Anda di halaman 1dari 11

ASPEK TEORI KONTIJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Disusun Oleh :

NAMA : Lili Safitri


NIP : 17 320 035
JURUSAN : Akuntansi

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU


2019/2020
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya.
Yang telah memberikan kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah matakuliah
pengantar pendidikan yang berjudul ” Aspek Teori Kontijesi dalam Akuntansi Keperilakuan”
sehingga dapat terselesiakan tepat pada waktunya.
Terlepas dari semua itu , mungkin dalam penyususan makalah terdapat kesalahan yang tida
disadari ,untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan ........................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Teori Kontijensi ....................................................................................... 5
2.2 Jenis Transaksi Kontijensi ......................................................................................... 6
2.3 Munculnya Perumusan Kontijensi ............................................................................ 7
2.4 Variabel-Variabel Dasar Kontijensi dan Hubungannya ........................................ 8
2.5 Isi Teori Kontijensi ..................................................................................................... 9
2.6 Kerangka Evaluasi Teori Kontijensi ......................................................................... 10
2.7 Implikasi Untuk Riset ................................................................................................. 11
Bab III Penutup................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Teori kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai
macam tujuan dan untuk mengahadapi persaingan (Otley, 1980). Merchant (1982)
menyatakan bahwa tidak terdapat sistem pengendalian yang secara universal selalu tepat
untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Sistem pengendalian
akan berbeda-beda di tiap-tiap organisasi yang berdasarkan pada faktor organisasioris dan
faktor situasional. Secara nyata Copley, (1923) menyatakan bahwa pengendalian adalah yang
pesat gagasan dari manajemen ilmiah. Perkembangan prinsip operasional ini ke sistem
pengendalian manajemen menyiratkan bahwa harus ada satu sistem pengendalian terbaik
yang memaksimalkan efektivitas manajemen dan hanya satu setting kontijensi. Banyak dari
model portofolio dalam perumusan dan implementasi strategi didasarkan pada pandangan
yang universal tersebut. Dengan bukti empiris hubungan pengendalian kontijensi, pandangan
yang tidak nampak seperti uraian sistem pengendalian yang sah. Pada sisi lain yang ekstrim,
pendekatan “kondisi-khusus” membantah bahwa faktor yang mempengaruhi sistem
pengendalian adalah sedemikian unik sehingga aturan umum model tidak bisa diterapkan.
Peneliti dipaksa untuk mempelajari masing-masing perusahaan dan sistem pengendalian
secara individu dan para pendukung dasar pemikiran ini cenderung untuk melakukan riset
kasus. Pendekatan kontijensi diposisikan di antara kedua ekstrim ini. menurut teori kontijensi,
kelayakan dari sistem pengendalian yang berbeda tergantung pada setting bisnis tersebut.
Bagaimanapun, berlawanan dengan model kondisi khusus, generalisasi sistem pengendalian
dapat di buat untuk bisnis secara luas. Mengembangkan model kontijensi memerlukan suatu
basis yang membagi setting kompetitif ke dalam kelas terpisah, dan ada pekerjaan kecil untuk
mengindetifikasi variabel kontijensi yang relevan. Suatu variabel kontijensi terkait dengan
level dimana bisnis yang berbeda pada variabel itu juga memperlihatkan perbedaan utama
bagaimana atribut pengendalian atau tindakan berhubungan dengan kinerja. Kategori yang
pertama terdiri dari variabel yang berhubungan dengan ketidakpastian. Sumber
ketidakpastian yang utama meliputi tugas dan ketidakpastian lingkungan eksternal.
Ketidakpastian tugas adalah suatu fungsi dari tindakan seorang manajer untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan (Hirst, 1981). Kategori yang kedua dari variabel kontijensi,
berhubungan dengan interdependensi dan tehnologi perusahaan. Hal ini meliputi definisi
tehnologi yang dikembangkan oleh Woodward (1965) dan Perrow (1967) yang membagi
tehnologi kedalam batch kecil, batch besar, memproses dan kategori produksi massal.
Menurut Perrow (1967) definisi didasarkan pada banyaknya pengecualian dalam memproses
produk atau jasa dan sifat alami dari proses ketika pengecualian ditentukan. Kategori yang
ketiga terdiri dari industri, perusahaan dan variabel unit bisnis seperti ukuran, diversifikasi
dan struktur. Study industri sudah menguji pengendalian pada pabrikasi, jasa keuangan serta
riset dan pengembangan perusahaan. Diversifikasi mengacu pada tingkat keanekaragaman
dalam suatu lini produk dan atau struktur perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Teori Kontijensi dalam Akuntasi Keperilakuan
2. Bagaimana peran dalam Teori Kontijensi dalam Akuntansi Keperilakuan
1.3 Tujuan
1. Agar dapat memahami apa itu Teori Kontijensi dalam Akuntansi Keperilakuan
2. Untuk mengetahui bagaimana peran Teori Kontijensi dalam Akuntansi Keperilakuan

Bab II
Pembahasan

2.1 Pengetian Teori Kontijensi


Menurut teori, sistem yang terbuka pada perusahaan sangat berkaitan dengan interaksi
untuk penyesuaian dan pengendalian terhadap lingkungan guna kelangsungan hidup usaha.
Teori kontijensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suastu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem
pelaporan keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontijensi
merupakan alat pertama dan yang terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur
organisasi.
2.2 Jenis Transaksi Kontijensi
Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (tunggakan).
Kontijensi tagihan yaitu:
1. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain adalah semua bentuk garansi yang
diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank penjaminan bila
pihat yang dijaminkan melakukan ingkar janji atau wanprestasi dikemudian hari.
2. Pembeli opsi valuta asing adalah perjanjian yang memberikan hak pilihan kepada
pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak menggunakan dalam bentuk jual beli
valuta asing.
3. Pendapatan bunga dan penyelesaian dalam akuntansi khususnya yang menyangkut
pendapatan bunga dari produktif, bank akan menganut prinsip konservtif dalam arti
sangar hati-hati.
Kontijensi kewajiban yaitu:
1. Garansi yang diberikan
2. Surat kredit berdokumen dalam negri (SKBDN) yang dapat dibatalkan dalam rangka
perdagangan dalam negri.
3. Penjualan opsi valuta asing. Klasifikasi Pengendalian Kontijensi Fisher (1995)
mengklasifikasikan menjadi empat kategori yang tergantung pada kontijensi,
pengendalian, dan variabel hasil.
2.3 Munculnya Perumusan Kontijensi
Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi manajemen
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang
telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan
bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang
semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna
mengembangkan suatu penjelasan penting.
Pengaruh Hasil Empiris
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan
dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi pengembangan
perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah
dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara satu situasi
dengan situasi yang lain.
Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam akuntansi
manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah
memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul
sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi
empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan
jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi
produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan.
Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus
disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang
dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.
Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan
anggaran (budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam
anggaran menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap
para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga mempertimbangkan
efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya
batasan anggaran bersifat kaku.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja terintegritas,
sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dengan yang
lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan batu
bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain. Studi awal
menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai jika
terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai bergantung
pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab yang
terlibat.
Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan
informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai
manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem
pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis
persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan
pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi
(lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba
akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara
operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan
informasi anggaran untuk mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam
kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan
dari sistem akuntansi, maka gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk
mencapai anggaran akurat terhadap lingkungan.
Pengaruh Teori Organisasi
Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang
mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga
variabel kontinjensi adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah
digunakan sebagai contoh ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi
akuntansi manajemen teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap
pendekatan akuntansi manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari
pendekatan ini tidak dapat dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha
untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi
teori kontinjensi akuntansi manajemen yang terjadi lebih dahulu.
2.4 Variabel-variabel Dasar Kontijensi dan Hubungannya
Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih
banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua
kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan
perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam
praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial tertentu.
Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua
perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap
negara.
Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan ketidakpastian.
Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas: a) dimensi stabil-
dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur organisasi
dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis ditandai dengan
tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan eksternal yang pada dasarnya
sama dari waktu ke waktu dalam proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-
heterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor
lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor
yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian
ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan.
Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang menyatakan bahwa
ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem
akuntansi manajemen.
Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi terutama
mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau
menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan
dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi,
teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti
jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan,
dan lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi
konsep penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks
teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.
Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat
yang diturunkannya.
Pada kenyataannya , dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia dalam
rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai model
keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif, perbedaan
dalam horizon waktu, c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam
pertimbangan pengambilan keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang
berubah-ubah, e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan
pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Dipengaruhi Variabel Kontinjensi
Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang
dirancang untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut
adalah :
1. Pengungkapan, penggolongan, presentasi, penilaian, dan kebutuhan pengukuran dari
nergara-negara yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan
rata-rata produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan
perusahaan, penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian
ekonomi dan lain sebagainya.
2. Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporanyang
bersifat sementara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non
keuangan), metode alokasi biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan
lain-lain), unsur waktu dari infoemasi (peramalan), tingkat agegasi dan desentraliasi
(akun gabungan dan pelaporan yang terdiri dari beberapa bagian), dan pengungkapan
tentang tujuan dari pelaporan khusus (seperti laporan nilai tambah, laporan
ketenagakerjaan, dan format laporan lain dari akuntansi sosial).
3. Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan
pelaporan dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana.
Atribut ini dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang
lain.
2.5 Isi Teori Kontijensi
Studi Empiris
Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi pendekatan
kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara dari studi utama
menggunakan faktor metodologi analisis yang memandang permasalahan dalam penafsiran
dan perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari variabel asli yang mendasari
konsep teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh peneliti tersebut. Tentu saja,
perbedaan yang sangat kecil dalam kesalahan acak pada pengukuran mengakibatkan
diperolehnya faktor yang sangat berbeda, sehingga membuat perbandingan antar studi yang
berbeda hampir mustahil. Walaupun analisis faktor adalah metode yang bermanfaat sebagai
dasar dimensi bahwa penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi pengetahuan lebih
lanjut.
Bruns dan Watrehouse membantah bahwa perilaku manajer berkaitan dengan anggaran
merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan, otonomi,
dan derajat tingkay aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa pengendalian
strategi yang berbeda bergantung pada jenis organisasinya.
Perumusan Teoretis
Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis menyangkut
sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner berusaha
untuk menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) yang mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori
organisasi. Kebijakan manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah
penting bagi pencapaian organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan
karakteristik organisasi diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-
masing variabel kontinjenti tersebut dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan
variabel SIA. Walaupun pertanyaan SIA didesain untuk menghadapi lingkungan, organisasi
dan kondisi-kondisi gaya pengambilan keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola
dasar perusahaan dan pengelompokan variabel kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua
contoh tersebut mempunyai usulan mengenai karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat
diperbaiki dengan pemanfaatan sesuai SIA. Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari
efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan yang nampak sepertinya didasarkan
pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh mahasiswa
yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang
diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan
berbagai kontinjensi yang dikenali. Argumentasinya bahwa desain apapun dari sistem
perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada :
1. Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.
2. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur
organisasi).
3. Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya,
apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi)
4. Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senior.

2.6 Kerangka Evaluasi Teori Kontijensi


SIA hanya meliputi salah satu bagian dari struktur pengendalian organisasi. Suatu strategi
pengendalian organisais akan melibatkan pertimbangan desain organisasim, sistem informasi
manajemen, dan sistem perencanaan dan pengendalian. Tentu saja, hal ini mungkin terlihat
sama dengan subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan perasaan para manajer industri
tertentu bahwa SIA yang digunakan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dalam desain
organisasi. Dengan adanya kekurangan tersebut, dibentuklah teori kontinjensi SIA diluar
konteks dari keseluruhan paket pengendalian organisasi yang nyata. Pertana, apa yang
mendasari SIA, sehingga berpengaruh baik terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi
untuk mencapai tujuannya dan proses pengendalian lain yang kkomplementer terhadap
SIA. Kedua, terdapat jangkauan menyeluruh dari faktor yang akan memengaruhi pencapaian
organisasi, dan bahwa hal itu akan mengendalikan strategi dan struktur, serta menyatakan
mengenai produk pasar dan pengaturan antarorganisasi. Pengaruh SIA terhadap riset
kelihatannya relatif kecil. Akhirnya, pertu ditentukan faktor apa yang mendasari pencapaian
organisasi yang efektif dengan menggunakan perbandingan antara sasaran hasil organisasi
dengan standar. Terdapat berbagai kesulitan substansial dalam pengukuran efektivitas
organisasi yang penting begi ukuran tersebut untuk mengembangkan teori kontinjensi secara
benar.
2.7 Implikasi Untuk Riset
Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan studi dari
berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk memengaruhi
perilaku anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal. Sulit untuk
memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya bertindak sebagai suatu
paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta ini memperluas lingkup tentang penyelidikan
dan pengindikasian cakupan aktivitas kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem
imbalan adalah suatu penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat digunakan
untuk mencapai tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan
menjadi sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian spesifik. Mungkin,
riset awal dari strategi untuk mengidentifikasi kombinasi pengendalian terutama sekali ditujukan
untuk keadaan tertentu.
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan
kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara
langsung deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang penting bagi
pengendalian organisasi efektif yaitu :
1. Spesifikasi suatu sasaran.
2. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
3. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil pengendalian.
4. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.
Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan perhatian
pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka
kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian
berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan
kontinjensi tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam
membantu pencapaian organisasi.
Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat
berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membenuk satu pengendalian organisasi
yang teratur.banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode
analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti
harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti
hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting
dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu,
sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga
mampu menjelaskan proses dengan mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai
jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan
menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi
dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah
suatu tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada
riset terhadap sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang
berfungsi dalam organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan
terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadi satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan
datang. Kerangka pengendalian kontijensi suatu isu dipecahkan dalam mengembangkan suatu
model pengendalian kontijensi tentang pemahaman bagaimana faktor kontijensi ditentukan
dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pada beberapa titik waktu, organisasi memilih pasar
dimana perusahaan tersebut bersaing dan strategis dalam pasar itu, dan pada dasarnya mampu
mengendalikan semua faktor kontijensi. Oleh karena itu, determinasi faktor kontijensi
mungkin menjadi proses interaktive, sebagian dari faktor dipilih oleh perusahaan, sedangkan
yang lain adalah suatu hasil keputusan yang lalu dan faktor eksternal.

Anda mungkin juga menyukai