Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN”

Nama Kelompok :
1. Eka Novita Damayanti ( 1601120042 )
2. Putri Suci Novianti
3. Makdalena Siregar

Dosen Pengajar :

PROGRAM STUDI :AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas segala
kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati
yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Palembang, 15 September 2019

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... 2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 5
A. Perusahaan ( Entitas ) Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan....................................5
B. Munculnya Perbedaan Persepsi.................................................................................... 6
C. Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan......................................7
D. Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan........................................................................... 8
E. Beberapa Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang Berbeda..................................8
F. Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar..............................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan, menyimpulkan, atau
membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak teori sederhana mengenai kejadian-
kejadian spesifik yang berkaitan dengan operasi, organisasi, dan sebagainya. Sampai teori umum ini
dihasilkan, kita terus beroperasi dengan berbagai teori yang tidak dapat dihubungkan atau
disesuaikan terhadap beberapa kerangka kerja akuntansi secara logis. Tidak banyak yang mengetahui
bahwa banyak perdebatan tentang teori-teori, praktik, dan prosedur akuntansiyang muncul dari
perbedaan dalam asumsi dasar akuntansi.
Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna menyoroti masalah tersebut
dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut menuju teori akuntansi umum . setelah
mengkaji apa yang tampaknya menjadi konsep akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda
yang terlibat, berikutnya kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang
menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang mendasari tersebut
meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap dilemma itu dan alasan yang tidak dapat
direkonsiliasikan dengan bermacam-macam konsep dasar.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Apakah perbedaan persepsi tentang perusahaan ?
2. Apakah teori-teori ekonomi perusahaan ?
3. Apakah hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda ?
4. Apakah usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Menjelaskan perbedaan persepsi tentang perusahaan.
2. Menjelaskan teori-teori ekonomi perusahaan.
3. Menjelaskan beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda.
4. Menjelaskan usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERUSAHAAN ( ENTITAS ) : AWAL PERDEBATAN KOSEP KEPERILAKUAN

1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (


keuangan, industri, dan perdagangan yang dilakukan secara terus menerus atau teratur, terang-
terangan, dan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Dalam Pasal 1 huruf ( b ) UU Nomor
3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk
usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan,
bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia, untuk tujan memperoleh keuntungan
atau laba. Secara umum perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
ekonomi untuk menyediakan brang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.

2. Tujuan Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan
harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Tujuan utama
perusahaan adalah mencapai laba yang optimum memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk
mencapai hal tersebut perusahaan, perusahaan harus dapat meningkatkan kinerjanya dengan
mengelola aktivitas bisnisnya secara efektif, efisien dan ekonomis. Perusahaan nirlaba ini bertujuan
untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti melakukan penelitian di bidang kesehatan atau
perlindungan terhadap sumber daya alam. Secara umum banyak metode dan teknik yang
dikembangkan dalam penilaian perusahaan di antaranya adalah :
1. Pendekatan laba seperti metode rasio tingkat laba ,metode kapitalisasi proyeksi laba.
2. Pendekatan arus kas seperti metode diskonto arus kas.
3. Pendekatan dividen seperti metode pertumbuhan divenden.
4. Pendekatan aset seperti pendekatan aset.
5. Metode harga saham.
6. Pendekatan nilai tambah ekonomi.

3. Pemangku Kepentingan Dalam Perusahaan

Pemangku Kepentingan Dalam Perusahaan disebut dengan STAKEHOLDERS atau pemegang


saham. Stakeholders didefinisikan sebagai kelompok individu yang dukungan diperlukan demi
kesejahteraan dan kelangsungan perusahaan. Stakeholders dibagi menjadi dua :
1. Stakeholders Primer
Adalah pihak dimana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan
2. Stakeholders Sekunder
Adalah pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tetapi mereka tidak
terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan
hidup perusahaan.

5
B. MUNCULNYA PERDEBATAN PERSEPSI

Munculnya Perbedaan Persepsi tentang konsep perusahaan didasarkan pada adanya perdebatan
yang cukup hangat mengenai pencatatan akuntansi dalam alur konsep kepemilikan dan konsep entitas.
Pecatatan akuntansi untuk perusahaan perseorangan yang menggunakan alur konsep kepemilikan dan
pencatatan akuntansi perusahaan bersama yang dilakukan dari perspektif kepemilikan atas perusahaan
tersebut.
Hal ini menandakan bahwa semua transaksi dan kejadian bisnis dianalisis dan dicatat
sehubungan dengan pengaruhnya terhadap pemiliknya. Pemilik memiliki semua aset dan tidak terbatas
akan hutang , obligasi serta kerugian mereka. Dalam sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi didirikan
atas hak kepemilikan pribadi yang didasarkan pada situasi dimana pemilik memiliki tanggung jwab yang
tidak terbatas, dan tidak ada pemisahan kepemilikan, kewajiban / tanggung jawab dan pengendalian.
Oleh karena itu setiap konflik kepentingan antara pemangku kepentingan seperti anak pemilik dan
pelanggan, pemilik dan pemberi pinjaman atau kreditor, antara pemilik dan otoritas pajak,atau antara
pemilik perusahaan dan masyarakat umum akan selalu melibatkan pemilik yang menanggung hukum dan
tanggung jawab moral secara penuh serta tanggung jawab keuangan dalam berurusan dengan pihak luar.

1. Konsep Kepemilikan

Menurut teori kepemilikan entitas adalah agen, perwakilan, atau pengaturan dimana seorang
wiraswasta atau pemegang saham beroperasi. Sudut pandang dari konsep ini memandang kelompok
pemilik adalah sebagai pusat kepentingan yang dicerminkan dalam cara-cara dimana catatan
akuntansi disimpan dan laporan keuangan disusun. Tujuan utama teori kepemilikan adalah penentuan
dari analisis dari kekayaan bersih ( net woth ) pemilik. Meskipun teori kepemilkian pada umumnya
dipandang sesuai terutama untuk korporasi yang kepemilikannya bersifat tertutup ( perusahaan
keluarga ) seperti perusahaan perseorangan dan firma, pengaruh dari teori kepemilikan dapat
ditemukan dalam beberapa teknik dan terminolagi akuntansi yang digunakan oleh korporasi yang
kepemilikannya bersifat terubuka ( perusahaan terbatas ).
Dalam teori ini persamaan akuntansinya sebagai berikut :

ASSET - LIABILITES = PROPRIETOR’S THEORY

Persamaan rumus tersebut dibaca pemilik memliki aset dan sekaligus juga mempunyai
kewajibn, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban
perusahaan. Asset dinilai dari neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur perubahan hak dan
kekayaan pemilik, penghasilan, dan biaya dianggapnya berasal dari investor atau pengambilan
pemilik sehingga biaya dan dividen adalah pengambilan modal.

2. Konsep Entitas

Penganut konsep ini melihat entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-
pihak yang menanamkan modal modal dalam suatu perusahaan. Menurut Harahap 2011, konsep
entitas ini berorientasi pada Income atau Income oriented atau Income statement oriented.
Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur prestasi kegiatan dan prestasi
keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikaian income adalah merupakan kenaikan
ekuitas pemilik atau kenaikan kewajiban entitas kepada pemilik. Setelah dikurangi hal kreditor
kenaikan ekuitas pemilik terjadi setelah dividen sampai suatu saat dibagikan.
Persamaan akuntansi menurut konsep ini adalah :

ASSET = LIABILITIES + STOCHOLDERS EQUITAS

Asset adalah hak peursahaan equity merupakan sumber aset yang bisa berasal dari kreditor atas
pemilik yang merupakan kewaijab entitas.

6
3. Konsep Tanggung Jawab sosial

Konsep tanggung jawab sosial adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan
dan masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Istilah tanggung jawab
sosial perusahaan atau corporate social responsibiity ( CSR ) mulai berkembang pada era tahun 1970.
Era tersebut dicetuskan agar pemerintah melakukan intervensi yang bertujuan memperluas ruang
lingkup CSR. Ruang lingkup CSR tidak hanya mencakup tanggung jawab perusahaan kepada
pemegang saham ( shraeholder ), tetapi juga kepada stakeholder, yaitu pekerja, konsumen, pemasok,
masyarakat, terciptanya udara bersih, air bersih, dan konsituen lain dimana perusahaan itu berada.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada triple bottom lines, yaitu juga
memperhatikan masalah dan lingkungan.Diberlakukannya CSR dalam rangka memperkuat
perusahaan itu sendiri sebagai kawasan dengan jalan membangun kerja sama antara stakeholders yang
difasilitasi oleh perusahaan yang bersangkutan dengan jalan menyusun program pengembangan
sekitarnya atau dalam pengertian keampuan perusahaan untuk dapat berdaptasi dengan
lingkungannya, komunitas dan stake holders yang terkait dengan perusahaan lokal, nasional, maupun
global, karena pengembangan corporate social responsilbity ke depan dapat mengacu pada konsep
pembangunan yang berkelanjutan.
Secara teoretis konsep tanggung jawab sosial yang dilaksanakan perusahaan setidaknya akan
menyinggung 2 makna yaitu :

1. Konsep Tanggung Jawab dalam makna Responsibility


Artinya adalah lebih menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan
secara sadar dan siap untuk menanggung segala risiko atau konsekuensi apapun dari
perbuatan yang dilakukan atas moral tersebut.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam makna Liabilty
Artinya berbicara tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam
bentuk tanggung jawab keperdataan. Perbedaan atara tanggung jawab dalam makna
responsilbilty dan makna liabilty pada kahikatnya terletak pada sumber pengaturannya. Jika
tanggung jawab belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam norma hukum makan
termasuk dalam makna responslibity, dan sebaliknya jika tanggung jawab itu telah diatur
didalam norma hukum maka termasuk dalam makna liabilty.

C. DAMPAK STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Saat ini banyak riset empiris tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja
perusahaan menjadi topik yang diperdebatkan. Sampai saat ini sebagian besar riset empiris yang
dilakukan tefokus pada masalah apakah konflik kepentingan yang terjadi diantara pemilik dan
manajer perusahaan akan menghasilkan tingkat imbal hasil yang lebih rendah dari aset yang
diinvestasi. Struktur kepemilikan perusahaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dapat
dijelaskan melalui 2 teori :

1. Teori Klasik Tentang Perusahaan Manajerial ( Classical Theory Of Managerial Firm )

Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan yang dikendalikan oleh
manajemen jika dibandingkan dengan peusahaan yang dikendalikan oleh pemilik perusahaan,
disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan diantara keduanya. Kepentingan pemilik
perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar dari perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer
adalah memaksimalkan utiltas ( kekueatan, keamanan, status, dan pendapatan ).

7
2. Teori Keagenan ( Agency Theory )

Teori ini menjelaskan bahwa suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang terjadi antara
anggota dalam perusahaan yakni antara principal ( pemilik ) dan agent ( agen ) sebagai pelaku utama.
Pemilik merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama pemilik,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberikan mandat oleh pemilik untuk menjalankan
perusahaan. Teori keagenan bertujuan untuk :
a. Masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan atara pemilik perusahaan dan
manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan melakukan verivikasi pekerjaan manajemen.
b. Masalah pembagian risiko yang muncuk ketika pemilik perusahaan dan manajemen memiliki
perilaku yang berbeda terhadap risiko.

D. PENGARUH TEORI EKONOMI PERUSAHAAN

Sebagian besar ekonomi memahami dan memandang kepemilikan sebagai penghasilan bersih
dari aliran dana kepada pemilik perusahaan. Ilmuwan Levi Strauss dan Jacob Davis adalah wakil dari
ekonomi yang mengadopsi konsep entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wiraswasta dan
keuntungan sebagai penghasilan bersih perusahaan. Pandangan ini tentu saja mengeliminasi
ketidaksesuaian dari “ keuntungan tidak dibagi “ dalam model ekonomi. Komsep kepemilikan
sepertinya merupakan perwujudan dari iedologi kapitalisme klasik tradisional.
Selain itu perusahaan adalah instrumen yang dimiliki oleh pemegang saham.Sebaliknya,
konsep entitas sepertinya menjadi esensi dari ideologi kapitalisme manajerial, dimana melihat
pebisnis dan perusahaan besar digantikan oleh wiraswasta. Ideologi ini juga berhubungan dengan
tanggung jawab sosial industri yang selama ini konsisten dengan konsep entitas.

KONSEKUENSI DARI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA

Sebagai akibat dari terjadinya perbedaan dalam memahami dan memandang keuntungan
perusahaan menimbulkan konsekuensi dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa cara berbeda
dalam melihat penanganan kepentingan individual, dividen, dan pajak perusahaan dalam proses
penentuan keuntungan menjadi pembahasan yang hangat diperbincangkan. Dari penjelasan tersebut
timbulnya pemahaman yang berbeda mengenai konsep kepemilikan dan konsep entitas dapat dilihat
dari perbedaan cara dalam memahami dan memandang keuntungan perusahaan.

E. BEBERAPA HIPOTESIS KEPERILAKUAN UNTUK KONSEP YANG BERBEDA

1. Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi


Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi, norma kelompok,
lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola interkasi secara tumpang tindih.
sikap terhadap bermacam-macam situasi, orang, kelompok, dan sebagainya. Katz Daniel (1960)
mengatakan bahwa ketika sikap khusus diorganisasikan ke dalam struktur hierarkis, maka sikap
khusus tersebut mencakup sistem nilai.
Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari sejalan dengan perkembangan
kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak menurut karakteristik tertentu. Ini
menunjukkan dampak keluarga terhadap perkembangan sikap setiap individu. Banyak orang
menganggap faktor keluarga adalah pengaruh langsung utama karena keluarga merupakan filter biasa
di mana budaya, kelas, agama, dan sumbersumber lainnya mengalir ke seorang individu di awal usia
perkembangannya. Bukti ini disampaikan oleh ilmuwan bernama Lipset yang dari temuan
penelitiannya melaporkan bahwa terdapat kongruensi yang relatif tinggi antara suara ayah dengan
suara pemilih (voter) pertama. Namun, terdapat pengaruh penting lain terhadap pengembangan sikap
selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat lain. Ahli antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya
bertanggungjawab atas bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal. Namun, dalam
8
pembahasan ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat perbedaan persepsi dalam
satu budaya.
Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari seluruh aspek dari
struktur nilai mereka atau bermacam sikap yang masuk ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka
tidak sepenuhnya menyadari persepsi mereka terhadap lingkungan tertentu. Banyak dari nilai-nilai ini
terekam di alam bawah sadar mereka, menunggu kemungkinan untuk tampil jika terdapat motivasi
yang sesuai. Hipotesis berikut didasarkan pada observasi informasi yang dilakukan terhadap beberapa
praktik akuntan publik, akuntan dalam perdagangan dan industri, pemegang saham, para pelaku bisnis
dalam segala ukuran, mahasiswa, dan seterusnya.
2. Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari
perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan. Secara khusus, hal ini
terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham biasa dalam kuantitas yang substansial. Di sini,
diakui bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan kepemilikan, dan
mereka yang membahas hal ini sepertinya setuju bahwa ini merupakan hasil dari pengadopsian
mereka terhadap sudut pandang pemegang saham ketika mereka melakukan audit terhadap banyak
perusahaan. Bagi sebagian besar akuntan publik, fungsi utama sistem akuntansi adalah mencerminkan
kepentingan pemegang saham. Dapat dipastikan bahwa sebagian besar kepemilikan tunggal, anggota
persekutuan dan direktur maupun pemegang saham dari perusahaan kecil melihat perusahaan dengan
sudut pandang kepemilikan. Sulit bagi banyak orang untuk memisahkan bisnis mereka dengan
kepentingan pribadi. Semuanya dianggap sebagai hak milik dan cenderung disalurkan kedalam satu
jaringan kekayaan.

3. Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggungjawabnya
didelegasikan menganut konsep entitas semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai, semakin kuat
mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak,
memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka
cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan
bagi pemiliknya.
Mereka yang memandang pembayaran dividen, bunga, dan pajak perusahaan sebagai biaya
dari entitas menjadi eksekutif puncak, sementara mereka yang memandang pembayaran ini sebagai
distribusi keuntungan cenderung menjadi anggota manajemen menengah yang bertanggungjawab
menghasilkan keuntungan tersebut. Bagi sebagian besar pengontrol dan akuntan yang dipekerjakan
oleh perusahaan, fungsi utama dari catatan akuntansi adalah memberikan data kepada manajemen
guna membantu mereka dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan fungsi pengendalian.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif memasukkan
dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi oleh anggota kelompok yang
terlibat secara psikologis dalam posisi mereka masing-masing. Bahkan, fakta bahwa anggota
kelompok tersebut mungkin menduduki posisi rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya
tidak menghalangi mereka untuk memiliki sudut pandang entitas yang sama dengan yang dipegang
oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi
eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada kehidupan
dan keberhasilan entitas.

9
F. USAHA MEREKONSILIASI KONSEP DASAR
Bagian ini akan menjelaskan 2 usaha yang dilakukan para ilmuwan akuntansi untuk
merekonsiliasi konsep kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi. Berikut dijelaskan
beberapa teori yang digunakan untuk merekonsiliasi kedua konsep dasar tersebut :
a. Teori Akuntansi Dana
Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seseorang
memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana sebagai pengembangan dari
teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang
semakin banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah akuntansi. Akuntansi
dana yang dicetuskan oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha swasta, badan pemerintah, lembaga
sosial, dan institusi lainnya. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset,bersama dengan ekuitas
dan hutang, dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan utang penggunaannya dibatasi hanya pada
aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana tersebut ketika
aliran masuknya meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan.
Penggunaan akuntansi dana seringkali menjadi topik perdebatan oleh kalangan profesi
akuntan yang mempertanyakan manfaat atas implementasi sistem tersebut, terkait dengan standar
akuntansi umum yang berlaku. Namun demikian, sifat dasar organisasi nirlaba yang ada membuat
sistem akuntansi dana menjadi berguna, terutama terkait dengan pelaporan keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi tersebut. Oleh karena alasan tersebut, para profesi akuntan mengenali
adanya kebutuhan tersebut dan melanjutkan dukungan atas pemanfaatan akuntansi dana dengan memb
standar dan prinsip akuntansi secara khusus untuk kebutuhan tersebut. Adapun persamaan akuntansi
dana adalah sebagai berikut.
ASET = PEMBATASAN ASET
Dalam persamaan ini akuntansi didefinisikan dalam istilah aset. Penggunaan aset ini adalah terbatas.
Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset.
b. Penghapusan Faktor - Faktor
Gagasan teori dana didasarkan pada asumsi bahwa teori entitas maupun teori kepemilikan
mencapai kesepakatan atas penggunaan berbagai item dalam pelaporan keuangan, dan keduanya
sepakat dengan cara menghitung setiap item dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, dapat dikatakan
bahwa persetujuan tersebut tidak mungkin ada pada item-item tertentu. Oleh karena alasan ini,
mempersiapkan pelaporan keuangan secara netral tidak mungkin dapat dipraktikkan. Beberapa item
masalah tersebut dijelaskan pada bagian berikut ini.
Konsep entitas menekankan pada perusahaan itu sendiri, pada aset, dan kapasitasnya. Konsep
kepemilikan menekankan pada kepentingan kelompok kepemilikan dalam perusahaan dan asetnya.
Bagi teoretikus entitas, keuntungan yang diperoleh pada periode tertentu dapat didefinisikan sebagai
jumlah maksimum yang diungkapkan dalam mata uang, ketika tidak ada kapasitas transaksi selama
periode tersebut, yang dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada penerima manfaat (beneficiary)
tanpa merusak kapasitas operasi perusahaan. Bagi teoretikus kepemilikan, keuntungan perusahaan
didefinisikan sebagai jumlah maksimum ketika tidak ada transaksi biaya modal selama periode
tersebut, yang dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada penerima manfaat tanpa kontraksi dalam
jumlah ekuitas pemegang saham. Ini merupakan dua konsep berbeda tentang keuntungan, dan
keduanya muncul dari dua konsep kapasitas berbeda. Ketika harga dan nilai berubah. akuntansi yang
berbeda dapat dihasilkan oleh konsep berbeda antara yang dianut oleh teoretikus entitas dengan yang
dianut oleh teoretikus kepemilikan.

10
Diakui disini bahawa mereka yang benar-benar menganut sudut pandang entitas tidak
memandang penyimpangan keuntungan atau kerugian sebagai keuntungan atau kerugian bagi
perusahaan itu sendiri. Mereka akan merujuk pada pernyataan komite asosiasi Akuntansi Amerika
tentang konsep dan standar aset jangka panjang yang menyatakan bahwa penyimpanan aset-walaupn
membentuk bagian dari total penghasilan bersih, bukan berarti tidak dapat diistilahkan kembali tanpa
kontraksi kapasitas operasi-tidak masuk dalam pengukuran perusahaan dari operasi biasa. Jadi
pelaporan menurut ide teori dana tidak dapat menangani perhitungan keuntungan dan kerugian dari
item-item moneter ketika harga naik atau turun.
c. Teori Komando
Proses pengorganisasian koordinasi membawa ke arah pembentukan struktur organisasi yang
menjelaskan bagaimana tugas-tugas dibagi dan sumber daya dimanfaatkan.
Struktur koordinasi organisasi didefinisikan sebagai:
(1) Sekumpulan tugas formal yang dimandatkan kepada individu dan departemen.
(2) Hubungan pelaporan formal, termasuk garis wewenang, tanggung jawab keputusan, jumlah
tingkat hierarki, dan rentang pengawasan manajer.
(3) Desain sistem untuk menjamin koordinasi yang efektif dari karyawan di berbagai departemen.
Serangkaian tugas formal dan hubungan pelaporan formal memberikan kerangka kerja untuk
pengendalian vertikal dalam koordinasi organisasi.Rantai komando merupakan garis wewenang tidak
terputus yang menghubungkan semua orang dalam koordinasi organisasi dan menunjukkan posisi
orang yang bertanggung jawab. Hal ini dikaitkan dengan dua prinsip dasar, kesatuan perintah berarti
bahwa karyawan bertanggung jawab hanya kepada satu supervisor. Wewenang dan tanggung jawab
untuk tugas yang berbeda harus jelas. Semua orang dalam suatu organisasi harus mengetahui kepada
siapa mereka harus bertanggung jawab seperti juga tingkat menejemen yang berjenjang hingga ke
atas.
Rantai komando mengilustrasikan struktur wewenang dari organisasi. Wewenang merupakan
hak yang formal dan sah dari seorang manajer untuk mengambil keputusan, mengeluarkan perintah,
dan mengalokasikan sumber daya agar tercapai hasil yang diharapkan organisasi.
Wewenang ditentukan dengan tiga kategori:
1. Wewenang berada pada posisi organisasi, bukan kepada orang.
Manajer memiliki wewenang karena posisi yang mereka pegang, dan orang lain yang berada dalam
posisi yang sama akan memiliki wewenang yang sama pula.
2. Wewenang diterima oleh bawahan.
Walaupun wewenang mengalir dari atas ke bawah dalam hierarki organisasi, bawahan mematuhi hal
ini karena mereka percaya manajer memiliki hak yang sah untuk mengeluarkan perintah,
3. Wewenang mengalir ke bawah pada koordinasi hierarki vertikal.
Posisi di hierarki tingkat atas perusahaan menanamkan wewenang yang lebih formal dibandingkan
dengan posisi di bawah. Tanggung jawab merupakan sisi lain dari koin wewenang, Tanggung jawab
merupakan kewajiban seorang karyawan untuk melakukan tugas atau aktivitas yang diberikan
kepadanya. Umumnya, manajer diberikan wewenang setara dengan tanggung jawabnya. Jika manajer
diberikan tanggung jawab untuk hasil sebuah tugas, tetapi hanya sedikit wewenang, pekerjaan itu
mungkin dilakukan tetapi sulit.

11
BAB III
KESIMPULAN

1. Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem
tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta
pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dari dua teori kepemilikan dan teori
entitas tersebut bahwa konsep yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan banyak
pengaruh-pengaruh social yang merubah cara pandang mereka yang berbeda-beda. Dalam
dua sudut pandang berbeda ini kita dapat mengambil konsep entitas karena pencatatan
pemegang saham adalah catatan akuntansi pribadi.
3. Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari suatu
perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan kepemilikan. Sebagian
besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan dalam yang jumlah yang
substansial menganut pandangan kepemilikan.. Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar
pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas;
semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini.
Mereka cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi
perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
4. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana yang
diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi dana
melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika aliran masuk meningkat
setelah dikurangi dengan pembelanjaan.Dalam Teori Komando, Menurut Goldberg “tidak
ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi
kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai
untuk digunakan ide dasar akuntansi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ikshan Lubis, Arfan Akuntansi Keprilakuan.Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2010.


http://anhyfreedom.blogspot.com/2012/10/makalah-akuntansi-keperilakuan.html
http://mohayworld.blogspot.com/2016/12/konsep-akuntansi-dan-hipotesis.html

13

Anda mungkin juga menyukai