Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
1. Tujuan
Tujuan PSAK ini adalah untuk mendefinisikan nilai wajar (fair value), menetapkan
kerangka pengukuran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran
nilai wajar.
2. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan
pengukuran atau pengungkapan mengenai nilai wajar (dan pengukuran, seperti nilai wajar
setelah dikurangi biaya untuk menjual (fair value less costs to sell), berdasarkan nilai wajar
atau pengungkapan mengenai pengukuran tersebut), kecuali sebagaimana dijelaskan dalam
paragraf 06 dan 07 dalam SAK.
Persyaratan pengukuran dan pengungkapan dalam Pernyataan ini tidak berlaku untuk
hal sebagai berikut:
a) transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran
Berbasis Saham;
b) transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
c) pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar tetapi bukan
merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net realisable value) dalam PSAK
14: Persediaan atau nilai pakai (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
Pengungkapan yang disyaratkan dalam Pernyataan ini tidak disyaratkan untuk hal
sebagai berikut:
a) aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24;
b) investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan
PSAK 18
c) aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya pelepasan
sesuai dengan PSAK 48.
B. PENGUKURAN
1. Definisi Nilai Wajar
Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.
2. Aset atau Liabilitas
Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset dan liabilitas tertentu. Oleh karena itu,
ketika mengukur nilai wajar entitas memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika
pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau
liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik tersebut termasuk, sebagai contoh, hal
sebagai berikut: (a) kondisi dan lokasi aset; dan (b) pembatasan, jika ada, atas penjualan atau
penggunaan aset.
3. Transaksi
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas
pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi: (a) di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas
tersebut; atau (b) jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan (most
advantegous market) untuk aset atau liabilitas tersebut.
4. Pelaku Pasar
Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas menggunakan asumsi yang
akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan
asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
5. Harga
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur dipasar utama (atau
pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini
(yaitu harga keluar) terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau
diestimasi menggunakan teknik penilaian lain.
6. Penerapan pada Aset Nonkeuangan
a. Penggunaan Tertinggi dan Terbaik untuk Aset Nonkeuangan
Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku
pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam
penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau dengan menjualnya
kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan
tertinggi dan terbaiknya.
b. Premis Penilaian untuk Aset Nonkeuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan menetapkan premis penilaian
(valuation premise) yang digunakan untuk mengukur nilai wajar aset, sebagai berikut:
a) Penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas maka nilai wajar adalah
didasarkan asumsi aset tersebut digunakan bersama aset atau liablitas lain:
kombinasi, aset pelengkap, relevan dari kelompok aset.
b) Penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah harga diterima dalam
transaksi menjual aset kepada pelaku pasar yang akan menggunakan secara
terpisah.
7. Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
a. Prinsip Umum
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau, liabilitas non
keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan saham
yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam suatu kombinasi bisnis) dialihkan kepada
pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri mengasumsikan hal sebagai berikut: a) Liabilitas akan tetap terutang dan
pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee) disyaratkan untuk memenuhi
kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri
pada tanggal pengukuran; b) Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar
dan pelaku pasar yang menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung
jawab yang terkait dengan instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan
atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
1) Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Dimiliki Pihak Lain Sebagai Aset
Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas atau instrumen
ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan item yang
identik dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas
atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki item yang identik
sebagai aset pada tanggal pengukuran.
2) Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain Sebagai
Aset
Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik tidak
dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau
instrumen ekuitas menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar yang
memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim atas ekuitas.
b. Risiko Wanprestasi
Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi (non-performance
risk). Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada, risiko kredit entitas
(sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan).
Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah pengalihan liabilitas.
c. Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas atau Instrumen Ekuitas
Milik Entitas Sendiri
Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri,
entitas tidak memasukkan input yang terpisah atau penyesuaian terhadap input lain yang
terkait dengan keberadaan pembatasan yang mencegah pengalihan item tersebut. Dampak
pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas
sendiri baik secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input lain terhadap pengukuran
nilai wajar.
d. Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali Sewaktuwaktu
Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu
(demand feature) (contohnya giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada
saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat disyaratkan
untuk dibayar.
8. Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi Saling
Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan
Entitas yang memiliki sekelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan terekspos
terhadap risiko pasar (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Penyajian) dan terhadap risiko kredit (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 60) dari setiap
pihak lawan. Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut
berdasarkan eksposur netonya terhadap risiko pasar atau risiko kredit, entitas diizinkan untuk
menerapkan pengecualian terhadap Pernyataan ini untuk mengukur nilai wajar. Pengecualian
tersebut mengizinkan entitas untuk mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan berdasarkan harga yang akan diterima untuk menjual pada posisi net long
(yaitu aset) untuk risiko eksposur tertentu atau dibayar untuk mengalihkan pada posisi net
short (yaitu liabilitas) untuk risiko eksposur tertentu dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini. Sejalan dengan hal tersebut,
entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan secara
konsisten dengan bagaimana pelaku pasar akan menilai harga eksposur risiko neto pada
tanggal pengukuran.
a. Eksposur terhadap Risiko Pasar
Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraf 48 untuk mengukur nilai wajar
kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dikelola berdasarkan eksposur neto
entitas terhadap risiko pasar tertentu, entitas menerapkan harga dalam bid-ask spread
yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut kepada eksposur neto
entitas terhadap risiko pasar tersebut.
b. Eksposur terhadap Risiko Kredit Pihak Lawan Tertentu
Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraf 48 untuk mengukur nilai wajar
kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dilakukan dengan pihak lawan
tertentu, entitas memperhitungkan dampak eksposur neto entitas terhadap risiko kredit
pihak lawan tersebut atau eksposur neto pihak lawan terhadap risiko kredit entitas dalam
pengukuran nilai wajar ketika pelaku pasar akan memperhitungkan perjanjian apapun
yang ada saat ini yang mengurangi eksposur risiko kredit jika terjadi gagal bayar
(contohnya perjanjian induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreement)
dengan pihak lawan atau perjanjian yang mensyaratkan pertukaran agunan atas dasar
eksposur neto setiap pihak terhadap risiko kredit pihak lawan). Pengukuran nilai wajar
mencerminkan harapan pelaku pasar mengenai kemungkinan bahwa perjanjian tersebut
akan memiliki kekuatan hukum jika terjadi gagal bayar.
9. Nilai Wajar pada Saat Pengakuan Awal
Ketika aset diperoleh atau liabilitas diambil alih dalam transaksi pertukaran untuk
aset atau liabilitas tersebut, harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk memperoleh aset
atau diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masukan (entry price)). Sebaliknya, nilai
wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau dibayar
untuk mengalihkan liabilitas (harga keluaran). Entitas tidak perlu menjual aset pada harga
yang dibayar untuk memperoleh aset tersebut. Serupa dengan hal tersebut, entitas tidak perlu
mengalihkan liabilitas pada harga yang diterima untuk mengambil alih liabilitas tersebut.
10. Teknik Penilaian
Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data
yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang
dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi. Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan penghasilan. Teknik penilaian yang
digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan secara konsisten.
11. Input pada Teknik Penilaian
a. Prinsip Umum
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar memaksimalkan
penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan
input yang tidak dapat diobservasi. Entitas memilih input yang konsisten dengan
karakteristik aset atau liabilitas yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam transaksi
untuk aset atau liabilitas tersebut.
b. Input Berdasarkan Harga Bid dan Ask
Jika aset atau liabilitas yag diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga ask
(contohnya input dari pasar dealer), maka harga dalam Ibid-ask spread yang paling
mempersentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk mengukur nilai
wajar. Penggunaan harga bid untuk posisi aset harga ask untuk posisi liabilitas diizinkan,
tetapi tidak disyaratkan.
c. Hirarki Nilai Wajar
Dalam beberapa kasus, input yang digunakan untuk mengukur nilai wajar aset atau
liabilitas dapat dikategorikan dalam level yang berbeda dalam hirarki nilai wajar. Dalam
kasus tersebut, pengukuran nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan dalam level
hirarki nilai wajar yang sama dengan level input terendah yang signifikan terhadap
keseluruhan pengukuran.
1) Input Level 1
Input level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuain) dipasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. Input
yang dapat diobservasi adalah “input yang dikembangkan menggunakan data pasar,
seperti informasi yang tersedia untuk publik mengenai peristiwa atau transaksi aktual,
dan yang mencerminkan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika
menentukan harga aset atau liabilitas”.
2) Input Level 2
Input level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak
langsung.
3) Input Level 3
Input level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.Input yang tidak dapat diobservasi adalah “input ketika data pasar tidak
tersedia dan yang dikembangkan dengan menggunakan informasi terbaik yang
tersedia mengenai asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan
harga aset atau liabilitas”.

C. PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk
menilai kedua hal sebagai berikut:
(a) untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau
tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal,
teknik penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
(b) untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat
diobservasi yang signifikan (level 3), dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau
penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.

Anda mungkin juga menyukai