distrik penjualan. Varians beban dapat dibagi menjadi beban produksi dan
beban lainnya. Beban produksi dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan
pabrik dan departemen dalam suatu pabrik. Oleh karena itu, perusahaan
bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan manajer individual yang
bertanggung jawab untuk itu.
Karakteristik analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ideide berikut ini :
A.
Selisih Harga Jual ( Selling Price Variance). Selisih harga jual dihitung
dengan mengalikan perbedaan antara harga sesungguhnya dan hargha
standar dengan volume sesungguhnya { (Harga sesungguhnya Harga
Standar) x Volume sesungguhnya }.
Selisih Campuran Dan Volume ( Mix Volume Variance). Seringkali selisih
volume dan campuran tidak dsipisahkan. Besarnya selisih campuran dan
volume dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
varian volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang
dianggarkan. Varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk
yang berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran. Karena setiap produk
memperoleh kontribusi per unit yang berbeda, maka penjualan proporsi
produk yang berbeda dari yang dianggarkan akan menghasilkan suatu
varians. Jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang lebih kaya (contoh,
proporsi produk yang lebih tinggi dengan margin kontribusi yang tinggi),
laba actual akan lebih tinggi dari yang dianggarkan dan jika unit bisnis
tersebut memiliki bauran yang lebih ramping maka laba akan menjadi lebih
rendah.
Selisih Campuran (Mix Variance). Selisih campuran untuk masing-masing
produk dihitung dengan menggunakan persamaan :
B.
Hal ini dilakukan dengan mensubsitusi laba kotor untuk harga jual
dalam persamaan pendapatan. Laba kotor merupakan perbedaan antara
harga jual sesungguhnya dengan harga pokok standar. Harga pokok standar
hendaknya memasukkan perhitungan tersebut ke harga pokok produksi
yang disebabkan oleh perubahan harga bahan baku dan tenaga
kerja. Standar ini,lebih dari sesungguhnya, biaya yang digunakan atas
ketidakefisiensi produksi tidak mempengaruhi organisasi pemasaran.
Standar Evaluasi
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu
unit usaha dalam sistem pengendalian manajemen Ialah :
1. Standar atau anggaran yang ditetapkan sebelumnya. Jika standar atau
anggara ini disusun secra hati- hati dan dikoordinasikan dengan baik,
maka standar ini sangat bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja
sesungguhnya yang di pakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran
tersebut disusun dengan cara tidak hati- hati, cara ini tidak layak menjadi
dasar per bandingan.
2. Standar Historis. Cara merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada
masa lalu. Kelemahan menndasar dari standar ini ialah :
Keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang di
bandingkan .
Kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat diterima.
3. Standar Eksternal. Standar ini diperoleh dari pusat pertanggung jawaban
atau perusahaan lain. Kinerja dari satu kantor cabang berbeda dengan
kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada dua pusat pertanggung
jawaban ini sama, perbandingan seperti ini memungkinkan menjadi dasar
evaluasi kinerja.
4. Keterbatasan standar. Selisih antar kinerja sesungguhnya dengan
standarnya bermafaat jika standar yang digunakan diperoleh dari standar
yang valid.
FULL-COST SYSTEM
Jika perusahaan menggunakan biaya penuh Full-cost system, maka
maka biaya fariabel maupun biaya tetap dimasukan sebagai biaya elemen
persediaan biaya standar perunit. Pada periode tersisa pada persediaan
lebih dari mengalirkannya ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika
persediaan menurun selama periode tersebut, lebih banyak
biaya overhead tetap dikurangkan pada harga pokok penjualan dari pada
jumlah sesungguhnya yang terjadi pada periode tersebut.
Jumlah selisih volume produksi ini harus dihitung di laporkan.selisih
ini merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah
sesungguhnya.
BIAYA TEKNIK DAN KEBIJAKAN
Rp xxx
-
Rp xxx
-
Rp xxx
Rp xxx
Selisih kas kecil lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kecil
sistem
pengendalian
manajemen
pusat
biaya
teknik
berbeda
dengan
sistem
pengendalian manajemen pusat biaya kebijakan, di mana bila ditinjau dari segi:
Penyusunan
anggaran Perbedaan yang paling mencolok, pada pusat biaya teknis, sangat
mungkin untuk mengestimasikan jumlah yang benar dari biaya yang akan dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu tingkat output, sedangkan pusat biaya kebijakan membuat anggaran yang
menjelaskan jumlah yang akan dipakai dengan menentukan tingkat kepentingan pekerjaan atau
pekerjaan yang paling diutamakan, tetapi tidak mungkin untuk menentukan dengan tepat tingkat
optimum dari biaya. Sedangkan pada pusat biaya teknis, jumlah dolar optimum dari input yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit dari output dapat ditentukan. Pekerjaan diselesaikan oleh
pusat biaya kebijakan dipecah menjadi dua kategori umum: berkelanjutan dan spesial. Pekerjaan
berkelanjutan telah dilakukan secara konsisten dari tahun dari tahun, seperti penyusunan laporan
keuangan
oleh
kantor
controller.
Pekerjaan
spesial
adalah
proyek
one-shot,
contohnya
pengembangan dan penginstalan sistem penganggaran keuntungan dalam divisi yang baru diperoleh.
Teknik yang sering digunakan manajemen dalam tujuan persiapan anggaran pusat biaya kebijakan,
proses formal dalam mengusulkan anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan spesifik dan
menyarankan pengukuran untuk digunakan dalam penilaian performa. Fungsi perencanaan untuk
pusat biaya kebijakan biasanya disediakan dalam satu dari dua cara: incremental budgeting atau
zero-base review.
Tipe pengendalian
keuangan
Pengendalian keuangan dalam pusat biaya kebijakan berbeda sedikit dari yang ada dalam pusat
biaya teknis. Tujuan menjadi kompetitif biaya dengan men-set standar dan pengukuran biaya aktual
yang bertentangan dengan standar. Perbedaan yang mencolok, tujuan utama dari biaya pusat
kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya berdasarkan ijin manajer untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, berbagi dalam diskusi tugas mana yang harus dijalankan, dan apa tingkatan dari
usaha yang tepat bagi tiap-tiap bagian. Dalam pusat biaya kebijakan, pengendalian keuangan secara
umum dilakukan pada tingkatan perencanaan sebelum biaya muncul.
Pengukuran kinerja
Ukuran kinerja pusat biaya teknik adalah efisiensi (rasio output dengan input), sedangkan ukuran kinerja pada
pusat biaya kebijakan adalah kemampuan pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan program-program
yang direncanakan dengan batas biaya yang dianggarkan. Pekerjaan utama manajer pusat biaya kebijakan
adalah untuk memperoleh output yang diharapkan. Menghabiskan jumlah yang telah dianggarkan untuk
melakukan tindakan yang dipertimbangkan akan menghasilkan output yang memuaskan; menghabiskan lebih
dari yang harus diperhatikan; menghabiskan lebih sedikit dari yang mungkin menunjukkan bahwa pekerjaan
yang direncanakan belum selesai. Dalam pusat kebijakan, laporan pengukuran keuangan bukanlah suatu ratarata dari penilaian efisiensi manajer. Bila dua tipe pusat pertanggungjawaban tidak dibedakan secara hati-hati,
manajemen kemungkinan keliru memperlakukan laporan performa pusat biaya kebijakan sebagai yang
ditunjukkan dari efisiensi unit, demikian juga dalam memotivasi keduanya dalam membuat keputusan
pengeluaran untuk menghabiskan lebih sedikit dari yang jumlah yang dianggarkan, di mana, sebaliknya akan
menurunkan output. Maka tidak bijaksana bila memberi penghargaan kepada eksekutif yang menghabiskan
sedikit dari jumlah yang telah dianggarkan. Mengendalikan seluruh pengeluaran dapat dilakukan dengan
menerima persetujuan atasan, sebelum anggaran itu melebihi target. Kadang-kadang, persentase tertentu dari
kelebihan diijinkan tanpa persetujuan tambahan.