Anda di halaman 1dari 10

FAIR VALUE

DISUSUN OLEH :
1. SISKA SRIVENHTI ZEGA 20160102133
2. YUSNANI NURMALA 20160102063
3. NOVIA KRISTIANA 20160102135
4. KHUSNUL HARFIAH 20160102090
KARAKTERISTIK IFRS

IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit
penerapan
prinsip tersebut.
–Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi
mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian
sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai .

Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitatif maupun kualitatif
NILAI WAJAR PSAK

 PSAK : Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
 Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
HIRARKI PENENTUAN NILAI WAJAR
 Kuotasi harga di pasar aktif
 Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi:
–penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak- pihak yang mengerti,
berkeinginan, jika tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model).
Fair value adalah harga yang diterima atas penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer
liabilitas dalam transaksi antar pihak yang berkepentingan pada tanggal pengukuran.

“...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction
between market participants at the measurement date.

Exit price didaarkan pada pasa aktif. Jika tidak ada didasarkan teknik valuasi. Bukan berasal dari transaksi
dari pihak yang mengalami kesulitan keuangan Nilai fair value merupkan pengukuran pasar, bukan
ukuran spesifik suatu entitas. Konsekuensinya entitas yang memiliki keinginan untuk memegang aset
tersebut atau menjualnya tidak relevan dalam pengukuran nilai wajar. Biaya transaksi diabaiikan karena
bukan merupakan karakteristik dari aset dan liabilitas yang diukur. Mengasumsikan terjadi di pasar.

Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi bahwa pihak yang berpartisipasi dalam pasar
menentukan harga aset atau liabilitas berdasarkan kondisi pasar saat itu, termasuk asumsi tentang risiko.
Karakteristik atas aset dan liabilitas khusus yang dipertimbangkan pihak berpartisipasi dalam pasar saat
menentukan harga pada tanggal pengukuran, termasuk umur, kondisi dan lokasi asset Ristriksi atas
penjualan atau penggunaan Pedoman penerapan .
PENGERTIAN ASET TETAP
 Aset tetap adalah aset berwujud yang:
 1.Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
 2.Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

Tidak berlaku untuk hak penambangan reservasi tambang


Ciri –cirinya adalah
“Used in operations” and not for resale.
Long-term in nature and usually depreciated.
Possess physical substance.
Pengukuran awal suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada
awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan adalah biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ,biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset

Pengukuran setelah pengakuan awal entitas harus memilih antara:


cost model revaluation model sebagai kebijakan akuntansinya, dan menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Pengukuran setelah pengakuan awal cost model revaluation model setelah diakui sebagai aset, aset tetap
dicatat sebesar : biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset
setelah diakui sebagai asset.
Aset tetap dicatat sebesar : –jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
PENENTUAN NILAI WAJAR
 Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang
memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
 Pengukuran setelah Pengakuan Awal Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang
berkelanjutan, maka Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya
pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost).
 Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap. Jika nilai wajar dari asset yang
direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu
direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan,
asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
 Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi.
NILAI WAJAR – PSAK 13
 Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu. Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang dilaporkan
berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika diestimasi pada waktu yang berbeda. Definisi
nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian secara serempak dari kontrak penjualan tanpa
perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan
dan memiliki pengetahuan memadai seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara
serempak
 Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan
dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan
bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di
masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk
pembayaran rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut
 Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi
dan kondisi yang sarna dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus
memperhatikan adanya perbedaan dalam sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati
dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti
Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu entitas harus mempertimbangkan
informasi dari berbagai sumber:
–Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi berbeda
(atau berdasarkan pada sewa ataukontrak.lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan
perbedaan tersebut;

–Harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk
mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada
harga tersebut.

–Proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang dapat
diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada
dan (jika mungkin) dengan bukti eksternal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam
lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar
kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.

Anda mungkin juga menyukai