Anda di halaman 1dari 2

Aspek Keperilakuan Dalam Perekayasaan Pengendalian Keuangan

Salah satu penentu dalam desain pengendalian adalah tujuan dari proses pengendalian
akuntansi dengan berbagai karakteristik. Pentingnya proses variabel dapat diilustrasikan sebagai
proses sederhana maupun proses kompleks dan proses biaya variabel maupun biaya tetap.
Proses sederhana merupakan proses yang dikarakteristikkan dengan memahami hubungan
sebab-akibat secara baik. Sedangkan proses kompleks melibatkan berbagai hubungan yang tidak
dapat dipahami dengan baik. Sehingga dapat dilihat bahwa proses sederhana lebih mudah
dikendalikan. Dalam proses sederhana maupun kompleks terdapat biaya yang tidak dapat
dihindari di perusahaan yang kemudian akan menimbulkan kesulitan dalam mendesain
pengendalian terhadap aplikasi biaya.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume produksi seperti
biaya bahan baku dan upah langsung. Strategi pengendalian biaya untuk proses strategi biaya
variabel sering kali berbeda dalam hal substansi dengan strategi pengendalian biaya yang
disesuaikan. Misalnya, proses biaya variabel selalu menekankan pada konservasi, sementara
proses biaya tetap selalu dikaitkan dengan efektivitas dari utilitas.

Aspek Keperilakuan Dalam Pertimbangan Rancangan


Kemampuan dalam mencapai suatu hasil yang diharapkan dapat dikatakan tinggi atau
berhasil apabila diandasi dengan pengendalian. Berkaitan dengan aspek keperilakuan maka para
desainer harus mempertimbangkan istilah ekspektasi dan kemungkinan dibandingkan dengan
kepastian dalam hal output.
a. Antisipasi terhadap konsekuensi logis
Komponen inti dalam mendesain pengendalian adalah antisipasi terhadap konsekuensi
logis. Laporan keuangan memberikan informasi untuk menentukan apakah hasil keputusan
yang dibuat oleh manajer keuangan telah tepat. Namun, pengendalian lebih mencerminkan
konsekuensi perilaku terhadap strategi pengendalian khusus. Sehingga perlu dilakukan
pengendalian secara teoritis karena dapat bermanfaat untuk memprediksikan konsekuensi
logis yang berhubungan dengan inisiatif pengendalian yang dapat ditemukan dalam teori
agensi untuk merancang pengendalian.
b. Relevansi dengan teori agensi
Teori agensi menyangkut persoalan biaya, di mana suatu pendelegasian dengan asumsi
keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar menjadi
tidak nyata. Ide mengenai teori agensi dapat pula diilustrasikan dengan perjalanan seorang
tenaga penjualan yang secara terus-menerus berada jauh dari kantor. Nilai penjualan suatu
agen tidak dapat ditentukan secara sempurna berdasarkan tingkat kinerja yang dihasilkan
karena dipengaruhi oleh banyak faktor.
c. Pengelolaan perubahan
Dalam menentukan rancangan pengendalian merupakan sesuatu yang penting untuk
pengelolaan perubahan. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan
yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis. Ketika terjadi suatu
perubahan maka keberadaan pengendalian mungkin akan kehilangan fungsinya. Oleh karena
itu, apabila ingin mengelola suatu perubahan, para manajer sebaiknya mempertanyakan
kelayakan dari perancangan sistem pengendalian yang baru.

Aspek Keperilakuan Pengendalian Keuangan Dalam Kerangka Pemberdayaan


Perusahaan
Inisiatif karyawan untuk mencari peluang dan merespon kebutuhan konsumen sangat
diandalkan dalam bisnis kompetitif dengan permintaan konsumen dan informasi yang banyak.
Manajer senior didorong untuk mendefinisikann ulang bagaimana mereka melaksanakan
tugasnya dan bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat kewiraswastaan tidak
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Manajer cenderung mengartikan pengendalian
secara sempit, seperti mengukur kemajuan terhadap rencana untuk menjamin pencapaian tujuan
yang telah ditentukan. Terdapat empat unsur pengendalian yang dapat dilakukan untuk
pemberdayaan perusahaan, yaitu:
1. Sistem diagnostic
2. Sistem keperayaan
3. Sistem batasan
4. Sistem interaktif

Anda mungkin juga menyukai