Anda di halaman 1dari 17

Makalah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Khusus

Tentang

Tujuan Pembelajaran dan Indikator Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Drs. H. Asep Ahmad Sopandi, M.Pd.

Oleh:

Kelompok 4

Hidayatul Putri (19003065)

Rila Kasih Adhona (19003095)

Sefira Dwi Cahya Ningrum (19003104)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Salawat serta salam semoga dicurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
mana syafaat beliaulah yang kita harapkan diakhirat kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas dilimpahkannya nikmat


sehat, baik berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas Pengembangan Kurikulum Pendidikan Khusus. Kami tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan didalamnya baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun
isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari
pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat


bermanfaat untuk pembaca umumnya dan untuk kami khususnya.

Pasaman Barat, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II ....................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................. 3

B. Manfaat Tujuan Pembelajaran .................................................................... 4

C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ............................................................ 5

D. Pengertian Indikator .................................................................................... 7

E. Mekanisme Pengembangan Indikator ......................................................... 8

BAB III .................................................................................................................... 13

PENUTUP ............................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13

B. Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan pembelajaran yang bermutu merupakan langkah awal


terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan
pembelajaran direalisasikan pada pengembangan silabus dan RPP. Pengembangan
silabus dan RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang di dalamnya memuat indikator, kegiatan
pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian. Keempat hal inilah yang
nantinya dapat mengantarkan peserta didik mencapai kemampuan minimal yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Salah satu dari pengembangan silabus adalah merumuskan indikator.
Merumuskan indikator harus merujuk kepada Kompetensi Dasar sesuai dengan
mata pelajaran tertentu. Kegiatan merumuskan indikator menjadi kewajiban bagi
guru agar terlaksana proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Indikator
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian
kompetensi dan berfungsi sebagai:
1. Pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran
2. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
3. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup kognitif (pengetahuan),
sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Indikator dikembangkan sesuai
dengan (a) karakteristik peserta didik, (b) mata pelajaran, (c) satuan
pendidikan, (d) potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari tujuan pembelajaran ?


2. Apa manfaat merumuskan tujuan pembelajaran ?
3. Bagaimana caramerumuskan tujuan pembelajaran ?
4. Apa definisi dari Indikator ?
5. Bagaimana mekanisme pengembangan indikator ?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari tujuan pembelajaran


2. Mengetahui manfaat dari merumuskan tujuan pembelajaran
3. Mengetahui bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik
4. Mengetahui pengertian dari indikator
5. Mengetahui mekanisme pengembangan indikator
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pembelajaran

1. Pengertian Tujuan Pembelajaran


Henry Ellington (1984) mmenyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu,
(Oemar, 2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam,
tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan
pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk
digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan
tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Selain daripada itu,
M.Sobry Sutikno dalam bukunya Belajar Dan Pembelajaran mengungkapkan
bahwa tujuan pembelajaran ialah sebagai berikut:
a. Pengumpulan pengetahuan
b. Penanaman konsep dan kecekatan
c. Pembentukan sikap dan perbuatan
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002)
Mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1)
Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih
mandiri; (2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) Membantu

3
4

memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4)


memudahkan guru mengadakan penilaian.
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu
sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dan dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas
mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar
b. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati
c. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki
B. Manfaat Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan.
Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi
lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses
pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan
suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.
Tujuan jangka pendek adalah sesuatu yang ingin Anda capai segera. Contoh :
tujuan belajar jangka pendek adalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan
berhasil baik dalam ujian esok hari. Tujuan jangka panjang adalah sesuatu yang
akan ingin Anda capai di suatu saat nanti. Contoh : tujuan jangka panjang adalah
menulis makalah atau lulus dalam matakuliah.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu,
baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata mengidentifikasi 4
(empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
5

a. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar


kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya
secara lebih mandiri
b. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
c. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran
d. Memudahkan guru mengadakan penilaian.
C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

W. James Popham dan Eva L. Baker menegaskan bahwa seorang guru


profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku
siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa
tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Berbicara tentang perilaku siswa sebagai
tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan
pemikiran dari Bloom sebagai tujuan pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan
perilaku individu ke dalam tiga ranah atau kawasan, yaitu: Kawasan kognitif yaitu
kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya
mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman
a. Kawasan Kognitif (comprehension), penerapan (application), penguraian
(analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation);
b. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di
dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
karakterisasi (characterization).
c. Dan kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular
system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan
(imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation)
6

dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat


digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas
pembelajarannya.
Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk
merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
Tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham
menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan
pembelajaran (Sutikno, 2009), yaitu:
a. Preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa
yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara
membelajarkannya;
b. Analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas.
Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan
dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan,
apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif,
afektif ataukah psikomotor.
Hal senada dikemukakan Mager bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya
mencakup tiga komponen utama (Utami, 2010), yaitu:
a. Menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan
kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir pelajaran
b. Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat
mendemonstrasikan perilaku tersebut dan
c. Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang
dapat diterima.
Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan
secara jelas. Dalam hal ini (Hamzah B. Uno, 2008)menekankan pentingnya
penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran
itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan
dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran. Pada bagian lain, (Hamzah B.
7

Uno, 2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran


dalam format ABCD.
a. A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya),
b. B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar),
c. C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai,
d. D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
D. Pengertian Indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan


perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi (Abdul, 2008).
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran (Mulyasa, 2007). Dalam Panduan Pengembangan
Indikator (2010: 3) dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga menyatakan
bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ciri-Ciri Indikator :
a. Konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran,
b. Dinyatakan dengan jelas,
c. Dapat diukur dengan jelas,
d. Realistik dan dapat dilakukan,
e. Sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, dan
f. Dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia.
8

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata


kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi. Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD karena
indikator sebagai pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;
(2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan (3) potensi
dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua
rumusan indikator, yaitu: (1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal
sebagai indikator; dan (2) indikator penilaian yang digunakan dalam
menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Fungsi lain dari indikator adalah sebagai pedoman dalam merancang dan
melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam
merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan
penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian,
serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian
harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan
tuntutan SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat
kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan
dalam SK dan KD.
E. Mekanisme Pengembangan Indikator
9

1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.


Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang
digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga
bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata
kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun
penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang
diinginkan.
2. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
Langkah ini dilakukan dengan cara melihat tingkat kompetensi yang terdapat
pada Kompetensi dasar. Kriteria yang dapat dilakukan dengan menganalisis kata
kerja operasional (KKO) yang digunakan oleh KD tersebut. Apabila tingkat
kompetensi pada KD sampai pada level C2 (penerapan) maka indikator yang
dikembangkan harus mencapai kompetensi C2. Hal ini untuk memenuhi tututan
minimal dari kompetensi yang dijadikan acuan untuk mencapai standar nasional.
Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi pendidik untuk mengembangkan
indikator melebihi kompetensi yang ada pada KD karena sesuai dengan penetapan
SNP bahwa pendidik dan sekolah dapat menyesuaikan kompetensi yang hendak
dicapai berdasarkan potensi anak didik.
Ketika mengembangkan indikator dengan cara ini ada hal yang perlu
diperhatikan yaitu pendidik harus menghindari penggunakaan tingkat kompetensi
yang tumpang tindih. Tingkat kompetensi yang digunakan harus dilakukan secara
hirarkis yaitu mulai dari tingkat kompetensi termudah hingga tersulit. Maka, jika
tingkat kompetensi tersebut harus dimulai dari C1, C2 hingga C6. Apabila tingkat
kompetensi diawali dengan C2, kompetensi berikutnya sebaiknya ke C3 dan tidak
dibenarkan kembali ke C1.
10

3. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah


Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari
mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam
mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari
aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata
pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus
melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan
mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada
dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-
masing mata pelajaran.
4. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis
untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik,
lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta
didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya,
termasuk tingkat potensi yang diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu
sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis
potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui
pengembangan indikator.
5. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai
berikut:
a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indicator
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam
kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai
tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
11

c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.


d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran.
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam,


tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan
pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk
digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan
tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis.
Tujuan jangka pendek adalah sesuatu yang ingin Anda capai segera. Contoh :
tujuan belajar jangka pendek adalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan
berhasil baik dalam ujian esok hari. Tujuan jangka panjang adalah sesuatu yang
akan ingin Anda capai di suatu saat nanti. Contoh : tujuan jangka panjang adalah
menulis makalah atau lulus dalam matakuliah.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi (Abdul, 2008).
B. Saran

Saran penulis pada pembaca yaitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis akan
memperbaiki makalah dengan berpedoman pada sumber dan kritik serta saran
yang membangun dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. (2008). Perencanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosda Karya.

Hamzah B. Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya.

Oemar, H. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara.

Sutikno, M. S. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Prospect.

Utami, T. H. (2010). Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran. Semnas Mipa, November 2010, 1–4.

14

Anda mungkin juga menyukai