LEARNING (DL)
Oleh
Kelompok 4
1. Hanum Citra Khumairoh Nst (2203311046)
2. Sri Rejeki Situmorang (2202111006)
3. Pasya Amelia (2203311046)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul " Hakikat dan Aplikasi Strategi Pembelajaran Discovery Learning (DL) " tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun untuk melengkapi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir, serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Aamiin...
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Discovery Learning?
2. Apa Konsep Dasar Model Pembelajaran Discovery Learning?
3. Apa Tujuan Pembelajaran Discovery Learning?
4. Apa Karakteristik Pembelajaran Discovery Learning?
5. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning?
6. Bagaimana Tahap-tahap Pelaksanaan Discovery Learning?
4
Sebagaimana rumusan masalah di atas maka tujuan serta manfaat yang dapat diambil
yaitu:
1. Mengetahui pengertian, konsep dasar, tujuan pembelajaran, karakteristik ,kelebihan
dan kekurangan serta tahap tahap dalam pelaksanaan Discovery Learing.
2. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Serta dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan bagi pembaca mengenai hakekat dan Aplikasi Strategi Pembelajaran
Discovery Learning.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, di mana murid
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir (Dalyono, 1996:41). Metode
Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi
bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery
itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind
(Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah
ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery
masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru,
sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah
itu melalui proses penelitian.
Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.
Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau
bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi
siswa sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui
dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk
(konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang dapat
meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan metode
Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus
Ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus
Discovery siswa menemukan informasi sendiri.
7
untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan. Discovery learning
membantu siswa membentuk cara kerja sama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan
bahwa keterampilanketerampilan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui
discovery learning lebih bermakna. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi discovery
learning dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan
dalam situasi belajar baru.
8
Discovery learning melatih siswa untuk lebih mengenal ilmu pengetahuan
disekitarnya, karena siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan
kemampuan intelektual siswa melalui bimbingan guru. Discovery learning juga memiliki
kekurangan.
Hosnan (2014: 288-289) mengungkapkan beberapa kekurangan discovery learning,
yaitu sebagai berikut.
1. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman antara guru
dengan siswa.
2. Menyita waktu banyak, karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing
siswa dalam belajar.
3. Menyita pekerjaan guru.
4. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan.
5. Tidak berlaku untuk semua topik.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
discovery learning melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran yang membuat siswa
lebih lama mengingat apa yang sudah dipelajarinya dan melatih siswa belajar mandiri, namun
discovery learning membutuhkan banyak waktu dan tidak semua topik cocok untuk model ini
serta tidak semua siswa mampu melakukan penemuan.
9
Melaksanakan kelas pelajaran dalam situasi kelas-utuh, memberi siswa satu contoh
dan meminta mereka mengamati dan menggambarkannya.
Memberikan satu contoh dan noncontoh serta meminta siswa membandingkan
keduanya.
Memulai dengan satu noncontoh dan meminta siswa menggambarkannya.
3. Fase 3: konvergen
Pada fase ini, guru membimbing para siswa agar resepon mereka seragam terhadap
satu tujuan belajar spesifik. Inilah fase dimana siswa secara aktual membangun pengetahuan
mereka mengenai konsep atau generalisasi.
10
Menurut Syah (dalam Hosnan, 2014: 289), ada beberapa prosedur yang harus
dilaksanakan dalam melaksanakan strategi discovery learning pada kegiatan belajar mengajar
secara umum, yaitu sebagai berikut.
1) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)
Pada tahap ini, guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas
pernyataan masalah.
5) Verification (pembuktian)
Pada tahap verification (pembuktian) ini, siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sintaks Model Discovery Learning terdiri
dari tahap langkah persiapan dan pelaksanaan keunggulan model discovery learning, yaitu
mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri , mendorong siswa berfikir intuisi
dan merumuskan hipotesis sendiri , memberikan keputusan yang bersifat intrinsic sedangkan
kelemahannya, yaitu metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk
belajar , metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21:
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Markaban, 2008. Model Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika SMK.
Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Matematika
Paull Eggen Don Kauchak, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran, Jakarta : PT.Indeks
Arief S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
14