strategik di dalam perusahaan agar efektif dan efisien.
Tentunya, Seluruh anggota di dalam perusahaan yang bekerja di dalamnya harus dapat bekerja
sama memastikan tujuan perusahaan agar dapat tercapai.

5. Bagaimana contoh bentuk / kegiatan yg menghambat org2 untuk melakukan hal2 baik atau
berkontribusi terhadap organisasi (organitational block)?

Contoh bentuk/kegiatan yang menjadi penghambat orang-orang untuk berkontribusi dalam


organisasi, yaitu:

Tata tertib yang kurang produktif.

Hal yang perlu diperhatikan adalah aturan yang dibuat agar tidak memasung kreatifitas. Sebab
biasanya tata tertib berhubungan erat dengan tradisi. Bila tradisi tidak sejalan dengan
perkembangan masyarakat, maka sama saja tata tertib itu mematikan inovasi.

Tidak memberi ruang untuk Inovasi.

Sering kita jumpai orang yang memiliki ide yang cemerlang. Sekilas tampak usil dan nakal. Tapi
cobalah untuk mengkorelasikan dengan perilaku kehidupan masyarakat dewasa ini. Bukan
dihubungkan dengan kebiasaan dalam organisasi. Ide yang kreatif ini bila dibangun dengan
komunikasi yang moderat, dengan pikiran yang jernih dan lapang, niscaya akan menghasilkan
sebuah gagasan yang baik.

Pertanggungjawaban yang Tidak Jelas.

Otomatis kalau penanggung jawab tidak jelas, maka dari sisi pelaksanaan juga akan tersendat-
sendat. Tidak ada pihak yang serius dalam menangani suatu proyek. Orang masih berpikir, “Aku
dapat apa dengan mengerjakan proyek itu?” Mentalitas sebagai pecundang juga menjadi penyebab,
orang tidak bersemangat untuk bergerak mengerjakan suatu proyek.

Takut Dinilai Gagal.

Ketidakmampuan untuk belajar dari kesalahan masa lalu juga ikut berperan. Berbuat salah wajar
sepanjang dapat dijadikan pelajaran, tidak hanya yang mengalami tapi juga bagi orang lain di dalam
organisasi.

Lingkungan Kerja yang kurang nyaman.

Memastikan karyawan memiliki tempat kerja yang sehat adalah kunci dari produktivitas karyawan.
Perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk memastikan karyawan dapat berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
6. Tahapan apa saja yang harus ditempuh agar tercipta belief system yang baik?

Pada dasarnya, Belief system merupakan kumpulan definisi organisasi yang dikomunikasikan secara
formal oleh senior manajer kepada perusahaan dalam rangka memberikan nilai – nilai dasar, tujuan,
dan arah bagi perusahaan. Definisi organisasi dalam belief system meliputi pernyataan misi dan nilai
perusahaan. Pernyataan misi digunakan untuk mengarahkan tindakan karyawan dalam menjalankan
misi perusahaan, agar memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan. Pernyataan misi yang
baik mengandung unsur – unsur sebagai berikut:

 Menginspirasikan perubahan, contohnya adalah misi yang mendorong karyawan suatu


perusahaan untuk melakukan inovasi secara berkesinambungan.
 Bersifat jangka panjang, dalam hal ini misi akan menjadi landasan tetap bagi organisasi
dalam beroperasi.
 Mudah dimengerti dan dikomunikasikan. Misi akan dikomunikasikan kepada semua
tingkatan yang ada dalam organisasi, untuk itu dalam mengkomunikasikan misi tersebut,
haruslah mudah untuk dimengerti oleh semua orang.
 Nilai perusahaan berfungsi untuk memperjelas perilaku yang seharusnya dilakukan dalam
perusahaan untuk menjalankan misi perusahaan.

7. Apakah yang diperbaiki jika sistem tidak bisa menuntun sumberdaya manusia di dalam
organisasi? Perbaiki sistemnya atau perbaiki sumber daya manusianya? Atau keduanya?

Pada saat suatu sistem dalam suatu perusahaan tidak dapat menuntun sumberdaya manusia yang
ada di dalam perusahaan tersebut maka pihak perusahaan dapat melakukan perbaikan terhadap
sistem yang ada agar dapat menuntun sumberdaya manusia mereka dengan baik, tujuan adanya
sistem ini adalah agar dapat mengembangkan sumberdaya manusia agar lebih baik. Sehingga jika
suatu sistem sudah tidak dapat melakukan itu maka pihak perusahaan bisa melakukan perbaikan
ataupun pergantian dengan menggunakan sistem lain yang mungkin dapat menuntun sumberdaya
manusia perusahaan dengan lebih baik.

8. Terdapat 3 elemen yang harus diperhatikan agar perusahaan dapat memiliki interactive
control system yang baik, salah satu poinnya yaitu Interactive control system harus
memberikan informasi mengenai ketidakpastian strategi (strategic uncertainties). apa yang
di maksud dari ketidakpastian strategi dan berikan contoh kejadian yang bisa ditemukan
dalam perusahaan mengenai pemberian informasi atas ketidakpastian strategi.

Ketidakpastian Strategi adalah kata kunci pentingnya suatu perusahaan memiliki berbagai alternatif
strategi yang akan dijalankan, sehingga mampu bertahan dan bahkan perusahaan tetap bisa
mencapai keuntungan yang diharapkan. Ini menyiratkan bahwa para pelaku bisnis saat ini, jika masih
ingin tetap eksis tidak bisa menjadikan ”ketidakpasatian” sebagai alasan untuk mengeluarkan
kebijakan ”Wait and See”, sebab harus diyakini oleh setiap pelaku bisnis bahwa ketidakpastian sudah
sejak awal merupakan bagian dari bisnis yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu diperlukan
teknik analisis, perencanaan, dan strategi baru berlandaskan asumsi situasi yang berbeda. Dengan
kata lain, jika situasi berubah maka perusahaanpun harus mau melakukan perubahan atau
penyesuaian terhadap strategi-strategi yang ada, dan itu berarti diperlukan berbagai pendekatan
untuk mampu memprediksi masa depan.

Ketidakpastian ini juga mencakup adanya berbagai kebijakan baru yang dikeluarkan oleh para
pesaing. Oleh sebab itu memiliki daya saing strategis dan laba di atas rata-rata adalah tantangan
yang besar bagi setiap perusahaan. Daya saing strategis (strategic competitiveness) itu sendiri,
dicapai apabila sebuah perusahaan berhasil merumuskan serta menerapkan suatu strategi yang
mampu menciptakan nilai yang tidak mudah ditiru pesaing globalnya. Untuk dapat menciptakan
suatu nilai bagi perusahaan, maka keunggulan bersaing yang harus dimiliki adalah keunggulan
bersaing yang berkesinambungan.

Informasi dalam interactive control system diperoleh melalui KPI. Dalam hal ini, KPI yang harus
dipilih adalah KPI yang mudah dimengerti dan mencerminkan ketidakpastian stratejik perusahaan.
Artinya KPI yang dipilih harus dapat menangkap potensi adanya kemungkinan ancaman atau peluang
baru yang dihadapi perusahaan. Misalnya, jika strategic uncertainties yang dihadapi adalah masalah
teknologi, maka KPI yang dipilih untuk interactive control system adalah KPI yang dapat memonitor
perubahan teknologi tersebut. Jika perusahaan berada dalam industry yang sudah mature, maka
strategic uncertainties yang dihadapi berkaitan dengan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh
pesaing seperti promosi, diskon dan sebagainya, dan juga perubahan kebiasaan membeli dari
pelanggan. Karena itu KPI yang dipilih untuk interactive control system harus bisa menangkap
perubahan-perubahan tersebut. Dalam hal ini KPI yang dapat dipilih adalah market share,
pendapatan per produk, dan pengiriman barang per produk.

KPI yang dipilih untuk interactive control system akan dimonitor sesering mungkin, sehingga KPI
tersebut harus dapat diperbaharui (up-date) sesering mungkin. Dengan mempergunakan KPI
tersebut diharapkan perusahaan dapat menangkap ancaman dan kesempatan yang dihadapi
perusahaan sedini mungkin.

Terkadang ancaman dan kesempatan tersebut dapat terdeteksi dengan cepat,namun karena
masalah struktur organisasi yang terlalu berjenjang menyebabkan pengambilan keputusan tidak
dapat dilakukan secepatnya. Hal ini menyebabkan deteksi dini dari ancaman dan kesempatan
tersebut menjadi sia-sia. Untuk itu, dalam interactive control system juga dibutuhkan mekanisme
yang dapat membuat rentang waktu antara deteksi ancaman kesempatan dengan waktu
pengambilan keputusan dapat dilakukan secepat ,mungkin. Karena itu, elemen kedua dalam
interactive control system adalah adanya pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan yang dihadiri
setiap jenjang yang ada dalam perubahan tersebut, termasuk manajemen puncak. Pertemuan
tersebut dilakukan khusus membicarakan mengenai KPI yang dipergunakan untuk interactive control
system tersebut. Jika terjadi perubahan signifikan pada angka KPI tersebut, misalkan ada penurunan
penjualan pada minggu tersebut, maka semua orang dalam perusahaan berusaha mencari penyebab
hal tersebut terjadi, dan kemudian di diskusikan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut
harus menghasilkan tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dengan demikian melalui interactive control system ini, seluruh karyawan diharapkan dapat berfikir
inovatif untuk mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut.

9. Diagnostic control system adalah kegiatan menganalisa strategi perusahaan sudah


dijalankan,srta tujuan, visi misi tercapai/belum. Pertanyaannya,setelah melakukan
diagnostic control system,apakah tindakan slanjutnya apabila ada strategi,tujuan, visi misi
perusahaan belum tercapai?

Dalam kasus tersebut, asumsinya dapat disimpulkan bahwa adanya terjadi perubahan lingkungan
bisnis (internal ataupun eksternal) yang membuat strategi/tujuan/visi/misi yang telah disusun
perusahaan menjadi usang, yang ditemukan setelah dinilai dan dimonitor berdasarkan KPI- key
performance indicator yang digunakan sebagai tolak ukur. Tidak tercapainya serangkaian
strategi/tujuan/visi/misi perusahaan tersebut harus dianalisis dahulu apakah akan menimbulkan
ancaman atau peluang yang baru bagi perusahaan. Untuk menjawab pertanyaan apa tindakan
selanjutnya, sudah jelas jawabannya adalah “secepatnya bertindak dan melakukan pengambilan
keputusan sedini mungkin” agar apabila tidak tercapainya tujuan menimbulkan ancaman dapat
segeranya dilakukan perencaan baru yang inovatif dan apabila menimbulkan peluang tidak menjadi
sia-sia.

Jadi, sesuai teori dari materi yang telah kami sampaikan, bahwa konsep pengendalian strategik four
levers of control ini merupakan, sistem yang sifatnya berkesinambungan yang terbagi ke dalam 4
sistem. Sesuai pertanyaan saudara, diagnostic control system ini merupakan tahap ke-3 dari
pelaksanaan sistem, jadi apabila pada tahap ini ditemukan suatu masalah tidak tecapainya tujuan
perusahaan maka, kita akan memasuki ke tahap pengendalian strategic yang selanjutnya yaitu tahap
ke-4 “interactive control system”, disinilah suatu tindakan dilakukan atas masalah yang terjadi
terkait pencapaian tujuan perusahaan tsb. Yaitu, perusahaan dapat melakukan tindakan seperti
adanya diadakan pertemuan yang dihadiri oleh setiap jenjang yang ada di dalam perusahaan
tersebut, termasuk manajemen puncak. Sebagai contoh pembahasannya, misal ada penurunan
penjualan pada minggu ke-3 di bulan februari, maka semua orang dalam perusahaan berusaha
mencari penyebab hal tersebut terjadi, dan kemudian didiskusikan dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan tsb harus menghasilkan tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut. Dengan demikian, melalui interactive control system (sistem ke-4 pengendalian
strategic) ini, seluruh karyawan diharapkan dapat berfikir inovatif untuk mengantisipasi perubahan
lingkungan tersebut yang menjadi penyebab menurunnya penjualan, hal ini dimaksudkan dalam
rangka memberikan kontribusi solusi pemecahan masalah yang muncul di dalam perwujudan tujuan
perusahaan.
10. Dalam pengendalian srategic dikatakan bahwa terdapat dua pendekatan yaitu tradisional
dan kontemporer. Mana pendekatan yg lebih baik, berikan alasannya!

Sebelum masuk ke dalam perbandingan yang terbaik, berikut pengertian dari pendekatan tradisional
dan kontemporer:

Pendekatan tradisional didasarkan pada pendekatan umpan balik, dan memiliki arti suatu strategi,
sasaran, dan tujuan organisasi hanya sedikit berubah atau bahkan tidak ada perubahan sama sekali
sampai batas waktu yang ditentukan.

Pendekatan kontemporer menekankan pada pentingnya evaluasi lingkungan (baik internal maupun
eksternal) yang berkelanjutan untuk melihat apabila terdapat tren atau kejadian penting yang
memberikan sinyal terhadap pentingnya melakukan modifikasi strategi, sasaran, dan tujuan
organisasi.

Pendekatan yang lebih baik secara teori adalah pendekatan kontemporer, sebab pendekatan
tradisional sebagai pengendalian stratejik dinilai mempunyai banyak kekurangan seperti, strategi
yang tidak diubah (karena sudah diformulasikan & ditetapkan sasarn oleh manajemen puncak sejak
awal, tanpa fleksibilitas penyesuaian saat terjadi perubahan lingkungan di pertengahan pelaksanaan)
dapat menghambat perusahaan untuk bisa bersaing dalam lingkungan yang sangat kompetitif,
karena untuk bisa bersaing perusahaan perlu mengubah dan menyesuaikan strateginya terus-
menerus, selain itu pemikiran bahwa perusahaan yang baik bisa terus maju dengan perencanaan
yang rinci dan akurat sering dipertanyakan oleh banyak kalangan, perusahaan tidak akan bisa terus
maju hanya dengan mengandalkan perencanaan awal yang dibuat tanpa melakukan perubahan,
perencanaan bisa menjadi tidak tepat seiring perusahaan berjalan karena dalam proses selalu
terdapat perubahan lingkungan. Maka, oleh karena hal demikian lah pendekatan kontemporer
dinilai lebih baik sebab adaptasi dan antisipasi perubahan lingkungan internal dan eksternal
merupakan bagian integral dari pengendalian stratejik dalam pendekatan kontemporer, strategi
nantinya akan bersifat fleksibel menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis
(internal/eksternal), tidak kaku pada perencanaan awal yang kinerjanya diukur berdasarkan sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Namun, bukan berarti pendekatan tradisional menjadi buruk, pendekatan ini masih dapat relevan
diterapkan dan akan tepat digunakan apabila lingkungan bisnis berada dalam keadaan yang stabil
dan relatif sederhana.
11. Dalam sistem four levels of control terdapat 4 sistem kontrolnya salah satunya adalah
diagnosis system control. Diagnostic Control System ini berfungsi untuk memeriksa atau
mendiagnosa apakah strategi perusahaan sudah dijalankan, serta apakah tujuan dan visi
perusahaan sudah tercapai atau belum. Pertanyaannya adalah apa perbedaan sistem ini dgn
pengukuran kinerja? Sdgkn dari segi fungsinya bahwa pengukuran kinerja juga digunakan
sbg menilai tercapainya tujuan dan visi misi perusahaan.

Perbedaan diagnosis control sistem dengan pengukuran kinerja adalah Diagnosis control sistem
merupakan sistem umpan balik formal yang digunakan untuk memantau manfaat organisasi serta
mengoreksi kesalahan apakah sesuai dengan standar kinerja organisasi. Yang mempunyai tujuan
untuk memotivasi karyawan untuk melakukan, menyelaraskan perilaku karyawan dengan tujuan
organisasi, dan untuk menyediakan mekanisme pemantauan, selain itu dengan adanya diagnosis
control sistem, karyawan memiliki kebebasan dalam berinovasi, membuat serta mencapai target
tertentu. Sedangkan pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi. Semakin tinggi sistem pengukuran kinerja dalam perusahaan
berpengaruh baik akan sistem pengendalian manajemen perusahaan tersebut. Jadi perbedaan dari
keduanya adalah dari segi tujuan, yang mana diagnosis control sistem untuk mengoreksi kesalahan
dan memantau manfaat organisasi sedangkan pengukuran kinerja mempunyai tujuan menilai
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai