DISUSUN OLEH:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena berkat
rahmat dan anugerahNya kami diberikan kemudahan dalam menyusun makalah
yang berjudul Desain dan Evaluasi Sidtem Pengendalian Manajemen dengan tepat
waktu. Seluruh isi yang terkandung dimakalah ini, semuanya berkaitan langsung
dengan judul yang telah disampaikan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas mata perkuliahan Sistem Pengendalian Manajemen.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik atau saran yang bersifat membangun, positif ataupun motivasi sangat dihargai
untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna ataupun
bermanfaat bagi semua kalangan yang berkaitan langsung dengan Sistem
Pengendalian Manajemen.
Sebagai akhir kata, kami ingin menyampaikan terima kasih atas semua
sumber yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini sampai
dalam kondisi siap untuk digunakan baik melalui media lisan maupun tulisan.
Kelompok
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses mendesain dan meningkatkan SPM perlu memerhatikan 2
pertanyaan dasar: apa yang diinginkan? Dan apa yang mungkin terjadi?
Jika apa yang mungkin terjadi berbeda dengan apa yang diinginkan,
manajer kemudian harus memperhatikan 2 pertanyaan desain SPM
berikut: pengendalian apa yang seharusnya digunakan? Dan seberapa
ketat setiap pengendalian harus diaplikasikan?
B. RUMUSAN MASALAH
Pengendalian apa yang seharusnya digunakan? Dan seberapa ketat
setiap pengendalian harus diaplikasikan?
Manfaat:
4
BAB II
PEMBAHASAN
B. PILIHAN PENGENDALIAN
Berbagai jenis kontrol manajemen tidak sama efektif untuk mengatasi setiap
masalah pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen yang akan dipilih
harus memberikan manfaat terbesar.
5
Jenis pengendalian dan permasalahan pengendalian
6
Keunggulan dan kelemahan pengendalian tindakan
7
menyebabkan perubahan perilaku (behavioral displacement). Seperti
pemahaman yang tidak diharapkan (means – end inversion).
4. Aksi kontrol sering menimbulkan sikap negatif (Action control often cause
negative attitudes).
Kebanyakan karyawan tidak senang bekerja dalam tekanan yang lebih dari
seharusnya. Banyak dari mereka yang lebih memilih tempat kerja yang dapat
menuangkan kreativitas, inovasi, dan kesempatan dalam pengembangan diri.
Karyawan yang terlalu diketatkan dengan aturan perusahaan tidak akan
memberikan efisiensi bagi perusahaan dalam jangka panjang melainkan akan
menimbulkan konflik yang membuat mereka sakit hati dan aksi negatif.
8
5. Pengendalian tindakan / control yang membutuhkan pre-action review /
ulasan pra-tindakan memberikan biaya yang cukup mahal. (some action
controls, particularly those that require preaction reviews, are costly).
Pihak yang melakukan review / ulasan haruslah dilakukan dengan baik atau
lebih berkualitas dari pihak yang melakukan tindakan. Jadi, pihak yang
melakukan ulasan haruslah orang yang berpengetahuan baik dan waktu
serta pelayanannya sangat mahal. Jika mereka tidak dapat memberikan
waktu untuk sepenuhnya untuk menunjukkan review tersebut maka tujuan
pengendalian yang dimaksud akan susah untuk diterapkan.
Pengendalian berdasarkan hasil juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu hal
yang umum tentang keuntungannya adalah kelayakan. Pengendalian berdasarkan
hasil merupakan pengendalian yang efektif di saat pengetahuaan (prosedur dan
peraturan) yang dimaksud sangatlah sedikit.
Selanjutnya adalah keuntungan yang terakhir, yaitu memiliki biaya yang relatif
murah jika dibandingkan dengan pengendalian atas tindakan (action control).
Pengukuran kinerja tidak secara langsung berkorelasi terhadap pengendalian
9
manajemen, seperti Review atas laporan keuangan, laporan pajak, strategi
formulasi, dan jika pengukuran kinerja mudah untuk di adaptasikan ke dalam
pengendalian hasil maka biaya tambahan atas pengendalian dapat diminimalkan.
Kekurangan yang kedua, yaitu hasil yang dipengaruhi oleh hal yang lain,
bukan dari kemampuan dan usaha karyawan, dapat membebankan karyawan itu
sendiri. Risiko ini timbul karena berbagai factor yang tidak dapat dikendalikan,
seperti ketidakpastiaan lingkungan, ketidakberuntungan (bad luck), dan
ketergantungan organisasi. Seringkali karyawan yang diberikan beban atau risiko
tambahan memunculkan masalah yang cukup serius. Dalam hal ini, perusahaan
harus berpikir lebih keras dalam menetapkan kompensasi yang adil bagi karyawan
yang memperoleh beban atau risiko tambahan dibandingkan dengan karyawan yang
tidak diberikan beban atau risiko tambahan. Kegagalan perusahaan dalam
memberikan kompensasi yang tepat dapat menimbulkan depresi, frustasi,
ketidakpuasan bagi karyawan, yang kemudian dapat memunculkan persepsi
ketidakadilan. Terlepas dari kompensasi yang diberikan kepada karyawan tersebut,
kadangkala karyawan yang diberikan kompensasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan karyawan yang tidak menerima beban atau risiko tambahan cenderung
mengurangi risiko daripada meningkatkan nilai.
10
sekali tujuan yang ingin dicapai. Jika hal tersebut terjadi, hal yang terbaik adalah
melepaskan salah satu target dan tetap fokus pada target yang lebih di prioritaskan.
11
kata lain, perusahaan lebih menekankan pada kontrol personil dan budaya.Itu
mungkin saja melakukan pendekatan simultaneous tight-loose controls tanpa unsur
budaya yang kuat. Ini dapat dicapai dengan menggunakan kontrol yang ketat pada
banyak key actions atau key result.
manajemen pada suatu titik waktu tertentu, tetapi mereka sering mengubah
penekanan mereka dari satu bentuk ke bentuk lain sesuai kebutuhan, kemampuan,
Perilaku pada setiap orang berbeda pada tiap negara, tiap bagian dari sebuah
negara, tiap oraganisasi, tiap bagian dari sebuah oraganisasi yang sama, maka
manajemen harus terbuka pada perbedaan tersebut karena efektifitas manajemen
kontrol yang diggunakan bergantung reaksi yang berbeda pada setiap karyawan
yang terlibat. Contohnya, karyawan yang membutuhkan kreatifitas seperti eksekutif
periklanan, pedagang, insinyur desain cenderung berekasi negatif terhadap action
controls daripada karyawan yang bekerja di bagian penjadwalan atau akuntansi.
Karyawan tersebut lebih tertarik dan lebih termotivasi dengan bayaran yang besar,
sehingga mendorong karyawan untuk bekerja.
Banyak organisasi tidak lagi bertahan karena gagalnya manajemen kontrol sistem.
Yang di sebabkan oleh ketidak sempurnaan pemahaman atas efek dari manajemen
kontrol pada keadaan tersebut yang terkait dengan pertumbuhan dan perubahan
yang cepat pada pasar tersebut. Kecenderungan manajemen menaklukan
penerapan manajeman kontrol kepada yang lainnya setelah menghadapi tekanan
lebih dari permintaan bisnis. Sulitnya melakukan pengendaliaan menajemen dalam
12
waktu yang panjang. Kritik membuat menjadi berhati-hati. Banyak perusahaan
menemukan berbagai kelemahan yang sebenarnya dari manajemen kontrol
sistemnya. Meskipun kontrol yang dilakukan sedikit longgar tetapi mungkin memiliki
manfaat yang tidak terlihat seperti kreatifitas yang tinggi, semangat perusahaan
yang sehat dan biaya yang rendah.
13
DAFTAR PUSTAKA
14