Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STRATEGI BELAJAR PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

Disusun oleh :

Kelompok 4 :
1. Nelva Ilyas Sari (21101751)
2. Yogi Wira Nofrija (21101895)

Dosen Pengampuh :
Darmizal, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PPENDIDIKAN
STKIP NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disususn sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah STRATEGI
BELAJAR PEMBELAJARAN dengan MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi,
namun dengan semangat ingin belajar dan terus belajar, akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada


Bapak Darmizal, M.Pd selaku dosen mata kuliah STRATEGI BELAJAR
PEMBELAJARAN yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan
penyusunan materi makalah, serta terima kasih pula kepada seluruh pihak baik
yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi kita
semua. Terima kasih.

Pauh Kambar, 07 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan pembahasan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Pembelajaran Inovatif dengan Tipe-Tipenya........................................3
B. Membedakan Model-Model Pembelajaran Inovatif.............................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………… 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
membentuk sebuah peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan
perubahan dan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam hal ini, faktor yang mempunyai peranan yang sangat
penting yaitu guru. Sehubungan dengan hal tersebut profesionalisme guru
kini semakin menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya
tuntutan akan mutu pendidikan.
Guru akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi patokan
terdepan yang berinteraksi langsung dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut untuk
mengembangkan keahlian, pengetahuan dan melahirkan hal-hal baru Guru
yang mampu berinovasi berarti menandakan guru tersebut bisa
mengembangkan ide-ide kreatif yang mereka miliki.
Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam
strategi pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk
menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus
menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut pada peserta
didik. Metode lebih penting dari pada materi, dan guru lebih penting dari
pada metode dan materi.
Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik, maka usaha untuk
mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah
satu alternatif. Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan
strategi mengajar bagi guru itu sendiri dan strategi belajar bagi peserta
didik.

1
2

B. Rumusan masalah
1. Pengertian Pembelajaran Inovatif dengan Tipe-Tipenya
2. Membedakan Model-Model Pembelajaran Inovatif
C. Tujuan pembahasan
1. Pengertian Pembelajaran Inovatif dengan Tipe-Tipenya
2. Membedakan Model-Model Pembelajaran Inovatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Inovatif dengan Tipe-Tipenya
Pembelajar inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya
yang dilakukan oleh guru (konvensional) Pembelajaran semacam ini akan
membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalata mengikut kegiatan
pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak
bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa Di samping it pengetahuan
yang diperoleh siswa di dalam kelas cenderung artifisial dan seolah-olah
terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dialami sisw
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan di
kondisikan untuk siswa agar belajar Dalam pembelajaran yang berpusat
pada siswa pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting
karena dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai
Hidangan antara guru dan siswa mnenjadi hubungan yang saling bebat
darig incnibangen Otonomi siswa schapai pribadi dan subjek pedulikan
menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran
Pembelajaran semacam ini disebut dengan pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran di mana seorang
guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingg
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan juga mengemukakan gagasan
nya di samping aktif pembelajaran juga harus menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan erat dengan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusarkan per
hatiannya sera pepuli pada belajamya. Keadaan yang aktif dan me
nyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif yait
menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para sewa sebab belajaran
memiliki szumlah tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan dari
menghasilkan apa yang harus dikuasa siswa, maka ada beberapa model

3
4

pembelajaran inovatif dan pendekatannya, yang dapat diterapkan dalam


kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu:
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Egge, di: (1993:13) pembelajaran kooperatif adalah
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar saling
membantu dalam mempelajari sesuatu.
Model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk
mengerjakan materi yang kompleks dan dapat membantu guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan
antara manusia, misalnya membuat siswa menghargai perbedaan dan
keberagaman Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga dapat
memotivasi selurah siswa untuk belajar dan membantu saling belajar,
berdiskusi, berdebar. dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan
keterampilan keterampilan. nemanfaatkan energi sosial siswa, saling
mengambil tanggung jawab dan belajar menghargai satu sama lain.
Menurut Salvin, dkk (dalam Ibrahim 2002:21), STAD merupakan
pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederisana Diksukan
demikian, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat
kaitannya dengan pembelajaran konvensional STAD terdiri dan
komponen utama, yaitu presentasi kefar kerja tim, kuis, skor perbaikan
individu, dan penghargaan tim Tipe STAD dalam kelompok
menggunakan kelompok kelompok kecil dengan jumlah tiap kelompok
4-5 orang
Seperti halnya pembelajaran lain, model pembelajaran kooperatif
tipe STAD membutuhkan persiapan yang matap sebelum kegiatan pem
belajaran dilaksanakan, yakni perangkat pembelajaran, mombentuk
kciompok kooperati menentukan skor awal, d pengaturan tempat
duduk, kerja kelompok
2. Model Pembelajaran Strategi KWL (Know-Want-Learn)
KWL merupakan kepanjangan dari know yang berarti mengetahui
yang berarti ingin, dan learn yang berarti belajar Jadi, strategi KWL
merupakan suatu strategi yang dapat membuat anak berpikir tentang
5

apa yang diketahui suatu topik dan apa yang ingin diketahui tentang
topik Menurut Farida (2007 41), strategi ini dikembangkan oleh Ogic
pada tahun 1986, untuk membantu guru menghidupkan latar belakang
pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik
Strategi KWL memberkan kepada siswa tujuan membaca dan
memberikan suatu peran aktif, sebelum dan sesudah membaca Strategi
ini membantu siswa memikirkan informasi yang baru diterima Sele itu,
strategi in juga bisa memperkuatkan kemampuan mengembangk
pertanyaan pertanyaan tentang berbagai topik dan siswa juga dap
menilai pekerjaan mereka sendiri
Dalam strategi KWL melibatkan tiga tahap dasar yang menuntion
siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang ingin merc
ketahui, menentukan apa yang mereka ketahui, dan mengingat kembali
tentang apa yang telah mereka pelajari, yakni:
a. Tahap 1 : Know (K), apa yang saya ketahui, merupakan kegiatan
sumbangan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang
topik
b. Tahap 2 : What I want to learn (W) guru menentukan siswa
menyusun tujuan khusus membaca.
c. Tahap 3 : What have learned (L) terjadi setelah membaca Ke giatan
ini merupakan tindak lanjut untuk menentuk memperluas, dan
menemukan seperangkat tujuan membaca.
3. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Model ini berasal dan premis bahwa dalam bidang sosial maupun
intelektual proses pembelajaran di sekolah menggabungkan nilai-nilar
yang didapatnya, keberhasilan model penggunaan ini sangat
tergantung dengan latihan komunikasi dan berbagai keterampilan
sosial yang dilakukan sebelumnya
Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan
Pendekatan ini memeriukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit
daripada pendekatan yang berpusat pada guru Pendekatan ini juga
6

mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok


yang benar.
Dalam implementasi investigasi kelompok, guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6 orang yang sifatnya
heterogen Kelompok ini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan
keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam topik untuk
discidik dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
Terpilih Kemudian, ta menyiapkan dan mempresentasikan laporan ke
lompoknya kepada seluruh kelas.
Adapun tahap-tahap pembelajaran Group Investigation, dibagi
dalam lima tahap, yakni:
a. Tahap 1 : Mengidentifikan topik dan mengorganisasikan ke dalam
masing-masing kelompok kerja
b. Tahap 2 : Merencanakan investigasi dalam kelompok
c. Tahap 3 Melaksanakan investigasi
d. Tahap 4 Mempersiapkan laporan
e. Tahap 5 Mengevaluasi
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW
Jigsaw adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif di mana dalam penerapannya siswa dibentuk dalam
kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri atas tim ahli sesuai dengan
pertanyaan yang disiapkan guru maksimal lima pertanyaan sesuai
dengan jumlah tim ahli. Model ini dikembangkan oleh Eliot Aroson
(1978). Model ini digunakan bila materi dikaji dalam bentuk narasi
tertulis, misalnya pelajaran kajian- kajian sosial, sastra, dan beberapa
bagian sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan bukan
keterampilan.
Adapun tahap-tahap model pembelajaran Jigsaw, yakni:
a. Tahap 1 : Menyiapkan bahan pembelajaran
b. Tahap 2 : Menempatkan siswa dalam kelompok belajar. maksimal
4-5 orang secara heterogen.
c. Tahap 3 : Menempatkan siswa dalam kelompok pakar atau ahli.
7

d. Tahap 4 : Menentukan skor awal untuk mencatat skor sebagai skor


dasar
e. Tahap 5 : Membaca
f. Tahap 6 : Diskusi kelas pakar.
g. Tahap 7 : Laporan kelompok.
h. Tahap 8 : Para pakar/ahli kembali ke dalam kelompok asal.
i. Tahap 9 : Tes hasil diskusi dilakukan secara menyelunih untuk
semua siswa
j. Tahap 10 : Para siwa mengambil kuis individu yang mencakup
semua topik
k. Tahap 11 : Penghargaan kelompok. Skoring untuk JIGSAW sama
seperti skoring untuk model STAD, termasuk skor- skor dasar,
poin-poin perbaikan, prosedur-prosedur skoring tim. Di samping
itu, sebagian dalam STAD sertifikat, papan buletin atau berbagai
penghargaan lain diberikan sebagai penghargaan terhadap
kelompok- kelompok yang sukses.
5. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang kusus untuk menunjang proses pembelajaran siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap atau langkah demi langkah.
Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi.
pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung
digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan
lang- sung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembe- lajaran harus seefisien mungkin
sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu,
Langkah-langkah pembelajaran langsung, pada dasarnya mengikuti
pola-pola pembelajaran secara umum, langkah-langkah pembelajaran
langsung meliputi tahapan sebagai berikut .
a. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa;
8

b. Menyampaikan tujuan.
c. Menyiapkan siswa;
d. Presentasi dan demonstrasi;
e. Mencapai kejelasan;
f. Melakukan demonstrasi;
g. Mencapai pemahaman dan penguasaan,
h. Berlatih: Memberikan latihan terbimbing:
i. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik;
j. Memberikan kesempatan latihan mandiri.
6. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM)
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah autentik sebagai sumber
belajar, sehingga peserta didik dilatih berpikir tingkat tinggi dan
mengembangkan kepribadian lewat masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut Dewey (dalam Ibrahim 2005:19) belajar berdasarkan
masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan
hubungan antara dua arah, yaitu belajar dan lingkungan
Sebagai suatu model pembelajaran, maka pembelajaran
berdasarkan masalah meniiliki ciri utama, yang membedakan dengan
model pem- belajaran yang lain, yakni sebagai berikut.
a. Mengorientasikan siswa pada masalah autentik
b. Berfokus pada keterkaitan antara disiplin lainnya
c. Penyelidikan autentik.
d. Menghasilkan produk dan nielakukannya.
Seperti pembelajaran lain pada umumnya, maka model penerapan
pembelajaran berdasarkan masalah terdiri atas fase-fase perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, dan fase evaluasi. Menurut Ibrahim
(2007:72), pada pembelajaran berdasarkan masalah fase-fase tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Perencanaan,
b. Penetapan tujuan,
c. Merancang situasi masalah,
9

d. Organisasi sumber daya dan rencana logistik,


e. Pelaksanaan.
f. Organisasi siswa pada masalah,
g. Mengorganisasikan siswa untuk belajar,
h. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.
i. Mengembangkan hasil karya,
j. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah,
k. Evaluasi.
7. Strategi Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review)
Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi.
Strategi elaborasi adalah proses penambahan penilaian, sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi ini digunakan
untuk membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan tujuan
untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran.
Adapun beberapa karakteristik dari strategi ini, yaitu:
a. Mengacu pada perilaku dan proses berpikir, termasuk proses
memori dan metakognitif, yang secara langsung terlibat dalam
menyelesaikan tugas belajar;
b. Mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan sendiri, sehingga
membentuk siswa sebagai pembelajar mandiri melalui kegiatan
mendiagnosa suatu pembelajaran tertentu, memilih strategi belajar
untuk menyelesaikan belajar yang dihadapi, memonitor keefektifan
strategi yang digunakan sehingga siswa termotivasi untuk terlibat
dalain situasi belajar sampai masalah terselesaikan. Langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca PQ4R,
yaitu preview, question, read, reflect, recite, review
8. Model Pembelajaran Strategi Directed Reading Activity (DRA)
Strategi DRA dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan
membaca yang jelas, dengan menghubungkan berbagai pengetahuan
yang telah dipelajari siswa sebelumnya, untuk membangun
pemahamannya. Model tinggi, dengan memfokuskan pada aspek
10

membaca. Model ini bersifat siswa dan pembelajaran ini khusus untuk
mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas aplikatif, artinya dapat
diterapkan sesuai dengan kebutuhan kemampuan guru dalam
mengelolah kegiatan belajar mengajar
Adapun langkah-langkah kegiatan dalam model pembelajaran
Strategi Directed Reading Activity (DRA), adalah sebagai berikut.
a. Fase 1: Persiapan
Ada empat komponen, yaitu:
1) Tugas membaca, menghubungkan dengan isi pelajaran,
memperkenalkan kosakata baru, dan menyusun tujuan pem-
belajaran.
2) Menghubungkan isi pelajaran dengan pelajaran sebelumnya
3) Melibatkan pengenalan kosakata baru,
4) Menyusun tujuan membaca.

b. Fase II: Membaca dalam hati


Membaca dalam hati dapat meningkatkan pemahaman dalam
ingatan sehari-hari dan mendorong siswa mempraktikkan strategi
belajar secara mandiri.

c. Fase III: Tindak lanjut (dilakukan setelah membaca).


9. Model Pembelajaran Cooperatif Integratedreading and
composition (CIRC)
Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kesempatan siswa
untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dan kegiatan
membaca mereka, dengan membuat para siswa membaca untuk teman
satu timnya dengan melatih mereka mengenai saling merespons
kegiatan membaca mereka.
Model CIRC mengutamakan kerja sama dalam kelompok atau tim
dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok
CIRC dibentuk secara heterogen, bail. jenis kelamin maupur.
kemampuan membaca siswa. Tiap kelompok terdiri dari 2-4 0rang
11

siswa Pengaturan nangan tidak diatur secara klasikal, tetapi dibagi


dalam kelompok- kelompok kecil
Adapun tahap tahap dalam Fegiatan pembelajaran CIRC, yaitu
a. Tahap I : Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan ke dalam
kelompok kerja
b. Tahap II : Merencanakan kegiatan kelompok
c. Tahap III : Melaksanakan pembelajaran
d. Tahap IV : Mempersiapkan laporan akhir
e. Tahap V : Menyajikan laporan akhir
f. Tahap VI : Evaluasi
10. Model Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite,Review)
SQ3R merupakan salah satu bagian strategi elaborate yang
pengunaannya untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi
dalam membaca melatih kemampuan membaca cepat, melatih duya
peramalan berkenaan dengan si bacaan dan mengembangkan
kemampuan membaca kritis dan komprehensif. Karakteristik model
pembelajaran SQ3R adalah sebagai berikut.
a. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran
b. Guru sebagai fasilitator dan mediator yang akuf
c. Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru
sebagai pembimbing.
d. Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta
untuk mensurvei hal-hal pokok yang terdapat dalam fenomena
yang dihadapi
e. Siswa menyelidiki makna yang terkandung dalam suatu fenomena
atau kejadian dengan berpedoman pada hal-hal pokok yang telah
disurvei lebih dahulu
Adapun prosedur peiaksanaan model pembelajaran SQ3R, dapat
kita lihat seperti di bawah ini, yaitu:
12

a. survey langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca


sepintas dengan cepat sebelum mulai membaca secara lengkap isi
bacaan yang merupakan materi pembahasan
b. Question langkah ini dimaksudkan agar siswa mengajukan per
tanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada
pada bahan bacaan siswa
c. Read (recite) recite pada langkah ini siswa diminta untuk
merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari
dengan menyatakan butir butir penting dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan, melihat kembali catatan yang telah dibuat untuk
membuat intisari materi dari bacaan.
d. review pada langkah ini siswa diminta untuk membaca catatan
singkat atau intisan yang telah dibuatnya mengulang kembali
seluruh isi bacaan bila perlu, dan sekali lagi menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
B. Membedakan Model-Model Pembelajaran Inovatif
1. Model Pembelajaran Langsung
a. Istilah dan Pengertian
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah (Arends, 1997). Istilah lain model pengajaran langsung
dalam Arends (2001, 264) antara lain training model, active
teaching model, mastery teaching, dan explicit instruction.
Ciri-ciri model pembelajaran langsung (dalam Kardi & Nur,
2000: 3) adalah sebagai berikut.
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa,
termasuk prosedur penilaian belajar.
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran.
13

3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang


diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat
berlangsung dengan berhasil.
b. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua
macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif (dapat
diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang
sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melakukan sesuatu. Suatu contoh pengetahuan
deklaratif, yaitu tekanan adalah hasil bagi antara gaya dan luas
bidang benda yang dikenai gaya (p=F/A) Pengetahuan prosedural
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif di atas adalah
bagaimana memperoleh rumus atau persamaan tekanan tersebut.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi
Fisika, Kimia, Matematika merupakan contoh pengetahuan
deklaratif sederhana atau informasi faktual. Pengetahuan yang
lebih tinggi tingkatannya memerlukan penggunaan pengetahuan,
dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua rancangan
penelitian, menilai hasil karya seni, dan lain-lain. Seringkali
penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan
pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif Para
guru selalu menghendaki agar siswa-siswa memperoleh kedua
macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat melakukan
suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
c. Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan
Pembelajaran
Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang
sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan
tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran serta
mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Pembelajaran langsung, menurut Kardi (1997: 3) dapat berbentuk
14

ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok


Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran
yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pem- belajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat
merancang dengan tepat, waktu yang akan digunakan..
2. Model Pembelajaran Diskusi Kelas
a. Pengertian
Diskusi merupakan komunikasi seseorang berbicara satu
dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Kamus
bahasa mendefinisikan diskusi hampir identik dengan diskursus,
yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan
untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan
tertentu (Arends, 1997)
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli yang pernal ads,
pemanfaat diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa
yang ada di dalam pikiran siswa dan bagaimana memproses
gagasan Jan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung, baik antara siswa
maupun komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi
menyediakan tatanan sosial di mana guru dapat membantu siswa
menganalisis proses berpikir mereka Contoh model pembelajaran
diskusi kelas disajikan di bawah ini.
Berpikir – Berpasangan – Berbagi (Think – Pair – Share)
Tahap Kegiatan guru
Tahap 1 : 1) Menyampaikan pendahuluan(a) motivasi,
menyampaikan (b) menyampaikan tujuan berdasarkan
tujuan dan diskusi, (c) persepsi
mengatur siswa 2) Menjelaskan tujuan diskusi
Tahap 2 : 1) Menyampaikan pertanyaan
mengarahkan awal/permasalahan
diskusi 2) Modeling
15

Tahap 3 1) Membimbing dan mengarahkan siswa


Menyelenggara dalam mengerjakan LKS secara mandiri
kan diskusi (Think)
2) Membimbing/mengarahkan siswa dalam
berpasangan (Pair)
3) Membimbing atau mengarakan siswa dalam
berbagi (Share)
Tahap 4 1) Menerapkan waktu tunggu
mengakhiri 2) Membimbing kegiatan siswa, menutuo
diskusi diskusi
Tahap 5 Membantu siswa membuat rangkuman diskusi
dengan tanya jawab singkat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif berarti upaya mencari pemecahan suatu
masalah. Itu disebabkan karena karena pembelajaran tersebut belum
pernah dilakukan atau program pembelajaran tersebut belum pernah
dilakukan atau pembelajaran yang sejenis sedang dijalankan akan tetapi
perlu perbaikan. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang
langsung memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh kelas,
berdasarkan kondisi kelas.jadi pembelajaran inovatif adalah pembelajaran
yang berorientasi pada strategi, metode atau upaya menigkatkan semua
kemampuan positif dalam proses pengembangan potensi atau kemampuan
siswa dan peran siswa sebagai pihak yang paling aktif, dan guru sebagai
pembimbing, dalam kegiatan pembelajaran siswa.
B. Saran
Bagi seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan
memahami tentang konsep teori media pembelajaran inovatif. Dimana
sebelum memberikan sebuah materi atau pembelajaran di harapkan
seorang guru mampu dan mengerti tentang cara efekrif pemilihan
lingkungan belajar yang sesuai dan mendukung terhadap tercapainya
tujuan pembelajaran yang baik.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama mahasiswa.

16
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Muhammad. 2015. Belajar dengan pendekatan
PAIKEM. Jakarta:Bumi Aksara

17

Anda mungkin juga menyukai