0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah membuat keputusan pengorganisasian yang terdiri dari mengidentifikasi masalah, mencari alternatif, memilih alternatif terbaik, melaksanakan, dan mengevaluasi. Kemudian dibahas penerapan desain organisasi yang terdiri dari desain mekanistik dan organik, dengan ciri-ciri proses kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, pen
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah membuat keputusan pengorganisasian yang terdiri dari mengidentifikasi masalah, mencari alternatif, memilih alternatif terbaik, melaksanakan, dan mengevaluasi. Kemudian dibahas penerapan desain organisasi yang terdiri dari desain mekanistik dan organik, dengan ciri-ciri proses kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, pen
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah membuat keputusan pengorganisasian yang terdiri dari mengidentifikasi masalah, mencari alternatif, memilih alternatif terbaik, melaksanakan, dan mengevaluasi. Kemudian dibahas penerapan desain organisasi yang terdiri dari desain mekanistik dan organik, dengan ciri-ciri proses kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, pen
2 Langkah-langkah membuat Keputusan Pengorganisasian
Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebgai berikut: a. Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi. b. Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi. c. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah. d. Melaksanakan alternatif tersebut. e. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan. a. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya. b. Mencari alternatif pemecahan Setelah masalah dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif- alternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Yang terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang tidak diinginkan. c. Memilih alternatif Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif. d. Pelaksanaan alternatif Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan harus sesuai dengan rencana, agar tujuan memecahkan masalah dapat tercapai. e. Evaluasi Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar- benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
10.4 Penerapan Desain Organisasi
Model desain organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja. Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik 1. Desain Organisasi Mekanistik. a. Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan. b. Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui perasaan takut dan sanksi. c. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat. d. Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental. e. Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif. f. Proses penyusun tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok. g. Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan. Model Mekanistik dibagi 2, yaitu : a. Mechanistic. Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis. b. Mostly Mechanistic Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut
2. Desain Organisasi Orgranik.
a. Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan. b. Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi. c. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh organisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping. d. Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, baik atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental. e. Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok. f. Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis. g. Proses kendali menyeber ke seluruh organisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Model Organik dibagi 2, yaitu :
a. Organic Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi. b. Mostly Organic Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat.Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
https://triputronugroho.wordpress.com/2015/12/26/3-3-desain-dan-struktur-organisasi/ (diakses pada 14 April 2020)