Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nita Widya Rahayu

Nim : 160301149
TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN DEWAN DIREKSI
A. TATA KELOLA PERUSAHAAN
Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan adalah seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan
mengendalikan Perusahaan.
Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan
perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Perubahan dalam tata kelola perusahaan dan praktik biasanya akan memiliki efek langsung
dan segera pada praktik SPM dan efektivitas mereka.
 Struktur
Memberikan kejelasan fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang
berkepentingan atas korporasi, mencakup proses control internal dan eksternal yang efektif serta
menciptakan keseimbangan internal (antar organ perusahaan) dan keseimbangan eksternal
(antar stakeholders).
 Proses/Mekanisme (Sistem-Kontrol)
Mengatur bagaimana korporasi diarahkan dan dikendalikan untuk meningkatkan kemakmuran
bisnis secara accountable untuk mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tidak mengabaikan kepentingan stakeholder lainnya.
 Budaya (Etika Bisnis)
GCG, budaya atau control? Sebuah kombinasi dari keduanya, budaya menetapkan visi
manajemen, dan menunjukkan komitmen manajemen terhadap budaya. Kontrol
mengimplementasikan visi dan memberikan efek jera.
B. PRINSIP-PRINSIP GCG
 Transparancy (Keterbukaan)
 Accountability (Akuntabilitas)
 Responsibility (Pertanggungjawaban)
 Independency (Kemandirian)
 Fairness (Kewajaran/keadilan)

1
Kenneth A. Merchant dan Win A. Van der Stede (2014). Sistem pengendalian manajemen pengukuran
kinerja evaluasi dan insentif. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
C. PILAR GCG
1. Commitment on Governance (Komitmen pada Pemerintahan)
2. Governance Structure (Struktur Pemerintahan)
3. Governance Mechanism/Process (Mekanisme/Proses Pemerintahan)
4. Governance Outcome (Hasil Pemerintahan)
D. HUKUM DAN PERATURAN
Perusahaan adalah sebuah badan hukum. Dengan demikian, mereka tunduk pada hukum dan
peraturan yurisdiksi pemerintah ketika menjalankan usaha dan orang-orang dari pasar saham ketika
sahamnya diperdagangkan. Secara umum, orientasi tata kelola perusahaan di dunia dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Sistem Anglo Amerika
Sistem ini berfokus pada keunggulan pemegang saham sebagai penerima manfaat dari
kewajiban fidusia.
2. Sistem Eropa Kontinental/Jepang
Sistem ini memiliki kepedulian yang lebih besar kepada para pemegang saham lainnya.
Sebagai contoh, undang-undang khusus terkait dengan usaha memperkuat tata kelola
perusahaan pada umumnya, seperti yang dilakukan di Amerika Serikat, adalah UU Sarbanes-
Oxley tahun 2002
E. UNDANG-UNDANG SARBANES-OXLEY TAHUN 2002
Tujuan eksplisit UU Sarbanes-Oxley adalah untuk meningkatkan transparansi, ketepatan
waktu dan kualitas pelaporan keuangan.UU Sarbanes-Oxley memiliki pengaruh diluar batas Amerika
Serikat. Semua perusahaan yang terdaftar di Securities and Exchange Commission AS (SEC) harus
mematuhi UU Sarbanes-Oxley terlepas dari apakah markas mereka berbasis di Amerika Serikat atau
di luar negeri. Selain itu, beberapa negara, seperti Kanada dan Jepang, telah mengadopsi peraturan
yang mirip dengan UU Sarbanes-Oxley.
F. DEWAN DIREKSI
Dalam perusahaan publik, pemegang saham biasanya memvariasikan risiko mereka dan
memiliki portofolio saham diberbagai perusahaan. Secara individual, mereka jarang memiliki insentif
cukup besar untuk menyediakan sumber daya supaya memastikan bahwa manjemen bertindak demi
kepentingan terbaik para pemegang saham. Di Amerika Serikat, tugas dasar fidusia terdiri atas
beberapa elemen :
a. Kewajiban pemeliharaan kewajiban untuk membuat/mendelegasikan keputusan dengan cara
yang tepat.
b. Kewajiban loyalitas kewajiban untuk memajukan perusahaan diatas kepentingan pribadi.

2
Kenneth A. Merchant dan Win A. Van der Stede (2014). Sistem pengendalian manajemen pengukuran
kinerja evaluasi dan insentif. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
c. Kewajiban itikad baik-kewajiban untuk memegang komitmen dan loyal kepada kepentingan
perusahaan dan pemegang sahamnya
d. Kewajiban untuk tidak “melakukan pemborosan”–kewajiban untuk menghindari kerusakan nilai
yang disengaja bagi para pemegang saham.
Dewan direksi memiliki dua tanggung jawab pengendalian yang utama, yaitu :
 Mereka menjaga kepentingan ekuitas investor
 Mereka melindungi kepentingan stakeholder perusahaan lainnya (seperti karyawan, pemasok,
pelanggan, kompetitor, atau masyarakat pada umumnya)
G. KOMITE AUDIT
Komite audit memberikan pengawasan independen atau proses pelaporan keuangan
perusahaan, pengendalian internal, dan auditor independen. Komite audit meningkatkan
kemampuan dewan untuk berfokus secara intensifdan tidak menggunakan biaya relatif mahal (tanpa
melibatkan dewan utama secara penuh) pada fungsi pelaporan keuangan yang berkaitan dengan
perusahaan. Meskipun peraturan secara rinci bervariasi antar negara, di sebagian besar pasar modal
berkembang, komite audit diperlukan dari luar (non-eksekutif) atau direktur independendengan
persyaratan lebih lanjut bahwa mereka harus mengerti hal-hal yang berkaitan dengan keuangan.
H. KOMITE KOMPENSASI
Komite kompensasi memiliki tanggung jawab fidusia untuk memastikan bahwa program
kompensasi eksekutif perusahaan berjalan adil dan tepat untuk menarik, mempertahankan, dan
memotivasi manajer, sehingga membuat tindakan mereka sesuai dengan pandangan ekonomi
perusahaan dan relevan terhadap praktik perusahaan.Komite kompensasi biasanya bergantung pada
fungsi sumber daya manusia di dalam perusahaan sebagai staf pendukung

3
Kenneth A. Merchant dan Win A. Van der Stede (2014). Sistem pengendalian manajemen pengukuran
kinerja evaluasi dan insentif. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai