Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PELATIHAN

“Perencanaan Pelatihan I: Lokasi, Budget, Trainer Dan Persiapan Teknis”

Disusun Oleh:
Kelompok 5 Pelatihan Kelas A:
Rico Dwi Putra Anggara (1910321004)
Amalia Putri (1910321012)
Angelina Roberto (1010321024)
Shierly Luthfia Shalsa (1910322015)
Salsabila Barada (1910322034)

Dosen Pengampu:
Yantri Maputra, M.Ed., PhD
Siska Oktari, M.Psi., Psikolog
Rani Armalita, S.Psi., MA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pelatihan dengan judul
“Perencanaan Pelatihan I: Lokasi, Budget, Trainer Dan Persiapan Teknis”.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Pelatihan
yang telah memberikan amanah kepada kelompok kami untuk membahas dan
menulis makalah mengenai “Perencanaan Pelatihan I: Lokasi, Budget, Trainer
Dan Persiapan Teknis”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat
serta dapat menambah wawasan pembaca, terutama mengenai materi
“Perencanaan Pelatihan I: Lokasi, Budget, Trainer Dan Persiapan Teknis”.

Padang, 19 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Lokasi Pelatihan.............................................................................................3
2.2 Budget Pelatihan.............................................................................................3
2.3 Trainer dan Persiapan Teknis.........................................................................5
2.3.1 Trainer...................................................................................................5
2.3.2 Persiapan................................................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belakangan ini banyal sekali instansi yang menyelenggarakan kegiatan
perlatihan atau training. Pelatihan merupakan suatu proses dimana orang
orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi, dimana proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi,

pelatihan juga dapat dipandang secara sempit ataupun luas (Mathis, 2002).
Dimana salah satu guna dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk
mengembangkan dan menunjang kemampuan dari sasaran pelatihan itu
sendiri.
Tentunya dalam membuat sebuah pelatihan diperlukan perencanaan atau
pun persiapan yang matang sebelum melaksanakan pelatihan itu sendiri.
adapun beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam perencanaan pelatihan
adalah: lokasi pelatihan, budget pelatihan, serta trainer dan persiapan teknis
dari pelatihan tersebut.
Dengan Demikian, dari pemaparan diatas, mengingat pentingnya
mengetahui lebih dalam mengenai Perencanaan Pelatihan I : Lokasi, Budget,
Trainer Dan Persiapan Teknis, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pelatihan Tahun 2022, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Andalas. Maka, penulis bermaksud untuk menyusun sebuah
makalah yang berjudul “Perencanaan Pelatihan I : Lokasi, Budget, Trainer
Dan Persiapan Teknis”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah penjelasan mengenai Perencanaan Pelatihan?
2. Bagaimanakah penjelasan mengenai Lokasi Pelatihan?
3. Bagaimanakah penjelasan mengenai Budget Pelatihan?

1
4. Bagaimanakah penjelasan mengenai Trainer dan Persiapan Teknis
Pelatihan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat memahami penjelasan mengenai Perencanaan
Pelatihan?
2. Agar mahasiswa dapat memahami penjelasan mengenai Lokasi Pelatihan?
3. Agar mahasiswa dapat memahami penjelasan mengenai Budget Pelatihan?
4. Agar mahasiswa dapat memahami penjelasan mengenai Trainer dan
Persiapan Teknis Pelatihan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Pelatihan


Lokasi pelatihan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan perencanaan pelatihan. Banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih lokasi pelatihan agar peserta merasa
nyaman. Salah satunya yaitu luas ruangan harus disesuaikan dengan jumlah
peserta, tidak terlalu kecil dan tidak pula terlalu besar. Selain itu, tempat
pelatihan harus memiliki beberapa fitur, yaitu (Sinha & Sinha, 2009):
1. Ruangan disarankan tanpa jendela agar tidak mudah terganggu oleh hal
lain.
2. Dinding harus polos dan tanpa hiasan, serta warna cat dinding tidak cerah.
3. Pencahayaan harus bisa disesuaikan yaitu dapat diredupkan maupun
dicerahkan dengan tepat.
4. Ruangan harus berbentuk persegi, jika berbentuk persegi panjang akan
membatasi jenis pengaturan tempat duduk.
5. Ruangan harus ada karpet.
6. Ruang pelatihan harus kedap suara.
7. Terdapat pengatur suhu dalam ruang pelatihan.
8. Terdapat banyak soket listrik untuk penggunaan alat bantu audio-visual
serta memiliki rak dan pengait untuk meletakkan atau menempel bagan,
poster, banner, dan sebagainya.

2.2 Budget Pelatihan


Menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, yaitu
menganalisis departemen, pekerjaan, persyaratan karyawan, yang
membutuhkan pelatihan, apa yang perlu mereka pelajari, memperkirakan
biaya pelatihan, dan lain-lainnya, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan ukuran kinerja berdasarkan kinerja aktual mana yang akan
dievaluasi. Dana pelatihan terkait dengan manfaat pelatihan dan efektifnya
pelatihan.

3
Biaya pelatihan mencakup:
1. Biaya perancangan dan pengembangan program pelatihan
2. Biaya penggunaan fasilitas pelatihan (tempat/ruangan/ laboratorium/
peralatan),
3. Biaya pengadaan bahan pelatihan bagi setiap peserta, biaya
instruktur/fasilitator
4. Biaya konsumsi, biaya transportasi.
5. Biaya penginapan, gaji (plus tunjangan kesejahteraan) karyawan peserta
selama pelatihan biaya administratif pelatihan.

Biaya keuangan yang harus dikeluarkan dalam metode demonstrasi


dalam pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Biaya fasilitas pelatihan untuk program.
2. Biaya materi yang memfasilitasi pelatihan.
3. Makanan, perjalanan, penginapan untuk peserta pelatihan dan pelatih.
4. Kompensasi atas waktu yang dihabiskan dalam pelatihan untuk diberikan
kepada para pelatih dan peserta pelatihan.
5. Biaya yang terkait dengan pembuatan konten dan materi-materi.
6. Biaya yang terkait dengan penyelenggaraan pelatihan.

Setelah menyelesaikan demonstrasi, pelatih memberikan umpan balik,


baik positif maupun negatif, memberikan peserta pelatihan kesempatan untuk
melakukan tugas dan menjelaskan apa yang dia lakukan dan amati selama
demonstrasi pelatihan. Biaya adalah nilai dan biaya yang dikeluarkan sealama
aktivitas berlangsung, baik dari segi pelatih, ruangan, admisitrasi, dan
sebagainya.

Dalam bisnis, biaya umumnya dikategorikan menjadi dua jenis :


1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang total tidak tidak berubah secara
proporsional dengan aktivitas bisnis dalam periode waktu yang relevan.
Biaya tetap pelatihan meliputi: biaya pelatih, remunerasi pelatih juga dapat

4
didasarkan pada jumlah peserta, dan juga jam terbang dan pengalaman
pelatih dalam memberikan pelatihan. Selanjutnya, Tempat pelatihan,
seperti menyewa tempat untuk melakukan pelatihan akan
memperhitungkan biaya tetap. Biaya administrasi, seperti pengiriman surat
kepada pelatih, korespondensi dengan perusahaan, konsumsi waktu juru
ketik, proof reader, mengirim e-mail, faks, dll biaya tetap pelatihan. Dan
juga periklanan, terkait pemasaran program pelatihan adalah sangat
penting baik dalam bentuk pamphlet, brosur, dan sebagainya. Hal ini
dilakukan melalui iklan yang diterbitkan di majalah terkemuka, jurnal atau
surat kabar bisnis.

2. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan aktivitas
bisnis. Biaya variabel pelatihan antara lain sebagai berikut, pelatih dan
peserta pelatihan akomodasi: tergantung pada jumlahnya dari pelatih dan
peserta pelatihan, biaya akomodasi bervariasi. Selanjutnya, hadiah training
yang biasanya terdiri dari executive bag, notebook, manual pelatihan &
bahan studi lainnya, pena, dll. Hal ini akan bertambah meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah peserta. Snack dan minuman juga termasuk
pada biaya variabel karena biaya makanan bervariasi dan sekali lagi
tergantung pada jumlah peserta.

2.3 Trainer dan Persiapan Teknis


2.3.1 Trainer
Trainer. Tujuan pelatihan bermanfaat bagi trainer karena membantu
trainer mengukur kemajuan peserta dan membuat penyesuaian yang
diperlukan. Selain itu, trainer mampu membangun hubungan antara tujuan
dan segmen pelatihan tertentu.
Sebelum memulai program pelatihan, seorang trainer menganalisis
keterampilan teknis, interpersonal, dan penilaiannya untuk menyampaikan
konten berkualitas kepada peserta pelatihan. Ada dua jenis trainer atau
konsultan: a) trainer internal b) trainer eksternal.

5
1. Trainer Internal
Beberapa karyawan dipilih yang baik dalam soft skill, keterampilan
interpersonal atau bidang teknologi khusus lainnya untuk melatih
karyawan lain.
Proses pemilihan trainer internal:
a) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan.
b) Parameter pemilihan trainer diidentifikasi berdasarkan kebutuhan
pelatihan.
c) Member atau karyawan yang berminat bisa dihubungi.
d) Demonstrasi atau wawancara karyawan yang tertarik oleh para ahli.
e) Evaluasi berdasarkan pengetahuan mata pelajaran, isi, ekspresi dan
penyampaian.
f) Memberikan pelatihan kepada kandidat terpilih.

Keuntungan trainer internal:


a) Mudah untuk mengidentifikasi.
b) Mudah dilatih, sesuai kebutuhan/jadwal.
c) Internal Trainer selalu memiliki pengetahuan yang baik tentang
budaya/iklim organisasi.
d) Dapat dibentuk sesuai kebutuhan iklim organisasi.
e) Mungkin dilatih ulang.

Kekurangan trainer internal:


a) Penerimaan di antara karyawan tidak mudah.
b) 'Kesenjangan' antara trainer dan karyawan menjadi kendala dalam
memberikan pelatihan.
c) Keterbatasan kode trainer (karena pengaruh budaya organisasi)
mempengaruhi isi pelatihan.

6
2. Trainer Eksternal
Mereka ahli dalam bidang khusus mereka dan bukan bagian dari
organisasi. Berdasarkan kebutuhan pelatihan, melalui iklan atau referensi,
orang-orang tersebut diidentifikasi.
Proses pemilihan trainer Eksternal:
a) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan.
b) Parameter untuk memilih pelatih yang akan diidentifikasi.
c) Mengundang lamaran dari luar melalui iklan dan referensi.
d) Wawancara demonstrasi kandidat.
e) Evaluasi atas dasar penyampaian pengetahuan, ekspresi, dll.
f) Memeriksa referensi (memeriksa dengan organisasi di mana pelatih
telah memberikan pelatihan).

Keuntungan trainer eksternal:


a) Bakat terbaik dapat digunakan untuk memberikan pelatihan.
b) Dia dapat mengambil pandangan yang tidak bias dan holistik dari
program pelatihan.
c) Membawa budaya dan antusiasme baru di antara karyawan.
d) Mudah diterima di antara karyawan.
e) Dapat membentuk isinya; mengubah pedagogi sesuai kebutuhan.

Kekurangan trainer eksternal:


a) Tidak diketahui budaya organisasi saat ini.
b) Mungkin butuh banyak waktu untuk mencairkan suasana.
c) Orang-orang memperlakukannya seperti 'orang luar'.
d) Tidak bisa memberikan solusi secara instan.
e) Manajemen tidak dapat mempengaruhinya.

2.3.2 Persiapan
Proses pelatihan dimulai dengan beberapa jenis peristiwa pemicu.
Peristiwa pemicunya adalah pengakuan atas kekurangan kinerja organisasi
(OPD). Ketika kinerja organisasi yang sebenarnya (AOP) kurang dari

7
kinerja organisasi yang diharapkan (EOP), OPD ada. Ketika sebuah
perusahaan mengenali OPD penting dan percaya bahwa pelatihan mungkin
menjadi solusi, proses pelatihan dimulai. Saat persiapan ini juga waktu
untuk menyiapkan absensi, print out materi pelatihan, worksheet (jika
digunakan), evaluasi pelatihan (terkait pencapaian sasaran pelatihan serta
pelaksanaan pelatihan), serta hal lain yang dibutuhkan.
1. Tahap Analisis
Proses pengumpulan data dan analisis kasual untuk menentukan
masalah kinerja mana yang harus ditangani oleh pelatihan disebut
analisis kebutuhan pelatihan (TNA). Untuk melakukan TNA, informasi
perlu dikumpulkan dari organisasi secara keseluruhan, dari wilayah
operasional di mana ada masalah dan dari orang-orang di dalam wilayah
operasional. Informasi yang terkumpul merupakan masukan untuk tahap
analisis. Keluaran dari tahap analisis terdiri dari identifikasi kebutuhan
pelatihan dan non pelatihan serta prioritasnya. Kebutuhan non-pelatihan
berfungsi sebagai masukan untuk bidang fungsional lainnya seperti
kompensasi & penghargaan, hubungan kerja, pengembangan organisasi,
dll. Kebutuhan pelatihan menjadi masukan ke fase desain, di mana tujuan
pelatihan dikembangkan.

2. Fase Desain
Selain kebutuhan pelatihan yang diidentifikasi dalam TNA, masukan
tambahan untuk fase desain dikembangkan dari analisis organisasi dan
operasional. Satu set masukan lainnya berasal dari teori dan penelitian
tentang pembelajaran; masukan ini digunakan dalam desain program
pelatihan untuk memfasilitasi pembelajaran dan transfer pembelajaran
kembali ke tempat kerja.

3. Fase Pengembangan
Semua elemen program pelatihan tertentu ditentukan selama fase
pengembangan. Isi khusus, metode pengajaran, bahan, peralatan dan
media, manual dan fasilitas diintegrasikan ke dalam rencana pelatihan

8
yang dirancang untuk mencapai tujuan pelatihan. Keluaran dari tahap
pengembangan ini berfungsi sebagai masukan untuk tahap implementasi.

4. Fase Implementasi
Semua aspek program pelatihan disatukan selama fase implementasi.
Hasil dari fase ini adalah pelatihan aktual yang dilakukan, tanggapan
peserta pelatihan terhadap pelatihan, pembelajaran mereka, perilaku
mereka kembali pada pekerjaan dan pengaruhnya terhadap hasil utama
organisasi.

5. Tahap Evaluasi
Seluruh program pelatihan dievaluasi dalam fase ini. Ini terjadi
melalui dua sub-proses:
a) Evaluasi proses
Ini adalah penentuan seberapa baik proses tertentu mencapai
tujuannya. Logika daripada analisis statistik digunakan untuk jenis
evaluasi ini. Mengumpulkan dan menganalisis data proses dapat
memberikan peringatan dini tentang potensi masalah dalam program
pelatihan.
b) Evaluasi hasil
Dilakukan pada akhir pelatihan untuk menentukan pengaruh
pelatihan terhadap peserta, pekerjaan dan organisasi dengan
menggunakan tujuan pelatihan sebagai standar. Evaluasi hasil juga
dapat digunakan untuk meningkatkan proses pelatihan. Data evaluasi
hasil dengan sendirinya tidak memberikan informasi yang cukup untuk
perbaikan program, tetapi dalam kombinasi dengan data evaluasi
proses, ini berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan
program.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lokasi pelatihan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan perencanaan pelatihan. Banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih lokasi pelatihan agar peserta merasa
nyaman. Salah satunya yaitu luas ruangan harus disesuaikan dengan jumlah
peserta, tidak terlalu kecil dan tidak pula terlalu besar.
Selanjutnya, biaya adalah nilai dan biaya yang dikeluarkan sealama
aktivitas berlangsung, baik dari segi pelatih, ruangan, admisitrasi, dan
sebagainya.
Tujuan pelatihan bermanfaat bagi trainer karena membantu trainer
mengukur kemajuan peserta dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
Selain itu, trainer mampu membangun hubungan antara tujuan dan segmen
pelatihan tertentu.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah ini kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sinha, D., & Sinha, S. (2009). Personal Growth and Training & Development.
Word-presss

11

Anda mungkin juga menyukai