Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Disusun oleh :

Kelas 1C¹

Dosen Pembimbing :

Dra. Ratna Juwita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) NASIONAL

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini

disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah PEMBELAJARAN

PECAHAN DESIMAL DAN PERSEN. Dalam penyusunan makalah ini, tidak

sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan semangat ingin belajar

dan terus belajar, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada

Bapak Novri Yaldi, M.Pd.E, selaku dosen mata kuliah PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SD yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan

penyusunan materi makalah, serta terima kasih pula kepada seluruh pihak baik

yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi

dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi kita
semua. Terima kasih.

Padang pariaman, 28 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan masalah .......................................................................................1
C. Tujuan pembahasan .......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pecahan ..........................................................................................................2
B. Operasi pecahan ............................................................................................4
C. Desimal ..........................................................................................................10
..........................................................................................................
D. Persen ............................................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................14
B. Saran ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sujono (1988: 5) mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di
antaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika
merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah
yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika
sebagai ilmu bantu dalam mengiterpretasikan berbagai ide dan
kesimpulan.
B. Rumusan masalah
Yang akan menjadi permasalahan dalam pembahasan makah ini yaiti
terkait:
1. Pecahan
2. Operasi pecahan
3. Desimal
4. Persen
C. Tujuan pembahasan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Pecahan
2. Operasi pecahan
3. Desimal
4. Persen

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pecahan
a. Pengertian bilangan pecahan
Konsep bilangan pecahan dapat dihubungkan dengan konsep besar
(luas), panjang, maupun himpunan. Perhatikan ilustrasi berikut.
Gambar yang mewakili bilangan 1 dan gambar yang mewakili
bilangan sebagai berikut.

1
Gambar 15 ilustrasi bilangan 1 dan
4
Guru dapat memperhatikan luas daerah yang mewakili bilangan 1
1
dan luas daerah yang mewakili bilangan
4

1
Satu satuan panjang yang mewakili bilangan 1

Lambang untuk panjang bagian yang diarsir adalah Bilangan pecahan


dapat diilustrasikan sebagai perbandingan himpunan bagian yang sama
dari suatu himpunan terhadap keseluruhan himpunan semula. Guru
memperlihatkan gambar himpunan sebagai berikut.

2
3

b. Bilangan pecahan senilai

Gambar diatas menggambarkan bagian yang sama dari bagian


yang diarsir tetapi dengan pembagi yang berbeda. Berdasarkan
1 2 1 3 1 14 1 3 4
Gambar tersebut, maka = , = , , atau = =
4 8 , 4 12 4 16 4 12 14
Bilangan-bilangan pecahan senilai adalah bilangan-bilangan pecahan
yang cara penulisannya berbeda tetapi mempunyai hasil bagi yang
sama, atau bilangan-bilangan itu mewakili daerah yang sama, atau
mewakili bagian yang sama.
c. Bilangan pecahan murni, senama dan campuran
Berikut akan diuraiakn tentang bilangan pecahan murni, senama, dan
campuran.
1) Bilangan Pecahan Murni Bilangan pecahan murni disebut juga
bilangan pecahan sejati adalah bilangan pecahan yang paling
sederhana (tidak dapat disederhanakan lagi). Contoh bilangan
1 2 5
murni antara lain , , dan .
3 5 7
4

2) Bilangan pecahan murni


Bilangan-bilangan pecahan yang mempunyai penyebut sama
dinamakan bilangan-bilangan pecahan senama. Contoh bilangan
1 3 5
pecahan senama antara lain:
6
, 6 , dan 7 .

3) Bilangan pecahan campuran

Bagian yang diarsir dari seluruh gambar di atas adalah 1 bagian


1 1
ditambah bagian atau 1 . Gambar 15 dan gambar 16 adalah dua
2 2
gambar yang sama. Bagian yang diarsir pada qambar 15 dan
bagian yang diarsir pada gambar 16 menunjukkan luas daerah yang
3 1
sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa =1
2 2
B. Operasi pecahan
1. Penjumlahan bilangan pecahan
Pada penjumlahan pecahan dibahas tentang penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan pecahan.
a. Penjumlahan pecahan berpenyebut sama
Perhatikan soal berikut:
1 3
Hasil penjumlahan +
5 5
Untuk mencari hasil penjumlahan itu, kita dapat menggunakan
bangun datar yang tampak seperti gambar berikut:
5

Gambar 19 ilustrasi penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama


Pada Gambar 19 tersebut nampak jelas luas bagian yang diarsir
sama. Karena luas bagiannya telah sama, maka kita dapat
menggabungkan bagian-bagian yang diarsir, sehingga dari gambar di
1 3 4
atas, tampak bahwa + = Penyelesaian dengan algoritma, masalah
5 5 5
1 3 (1+3) 4
di atas dapat diselesaikan sebagai berikut: + = = . Atau
5 5 5 5
a b a+b
dengan kata lain: +c= c
c
b. Penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut berbeda
Perhatikan soal berikut ini!
Hasil penjumlahan Untuk mencari hasil penjumlahan itu,
perhatikan ilustrasi seperti gambar berikut.

Gambar 20 ilustrasi penjumlahan pencahan berpenyebut


berbeda
Berdasarkan gambar 20 tersebut, disana tidak dapat langsung
menjumlahkan kedua bilangan pecahan dikarenakan “luas daerah
yang terarsir berbeda”, sehingga yang dapat di lakukan adalah
menyamakan luas daerahnya. Langkah yang dapat dilakukan
adalah mencari pecahan senilai dari pecahan senilai yang dipilih
adalah yang memiliki penyebut yang sama. Hal ini gar luas daerah
6

yang diarsir untuk kedua pecahan tersebut sama. Selanjutnya


8 3
pecahan dan . Dapat disimpulkan bahwa agar penyebutnya
12 12
sama, maka dicari KPK dari kedua atau lebih penyebut tersebut.
Setelah memiliki penyebut yang sama, maka peserta didik akan
mengingat lagi prosedur untuk penjumlahan berpenyebut sama
2. Pengurangan bilangan pecahan
a. Pengurangan pecahana berpenyebut sama
4 3
Hasil pengurangan - =…
7 7
Untuk mencari hasil pengurangan itu, dapat menggunakan bantuan
bangun datar yang tampak seperti berikut.

Gambar 21 ilustrasi pengurangan bilangan pecahan


berpenyebut sama
Seperti halnya pada konsep penjumlahan, pada pengurangan
bilangan pecahan berpenyebut sama, besar arsirannya sama,
3 4
sehingga dapat mengambil dari bagian yang tersedia, sehingga
7 7
4 3 1
berdasarkan gambar di atas, tampak − = Penyelesaian
7 7 7
dengan algoritma, masalah di atas dapat diselesaikan sebagai
4 3 ( 4−5 ) 1 a b
berikut: bahwa − = = . Atau dengan kata lain: - =
7 7 7 7 c c
a−b
.
c
b. Pengurangan bilangan pecahan berpenyebut berbeda
1 1
Hasil pengurangan - =
2 3
7

Untuk mencari hasil pengurangan itu, kita dapat menggunakan bantuan


bangun datar yang tampak seperti berikut.

Gambar 22 Ilustrasi Pengurangan Bilangan Pecahan


Berpenyebut Berbeda
Melalui penggunaan konsep yang sama seperti penjumlahan
bilangan pecahan berpenyebut berbeda, dari gambar di atas,
tampak bahwa:
1 1 3 2 1
- = - =
2 3 6 6 6
Penyelesaian tersebut jika kita terapkan dalam pembelajaran, maka
langkah yang dapat kita lakukan adalah:
1) Memengingat kembali konsep pengurangan.
2) Konsep pecahan senilai adalah konsep awal atau prasyarat
untuk pengurangan bilangan pecahan berpenyebut beda.
3) Apabila penyebut kedua atau lebih pecahan belum sama, maka
samakan penyebutnya bisa dengan menentukan KPK
penyebutnya.
4) Aturan untuk pengurangan bilangan pecahan berpenyebut
berbeda, yaitu jika penyebutnya belum sama maka langkah
awal yang dilakukan adalah dapat mencari pecahan senilai dari
masing-masing pecahan sampai penyebutnya sama, atau dapat
mencari KPK dari penyebutnya.
c. Perkalian bilangan pecahan
Seperti pada perkalian bilangan asli, perkalian bilangan asli dengan
bilangan pecahan dapat dijabarkan seperti contoh berikut.
1 1 1 1 3
3x = + + =
4 4 4 4 4
8

1 1 1 1 1 1 16
6x = + + + + + =3
2 2 2 2 2 2 22

Pada contoh perkalian bilangan asli dengan bilangan pecahan maka


kita dapat merubahnya menjadi penjumlahan berulang seperti pada
perkalian bilangan asli.
Perkalian dua bilangan pecahan. Perhatikan contoh kasus berikut
1 1
ini: “Ibu memiliki bagian kue, kemudian adik meminta bagian
3 2
kue yang dimiliki ibu, berapa bagian kue yang diminta adik?
”Ilustrasi cerita tersebut ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

1
Dari gambar tersebut terlihat bahwa adik sekarang memiliki bagian
2
1 1
dari bagian kue atau senilai dengan bagian kue. Secara matematis
3 6
1 1 1
hal tersebut menggambarkan x = .
2 3 6
Perhatikan contoh :
9

d. Pembagian bilangan pecahan


1
Terdapat contoh kasus, yaitu :2=
3
Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan seperti pada
pembagian bilangan asli. Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

1 1
Dengan demikian :2=
3 6
1
Contoh kasus yang lain yaitu hasil pembagian 1 : =…
3
Untuk menyelesaikan permasalahan itu dapat digunakan definisi
sebagai berikut:
a : 𝑏 = jika dan hanya jika 𝑥 𝑏 = a
Melalui definisi tersebut, akan kita coba menyelesaikan masalah
berikut ini.
1 1 1
1 : =… artinya x = 1 atau sama dengan berapa kali agar
3 3 3
sama dengan 1. Akhirnya, kita dapat menemukan bahwa: .
1 1
Tingkatan kasus yang lain adalah :
2 3
Perhatikan ilustrasi gambar berikut!
10

Dari gambar 215 a dan gambar 25 b di atas tampak bahwa kita


1
memerlukan 1 kali bidang yang diarsir pada gambar 25 a agar dapat
2
tepat menutup bidang yang diarsir pada gambar 25 b.
1 1 1 1 1
Jadi dapat disimpulkan 1 x atau x = 1
2 2 2 3 2
Berdasarkan algoritma, masalah pembagian di atas dapat diselesaikan
sebagai berikut.
1 1 1 1
1 1 1 3 2 6 6 1
1) :2= : = x = = =
3 3 2 2 1 2 1 6
1 2 2
1 3 3
1 1 1 1 2 2 3 1
2) 1 : = : = x x = =1
3 1 3 1 3 1 2 2
1 3
1 3 3 3
1 1 2 1 2 2 3 1
3) : : x = x = =
2 3 1 3 3 1 2 2
3 1 3
Dari beberapa contoh tersebut, secara algoritma untuk
menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan pecahan adalah
sebagai berikut.
a c a d
: = x
b d b c
C. Desimal
1. Pengertian bilangan pecahan decimal
Berikut penulisan desimal berikut:
1
ditulis 0,1
10
11

1
ditulis 0,01
100
1
ditulis 0,001
1000
1
ditulis 0,0001
10.000
Jadi, dengan memperhatikan sistem nilai tempat, kita dapat menyatakan
bentuk panjang dari bilangan pecahan desimal seperti 25,615, yaitu:
1 1 1
25,615 = (2x10) + (5x1) + (6 x ) + + (1 x ) + + (5 x )
10 10 1000
2. Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk biasa ke desimal
dan sebaliknya
Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa
ke bentuk pecahan desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1)
menggunakan bilangan pecahan senama dengan penyebut kelipatan 10,
dan (2) menggunakan cara pembagian panjang. Untuk mengubah
penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal menggunakan cara (1), perhatikan contoh berikut ini.
Contoh
7
Tulislah bilangan kedalam bentuk desimal!
8
Jawab:
7 7 125
= x
8 8 125
875
=
1000
= 0,875
Operasi pada bilangan pecahan desimal
0,652 = 0 + 0,6 + 0,05 + 0,002
0,343 = 0 + 0,3 + 0,04 + 0,003

= 0 + 0,9 + 0,09 + 0,005


= 0 + 0,900 + 0,09 + 0,005
12

= 0,995
Jadi, 0,652 + 0,343 = 0,995

D. Persen

Ilustrasi penjelasan konsep persen


Terdapat 100 persegi satuan yang menyatakan perseratus atau
dilambangkan dengan (%). Jika terdapat satu persegi satuan yang diarsir,
maka melambangkan 1 perseratus atau 1%. Jika terdapat 5 persegi satuan
yang diarsir, maka akan melambangkan 5 perseratus atau 5%. Jika terdapat
31 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 31%. Jika
terdapat 3 persegi satuan besar, dengan jumlah 213 persegi satuan kecil
yang diarsir maka akan melambangkan 213 perseratus atau 213%. Berikut
ini ilustrasinya!

31
=31 %
100
213
=231 %
100
13

Gambar ilustrasi 31
% dan 213 %

M asalah-masalah
dalam kehidupan
nyata yang berkaitan dengan persen biasanya
mempunyai bentuk–bentuk sebagai berikut:
1) Menentukan persen dari suatu bilangan,
2) Menentukan persen suatu bilangan dibanding suatu bilangan lain, dan
3) Menentukan suatu bilangan jika persen dari suatu bilangan diketahui
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut
a
yang menggambarkan bagian dari keseluruhan yang dilambangkan dengan .
b
Ada beberapa jenis bilangan pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal,
dan persen. Operasi hitung pada bilangan pecahan terdiri dari penjumlahan pada
bilangan pecahan, pengurangan pada bilangan pecahan, perkalian pada bilangan
pecahan dan pembagian pada bilangan pecahan.
Sistem bilangan decimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan
menggunakan lambang - lambang tersebut sebagai digit pada sebuah
bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas. Kesepuluh lambang
tersebut adalah :
D = (0.1,2,3.4.5.67.8.9)
Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan
Pengurangan, sebaiknya kita gunakan metode Penjumlahan/Pengurangan
susun, dan caranya sama dengan Penjumlahan/Pengurangan Bilangan
Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang mesti kita cermati
adalah bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan,
maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah menjadi “ yang
diluruskan adalah koma” Yang sangat perlu diperhatikan pada Operasi
Perkalian dan Pembagian susun adalah "Jumlah Angka Dibelakang
Koma".
B. Saran
Dengan mempelajari “pembelajaran pecahan, desimal dan persen” kita
sebagi peserta didik diharapkan dapat mengerti dan mampu untuk
menerapkannya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Modul 2 pendalaman materi matematika “pembelajaran 2 bilangan pecahan”

15

Anda mungkin juga menyukai