Anda di halaman 1dari 15

MAKALA BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN
“TUJUAN PEMBELAJARAN”

OLEH:
KELOMPOK IV
1. ELSA AISYAH (200105500007)
2. FADILA (1813041007)
3. FIRNANDA (200105501003)
4. FITRI NURKHALIZA (200105502001)
5. SYAHRUL RAMADANA (1713042015)

KELAS: PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara pena;
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
yang telah membawa kita dari kegelapan menuju cahaya yang terang-benderang serta
kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau.

Makalah yang berjudul “Tujuan Pembelajaran” membahas tentang pengertian


dari taksonomi tujuan pembelajaran, apa saja prinsip-prinsip pembelajaran, apa saja
manfaat dari adanya tujuan pembelajaran, apa saja kawasan tujuan pembelajaran,
bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, apa saja mekanisme dan ranah dan
evaluasi hasil belajar, dan bagaimana penilaian hasil belajar. Penulis menyadari
bahwa makalah ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari Makala ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya penulis sangat
mengaharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun agar kiranya makalah
ini dapat menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Makassar, 21 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Taksonomi Tujuan Belajar..........................................................3
B. Prinsip-prinsip Tujuan Belajar......................................................................3
C. Manfaat Tujuan Belajar................................................................................4
D. Kawasan Tujuan Belajar...............................................................................5
E. Perumusan Tujuan Belajar............................................................................9
F. Mekanisme Ranah Evaluasi Hasil Belajar…………………….……..………9
G. Pemahaman Tentang Penilaian Hasil Belajar………………………………10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti yang tertuang dalam Permendiknas RI
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik,
mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan
prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi
belajar siswa. Karena segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya suatu
tujuan yang keuntungannya dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran
seperti: pengalokasian waktu mengajar yang dapat dimanfaatkan secara tepat, pokok
bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak adamateri pelajaran yang dibahas
terlalu dalam atau terlalu sedikit, guru dapat menetapkan berapa banyak materi materi
pelajaran yang sebaiknya disajikan, dapat menetapkan urutan dan rangkaian secara
tepat, dengan mudah dapat menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar
yang tepat, dapat mempersiapkan media pembelajaran, metode pembelajaran, dan
dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam segi pemahaman. Karena
seorang guru profesional harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk
perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh
siswa setelah mengikuti pelajaran atau hasil proses belajar mengajar.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang beberapa tujuan pembelajaran yang harus
diperhatikan oleh beberapa pendidik untuk dapat merealisasikan dan
mengembangkan beberapa materi dan metode dalam belajar sebagai bekal untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini berdasarkan latar belakang yang
di uraikan di atas adalah:

1
1. Apakah pengertian dari taksonomi tujuan pembelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran?
3. Apa saja manfaat dari adanya tujuan pembelajaran?
4. Apa saja kawasan tujuan pembelajaran?
5. Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran?
6. Apa saja mekanisme dan ranah dan evaluasi hasil belajar?
7. Bagaimana penilaian hasil belajar?
C. Tujuan penulisan
1. Memahami pengertian taksonomi tujuan pembelajaran.
2. Memahami prinsip-prinsip pembelajaran.
3. Memahami manfaat dari adanya tujuan pembelajaran.
4. Memahami kawasan tujuan pembelajaran.
5. Memahami cara merumuskan tujuan pembelajaran.
6. Mengetahui mekanisme dan ranah dan evaluasi hasil belajar
7. Mengetahui penilaian hasil belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Taksonomi Tujuan Belajar


Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun
dan diurut berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu. Taksonomi berasal dari bahasa
yunani “Tassein” Yang berarti untuk mengklasifikasi dan “Nomos” yang berarti
aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi seperti semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian-kejadian sampai pada kemampuan berpikir yang semua itu dapat
diklasifikasi menurut beberapa skema taksonomi. dalam dunia pendidikan taksonomi
tujuan belajar adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam tiga kawasan
(Kognitif, Afektif dan psikomotorik). Karena tujuan pembelajaran perupakan salah
satu aspek yang sangat perlu untuk dipertimbangkan dalam melaksanakan
pembelajaran.
B. Prinsip-prinsip Tujuan Belajar
Beberapa prinsip di bawah ini juga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
kurikulum agar tujuan kurikulum dapat dilaksanakan secara maksimal. Adapun
prinsip tujuan pembelajaran tersebut adalah:
1. Motivasi,kebutuhan dan perhatian.
Perhatian sangatlah berperan penting sebagai awalan dalam memicu kegiatan belajar.
Sementara motivasi memiliki keterkaitan dengan minat siswa, sehingga mereka yang
mempunyai minat tinggi terhadap mata pelajaran tertentu juga bisa menimbulkan
motivasi yang lebih tinggi lagi dalam belajar.
2. Keaktifan.
Pada hakikatnya belajar itu merupakan proses aktif yang mana seseorang melakukan
kegiatan untuk mengubah perilaku dan pemikiran menjadi lebih baik.
3. Mengorganisasi pengalaman.

3
Prinsip aktivitas di mana masing-masing individu haruslah terlibat langsung untuk
merasakan atau mengalaminya. Adapun sebenarnya di setiap kegiatan pembelajaran
itu haruslah melibatkan diri kita secara langsung.
4. Pengulangan.
Prinsip pengulangan di sini memang sangatlah penting yang mana teori yang sudah
dipelajari bisa kita jadikan petunjuk untuk memperkuat pemahaman siswa.
5. Tantangan.
Penerapan bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang seperti halnya
mengandung permasalahan yang harus dipecahkan.
6. Perbedaan individu.
Proses belajar masing-masing individu memang tidaklah sama baik secara fisik
maupun psikis. Untuk itulah di dalam proses pembelajaran mengandung penerapan
bahwa masing-masing siswa haruslah dibantu agar lebih memahami kelemahan serta
kekuatan yang ada pada dirinya.
7. Memerlukan pemahaman.
Pemahaman merupakan hal penting yang harus ditekankan pada siswa karena dapat
mempermudah dalam pengembangan kompetensi.
8. Hasil belajar merupakan bentuk berubahan perilaku siswa secara menyeluruh.
siswa akan lebih semangat jika mereka mengetahui serta mendapatkan nilai yang
baik. Terlebih lagi jika hasil yang didapat sangat memuaskan sehingga itu bisa
menjadi titik balik yang akan sangat berpengaruh untuk kelanjutannya.
C. Manfaat Tujuan Belajar
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu,
baik bagi guru guru maupun siswa. Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk
tujuan khusus (objective) memberikan 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran,
yaitu:
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih
mandiri.

4
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar.
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran.
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.[3]
D. Kawasan Tujuan Belajar
Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
kurikulum. Dan tujuan kurikulum dirumuskan dengan memperhatikan berbagai
faktor, yaitu: tujuan pendidikan Nasional dan kesesuaian antara tujuan kurikulum
dengan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan, kebutuhan masyarakat atau
lapangan kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sistem nilai dan
aspirasi yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini menjadi penting karena tujuan
tersebut dijadikan pedoman dalam merumuskan tujuan kurikulum yang pada akhirnya
dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Hal tersebut juga dijelaskan di
dalam ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan tujuan belajar manusia dari segala
aspek (mencerdaskan peserta didik baik afektif, kognitif maupun psikomotorik.)
sebagai bekal untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. yaitu : “Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.”(Al-Baqoroh: 30)
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!”(Al-Baqoroh: 31)
Dua ayat di atas menjelaskan tentang Allah mengangakat manusia di muka bumi
sebagai khalifah karena memang manusia telah diciptakan sebagai sebaik-baik
penciptaan (ahsanu taqwiim). Dalam kitab zubadatu tafsiir disebutkan bahwa manusia

5
diciptakan dengan bentuk yang sempurna, bisa menggenggam makanannya dengan
tangaannya, berpengetahuan, berbicara, berfikir dan bijak. Dengan demikian maka
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana yang
dikehendaki Allah SWT.
Yang mana dalam hal ini juga diungkapkan oleh Bloom yang terkenal dengan
“Taxonomy of Educational Objectives ”
1. Wilayah kognitif
Wilayah kognitif ini membahas tentang tujuan pembelajaran yang berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai pada tingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi. Wilayah kognitif ini terdiri atas enam tingkatan (Bloom: 1979)
yaitu:
a. Tingkat pengetahuan, diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal,
mengingat, dan mengulang kembali pengetahuan yang telah diterimanya.
b. Pemahaman, kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri yang telah
diterimanya.
c. Penerapan, kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d. Analisis, kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
e. Sintesis, kemampuan dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan
unsur pengetahuan.
f. Evaluasi, kemampuan dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat
berdasarkan kriteria atau pengetahuan miliknya.
Sedangkan teori Bloom tentang tujuan pembelajaran dari segi kognitif mengalami
revisi teori seperti yang diungkapkan oleh Anderson dan Krathwhol yaitu:
a. Remember (Mengingat), mengingat merupakan kemampuan memperoleh
kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang yang terdiri dari
proses mengenal kembali dan mengingat.

6
b. Understand (Memahami), merupakan kemampuan untuk merumuskan makna dari
pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan ataupun grafik yang terdiri dari proses menginterpretasikan, memberi
contoh, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menduga, membandingkan dan
menjelaskan.
c. Apply (Menerapkan), merupakan kemampuan menggunakan prosedur untuk
menyelesaikan masalah yang terdiri dari proses kemampuan melakukan dan
menerapkan.
d. Analyze (menganalisis), merupakan kempuan untuk memecah suatu kesatuan
menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya
atau merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan
antar bagian tersebut. kategori Apply terdiri dari kemampuan membedakan,
mengorganisasi dan memberi simbol.
e. Evaluate (Menilai), merupakan kemampuan melakukan judgement berdasar pada
kriteria dan standar tertentu. Adapun kategori menilai terdiri dari mengecek dan
mengkritik.
f. Create (Berkreasi), merupakan menggeneralisasi ide baru, produk atau cara
pandangyang baru dari suatu kejadian. Yang mana kegiatan ini dimulai dari
kegiatan memahami soal dilanjutkan dengan memikirkan metode penyelesaian
dan menggunakannya dalam rancangan kegiatan dan di akhiri dengan cara siswa
menyusun penyelesaian.
2. Wilayah Afektif
Wilayah afektif merupakan salah satu domain yang berkaitan dengan sikap,
interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Wilayah afektif ini
terdiri dari lima tahapan (Krathwohl: 1974) sebagai berikut:
a. Kemauan menerima, keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan
tertentu seperti keinginan membaca buku,mendengarkan musik, atau berteman
dengan orang yang mempunyai latar belakang berbeda.

7
b. Kemauan menanggapi (respons), merupakan kegiatan yang menunjuk pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.
c. Berkeyakinan dalam menilai (menghargai), berkaitan dengan kemauan menerima
sistem nilai tertentu pada diri individu. Seperti rasa kepercayaan terhadap sesuatu,
sikap ilmiah, komitmen untuk melakukan melakukan suatu kehidupan sosial.
d. Penerapan karya (mengorganisasi karya), berkenaan dengan penerimaan berbagai
sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih
tinggi.
e. Karakterisasi Nilai, yang merupakan tingkatan yang tertinggi. Yang biasanya
pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan
perilakunya dengan sistem nilai yang dipegangnya.[6]
3. Wilayah psikomotorik, mencakup tujuan yang berkaitan keterampilan dan bersifat
manual atau motorik. Urutan yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
adalah sebagai berikut (Anita Harrow :1971) :
a. Gerak refleks, Berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan.
b. Kesiapan melakukan kegiatan (keterampilan dasar), seperti kesiapan mental,
kesiapan fisik, kesiapan emosional untuk melakukan suatu kegiatan.
c. Kecakapan mengamati, berkenaan dengan penampilan respons yang sudah
dipelajari dan telah menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan
menunjukkan suatu kemahiran.
d. Respon terbimbing (kecakapan jasmaniah), seperti meniru atau mengikuti,
mengulangi perbuatan, yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain,
melakukan kegiatan coba-coba.
e. Kemahiran (gerakan keterampilan), penampilan gerakan motorik dengan
keterampilan penuh yang biasanya cepat,dengan hasil baik tetapi menggunakan
sedikit tenaga.
f. Adaptasi (komunikasi berkesinambungan), berkenaan dengan keterampilan yang
sudah berkembang pada diri individu sehingga mampu membuat perubahan pada
pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.

8
E. Perumusan Tujuan Belajar
1. Menggambarkan apa yang diharapkan oleh siswa dengan menggunakan kata-kata
kerja yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati, menunjukkan stimulus
yang membangkitkan tingkah laku siswa, memberikan penghususan tentang
sumber-sumber yang dapat digunakan siswa dan orang-orang yang dapatdiajak
bekerja sama.
2. Menunjukkan mutu tingkah laku dalam bentuk ketepatan atau ketelitian respons,
kecepatan panjangnya dan frekuensi respons.
3. Menggambarkan kondisi atau lingkungan yang menunjang tingkah laku siswa
yang berupa kondisi atau lingkungan fisik, kondisi atau lingkungan psikologis.
F. Mekanisme Ranah Evaluasi Hasil Belajar
Dalam permenristekdikti no. 44 tahun 2015 pasal 19 ayat 1 diartikan sebagai
kriteria minimal tentang proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa
mekanisme penilaian dan penilaian capaian pembelajaran mekanisme penilaian terdiri
atas:
1. Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria,
indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan
rencana pembelajaran;
2. Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria,
indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian;
3. Memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian
kepada mahasiswa; dan
4. Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara
akuntabel dan transparan.
Selain Mekanisme Penilaian, Peserta didik mengembangkan kompetensi yang
berhubungan dengan berbagai ranah Penilaian, antara lain:
1. Penilaian Ranah Sikap (Afektif)

9
Dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar mahasiswa
(mahasiswa menilai kinerja rekannya dalam satu bidang atau kelompok), dan
penilaian aspek pribadi yang menekankan pada aspek beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, disiplin dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
2. Penilaian Ranah Pengetahuan (Kognitif)
Melalui berbagai bentuk tes tulis dan tes lisan yang secara teknis dapat
dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. o Secara langsung
maksudnya adalah dosen dan mahasiswa bertemu secara tatap muka saat
penilaian, misalnya saat seminar, ujian skripsi, tesis dan disertasi. o Secara tidak
langsung, misalnya menggunakan lembar-lembar soal ujian tulis
3. Penilaian Ranah Keterampilan (Psikomotor)
Melalui penilaian kinerja yang dapat diselenggarakan melalui praktikum, praktek,
simulasi, praktek lapangan, dan lain-lain yang memungkinkan mahasiswa untuk
dapat meningkatkan kemampuan keterampilannya.
G. Pemahaman Tentang Penilaian Hasil Belajar
Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi.
Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu
atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Istilah terkait dengan konsep penilaian
yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik yaitu;
pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
1. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis
kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan
peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat
menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif
atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya
bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik,

10
baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta
didik.
2. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang
biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik.
Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian
belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah
fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix,
1991). Penilaian dilakukan setelah pengujian, yang mencakup semua proses
pembelajaran. Kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik
saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas,
dan administrasi lembaga pendidikan.
3. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau
kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi
terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak
mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan
informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan,
kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam
kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis
data yang ingin diperoleh.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Taksonomi tujuan belajar merupakan pengelompokan tujuan pembelajaran
dalam tiga kawasan (Kognitif, Afektif dan psikomotorik) yang bertujuan untuk
memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar agar belajar tetap selalu nyaman
dan menyenangkan. Adapun tujuan tersebut diklasifikasi dalam 3 hal yaitu:
1. Kawasan kognitif yang terdiri dari pengetahun, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi (teori Bloom lama), sedangkan teori Bloom yang baru yaitu:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, berkreasi.
2. Kawasan Afektif yang terdiri dari menerima, menanggapi, menghargai,
mengorganisasi karya, dan karakterisasi nilai.
3. Kawasan psikomotorik yang terdiri dari gerak refleks, keterampilan dasar,
kecakapan mengamati, kecakapan jasmaniyah, gerak keterampilan dan
komunikasi yang berkesinambungan.
Jadi, implikasi taksonomi tujuan belajar dalam pendidikan adalah dapat
mempermudah dalam membentuk dan mengidentifikasi kepribadian, intelektual, dan
keterampilan dalam diri individu sesuai dengan amanat tujuan nasional, akan tetapi
masih harus perlu bimbingan dan perhatian yang lebih spesifik pada diri siswa.
B. Saran
Melihat pentingnya taksonomi tujuan dalam belajar karena dalam proses
pembentukan karakter, kepribadian siswa dan juga berkaitan dalam pengembangan
kurikulum, maka seluruh calon pendidik dan para pendidik diharapkan mampu
mempelajari,memahami dan mengimplementasikannya dalam kegiatan proses belajar
mengajar.

12

Anda mungkin juga menyukai