Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu : Jusbair Baheri, SE.,MSA.,Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Ayu Lestari 206602026
2. Wiwit Rahma Fitria 206602086

Mata Kuliah : Topik Khusus Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM
KENDARI
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan makalah Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan
dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Topik
Khusus Akuntansi serta membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca
mengenai Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan. Pemahaman tersebut dapat
dipahami melalui pembahasan masalah, serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah
ini. Makalah Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan ini disajikan dalam konsep dan
bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen mata kuliah Topik Khusus
Akuntansi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berkarya menyusun
makalah Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik sangat
penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini.

Kendari, 08 Mei 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................2

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................2

1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2

1.3 TUJUAN MAKALAH..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

2.1 PERUSAHAAN (ENTITAS) : AWAL PERDEBATAN KONSEP


KEPERILAKUAN..............................................................................................................3

2.2 MUNCULNYA PERBEDAAN PERSEPSI.................................................................4

2.3 DAMPAK STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN..................................................................................................................7

2.4 PENGARUH TEORI EKONOMI PERUSAHAAN.....................................................8

2.5 BEBERAPA HIPOTESIS KEPERILAKUAN UNTUK KONSEP YANG


BERBEDA..........................................................................................................................9

2.6 USAHA MEREKONSILIASI KONSEP DASAR......................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................................13

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................13

3.2 SARAN.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

iii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG


Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan, menyimpulkan,
atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak teori sederhana
mengenai kejadian spesifik yang berkaitan dengan operasi, organsisasi, dan
sebagainya. Melalui pengkajian dan penganalisisan apa yang tampaknya menjadi
keterlibatan konsep dan sikap akuntansi utama serta perbedaan konsekuensi yang
ditimbulkannya, selanjutnya menganalisis berbagai faktor perilaku yang mendasari dan
yang menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang
mendasari perbedaan tersebut mengaesampingkan usaha untuk memberikan solusi
tergadap dilema dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasi dengan berbagai konsep
dasar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana awal perdebatan konsep keperilakuan?
2. Bagaimana awal munculnya perbedaan persepsi?
3. Apa dampak dari struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan?
4. Bagaimana teori ekonomi perusahaan?
5. Beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep yang berbeda?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui dan memahami awal perdebatan konsep keperilakuan.
2. Untuk mengetahui dan memahami awal munculnya perbedaan persepsi.
3. Untuk mengetahui dan memahami dampak dari struktur kepemilikan terhadap
kinerja perusahaan,
4. Untuk mengetahui dan memahami teori ekonomi perusahaan.

2
5. Untuk mengetahui dan memahami beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep
yang berbeda.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERUSAHAAN (ENTITAS) : AWAL PERDEBATAN KONSEP KEPERILAKUAN

2.1.1. PENGERTIAN PERUSAHAAN


Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang
perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan), yang dilakukan secara terus-
menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijik), dan dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba. Secara umum perusahaan adalah suatu unit
kegiatan produksi yang mengolah sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa
bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat. Sumber ekonomi atau disebut juga dengan faktor
produksi yang sering dikelola oleh perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam empat
kriteria atau yang biasa disebut dengan istilah 4M (Men, Money, Materials dan
Methods).

2.1.2. TUJUAN PERUSAHAAN


Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna
memaksimalkan nilai para pemegang saham. Akan tetapi, dibalik tujuan tersebut masih
terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditor. Jika
perusahaan berjalan lancar maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan
nilai utang perusahaan dalam bentuk obligasi akan sangat terpengaruh. Ada juga
perusahaan yang beroperasi dengan tujuan selain memaksimalkan keuntungan.
Perusahaan nirlaba ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti
melakukan penelitian di bidang kesehatan atau perlindungan terhadap sumber daya
alam. Secara umum banyak metode dan teknik yang dikembangkan dalam penilaian
perusahaan, diantaranya adalah :

3
1. Pendekatan laba seperti metode rasio tingkat laba (price earning ratio), metode
kapitalisasi proyeksi laba.
2. Pendekatan arus kas seperti metode diskonto arus kas.
3. Pendekatan dividen seperti metode pertumbuhan dividen.
4. Pendekatan aset seperti metode pendekatan aset.
5. Metode harga saham.
6. Pendekatan nilai tambah ekonomi (economic value added).

2.1.3. PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PERUSAHAAN

Pemangku kepentingan dalam perusahaan disebut dengan stakeholders atau


pemegang saham. Stakeholders didefinisikan sebagai kelompok atau individu yang
dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Stakeholders dibagi menjadi 2 :

1. Stakeholders primer adalah ‘pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan


organisasi tidak dapat bertahan’.
2. Stakeholders sekunder didefinisikan sebagai “pihak yang memengaruhi atau
dipengaruhi oleh perusahaan, tetapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan
perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan”.

Menurut teori klasik managerial firm, secara umum tipe kepemilikan dan
pengendalian perusahaan terbagi menjadi 2 :

1. Perusahaan dimiliki oleh banyak pemegang saham dan dikendalikan oleh


manajemen.
2. Perusahaan dimiliki dan dikendalikan oleh pemilik modal.

4
2.2 MUNCULNYA PERBEDAAN PERSEPSI

Munculnya perbedaan persepsi tentang konsep perusahaan didasarkan pada adanya


perdebatan yang cukup hangat mengenai pencatatan akuntansi dalam alur konsep
kepemilikan (proprietary) dan konsep entitas.

2.2.1. Konsep Kepemilikan


Menurut teori kepemilikan (proprietary theoy), entitas adalah agen, perwakilan, atau
pengaturan di mana seorang wiraswasta atau pemegang saham beroperasi. Sudut
pandang dari konsep ini memandang kelompok pemilik adalah sebagai pusat
kepentungan yang dicerminkan dalam cara-cara di mana catatan akuntansi disimpan
dan laporan keuangan disusun. Tujuan utama teori kepemilikan adalah penentuan dan
analisis dari kekayaan bersih (net worth) pemilik. Mereka yang menganut konsep ini
telah memahami perusahaan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemilik
tunggal, sekumpulan partner, atau sejumlah pemegang saham. Dalam teori ini
persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.

ASSET – LIABILITIES = PROPRIETOR’S THEORY

Persamaan rumus diatas dibaca: Pemilik memiliki aset dan sekaligus juga mempunyai
kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi
dengan kewajiban perusahaan.

2.2.2. Konsep Entitas

Menurut teori ini, entitas itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak yang menanamkan modal ke dalam suatu perusahaan dan unit bisnis tersebut
yang menjadi pusat perhatian dan menyajikan informasi yang harus dilayani, bukan
pemilik. Unit bisnis (entity) tersebut yang dianggap memiliki kekayaan dan kewajiban
perusahaan kepada kreditor maupun kepada pemilik. Konsep ini kemudian
berkembang dengan istilah teori keagenan. Persamaan akuntansi menurut konsep ini
adalah sebagai berikut:

5
ASSET = LIABILITIES (PATTON, 1992)

ASSET = EQUITIES (PATTON, 1992)

ATAU

ASSET = LIABILITIES + STOCHOLDERS EQUITIES (HENDRIKSEN DAN VAN BREDA, 1992)

Persamaan rumus di atas dibaca: Aset adalah hak perusahaan, equity (pemilik fiktif)
merupakan sumber aset yang bisa berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan
kewajiban entitas. Kreditor dan pemilik sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang
berbeda dalam hal perlakuan atas income, risiko, pengawasan, dan likuidasi. Laba
adalah milik entitas sebelum dibagikan kepada pemilik.

Jika dikaji lebih lanjut, konsep entitas, sama seperti konsep kepemilikan, merupakan
sudut pandang, sebuah sikap dalam pikiran yang tidak hanya dibatasi terhadap akuntan.
Ini merupakan esensi dari konsep akuntansi entitas. Penganut konsep ini melihat entitas
sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak yang memberikan
kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka memandang aset dan kewajiban
sebagai milik entitas itu sendiri dan bukan milik pemegang saham atau pemilik
perusahaan.

Tujuan Pelaporan Keuangan, Persamaan Neraca, dan Penentuan Laba

Pendekatan Tujuan Pelaporan Persamaan Pendekatan


Teori Keuangan Neraca Penentuan Laba
Kepemilikan Mengukur aset neto dan A–L=E Aset – Liabilitas
(proprietary) meningkatkan aset neto
Entitas (entity) Menilai kinerja dan A=D+E Pendapatan -
menentukan laba untuk A=L Biaya
distribusi A=E

2.2.3. Konsep Tanggungjawab Sosial

Corporate social responsibility (CSR) dalam bahasa Indonesia dikenal dengan


tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan di Amerika konsep ini sering kali

6
disamakan dengan corporate citizenship. Pada intinya, keduanya dimaksudkan sebagai
upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan
lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada cara perusahaan berinteraksi dengan
stakeholder yang dilakukan secara sukarela. Pada dasarnya, ada 3 hal yang memotivasi
perusahaan melakukan CSR.

1. Corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan;


2. Corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari
norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan
pemerataan sosial;
3. Corporate citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial
berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.

Secara teoretis, konsep tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan
setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna
responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna
liability atau kewajiban yuridis atau hukum.

1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility


Pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada
suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk
menanggung segala resiko dan atau konsekuensi apa pun dari perbuatan yang
didasarkan atas moral tersebut.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability
Biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan. Perbedaan antara
tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna
liability pada hakikatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung
jawab itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum
maka termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu
telah diatur di dalam norma hukum maka termasuk dalam makna liability. Konsep
tanggung jawab sosial memberikan wajah baru bentuk kepedulian perusahaan

7
terhadap masyarakat dengan alasan bahwasanya kegiatan produksi baik langsung
maupun tidak langsung membawa dampak for better or worse bagi kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi di sekitar perusahaan beroperasi.

2.3 DAMPAK STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN

2.3.1. Classical Theory of Managerial Firm

Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan yang dikendalikan
oleh manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan oleh pemilik
perusahaan, disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan di antara keduanya. Perusahaan
yang dikendalikan oleh pemiliknya akan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi
dengan ukuran perusahaan yang lebih kecil, sebaliknya untuk perusahaan yang dikendalikan
oleh manajemen maka akan dihasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dan ukuran
perusahaan yang lebih besar.

2.3.2. Agency Theory

Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak
yang terjadi antar anggota dalam perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan agent (agen)
sebagai pelaku utama. Teori keagenan bertujuan untuk menyelesaikan:

1. Masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan antara pemilik perusahaan dan
manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan melakukan verifikasi pekerjaan manajemen.
2. Masalah pembagian risiko yang muncul ketika pemilik perusahaan dan manajemen
memiliki perilaku yang berbeda terhadap risiko.

Sebuah Overview Mengenai Teori Keagenan:

Ide Kunci Hubungan Pemilik Perusahaan dan Manajemen


Unit analisis Kontrak antara pemilik perusahaan dan manajemen
Asumsi manusia Mementingkan diri sendiri, terikat rasionalitas, menolak risiko
Asumsi organisasi Konflik antarpartisipan, efisiensi sebagai kreasi efektifitas,
asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen
Asumsi informasi Informasi sebagai komoditas yang diadakan
Masalah kontrak Moral hazard & adverse selection dan pembagian risiko

8
Permasalahan Hubungan dari perbedaan pemilik perusahaan dengan
manajemen dan preferensi risiko (regulasi kompensasi,
kepemimpinan, manajemen impresi, pelapor pelanggaran
(whistle blowing), integrasi vertikal, transfer pricing

2.4 PENGARUH TEORI EKONOMI PERUSAHAAN

Konsekuensi dari sudut pandang yang berbeda : Timbulnya pemahaman yang


berbeda mengenai konsep kepemilikan dan konsep entitas dapat dilihat dari perbedaan
cara dalam memahami dan memandang keuntungan perusahaan. Seorang ilmuwan yang
bernama Lorid (1964) menyebutkan perbedaan akuntansi dan pelaporan disebabkan
oleh eksistensi dari dua sudut pandang utama. Meskipun demikian, terdapat beberapa
gradasi atau bahkan bayangan dalam konsep kepemilikan dan konsep entitas. Oleh
karena alasan ini, mungkin akan sulit menemukan item-item dari daftar yang
digunakannya ketika menyampaikan persepsi tentang sudut pandang ini yang sesuai
dengan perbedaan spesifik. Lorid menunjukkan semua pendukung konsep entitas tidak
tertarik pada penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga. Hal ini
merupakan kebalikan dari para pendukung sudut pandang kepemilikan yang
mempraktikkan penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat hatga. Orang-
orang yang menganut sudut pandang entitas biasanya lebih peduli pada kehidupan dan
pertumbuhan entitas, dan segala sesuatu yang berkaitan guna memastikan bahwa
seluruh aset digunakan secara menguntungkan di berbagai divisi organisasi.

2.5 BEBERAPA HIPOTESIS KEPERILAKUAN UNTUK KONSEP YANG


BERBEDA

2.5.1. Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi


Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi, norma
kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola interaksi
secara tumpang-tindih. Persepsi umumnya bergantung pada besarnya asumsi yang
dibawa oleh seorang individu pada kesempatan khusus. Makna dan signifikansi yang
kita tentukan pada sesuatu, seseorang, dan suatu kejadian bergantung pada makna dan

9
signifikansi yang kita bangun menjadi kerangka referensi melalui pengalaman masa
lalu. Kerangka ini mungkin saja menggunakan sistem nilai kita, yang terkadang dicetak
selama bertahun-tahun ketika kita membentuk sikap terhadap bermacam-macam
situasi, orang, kelompok, dan sebagainya.

2.5.2. Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham
dari perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan.
Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham biasa dalam
kuantitas yang substansial.
Dapat dipastikan bahwa sebagian besar kepemilikan tunggal, anggota persekutuan,
dan direktur maupun pemegang saham dari perusahaan kecil melihat perusahaan
dengan sudut pandang kepemilikan. Sulit bagi banyak orang untuk memisahkan bisnis
mereka dengan kepentingan pribadi. Semuanya dianggap sebagai hak milik dan
cenderung disalurkan ke dalam satu jaringan kekayaan.

2.5.3. Beberapa Hipotesis Berkaitan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung
jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari
pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai
semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik dari
keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang
pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi
pemiliknya. Namun, mayoritas dari mereka sepertinya dikondisikan oleh cara di mana
perusahaan membuat struktur dan cara di mana peranan signifikan perusahaan dalam
masyarakat dilakukan.

2.6 USAHA MEREKONSILIASI KONSEP DASAR

2.6.1 Teori Akuntansi Dana

10
Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seeorang
memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana sebagai
pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan
personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut
pandang statistik guna menangani masalah akuntansi.
Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, bersama dengan
ekuitas dan utang, di mana dana yang diperoleh dari ekuitas dan utang penggunaannya
dibatasi hanya pda aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana ini dan cara
pembelanjaan. Hal ini konsisten dengan cara di mana konsep entitas dipahami dalam
perusahaan. Meskipun demikian, Vatter memandang teori dana yang dicetuskannya
sebagai impersonal dan netral. Adapun persamaan akuntansi dana adalah sebagai
berikut:

ASET = PEMBATASAN ASET

Dalam persamaan ini akuntansi didefinisikan dalam istilah aset. Penggunaan aset ini
adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum
terhadap penggunaan aset.

2.6.2 Penghapusan Faktor-Faktor


Gagasan teori dana didasarkan pada asumsi bahwa teori entitas maupun teori
kepemilikan mencapai kesepakatan atas penggunaan berbagai item dalam pelaporan
keuangan, dan keduanya sepakat dengan cara menghitung setiap item dalam laporan
keuangan. Lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa persetujuan tersebut tidak mungkin ada
pada item-item tertentu. Oleh karena alasan ini, mempersiapkan pelaporan keuangan
secara netral tidak mungkin dapat dipraktikkan.
Masalah yang penting adalah kepentingan yang timbul. Mereka yang benar-benar
menunjukkan kepentingan sebagai wiraswasta dalam catatan akuntansi mempunyai
pandangan kepemilikan yang kuat. Mereka yang mempunyai sudut pandang entitas
tidak mampu melihat hal ini. Dengan demikian, dalam hal ini tidak dapat dipersiapkan

11
satu pelaporan netral guna melukiskan posisi keuangan dan hasilnya dalam cara yang
dipahami, baik oleh teorektikus entitas maupun teoretikus kepemilikan.

2.6.3 Teori Komando


Proses pengorganisasian koordinasi membawa ke arah pembentukan struktur
organisasi yang menjelaskan bagaimana tugas-tugas dibagi dan sumber daya
dimanfaatkan. Struktur koordinasi organisasi didefinisikan sebagai:
1. Sekumpulan tugas formal yang dimandatkan kepada individu dan departemen.
2. Hubungan pelaporan formal, termasuk garis wewenang, tanggung jawab
keputusan, jumlah tingkat hierarki, dan rentang pengawasan manajer.
3. Desain sistem untuk menjamin koordinasi yang efektif dari karyawan di berbagai
departemen.

Rantai komando merupakan garis wewenang tidak terputus yang menghubungkan


semua orang dalam koordinasi organisasi dan menunjukkan posisi orang yang
bertanggung jawab. Rantai komando mengilustrasikan struktur wewenang dari
organisasi. Wewenang merupakan hak formal dan sah dari seorang manajer untuk
mengambil keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalolasikan sumber daya agar
tercapai hasil yang diharapkan organisasi. Wewenang ditentukan dengan tiga kategori:
1. Wewenang berada pada posisi organisasi, bukan kepada orang.
2. Wewenang diterima oleh bawahan.
3. Wewenang mengalir ke bawah pada koordinasi hierarki vaertikal.

Tanggung jawab merupakan sisi lain dari koin wewenang. Tanggung jawab
merupakan kewajiban seorang karyawan untuk melakukan tugas atau aktivitas yang
diberikan kepadanya. Akuntabilitas merupakan mekanisme yang digunakan agar
wewenang dan tanggung jawab berjalan selaras. Akuntabilitas berarti bahwa orang-
orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab harus melakukan pelaporan dan
penjelasan mengenai tugas yang diberikan kepada atasan mereka dirantai komando.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Diakui bahwa disiplin akuntansi menghadapi kurangnya teori akuntansi umum


dan kekurangan ini berhubungan dengan kurangnya kesepakatan mengenai konsep
dasar akuntansi. Fakta bahwa hasil akuntansi yang berbeda dapat terjadi membuat
rekonsiliasi antara konsep entitas dengan konsep kepemilikan menjadi tidak
mungkin. Dalam akuntansi, kita seharusnya peduli dalam mengekspresikan
kebenaran tentang unit sosial di mana akuntansi atau laporan keuangan, sepanjang
dapat dipastikan dan diekspresikan dalam unit yang dianggap tepat untuk tujuan ini.
Dapat dilihat bahwa kita tidak berusaha mengekspresikan aktivitas entitas dalam
catatan akuntansi entitas dari sudut pandang pemegang saham. Kita harus
mengekspresikan aktivitas entitas dari sudut pandang mereka yang terutama tertarik
dengan kehidupan entitas. Sebagaimana kita lihat, dua ekspresi ini sangat berbeda.

3.2 SARAN

Semoga isi dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menjadi pembelajaran yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Segala masukkan, tanggapan, saran serta kritikkan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikkan dimasa depan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. (2019). Akuntansi Keperilakuan (Akuntansi


Multiparadigma). Jakarta: Salemba Empat.

Supriyono, R.A. (2016). Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai