Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I pendahuluan...............................................................................................
Latar belakang.......................................................................................................3
Tujuan ...................................................................................................................3
BAB II Pembahasan..............................................................................................
Daftar pustaka........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia kini dituntut untuk lebih baik lagi terkait hasil belajar
siswa. Dimana hasil belajar sangat dipengaruhi dengan bagaimana guru
memilih model penyampaian materi di kelas. Di Indonesia sendiri memiliki
berbagai macam model pembelajaran yang tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Pendidikan saat ini guru dituntut bekerja
lebih keras dalam meningkatkan hasil belajar siswa ini berhubungan dengan
bagaimana guru menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Cara penyampaian
materi dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan berbagai macam
model, pendekatan dan strategi yang dapat digunakan dalam merancang
pembelajaran. Terkait dengan pemanfaatan model, pendekatan dan strategi
yang ada sebagai yang memiliki pengaruh cukup besar pada peningkatan
hasil belajar siswa, maka digunakanlah metode pendekatan discovery learning
yang dianggap mampu memberikan hasil belajar yang baik dan sesuai dengan
tujuan yang ada.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Seorang tokoh ahli yang menciptakan metode ini bernama Jerome S. Bruner.
Sebagai ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif, Bruner
berpendapat bahwa discovery learning adalah tempat bagi siswa membangun ide
atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang ada.
5
7) Fase Penutup
Fase ini adalah proses terakhir yang berisi ulasan kembali materi yang
telah dipelajari bersama sama oleh siswa dan memberikan koreksi jika
diperlukan serta rekomendasi dari proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
6
Sementara itu kekurangan metode discovery learning menurut Hanafiah (2012,
hlm. 79) adalah sebagai berikut.
1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
Terkadang terhitung sangat sulit untuk mewujudkannya.
2. Dalam keadaan di kelas gemuk atau yang memiliki jumlah siswa terlalu
banyak, maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
Guru akan kesulitan untuk benar-benar memperhatikan proses
pembelajaran setiap murid.
3. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka
metode discovery learning ini akan mengecewakan.
4. Ada kritik yang menyatakan bahwa bahwa proses dalam model discovery
terlalu mementingkan proses pemahaman saja, sementara perkembangan
sikap dan keterampilan siswa dikhawatirkan kurang menjadi sorotan.
7
PENUTUP
KESIMPULAN
Discovery learning adalah proses untuk memahami suatu konsep dari materi
secara aktif dan mandiri untuk kemudian diperoleh suatu kesimpulan. Pada
metode ini, guru tidak secara aktif menjelaskan materi pada peserta didik. Tugas
guru hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan materi.
Selanjutnya, peserta didiklah yang harus menemukan, menyelidiki, dan
menyimpulkan hasil temuannya sebagai modal untuk menjawab pertanyaan dari
guru. Pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya informasi final dari suatu
konsep atau materi, melainkan peserta didik harus mengorganisasi solusinya
secara mandiri. Manfaat discovery learning adalah pemahaman peserta didik
tentang suatu konsep dalam pembelajaran bisa bertahan lebih lama karena mereka
memahami konsep tersebut secara mandiri, melalui keaktifannya dalam menggali
informasi.
SARAN
1) Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat dengan serius dalam mengikuti pelajaran terutama
dalam kegiatan menalar dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
dapat mengembangkan kemampuan menalarnya secara lebih optimal agar
dapat meningkatkan prestasi terutama hasil belajarnya.
2) Bagi guru
Guru diharapkan dapat menggunakan pendekatan saintifik model
discovery learning dalam pembelajaran. Hal ini perlu diterapkan karena
terbukti dapat meningkatkan kemampuan menalar dan hasil belajar siswa
tema bermain dengan benda-benda sekitar. Siswa akan secara aktif lebih
8
menggali kemampuan menalarnya sehingga guru lebih mudah dalam
menyampaikan materi sekaligus mengembangkan kemampuan siswa.
3) Bagi sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Penyediaan ini dapat berupa segi sumber daya manusia yang memadai
maupun lingkungan pendukung kegiatan belajar mengajar yang mampu
mengembangkan keterampilan ilmiah siswa.
9
DAFTAR PUSTAKA
10