Anda di halaman 1dari 3

6.

Penyajian

Kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya (urutan jatuh
temponya). Penyajian kewajiban diklasifikasikan menjadi, kewajiban jangka pendek (dengan
syarat yang sesuai dengan PSAK No.1 prg. 44) dan kewajiban panjang.

- Hak mengkompensasi

Kewajiban tidak selayaknya disajikan di neraca dengan mengkompensasinya atau


mengkontranya dengan aset yang dianggap berkaitan. Kompensasi tidak dapat dilakukan karena
tidak ada transaksi yang menghubungkan antara debitor dan kreditor, namun ada kalanya hak
mengontra diperbolehkan bila kondisi tertentu dipenuhi. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan
kontrak bersyarat, yaitu kontrak yang hak dan kewajibannya bergantung pada timbulnya kejadian
masa datang tertentu yang belum tentu terjadi dan dapat mengubah saat penerimaan, penyerahan,
atau pertukaran jumlah rupiah maupun instrumen keuangan. Serta ada juga kontrak pertukaran,
yaitu kontrak yang mewajibkan adanya pertukaran aset dan kewajiban dimasa datang dan bukan
hanya transfer aset dari satu pihak saja.

4. Penyajian Modal Pemegang Saham

Urutan peyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami defisit ataupun
dalam kondisi likuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan
penyerapan rugi sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan
perlindungan yuridis bagi para penyedia dana ketika terjadi likuidasi.
- Urutan Penyerapan Rugi
Urutan penyerapan dari kos menjadi biaya, rugi, dan rugi luar biasa itu dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Pendapatan Kotor
2. Laba Bersih
3. Laba Ditahan
4. Premium Modal Saham
5. Modal Saham
Secara umum kos yang telah dikorbankan akan menjadi biaya yang kemudian diserap melalui
aliran pendapatan kotor. Hal ini pada umumnya berkaitan dengan pengakuan biaya atas dasar
konsumsi manfaat dalam kondisi operasi normal. Ketika terjadi pengorbanan kos akibat
hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap dahulu menjadi laba bersih dan
hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan kepada
kelompok modal pemegang saham.
- Urutan Menerima Distribusi Aset
Urutan perlindungan disini menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam distribusi aset
atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi. Dengan
urutan, yaitu karyawan dan pemerintah, kemudian kreditor berjaminan, kreditor tak
berjaminan, pemegang saham prioritas, barulah kemudian pemegang saham biasa.
- Perincian Laba Diatahan
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke
laba ditahan, maka laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber. Ada juga yang
menyajikan laba ditahan dengan merincinya atas dasar tujuan dengan cara yang disebut
opropriasi dan pembatasan.
- Perincian Atas Dasar Sumber
Dengan dasar ini, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan yang berasal dari operasi
normal atau rutin yang berasal dari laba luar biasa.
- Perincian Atas Dasar Tujuan Pengunaan
Dalam praktik, perincian ini ditunjukkan dengan adanya pos cadangan jaminan sosial, laba
ditahan terbatas, dan cadangan umum. Perincian semacam itu sebenarnya sama saja dengan
mengaitkan laba ditahan dengan aset tertentu. Pada kasus lain mungkin dapat dibuktikan
bahwa jumlah rupiah laba ditahan terikat dalam kas atau pos aset lancar lain. Perincian
semacam itu sebenarnya tidak perlu karena tidak mempunyai manfaat informasional
karena sesungguhnya statemen aliran kas telah mengandung informasi tersebut.
Ada kalanya, dalam rangka kebijakan dividen, perusahaan yang mempunyai rencana
membagi dividen menyisihkan laba ditahan menjadi “cadangan pembagian dividen”
sebelum mengumumkan dividen. Perlu dicatat bahwa dividen harus dibayar dengan kas
dan penyisihan tersebut belum tentu menjaamin bahwa kas tersedia untuk keperluan
tersebut. penyisihan hanya akan bermanfaat apabila berada disisi aset sejumlah rupiah
untuk tujuan penyisihan tersebut.

5. Laba Komprehensif

Terdapa dua pendekatan yang dianut yaitu kinerja sekarang atau normal dan semua
termasuk atau dalam keadaan surplus bersih.

- Penyajian Laba Komprehensif


Pendekatan yang paling sering digunakan adalah pendekatan laba semua termasuk, hal ini
berdasarkan pada pernyataan dari Paton dan Littleton (1970) yang mengajukan argumen
dalam mendukung pendekatan laba semua termasuk. Dalam pendekatan ini komponen-
komponen pembentuk laba komprehensif disajikan sebagai berikut:
1. Seksi operasi utama
a. Penjualan/Pendapatan
b. Kos barang terjual
c. Biaya penjualan
d. Biaya administrasi
2. Seksi operasi tambahan
a. Pendapatan lainnya dan untung
b. Biaya lainnya dan rugi
3. Pajak penghasilan
4. Operasi hentian
5. Pos-pos luar biasa
6. Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi
7. Pengaruh kumulatif perubahan estimasi
8. Perubahan ekuitas nonpemilik lainnya

Anda mungkin juga menyukai