Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENJAS

Disusun Oleh:

Nama: 1. Boby Saraski (5019051)

2. Yeni Melinda Anisa (5019157)

3. Irma Ima Wati (5019183)

Kelas: IV.E

Dosen Pengampu: Tri Juli Hajani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

TAHUN AJARAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah ini dengan tepat
waktu.

Berikut ini kelompok kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "STRATEGI
PEMBELAJARAN", yang menurut kami In Syah Allah dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Lubuklinggau, 20 FEBRUARI 2021

KELOMPOK 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGEMBANGAN TUJUAN PEMBELAJARAN..............................................................2
1. Pengertian..............................................................................................................................2
2. Fungsi tujuan pembelajaran...................................................................................................2
3. Ranah tujuan pembelajaran....................................................................................................3
4. Keterkaitan antar ranah..........................................................................................................4
5. Mengklasifikasikan tujuan pembelajaran...............................................................................5
6. Kesulitan dalam menulis tujuan pembelajaran.......................................................................5
7. Pro kontra menulis tujuan......................................................................................................6
B. PERENCANAAN PEMBELAJARAN...................................................................................6
1. Pengertian perencanaan pembelajaran...................................................................................7
2. Ruang lingkup perancanaan pembelajaran.............................................................................7
3. Manfaat perencanaan pembelajaran.......................................................................................8
4. Fungsi perencanaan pembelajaran.........................................................................................8
5. Tujuan perencanaan pembelajaran.........................................................................................9
6. Hambatan perencanaan pembelajaran..................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN......................................................................................................................11
B. SARAN...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan


dalam rangka perubahan perubahan prilaku peserta didik secara konstruktif. ... Tujuan
pembelajaran digunakan sebagai penentu pengembangan materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata
dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati
sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru
secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang
dikemas dalam suatu kurikulum.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja pengembangan tujuan pembelajaran?
2. Apa itu perencanaan pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tentang pengembangan pembelajaran!
2. Mahasiswa dapat mengetahui perencanaan pembelajaran!

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGEMBANGAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan


dalam rangka perubahan perubahan prilaku peserta didik secara konstruktif. ... Tujuan
pembelajaran digunakan sebagai penentu pengembangan materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian.

1. Pengertian
Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang
harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan kualifikasi
kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut
Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun
keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran. Oleh karena
itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan perubahan yang spesifik, mudah
dikontrol dan terukur dalam setiap jenis perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari
hasil belajar yang telah dilakukannya.

2. Fungsi tujuan pembelajaran

tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan
David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk
tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya
dibuat secara tertulis (written plan). Kemp (1994) menjelaskan 3 fungsi dari tujuan
pembelajaran yang merupakan tugas penting dari guru, yaitu:

2
a. Tujuan pembelajaran merupakan landasan dalam memilih dan membantu guru dalam
mendesain pembelajaran yang tepat, khususnya untuk memilih dan
mengorganisasikan aktivitas pembelajaran dan sumber belajar untuk memfasilitasi
sehingga pembelajaran berlangsung efektif.
b. Tujuan pembelajaran menyediakan kerangka untuk merencanakan evaluasi dalam
pembelajaran siswa, di mana tujuan pembelajaran menjadi panduan dalam mendesain
soal dan prosedur tes yang relevan.
c. Fungsi tujuan pembelajaran sebagai panduan siswa. Alasannya karena siswa akan
menggunakan tujuan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan
yang harus dikuasai selama kegiatan pembelajaran.

3. Ranah tujuan pembelajaran


Tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek utama yaitu kognitif,
psikomotor, dan afektif. Pemahaman tentang jenjang dalam tiap ranah tersebut berguna
ketika merencanakan sebuah pembelajaran.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif mencakup tujuan yang berkaitan dengan informasi atau pengetahuan, dan
pemikiran yaitu menamai, memecahkan, meramalkan, dan beberapa kemampuan aspek
berpikir lainnya. Bloom (dalam Kemp.1994) mengembangkan taksonomi klasifikasi
berdasarkan jenjang pada ranah kognitif atas dua kelompok utama yaitu hafalan
sederhana mengenai informasi dan kegiatan berpikir. Bloom mengklasifikasi tingkatan
dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit mulai dari pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah psikomotor
Ranah ini membahas keterampilan yang membutuhkan penggunaan dan koordinasi
otot tubuh, seperti dalam kegiatan jasmani dalam melaksanakan, mengolah, dan
membangun. Enam golongan utama mengenai tingkah laku jasmani dikemukakan
sebagai berikut: dalam ranah psikomotorik meliputi meniru, manipulasi, ketelitian,
dan artikulasi.
Heinic, Molenda, dan Russel (dalam Kemp.1994) menjelaskan tingkat koordinasi
yang dapat diterapkan terhadap banyak kegiatan, sebagai berikut:
a) Imitasi, yaitu dengan mencontoh kegiatan yang diamati
b) Manipulasi, yaitu melakukan tindakan dari apa yang dilihat
c) Ketelitian, yaitu melakukan tindakan dengan akurasi
3
d) Artikulasi, yaitu melakukan aktivitas koordinat dengan cara yang efisien dan
terkoordinasi
c. Ranah afektif
Ranah ini mencakup sasaran yang menyangkut sikap, penghargaan, nilai dan emosi-
menikmati, memelihara, menghormati dan seterusnya. Karthwohl, Bloom, dan Masia
(dalam Kemp.1994) membagi ranah afektif ke dalam lima level. Level dari ranah
afektif seperti ranah kognitif , rangkaian kesatuan perilaku sikap, dari yang terendah
yaitu kesadaran dan penerimaan untuk menginternalisasikannya sebagai suatu bagian
sistem nilai dari diri seseorang.
Berikut ranah afektif menurut Karthwohl, Bloom, dan Masia (dalam Kemp.1994)
a) Menerima, mau memperhatikan suatu kejadian/kegiatan. Contoh: mendengarkan,
menyadari, mengamati, hati-hati terhadap.
b) Menanggapi, mau bereaksi terhadap suatu kejadian dengan berperan serta.
Contoh: menjawab, menanggapi, mengikuti, menyetujui.
c) Menilai, mau menerima atau menolak suatu kejadian melalui pernyataan sikap
positif atau negatif. Contoh: menerima, memperoleh, mengandaikan, mendukung,
ikut serta, mengabdikan diri.
d) Menyusun, menyusun berbagai nilai, menentukan hubungan antara berbagai nilai
dan menerima bahwa ada nilai yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Contoh:
menyusun, memilih, mempertimbangkan, membuat rencana, memutuskan.
e) Mengenali ciri karena kompleks nilai – konsistensi siswa dalam bertindak dan
mengikuti nilai yang berlaku dan menganggapnya sebagai bagian dari
kepribadiannya. Contoh: percaya akan, mempraktekkan, mengerjakan, bertindak
menurut tata nilainya sendiri.

4. Keterkaitan antar ranah


Ketika merencanakan pembelajaran, perlu diingat ketiga ranah tersebut digunakan
dalam pembelajaran dari yang sederhana ke yang lebih sulir, sehingga berpengaruh
terhadap penentuan topik dan tujuan secara umum dalam kegiatan pembelajaran. Harus
diingat bahwa meskipun kita menggunakan ketiga ranah tersebut secara terpisah, namun
ketiga ranah tersebut memiliki hubungan yang erat dan tak terpisahkan.

4
Ranah kognitif, psikomotor, dan afektif mempunyai hubungan yang erat dalam dua
hal:
a. Satu tujuan pembelajaran dapat mencakup kegiatan belajar dalam dua atau bahkan
dalam tiga ranah tersebut.
b. Perkembangan persikapan bahkan dapat mendahului kegiatan belajar dalam ranah
lainnya.

5. Mengklasifikasikan tujuan pembelajaran


Ranah kognitif dan afektif terdiri dari jenjang yang berurutan, yaitu dimulai dari
tingkat terendah menuju tingkat yang lebih intelektual atau canggih dalam proses
pembelajaran. Sedangkan ranah psikomotorik tidak menunjukkan kekonsistenan pola
urutan seperti pada ranah kognitif dan afektif.Ketiga ranah tersebut berguna untuk
menentukan tingkat pembelajaran pada setiap tujuan dan untuk memeriksa bahwa tujuan
didistribusikan di beberapa tingkat.
Selain itu, tujuan dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan strategi
pembelajaran. Namun, tiga taksonomi tersebut tidak cocok untuk mengembangkan
strategi pembelajaran dengan dua alasan.Pertama, tujuan sering dapat diklasifikasikan ke
dalam lebih dari satu tingkat.Kedua, taksonomi tidak memberikan petunjuk strategi
pembelajaran untuk setiap tingkat.Terdapat dua model yang berbeda untuk
mengklasifikasikan tujuan dan kemudian menentukan strategi pembelajaran.

6. Kesulitan dalam menulis tujuan pembelajaran


Salah satu alasan banyak orang menghindari untuk merumuskan tujuan yang tepat
adalah bahwa merumuskan tujuan menuntut banyak pemikiran dan usaha.Setiap tujuan
harus jelas.Dalam hal ini, harus berkomunikasi kepada semua peserta didik dan guru
lainnya.Banyak guru tidak terbiasa membuat rancangan pembelajaran. Pentingnya tujuan
untuk kegiatan pembelajaran menjadi jelas apabila guru bersedia untuk mempersiapkan
tujuan-tujuan pembelajaran apa saja yang harus dikuasai siswa.

5
7. Pro kontra menulis tujuan
Ada beberapa guru yang berpendapat bahwa penulisan tujuan pembelajaran itu
penting, selama tujuan itu dapat diukur dan diamati.Namun, beberapa guru lain berbeda
pendapat, mereka tidak menyetujui bahwa penulisan tujuan pembelajaran itu adalah
suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan mereka mengharapkan hasil belajar untuk
jangka panjang, sementara hasil belajar jangka panjang tidak mudah untuk diukur dan
diamati.
Sebagian besar guru dalam menulis tujuan, berhubungan dengan tujuan jangka
pendek yang ingin dicapai selama program pembelajaran.Namun, ada beberapa tujuan
jangka pendek yang dapat berkontribusi untuk tujuan jangka panjang, seperti
pengembangan keterampilan analisis atau kemampuan pengambilan keputusan, dimana
guru memiliki kontrol yang sedikit atau bahkan tidak ada.Tujuan tingkat tinggi (jangka
panjang) mungkin tidak sepenuhnya terukur.Oleh karena itu, layak apabila menganggap
bahwa tujuan tertentu tidak dapat benar-benar berhasil selama program pembelajaran
yang direncanakan. Guru dapat melakukan evaluasi lanjutan setelah pembelajaran untuk
menentukan kompetensi peserta didik terhadap pentingnya tujuan jangka panjang
tersebut.

B. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata
dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah
disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi
keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari
berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari
kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu
pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi
yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau
isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan
kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah.

6
1. Pengertian perencanaan pembelajaran
Berikut adalah pendapat para ahli tentang perencanaan pembelajaran yaitu :
 Lukmanul Hakiim (2009: 238) mengemukakan bahwa “Perencanaan pembelajaran
yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas untuk
mencapai tujuan.” Stenhouse (dalam Lukmanul Hakiim, 2009: 1) berpendapat bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan suatu ide dari orang yang merancangnya,
tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
 Branch (dalam Syamri, 2010) berpendapat bahwa perencana pembelajaran adalah
suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara
yang konsisten dan reliable.
 Ritchy (dalam Syamri, 2010) berpendapat bahwa perencana pembelajaran adalah ilmu
yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan
pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil
persoalan pokok.

Dari defenisi diatas perencanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang


direncanakan dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar atau pembelajaran
untuk mengembangkan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pendidikan
guna pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Ruang lingkup perancanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran,
sehingga pembelajaran harus dirancang secara sistematis yang mencakup beberapa
hal diantaranya:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran.
b. Merumuskan isi atau materi pelajaran yang harus dipelajari.
c. Merumuskan pendekatan, strategi, dan model-model pembelajaran dalam
mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran, yang mencakup kegiatan awal, dan
kegiatan inti.
e. Merumuskan sumber belajar atau media pembelajaran yang akan digunakan.
f. Merumuskan evaluasi pembelajaran, berupa penilaian yang berisi teknik, bentuk,
instrumen soal, kunci jawaban, dan penskoran.

7
3. Manfaat perencanaan pembelajaran
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar yaitu:
 Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
 Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan.
 Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
 Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
 Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
 Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

4. Fungsi perencanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memiliki fungsi, yang menurut Kostelnik secara
spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait
dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk
memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif
dan efesien.
b. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa;
yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif,
inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu
proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.
c. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui
perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah
diidentifikasi dan bagaimana mengelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang
dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang
lebih efektif.
d. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui
perencanaan yang matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang
harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya. Dengan
demikian guruoun tentu saja sudah membayangkan kegiatan yang harus dilakukan
untuk mencapai setiap indicator tersebut.

8
e. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik;
yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan,
karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi dan
merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
f. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan
segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah
dikomunikasikan, baik secara internal yaitu terhadap pihak-pihak yang terkait
langsung dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan pihak eksternal yaitu
pihak-pihak mayarakat (stake holder).

5. Tujuan perencanaan pembelajaran


Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap
maupun keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran.
Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan perubahan yang spesifik,
mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis perubahan yang telah dimiliki oleh
siswa dari hasil belajar yang telah dilakukannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur
baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya
sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran,
merupakan merupakan tahap awal atau sebagai perantara untuk mencapai tujuan-
tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian tujuan
pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan yang ada
diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan
pendidikan nasional.
Tujuan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih
spesifik menyangkut dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang harus
siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi pembelajaran. Tujuan diatasnya
adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai
oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau bidang studi. Adapun
tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau
institusional, yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa
menyelesaikan program satuan pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang paling tinggi
yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan yang ada dibawahnya yaitu tujuan
pendidikan nasional.
9
6. Hambatan perencanaan pembelajaran
Dalam menyusun suatu perencanaan pembelajaran terdapat beberapa
permasalahan pokok yang harus diperhatikan dan dicarikan solusi pemecahannya
yaitu: arah atau tujuan, evaluasi, isi dan urutan materi pelajaran, metode dan
hambatan-hambatan. Dalam menyusun suatu perencanaan pembelajaran terdapat
beberapa permasalahan pokok yang harus diperhatikan dan dicarikan solusi
pemecahannya yaitu: arah atau tujuan, evaluasi, isi dan urutan materi pelajaran,
metode dan hambatan-hambatan.
Sagala 2005:48 mengemukakan: Keefektifan perencanaan sekolah
menghasilkan program-program yang luwes dan berpusat pada keberhasilan belajar
siswa, keuangan sekolah, gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan hubungan
masyarakat. Dengan demikian perencanaan yang efektif jika kepala sekolah
melibatkan guru dalam upaya menyusun program sekolah untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses
kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi peristiwa,
keadaan, suasana, dan sebagainya dan apa yang akan dilakukan intensifikasi,
eksistensifikasi, revisi, renovasi.
Permasalahan yang sering muncul dalam perencanaan pembelajaran adalah
masalah arah atau tujuan pembelajaran. Masalah yang sering terjadi dalam penentuan
arah atau tujuan pembelajaran adalah rumusan masalah yang dibuat oleh guru terlalu
luas dan tidak operasional, sehingga sulit diukur dan diobservasi yang berakibat
tujuan pengajaran tidak dipahami oleh siswa. Karena tidak dipahami oleh siswa, siswa
lebih banyak mencoba menduga-duga tujuan pembelajaran yang hendak di capai
dalam pembelajaran.
Sedangkan tujuan pembelajaran itu harus sejalan dengan tujuan misi dari
sekolah, yaitu untuk menghasilkan lulusan peserta didik yang berkualitas. Untuk itu
seorang kepala sekolah harus mengupayakan tenaga pendidik guru mempunyai
pengetahuan luas dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai pendidik

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan


dalam rangka perubahan perubahan prilaku peserta didik secara konstruktif. ... Tujuan
pembelajaran digunakan sebagai penentu pengembangan materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian.

Yang dibahas ialah :

1) Pengertian tujuan pembelajaran


2) Fungsi tujuan pembelajaran
3) Ranah tujuan pembelajaran
4) Hunganan antar ranah
5) Mengklarifikasi tujuan pembelajaran
6) Kesulitan dalam menulis tujuan pembelajaran
7) Pro kontra penulisan tujuan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari


kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu pada
tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada
di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi
perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi
nyata yang dihadapi setiap sekolah.

Hal yang dibahas ialah :

1) Pengertian perencanaan pembelajaran


2) Ruang lingkup perencanaan pembelajaran
3) Manfaat perencanaan pembelajaran
4) Fungsi perencanaan pembelajaran
5) Tujuan perencanaan pembelajaran
6) Hambatan dalam perencanaan pembelajaran

11
B. SARAN

Setelah membaca makalah tentang mengembangkan tujuan pembelajaran dan


perencanaan pembelajaran ini kami selaku pembuat makalah berharap kepada pembaca dapat
memahami apa itu tujuan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran. Dan kami selaku
penulis paham betul banyak kekurangan dari apa yang kami buat ini maka dari itu kami
selaku pembuat makalah ini berharap bagi pembaca dapat memberikan saran kepada kami
jika terdapat kesalahan dalam menulis atau isi dari makalah yang kami buat ini, agar kami
selaku pembuat makalah dapat belajar dari kesalahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.silabus.web.id/perencanaan-pembelajaran/

https://www.silabus.web.id/perencanaan-pembelajaran/

https://hannikhamdiyah.blogspot.com/2015/12/konsep-dasar-perencanaan-pembelajaran.html?
m=1#:~:text=4.%20Ruang%20lingkup%20perencanaan%20pembelajaran,Merumuskan%20langkah
%2Dlangkah%20pembelajaran%2C%20yang

http://materiinside.blogspot.com/2015/11/pengertian-perencanaan-pembelajaran.html?m=1

Kemp,J.E, Morrison, G.R., and Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Maxwell
Macmilan International.

https://rimatrian.blogspot.com/2014/01/pengembangan-tujuan-pembelajaran.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai