Anda di halaman 1dari 6

Benna Andriyani (12030113120104)

E2

BAB 1
MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN

Pengendalian manajemen merupakan fungsi yang penting. Pandangan kuno menyebutkan SPM
merupakan cybernetic yang sederhana atau sistem pengaturan yang melibatkan umpan balik
tunggal, membandingkan ukuran dengan standar yang diinginkan. Lebih umum, SPM
memfokuskan pada pemberian dorongan karyawan untuk melakukan hal yang terbaik bagi
perusahaan. Artinya, pengendalian manajemen bersifat proaktif daripada reaktif.
A. MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN
Manajemen
Fungsi

Sumber Daya

Proses

Pengembangan produk

Manusia

Menetapkan tujuan

Operasi

Uang

Memformulasikan strategi

Pemasaran

Mesin

Pengendalian manajemen

Keuangan

Informasi

Banyak program manajemen, termasuk kebijakan bisnis, manajemen strategis, dan


sistem pengendalian majanemen difokuskan pada elemen dari proses manajemen.
Untuk memfokuskan fungsi pengendalian manajemen, harus dibedakan berdasarkan
penentuan tujuan dan formulasi strategi.
Penentuan Tujuan
Pengetahuan mengenai tujuan merupakan prasyarat untuk mendesain SPM. Tujuan
tidak harus bersifat finansial. Pada beberapa organisasi, karyawan harus memahami apa
yang menjadi tujuan organisasi karena harus ada klaim bahwa tindakan yang dilakukan

oleh karyawan disengaja atau tidak dapat mendukung proses mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Formulasi Strategi
Strategi didefiniskan sebagai cara bagaimana organisasi seharusnya menggunakan
sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya. Banyak organisasi
mengembangkan strategi formal yang dikolaborasikan dengan perencanaan. Sebagian
lainnya tidak memiliki strategi formal, dan mencoba untuk merespons kesempatan yang
ada pada diri mereka sendiri. Demikian, visi strategis sering kali datang melalui proses
dinamis dalam organisasi dan bukan melalui pembuatan strategi yang bersifat formal.
Pengendalian Manajemen Versus Pengendalian Strategis
Pengendalian manajemen difokuskan pada eksekusi dan hal ini melibatkan pertanyaan
umum yang diarahkan untuk pengembangan internal perusahaan, misalnya memastikan
karyawan tetap pada tugasnya. Sedangkan pengendalian strategis mengarahkan fokus
utama pada bagian eksternal, yaitu bagaimana organisasi dapat bersaing dengan
industri laing yang sejenis.
Penekanan Perilaku
Memastikan karyawan melakukan apa yang terbaik bagi perusahaan adalah tujuan yang
penting karena hal yang terjadi di dalam organisasi ditentukan oleh orang yang ada
dalam organisasi tersebut dan pengendalian manajemen diperlukan untuk menghindari
kemungkinan kemungkinan yang sebaliknya. Ketika karyawan tidak mau bertindak
sesuai dengan keinginan yang diharapkan, manajer harus mengambil langkah
pencegahan dengan menerapkan SPM.
B. PENYEBAB MASALAH PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pertanyaan logis yang berikutnya muncul adalah; apakah terkait dengan karyawan yang
diandalkan oleh perusahaan untuk membuat kebutuhan implementasi SPM? Penyebab
dibutuhkannya sistem pengendalian dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori utama berikut:

Kurangnya Pengarahan
Kinerja beberapa karyawan tidak cukup memadai karena mereka tidak mengetahui apa
yang diinginkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi kurangnya pengarahan, bisa jadi
perilaku yang diinginkan disebabkan karena faktor kebetulan. Sebuah studi percaya
bahwa tujuan yang dimiliki oleh karyawan tidak selaras dengan tujuan organisasi, dan
rangkaian tujuannya lebih didasarkan pada pandangannya sendiri, bukan pemimpinnya.
Masalah Motivasi
Ketika karyawan memahami apa yang diharapkan dari dirinya, beberapa diantaranya
tidak berbuat sebagaimana yang diharapkan perusahaan karena masalah motivasi. Pada
kasus yang ekstrim, hal tersebut dapat berakibat pada penipuan, beberapa pengaruh
berat, termasuk memburuknya moral karyawan, terganggunya hubungan bisnis, bahkan
hilangnya keuntungan akibat reputasi yang memburuk , serta biaya hukum.
Untuk menghindari perilaku negative dan menyimpang, SPM dapat digunakan untuk
memberikan motivasi positif atau perilaku produktif yaitu mendorong karyawan bekerja
keras secara konsisten untuk mencapai tujuan perusahaan.
Keterbatasan Individu
Masalah terakhir, ketika karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan dimotivasi
untuk memiliki kinerja yang tinggi, pada nyatanya tidak dapat melakukannya dengan
baik karena beberapa keterbatasan lainnya. Secara spesifik mungkin disebabkan karena
kurangnya kemampuan, pelatihan, pengalaman, stamina dan pengetahuan untuk
mengerjakan tugas.
C. KARAKTERISTIK PENGENDALIAN MANAJEMEN YANG BAIK
Pengendalian yang baik berarti manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan terjadi
kejutan yang tidak menyenangkan. Nyatanya, pengendalian yang baik sekalipun tetap
memberikan probabilitas kegagalan yang sama karena pengendalian yang sempurnya tidaklah
ada. Hal tersebut dikarenakan SPM mahal dan jarang jika dengan biaya yang efektif mencoba

untuk mengimplementasikan pengendalian yang cukup bukan dengan pendekatan yang


mengidealkan pengendalian yang sempurna. Biaya yang dikeluarkan jika tidak memiliki sistem
pengendalian yang sempurna dapat disebut dengan kehilangan kendali.
Penilaian apakah pengendalian yang baik telah dicapai harusnya berorientasi pada masa depan
dan didorong oleh tujuan. Tujuan tersebut harus berorientasi masa depan karena bertujuan
untuk tidak memiliki kejutan yang tidak menyenangkan di masa yang akan datang; dimana
masa lalu tidak relevan kecuali digunakan sebagai petunjuk di masa mendatang.
D. PENCEGAHAN MASALAH PENGENDALIAN
Organisasi tidak selalu dapat menghindari masalah pengendalian mereka, tetapi beberapa
diantaranya dapat dihindari dengan meminimalkan tipe masalah pengendalian yang pasti dan
mengetahui sumber permasalahan atau dengan mengurangi potensi kerugian maksimum jika
masalah itu terjadi. Empat strategi yang menonjol untuk pencegahan adalah:
Penghilangan Aktivitas
Manajer yang tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin dikarenakan tidak
memiliki sumber daya yang dibutuhkan dan pemahaman yang kurang bagus terhadap
proses yang dibutuhkan. Berdasarkan kepustakaan ekonomi yang difokuskan pada
aktivitas tertentu (transaksi) dapat dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau hierarki
organisasi yang dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.
Otomatisasi
Kemajuan teknologi menyebabkan organisasi mengganti orang dengan mesin dan expert
system dalam melakukan aktivitas yang cukup kompleks dan membuat penilaian serta
keputusan yang anggih. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai dengan perilaku yang
tepat. Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya dapat
menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu kelemahannya adalah
kemungkinan yang terjadi, artinya beberapa hal memerlukan penilaian yang bersifat
intuitif yang memerlukan peran manusia.

Sentralisasi
Sentralisasi ada dengan tingkat yang berbeda dalam perusahaan, seperti halnya pada
tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer cenderung melakukan sendiri
beberapa keputusan yang sangat penting yang ada dalam kekuasannya. Sebaliknya, saat
keputusan bersifat desentralisasi, hasil pengendalian dibutuhkan untuk membuat
manajer yang membuat keputusan bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya.
Pembagian Risiko
Pembagian risiko dapat dilakukan dengan membeli asuransi untuk pelindung dalam
menghadapi kemungkinan kerugian besar yang potensial yang mungkin dapat dihindari.
Cara lain membagi risiko adalah dengan masuk dalam perjanjian joint venture.
E. ALTERNATIF PENGENDALIAN
Untuk masalah pengendalian yang tidak dapat dihindari dan keputusan bukan dibuat untuk
menghindari, manajer harus mengimplementasikan satu atau lebih mekanisme pengendalian
yang secara umum disebut dengan pengendalian manajemen. Kumpulan mekanisme
pengendalian yang digunakan secara umum merujuk pada sistem pengendalian manajemen
(SPM).
SPM bervariasi antarperusahaan dan antarentitas atau bidang keputusan pada tiap-tiap
perusahaan. SPM dari beberapa organisasi mencoba merekrut orang-orang yang dapat
dipercaya untuk menjalankan perusahaan dengan baik. Perusahaan lain menggunakan sistem
insentif sederhana yang didasarkan pada kinerja, pencapaian target dalam hitungan angka, dan
mengevaluasi kinerja hanya secara subyektif.
Pemilihan pengendalian tidak dilakukan secara acak, melainkan didasarkan pada beberapa
faktor. Beberapa pengendalian tidak efektif dari sisi biaya dalam situasi tertentu, beberapa
diantaranya lebih baik untuk tipe masalah tertentu pada bidang tertentu.

STUDI KASUS
LEOS FOUR-PLEX THEATER

Kesimpulan Permasalahan :
Leo Antonelli membeli bisnis teater Leos Four-Plex Thearter dan mempercayakan
pengelolaannya pada keponakannya, Bill Reilly. Akan tetapi, Leo merasa prihatin karena teater
tidak menunjukkan keuntungan yang ia harapkan. Hal tersebut disebabkan terdapat beberapa
masalah pengendalian di dalamnya, diantaranya adalah pengelolaan tiket masuk yang kurang
tepat, Bill Reilly yang dalam menjalankan tugasnya kurang professional dan lain sebagainya.

Solusi Penyelesaian :
Dalam jangka pendek, Leo Antonelli harus memberhentikan Bill Reilly selaku pengelola dan
menggantikannya dengan pihak professional yang mana tidak ada hubungna darah dengannya.
Dalam jangka panjang, perusahaan Leos Four-Plex Theater harus membangun sistem dari awal.
Artinya, melakukan perombakan pada aktivitas-aktivitas yang diduga sebagai penyebab
perusahaan merugi.
-

Tiket seharusnya berisi nomor tempat duduk dan berisi dua tiket yang mudah dipotong.
Fungsinya adalah ketika pihak di dalam teater mengotorisasi tiket, mereka memiliki
rekapan tiket terjual yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai