Investasi jangka pendek saham biasanya disajikan di bagian Aset Lancar setelah Kas
dalam laporan posisi keuangan baik melaporkannya menggunakan metoda biaya
perolehan, metoda ekuitas maupun laporan keuangan konsolidasi. Saham memiliki
efek yang bersifat ekuitas yakni :
Efek bersifat ekuitas
Efek bersifat ekuitas merupakan saham dari suatu perusahaan (yang biasanya
merupakan saham biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang
efek bersifat ekuitas ini adalah merupakan pemegang saham. Tidak seperti
pada surat hutang yang mensyaratkan adanya pembayaran bunga secara
teratur kepada si pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini si pemegang efek
tidak berhak atas pembayaran apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai
sahamnya hanya berupa sisa harta perseroan setelah dikurangi pembayaran
hutang (apabila ada) terhadap seluruh kreditur perseroan. Pemegang saham
juga berhak atas keuntungan perusahaan dan kenaikan harga saham dimana
pemegang
Pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi obligasi ( efek Utang ) dan saham
(efek Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut perusahaan harus
mengklasifikasikan investasi saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut
ini :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo ( Held to Maturity)
Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus
diklasifikasikan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo”
2. Diperdagangkan ( Trading)
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan ke dalam kelompok “diperdagangkan”. Investasi ini
dilakukan dengantujuan untuk mecari laba dari perbedaan harga jangka
pendek
3. Tersedia untuk dijual (available for sale)
Efek yang tidak diklasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut harus
dilasifikasikan ke dalam kelompok “tersedia untuk dijual”
Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat dan laba atau rugi akan diakui
pada saat saham-saham tersebut dijual. Bila penanaman modal dalam saham tersebut
dilakukan pada saham-saham yang memenuhi persyaratan untuk disebut
sebagai marketable securities maka perusahaan dapat menggunakan metode harga
pokok atau harga pasar yang lebih rendah.
Nilai investasi dalam obligasi dan saham bisa sangat bervariasi selama pemilikan
investasi. Dalam situasi harga berfluktuasi, timbul persoalan bagaimana menilai
investasi pada tanggal neraca. Penilaian bisa dilakukan berdasarkan biaya perolehan,
nilai wajar (harga pasar), atau nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan
harga pasar. Nilai wajar adalah jumlah rupiah yang diterima dari penjualan sekuritas
dipasar normal. Namun hal tersebut ditentang karena tidak relevan dan nilai sekuritas
bisa berubah lagi, kecuali jika sekuritas tersebut akan dijual. Penilaian ini dapat
dibagi menjadi 3 yakni :