Anda di halaman 1dari 7

TAHAPAN DALAM PERENCANAAN

Nama : Aifa Nur Amalia


NIM : 1147050015
Kelas : IF-C

A. Pengertian Singkat Perencanaan


Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan.
Jadi, perencanaan adalah awal dari proses manajemen sebelum kita melakukan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut George R. Terry: “Planning is the selecting and relating of fact and
the making and using of assumption regarding the future in the visualization and
formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
1. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data
dan keterangan kongkret.
2. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan
pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
3. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-
tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu
kelancaran usaha.
4. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa
yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan
serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan
melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

B. Tahapan dalam Perencanaan


Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan sebagai berikut.
1. Menetapkan Tujuan atau Serangkaian Tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau
kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang  jelas,

1
organisasi akan menggunakan sumber daya-sumberdayanya secara tidak
efektif. 
2. Merumuskan Keadaan Saat Ini
Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak
dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan
adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana
dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap
kedua ini memerlukan informasi, terutama keuangan dan data statistik yang
didapat melalui komunikasi dalam organisasi.
3. Mengidentifikasi Segala Kemudahan dan Hambatan
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di
waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan  
4. Mengembangkan Rencana atau Serangkaian Kegiatan untuk Pencapaian
Tujuan
Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangaan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di
antara berbagai alternatif yang ada.

Menurut Lilis Sulastri (2014:96-101), semua kegiatan perencanaan pada


dasarnya melalui beberapa tahapan, antara lain:
1. Menyadari kesempatan
2. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
3. Menentukan landasan pikir
4. Menentukan arah-arah tindakan alternatif

2
5. Mengevaluasi arah-arah tindakan alternatif
6. Memilih suatu arah tindakan alternatif
7. Merumuskan rencana-rencana turunan
8. Mengurutkan rencana-rencana berdasarkan anggaran

Menurut Sri Wiludjeng (2007:61), langkah-langkah perencanaan adalah


sebagai berikut.
1. Menentukan Tujuan
Objective menetapkan hasil-hasil yang diharapkan yang menentukan titik
akhir dari apa yang akan dilakukan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan
dari strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, program, dan anggaran.
2. Mengembangkan Premis
Premis adalah asumsi tentang lingkungan di mana rencana akan
dijalankan. Premis meliputi peramalan (forecast), kebijakan dasar perusahaan,
dan rencana perusahaan yang telah ada.
3. Menentukan alternatif-alternatif tindakan dan mengevaluasi alternatif
tersebut
4. Memilih salah satu alternatif yang terbaik
5. Menerapkan rencana dan mengevaluasi hasilnya

Sedangkan menurut Malayu S. P. Hasibuan (2007:112), prosedur (langkah-


langkah) perencanaan yang baik dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Menjelaskan dan merumuskan dahulu masalah, usaha, dan tujuan yang
akan direncanakan itu.
2. Mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang diperlukan secukupnya.
3. Menganalisis dan mengklasifikasikan data, informasi, dan fakta serta
hubungan-hubungannya.
4. Menetapkan perencanaan, premises, dan hambatan-hambatan seta hal-hal
yang mendorongnya.
5. Menentukan beberapa alternatif.
6. Pilihlah rencana yang terbaik dan alternatif-alternatif yang ada.

3
7. Tetapkanlah urutan-urutan dan penetapan waktu secara terinci bagi
rencana yang diusulkan itu.
8. Laksanakanlah pengecekan tentang kemajuan rencana yang diusulkan.

C. Contoh Kasus
Pada tahun 2013, Kota Y memiliki 55 SMA dengan jumlah siswa sebanyak
35.000 siswa. Sedangkan pada tahun 2016, jumlah siswa Kota Y meningkat
menjadi 40.000 siswa, dan Kota Y juga melakukan penambahan sebanyak 5
gedung SMA baru.
Diketahui jumlah total ruang kelas seluruh SMA di Kota Y saat ini adalah 800
kelas. Pada tahun ini Kota Y akan melakukan penambahan gedung dan ruang
kelas baru. Gedung yang dibangun adalah gedung bertipe B dengan 18 ruang
kelas. Rasio siswa per kelas adalah 40 siswa, rasio kelas per ruang kelas sebanyak
1,15, dan rasio siswa per sekolah sebanyak 700 siswa.
Tahap-tahap perencanaan sangat diperlukan dalam pembangunan gedung dan
ruang kelas baru tersebut. Penentuan tujuan serta rumusan keadaan saat ini telah
diketahui dari uraian di atas. Langkah selanjutnya adalah membuat kerangka serta
mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut,
yakni penambahan gedung dan ruang kelas baru.
Di bawah ini diuraikan proses perhitungan jumlah gedung dan ruang kelas
baru yang harus dibangun.
1. Menghitung Kebutuhan Jumlah Ruang Kelas baru Seluruhnya
PS
RKB= −RKL
( S/ K )×(K /RK )
Keterangan:
RKB = Kebutuhan jumlah ruang kelas baru
PS = Proyeksi siswa SMA
(S/K) = Rasio siswa per kelas
(K/RK) = Rasio kelas per ruang kelas
RKL = Jumlah ruang kelas lama
Maka:

4
40.000
RKB= −800=70
40 ×1,15
Jadi, kebutuhan jumlah ruang kelas yang baru seluruhnya adalah 70 ruang
kelas.

2. Menghitung Tambahan Gedung Baru


Untuk merinci jumlah ruang kelas seluruhnya menjadi gedung yang
memiliki 18 ruang kelas (tipe B), perlu diperhitungkan tingkat efisiensi
investasi sekolah yang ada. Efisiensi investasi sekolah ialah perbandingan
antara besarnya pertambahan siswa dengan pertambahan sekolah dibagi
dengan rasio siswa per sekolah. Angka efisiensi investasi dihitung dengan
rumus:
TM
( )
TS
EI =
(S /S )
Keterangan:
EI = Efisiensi investasi
TM = Tambahan murid
TS = Tambahan sekolah
(S/S) = Rasio siswa per sekolah
Maka:
40.000−35.000
( )
5
EI = =1,428
700
Jadi, efisiensi investasinya sebesar 1,428.
Berdasarkan tingkat EI, rumus tambahan gedung dengan 18 ruang kelas
tipe B yang diperlukan adalah:
EI
TG= × RKB
18(1+ EI )
Keterangan:
TG = Tambahan gedung
EI = Efisiensi investasi
RKB = Kebutuhan jumlah ruang kelas baru

5
Maka:
1,428
TG= ×70=2,287 ≈ 3
18(1+1,428)
Jadi, tambahan gedung baru adalah 3 gedung.

3. Tambahan Ruang Kelas


Tambahan ruang kelas adalah sisa dari jumlah kebutuhan ruang kelas
seluruhnya dari tahap 1 dikurangi dengan jumlah gedung yang memiliki 18
ruang kelas. Rumus yang digunakan adalah:
TRK =RKB−( TG ×18)
Keterangan:
TRK = Tambahan ruang kelas
RKB = Kebutuhan jumlah ruang kelas baru
TG = Tambahan gedung
Maka:
TRK =70−( 3× 18 )=16
Jadi, tambahan ruang kelas baru adalah 16.
Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan jumlah ruang kelas
seluruhnya adalah 70 kelas yang diperinci menjadi 3 gedung dan 16 kelas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S. P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.


Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sulastri, Lilis, Dr., MM. 2014. Manajemen Sebuah Pengantar Sejarah, Tokoh,
Teori, dan Praktik. Bandung: La Good’s Publishing.
Usman, Husaini. 2014. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rizky, Qieqie. (2012). Perencanaan Manajemen Umum, [Online]. Tersedia:
http://qieqierizky.blogspot.co.id/2012/11/perencanaan-a.html [16 Maret
2016].

Anda mungkin juga menyukai