Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

Defenisi Nilai Wajar


PSAK 68 memberikan defenisi seragam pada nilai wajar untuk transaksi
yang mengharuskan atau diperkenankan menggunakan pengukuran nilai wajar di
PSAK lain.
Berikut ini adalah perbandingan defenisi nilai wajar anatara PSAK 68 dan PSAK
lainnya :
PSAK Sebelumnya PSAK 68 : Nilai Wajar
Jumlah suatu asset dipertukarkan atau Harga yang akan diterima untuk
liabilitas atau diselesaikan antara pihak menjual suatu asset atau harga yang
yang berkeinginan dan memiliki akan dibayar untuk mengalihkan suatu
pengetahuan dalam suatu transaksi liabilitas dalam transaksi teratur antara
yang wajar. pelaku pada tanggal pengukuran.

Nilai wajar dinilai sebagai konsep yang paling sesuai dan relevan untuk
penyusunan laporan keuangan sebuah perusahaan atau entitas bisnis sebab bisa
mengambarkan nilai pasar yang sebenarnya terjadi. Nilai wajar ini digunakan
untuk mengukur: satu satu, sekelompok asset, satu liabilitas, sekelompok
liabilitas, konsiderasi bersih dari satu atau lebih asset dikurangi satu atau lebih
liabilitas terkait, satu segmen atau devisi dari sebuah entitas, satu lokasi atau
wilayah dari suatu entitas, satu keseluruhan entitas.
Aset dan Liabilitas
Pengukuran nilai wajar adalah untuk asset atau liabilities. Ketika mengukur
nilai wajar, entitas memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku
pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset
atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik tersebut misalnya : kondisi
dan lokasi aset; dan pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset.
Dampak pengukuran yang timbul dari karakteristik tertentu akan berbeda
tergantung pada bagaimana karakteristik tersebut akan diperhitungkan pelaku
pasar.
Aset atau liablitas yang diukur pada nilai wajar yang berdasarkan PSAK 68
dapat terdiri salah satu sebagai berikut :
o Aset atau liabilitas yang terdiri sendiri ( contohnya instrumen keuangan atau
aset non keuangan)
o Sekelompok aset, sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas (
contoh suatu unit penghasil kas atau bisnis)
Entitas mengukur nilai wajar suatu asset atau liabilities menggunakan
asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga asset atau
liabilities tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam
kepentingan ekonomi terbaiknya.
Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum, mempertimbangkan faktor
yang spesifik untuk :
Asset dan liabilitas
Pasar utama
Pelaku pasar yang akan melakukan transaksi

Transaksi
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liablitas
dipertukarkan dalam suatu transaksi tertaur antara pelaku pasar untuk menjual aset
atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar
saat ini. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual
aset atau mengalihkan liabilitas terjadi :
o Di pasar utama ( principal market) untuk aset atau liabilitas tersebut,
o Jika tidak terdapat pasar utama yang paling menguntungkan ( most
advantegous market ) untuk asset atau liabilitas tersebut.
Entitas tidak perlu melaksanakan pencarian menyeluruh atas semua pasar
yang ada untuk mengidentifikasi pasar utama, atau jika tidak terdapat pasar utama,
pasar yang paling menguntungkan, namun entitas memperhitungkan seluruh
informasi yang sewajarnya tersedia. Jika tidak terdapat bukti yang bertentangan,
maka pasar dimana entitas umumnya melakukan transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas tersebut dianggapi sebagai pasar utama, atau jika terdapat
pasar utama, pasar yang paling menguntungkan. Jika terdapat pasar utama untuk
aset dan liabilitas, maka pengukuran nilai wajar mempresentasikan harga di pasar
tersebut, bahkan jika harga di pasar yang berbeda berpotensi lebih
menguntungkan pada tanggal pengukuran.

Pelaku Pasar
Dalam PSAK 68 mengukur fair value/ nilai wajar, entitas menggunakan
asumsi bahwa pelaku pasar yang menentukan harga aset atau liabilitas
berdasarkan kepentingan ekonomi terbaiknya memenuhi karakteristik
seperti independent (not related parties), knowledgable, able to enter into
transaction, and willing to enter.
Hal yang dipertimbangkan dalam mengidentifikasi pelaku pasar secara umum
adalah:
o Aset atau liabilitas (baik berdiri sendiri ataupun aset/liabilitas kelompok)
o Pasar (baik pasar utama atapun pasar yang paling menguntungkan ketika pasar
utama tidak ada)
o Pelaku pasar yang melakukan transaksi

Harga
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur di pasar utama (pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal
pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluaran) terlepas
apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian.
Harga di pasar utama ( pasar yang paling menguntungkan) yang digunakan
untuk mengukur nilai wajar asset atau liabilitas tidak disesuaikan dengan biaya
transaksi (transaction cost). Biaya transaksi dicatat sesuai dengan pernyataan lain.
Biaya transaksi bukan merupakan karakteristik suatu asset dan liabilitas.
Penerapan pada Aset Nonkeuangan
Nilai wajar dihitung berdasarkan kemampuan pelaku pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomik dari penjualan aset kepada pelaku pasar yang
akan menggunakan aset tersebut dengan penggunaan terbaik dan tertinggi. Hal ini
memperhitungkan:
o Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically possible);
o Secara hukum diizinkan (legally permissible); dan
o Layak secara keuangan (financially feasible).
Penggunaan tertinggi dan terbaik juga menetapkan premis penilaian
(valuation premise) yang digunakan untuk mengukur nilai wajar. Penggunaan
tertinggi dan terbaik ini didasarkan pada kondisi:
o Penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas, yaitu ketika aset digunakan
bersama dengan aset atau liabilitas lain
o Penggunaan aset secara terpisah

Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri


Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau,
liabilitas non keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya
kepemilikan saham yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam suatu kombinasi
bisnis) dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Penerapan pada liabilitas dan instrumen ekuitas milik entitas sendiri dalam
pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa:
o Liabilitas akan tetap terutang, dan tidak akan diselesaikan atau diakhiri pada
tanggal pengukuran.
o Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan tidak akan
dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.

Metode Pengukuran Nilai Wajar ( Fair Value)


Berdasarkan PSAK No. 68 tahun 2013 tentang pengukuran Nilai wajar, teknik
penilaian nilai wajar yaitu :
1. Pendekatan Pasar (Market Approach)
Pendekatan pasar (market approach) menggunakan harga dan informasi
relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan asset,
liabilitas, atau kelompok asset dan liabilitas yang identik atau sebanding seperti
bisnis.
2. Pendekatan Biaya (Cost Appoarch )
Pendekatan biaya (cost approach) mencerminkan jumlah yang diburuhkan saat
ini untuk menggantikan kapasitas manfaat (service capacity) asset (sering
disebut sebagai biaya pengganti saat ini).
3. Pendekatan penghasilan (Income Approach)
Pendekatan penghasilan (income approach) mengkonversi jumlah masa depan
(contohnya arus kas atau penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal saat
ini (yang didiskontokan). Ketka pendekatan penghasilan digunakan,
pengukuran nilai wajar mencerminkan harapan pasar saat ini mengenai jumlah
masa depan tersebut.

Nilai Wajar pada Saat Pengakuan Awal


Ketika aset diperoleh atau liabilitas diambil alih dalam transaksi pertukaran
untuk aset atau liabilitas tersebut, harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk
memperoleh aset atau diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masukan
atau entry price). Sebaliknya, nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang
akan diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk mengalihkan liabilitas (harga
keluaran). Entitas tidak perlu menjual aset pada harga yang dibayar untuk
memperoleh aset tersebut. Serupa dengan hal tersebut, entitas tidak perlu
mengalihkan liabilitas pada harga yang diterima untuk mengambil alih
liabilitas tersebut.
Ketika menentukan apakah nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah
sama dengan harga transaksi, entitas memperhitungkan faktor yang spesifik atas
transaksi dan aset atau liabilitas tersebut. Paragraf PP04 menjelaskan situasi
dimana harga transaksi mungkin tidak merepresentasikan nilai wajar aset atau
liabilitas pada saat pengakuan awal.
Jika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan entitas untuk
mengukur aset atau liabilitas awalnya pada nilai wajar dan harga transaksi berbeda
dari nilai wajar, maka entitas mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan
dalam laba rugi, kecuali dinyatakan lain dalam Pernyataan tersebut.
Hirarki Nilai Wajar
Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran
nilai wajar dan pengungkapan yang terkait, Pernyataan ini menetapkan hirarki
nilai wajar yang mengkategorikan dalam tiga level (lihat paragraf 7690) input
untuk teknik penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar. Hirarki
nilai wajar memberikan prioritas tertinggi kepada harga kuotasian (tanpa
penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (input Level 1)
dan prioritas terendah untuk input yang tidak dapat diobservasi (input Level 3).
Jika input yang dapat diobservasi membutuhkan penyesuaian menggunakan
input yang tidak dapat diobservasi dan penyesuaian tersebut menghasilkan
pengukuran nilai wajar yang secara signifikan lebih tinggi atau lebih rendah,
pengukuran yang dihasilkan akan dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai wajar.
Sebagai contoh, jika pelaku pasar akan memperhitungkan dampak suatu
pembatasan pada penjualan aset ketika mengestimasi harga untuk aset tersebut,
entitas akan menyesuaikan harga kuotasian untuk mencerminkan dampak dari
pembatasan tersebut. Jika harga kuotasian tersebut adalah input Level 2 dan
penyesuaiannya adalah input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan
terhadap keseluruhan pengukuran, maka pengukuran tersebut akan dikategorikan
dalam Level 3 hirarki nilai wajar.
PSAK 68 menetapkan hirarki nilai wajar yang mengelompokkan input
untuk tehnik penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar menjadi tiga
level input yaitu:
o Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk
aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal
pengukuran.
o Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level
1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau
tidak langsung.
o Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas
Daftar Pustaka

PSAK No 68 Tentang Pengukuran Nilai Wajar

IFRS No 13 Tentang Fair Value Measurement

Anda mungkin juga menyukai