Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH MATEMATIKA SEKOLAH

RANGKUMAN MATERI & CRUCIAL POINTS TINGKAT SMP KELAS VIII


SEMESTER 1

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3 (KELAS IV B)

Putu Tiara Dwiyanti NIM. 1913011006

Ni Nyoman Gde Ayu Kesya Pradnyana Paramita NIM. 1913011008

Koming Ari Denawati NIM. 1913011010

Putu Nivedita Wirapuspa Natih NIM. 1913011043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktu yang sudah ditetapkan. Makalah ini berjudul “RANGKUMAN MATERI &
CRUCIAL POINTS TINGKAT SMP KELAS VIII SEMESTER 1". Makalah ini
penulis susun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan terhadap mata kuliah yang
akan penulis tempuh nantinya.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentu penulis memperoleh bantuan dan
masukan dari berbagai pihak, maka kami ucapkan terimakasih kepada:

 Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah Telaah
Kurikulum yang telah membimbing penulis dalam penyempurnaan makalah ini.

 Serta pihak-pihak yang ikut berperan membantu penulis, baik secara


langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini

Meski demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi banyak pihak.

Singaraja, 13 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

SEBARAN MATERI KELAS VIII SEMESTER 1..................................... 1

Rangkuman Materi & Crucial Points Kelas VIII Semester 1.................... 3

Bab 1. Pola Bilangan........................................................................................ 3

Bab 2. Koordinat Kartesius............................................................................... 8

Bab 3. Relasi dan Fungsi.................................................................................. 16

Bab 4. Persamaan Garis Lurus.......................................................................... 21

Bab 5. Sistem Persamaan Linear Dua Variable................................................ 26

SOAL-SOAL OLIMPIADE

DAFTAR PUSTAKA

iii
SEBARAN MATERI KELAS VIII SEMESTER 1

Bab 1 Pola Bilangan

 Menentukan Persamaan dari Suatu Barisan Bilangan


 Menentukan Persamaan dari Suatu Konfigruasi Objek

Bab 2 Koordinat Kartesius

 Menggunakan koordinat Kartesius untuk menentukan posisi:


a. titik terhadap sumbu-X dan sumbu-Y.
b. titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu (a, b).
 Menggunakan koordinat Kartesius untuk menentukan posisi: garis yang
sejajar dengan sumbu-X dan sumbu-Y, garis yang berpotongan dengan
sumbu-X dan sumbu-Y serta garis yang tegak lurus dengan sumbu-X dan
sumbu-Y.
Bab 3 Relasi dan Fungsi

 Pengertian Relasi
 Diagram Panah
 Himpunan Pasangan Berurutan
 Diagram Cartesius
 Pengertian Fungsi

Bab 4 Persamaan Garis Lurus

 Grafik Persamaan Garis Lurus


 Menentukan Kemiringan Persamaan Garis Lurus
 Bentuk Persamaan Garis Lurus
 Sifat-Sifat Persamaan Garis Lurus

Bab 5 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

 Konsep Persamaan Linear Dua Variable


 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variable dengan Menggambar
Grafik
 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variable dengan Subsitusi
 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variable dengan Eliminasi

1
 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variable Khusus

2
Rangkuman Materi & Crucial Points Kelas VIII Semester 1

Bab 1 Pola Bilangan

1. Menentukan Persamaan dari Suatu Barisan Bilangan


 Pola bilangan adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya
diurutkan dengan aturan tertentu sehingga bilangan-bilangan pada
himpunan tersebut membentuk suatu barisan
 Suatu barisan bilangan dapat ditunjukkan dengan pola-pola tertentu
sehingga barisan tersebut mempunyai rumus untuk menentukan nilai
angka dari suatu barisan.
 Contoh 1 (pola bilangan yang teratur dengan selisih yang sama pada
unsur-unsur yang berurutan pada pola tersebut)
Berikut ini bilangan yang berawal dari “0” yang dituliskan dalam pta
berwarna merah dan putih seperti gambar yang ditunjukkan pada gambar
1.1. Ujung putus-putus sebelah kanan menandakan pta diperpanjang
dnegan pola yang terbentuk. Tentukan warna pita pada bilangan 100 dan
10001.

Gambar 1.1 Pita barisan bilangan dua warna


Alternatif penyelesaian:
Pola barisan bilangan pada pita berwarna bergantian merah putih tersebut
dapat ditentukan, yaitu pita merah merupakan barisan bilangan genap dan
pita putih merupakan barisan bilangan ganjil. Oleh karena itu, tanpa
memperpanjang pita tersebut, dapat diketahui warna pita pada bilangan
yang sangat besar. Bilangan 100 tentu berwarna merah karena merupakan
bilangan genap dan bilangan 1001 tentu berwarna putih karena termasuk
bilangan ganjil.
 Contoh 2

3
Rusda mempunyai suatu mesin fungsi yang mengolah masukan berupa
bilangan. Mesin tersebut menggunakan empat operasi dasar aritmetika
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) baik satu maupun
kombinasi beberapa operasi. Berikut luaran yang dihasilkan untuk
masukan 1 hingga 5.

Tabel 1.1 Masukan beberapa bilangan

Masukan Luaran
1 1
2 9
3 29
4 67
5 129
Tentukan luaran yang dihasilkan saat dimasukkan bilangan 9.

Alternatif penyelesaian:

Membuat pola yang terbentuk dari masukan dan luaran yang sudah ditunjukkan
tersebut.
Tabel 1.2 Contoh Pola

Selisih hasil
Masukan (x) Hasil x3
dengan x 3
1 1 1 1−1=0
2 9 8 2−1=1
3 29 27 3−1=2
4 67 64 4−1=3
5 129 125 5−1=4
. . . .
. . . .
x ? x3 x–1

Dengan memerhatikan pola yang terbentuk kita mendapatkan pola hasil luarannya
adalah bilangan masukan dikalikan sebanyak tiga kali kemudian ditambah dengan
bilangan masukan kemudian dikurangi satu. Jika masukan disimbolkan dengan x,
luarannya dapat ditulis dalam bentuk

luaran = x × x × x + x − 1

4
Dengan kata lain, jika kalian memasukkan bilangan “9”, maka luarannya adalah 9
× 9 × 9 + 9 − 1 = 737

 Bilangan Fibonacci
Perhatikan pola bilangan berikut.
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, ...
Tentukan 3 bilangan berikutnya
Alternatif penyelesaian:
Bilangan ke-3 diperoleh dari jumlah bilangan ke-1 dan ke-2
Bilangan ke-4 diperoleh dari bilangan ke-2 dan ke-3
Bilangan ke-5 diperoleh dari bilangan ke-3 dan ke-4

Dan seterusnya

Dengan melihat pola tersebut, kita dapat menentukan 3 bilangan berikutnya


adalah 34, 55, dan 89.
2. Menentukan Persamaan dari Suatu Konfigruasi Objek

Gambar 1.2 Pola susunan bola

Dengan memerhatikan pola susunan bola di atas, tentukan:

a. banyak bola pada pola ke-n (U n ).

b. jumlah bola hingga pola ke-n (S n ).

Alternatif penyelesaian:

a. Pola ke-1: 1 = 2 × 1 – 1

Pola ke-2: 3 = 2 × 2 – 1

Pola ke-3: 5 = 2 × 3 – 1

Pola ke-4: 7 = 2 × 4 – 1
5
Dengan memerhatikan pola tersebut, kita bisa simpulkan bahwa pola ke-n:
Un = 2 × n – 1

b. Perhatikan pola bola-bola yang dijumlahkan pada pola bilangan ganjil. Bola-
bola yang dijumlahkan tersebut dapat disusun ulang menjadi bentuk persegi
sebagai berikut.

Gambar 1.3 Pola susunan bola menjadi bentuk persegi

Pola susunan bilangan yang membentuk persegi tersebut dinamakan pola


bilangan persegi. Dengan memerhatikan susunan bola tersebut dapat kita

simpulkan bahwa penjumlahan hingga pola ke-n adalah

Dengan kata lain

Crusial Point dari Materi Pola Bilangan

1. Menentukan suku ke-n

Contoh: Jika diketahui bilangan 1,5,9,13,17, ... . Tentukan nilai pola ke-10!

Kesalahan siswa:

Pola ke-1 => 1 + 4 = 5 Pola ke-6 => 21 + 4 = 25

Pola ke-2 => 5 + 4 = 9 Pola ke-7 => 25 + 4 = 29

Pola ke-3 => 9 + 4 = 13 Pola ke-8 => 29 + 4 = 33

Pola ke-4 => 13 + 4 = 17 Pola ke-9 => 33 + 4 = 37

Pola ke-5 => 17 + 4 = 21 Pola ke-10 => 37 + 4 = 41

Jadi diperoleh bahwa nilai pola ke-10 adalah 41

6
Siswa sering menuliskan penyelesaian yang tidak sesuai dengan konsep yang ada
pada soal dan keliru dalam menentukan suku ke-10. Siswa menghitung pola bilangan
yang ada pada soal tidak memulainya dari pola pertama, tetapi memulai hitungan dari
pola ke-2, sehingga penyelesaian yang didapatkan keliru.

Penyelesaian yang tepat:

Untuk menentukan pola ke-10, kita harus mengetahui

Pola ke-1 => 1 x 4 – 3 = 1

Pola ke-2 => 2 x 4 – 3 = 5

Pola ke-3 => 3 x 4 – 3 = 9

Pola ke-4 => 4 x 4 – 3 = 13

Pola ke-5 => 5 x 4 – 3 = 17

Dengan memerhatikan pola tersebut, kita bisa simpulkan bahwa pola ke-n: Un =

. Oleh karena itu, diperoleh bahwa nilai pola ke-10 adalah

2. Menentukan jumlah n suku pertama

Contoh: Jika diketahui pola bilangan 2,4,6,8,10, ...maka tentukan jumlah sampai suku
ke-8?

Kesalahan siswa:

2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16

+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2

Siswa sering menuliskan prosedur yang tidak sesuai dengan permintaan soal, yaitu
tidak menjumlahkan semua suku sampai suku ke-8. Tetapi siswa hanya menentukan
nilai pada suku ke-8

Penyelesaian yang tepat:

Untuk menentukan jumlah sampai suku ke-8, kita harus menentukan nilai dari suku
pertama hingga suku ke-8. Konsepnya adalah pola bilangan genap habis dibagi dua
atau kelipatannya dan memiliki selisih atau beda sama dengan 2. Kemudian kita

7
menjumlahkan semua suku sampai suku ke-8.
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16

+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2

2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 + 16 = 72

Bab 2 Koordinat Kartesius

1. Menggunakan koordinat Kartesius untuk menentukan posisi:


a. Titik terhadap sumbu-X dan sumbu-Y.
Koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan objek titik-titik pada
suatu bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut
dengan koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik-titik
tersebut. Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua garis berarah
tegak lurus satu sama lain (sumbu-X dan sumbu-Y), dan panjang unit
yang dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut.
Gambar 1. Koordinat Kartesius

Dari Gambar 1 dapat ditulis posisi titik-titik, sebagai berikut:


 Titik A berjarak 3 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 6 satuan dari
sumbu-X.
 Titik B berjarak 4 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 4 satuan dari
sumbu-X.

8
 Titik C berjarak 4 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 3 satuan dari
sumbu-X.
 Titik D berjarak 6 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 5 satuan dari
sumbu-X.
 Titik E berjarak 5 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 5 satuan dari
sumbu-X.
 Titik F berjarak 3 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 3 satuan dari
sumbu-X.
 Titik G berjarak 2 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 6 satuan dari
sumbu-X.
 Titik H berjarak 6 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 5 satuan dari
sumbu-X.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa posisi titik pada koordinat Kartesius
ditulis dalam pasangan berurut (x, y). Bilangan x menyatakan jarak titik
itu dari sumbu-Y dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari sumbu-X.
Sumbu-X dan sumbu-Y membagi bidang koordinat Kartesius menjadi 4
kuadran, yaitu
 Kuadran I : koordinat-x positif dan koordinat-y positif
 Kuadran II : koordinat-x negatif dan koordinat-y positif
 Kuadran III : koordinat-x negatif dan koordinat-y negatif
 Kuadran IV : koordinat-x positif dan koordinat-y negatif
Gambar 2. Empat Kuadran Bidang Koordinat

Dalam bidang koordinat di atas


 Titik P memiliki koordinat (–2, 1), koordinat-x : –2, koordinat-y : 1

9
 Titik Q memiliki koordinat (2, 3), koordinat-x : 2, koordinat-y : 3
b. Titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu (a, b).
Pernahkah kalian berkemah? Dalam perkemahan ada pos utama, tenda,
pasar, pos-pos, kolam, dan lain-lain. Coba sekarang perhatikan denah
perkemahan di bawah ini.
Gambar 3. Denah Perkemahan

Berdasarkan denah perkemahan di atas, dapat disajikan pada tabel di


bawah:
Tabel 1. Posisi Tempat Tertentu Pada Denah Perkemahan
No. Posisi dari Titik Asal Posisi terhadap
(0,0)
Objek Koordinat Tenda 1 Pos 1 (2,5) Pasar (4,3)
(2,0)
1. Perumahan (6,5) 4 satuan ke 4 satuan ke 2 satuan ke
kanan dan 5 kanan dan 0 kanan dan 2
satuan ke satuan ke satuan ke
atas atas atas
2. Pemakaman (−5, −2) 7 satuan ke 7 satuan ke 9 satuan ke
kiri dan 2 kiri dan 7 kiri dan 5
satuan ke satuan ke satuan ke
bawah bawah bawah
3. Pasar (4, 3) 2 satuan ke 2 satuan ke 0 satuan ke
kanan dan 3 kanan dan 2 kanan dan 0
satuan ke satuan ke ke atas
atas bawah
4. Hutan (−8, 5) 10 satuan ke 10 satuan ke 12 satuan ke
kiri dan 5 kiri dan 0 kiri dan 2

10
satuan ke satuan ke satuan ke
atas atas bawah
5. Tenda 1 (2, 0) 0 satuan ke 0 satuan ke 2 satuan ke
kanan dan 0 kiri dan 5 kiri dan 3
satuan ke satuan ke satuan ke
atas bawah bawah

2. Menggunakan koordinat Kartesius untuk menentukan posisi: garis yang


sejajar dengan sumbu-X dan sumbu-Y, garis yang berpotongan dengan
sumbu-X dan sumbu-Y dan garis yang tegak lurus dengan sumbu-X dan
sumbu-Y.

Perhatikan garis , garis dan garis pada koordinat Kartesius di bawah ini

terhadap sumbu-X dan sumbu-Y!

(A)
(B)

11
(C)
Gambar 4. Garis-Garis pada Bidang Koordinat Kartesius
Berdasarkan pada gambar 4 di atas dapat dinyatakan sebagai berikut.
Tabel 2. Garis-Garis yang Sejajar, Tegak Lurus, dan Memotong Sumbu-X
dan Sumbu-Y
Gambar 4A Gambar 4B Gambar 4C
Garis-garis Garis-garis Garis-garis Garis-garis Garis-garis yang
yang yang sejajar yang tegak yang tegak memotong
sejajar dengan sumbu- lurus dengan lurus dengan sumbu-X dan
dengan Y sumbu-X sumbu-Y sumbu-Y
sumbu-X

Crusial Point dari Materi Bab 2 Koordinat Kartesius:


1. Menggunakan koordinat kartesius untuk menentukan posisi titik terhadap
sumbu-X dan sumbu-Y serta titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu
(a, b).
Diduga bahwa siswa keliru dalam menentukan posisi titik terhadap sumbu-X
maupun sumbu-Y pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan
berurut (x, y) dan keliru dalam menentukan titik yang menjadi patokan untuk
posisi titik terhadap titik asal maupun tertentu.
Contoh:
Dalam suatu denah, Kota A dipetakan dalam sistem koordinat kartesius.
Hotel terletak pada koordinat (0,0), Rumah Sakit terletak pada koordinat

12
(0,4), Stasiun terletak pada koordinat (5,-4), Kantor Polisi terletak pada
koordinat (-3,-3), Rumah Andi terletak pada koordinat (3,1) dan Rumah
Susan terletak pada koordinat (-1,2). Berdasarkan informasi tersebut,
gambarlah titik-titik tersebut ke dalam koordinat kartesius kemudian
tentukan:
a. Jarak Stasiun terhadap sumbu-X.
b. Jarak Rumah Susan terhadap sumbu-Y.
c. Posisi Kantor Polisi terhadap Hotel.
d. Posisi Stasiun terhadap Rumah Ali.
Penyelesaian:
Diketahui:
 Hotel terletak pada koordinat (0,0)
 Rumah Sakit terletak pada koordinat (0,4)
 Stasiun terletak pada koordinat (5,-4)
 Kantor Polisi terletak pada koordinat (-3,-3)
 Rumah Andi terletak pada koordinat (3,1)
 Rumah Susan terletak pada koordinat (-1,2)
Ditanya:
 Jarak Stasiun terhadap sumbu-X.
 Jarak Rumah Susan terhadap sumbu-Y.
 Posisi Kantor Polisi terhadap Hotel.
 Posisi Stasiun terhadap Rumah Andi.
Jawab:
Berdasarkan informasi di atas, dapat digambarkan titik-titik tersebut pada
koordinat kartesius sebagai berikut.

13
Gambar 5. Denah Kota A
Berdasarkan pada gambar di atas, dapat ditentukan jarak stasiun terhadap
sumbu-X dan jarak rumah Susan terhadap sumbu-Y. Namun, pada bagian
inilah siswa diduga mengalami kekeliruan dengan menjawab bahwa
a) Stasiun yang terletak pada koordinat (5,-4) berarti berjarak 5 satuan dari
sumbu-X dan berjarak 4 satuan dari sumbu-Y sehingga jarak stasiun
terhadap sumbu-X adalah 5 satuan.
b) Kemudian, untuk rumah Susan yang terletak pada koordinat (-1,2) berarti
berjarak 1 satuan dari sumbu-X dan 2 satuan dari sumbu-Y. Jadi, jarak
rumah Susan terhadap sumbu-Y yaitu 2 satuan.
c) Posisi kantor polisi terhadap hotel adalah (3,3) berarti 3 satuan ke kanan
dan 3 satuan ke atas.
d) Posisi stasiun terhadap rumah Andi adalah (-2,5) berarti 2 satuan ke kiri
dan 5 satuan ke atas.
Kekeliruan tersebut disebabkan karena siswa menganggap bahwa,
 Posisi titik pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan berurut
(x, y) berarti bahwa bilangan x menyatakan jarak titik itu dari sumbu-X
dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari sumbu-Y.
 Siswa keliru dalam menentukan titik yang menjadi patokan dalam
menunjukkan posisi titik terhadap titik asal maupun titik tertentu (a,b).

14
Oleh karena itu, diperlukan untuk memberikan penekanan kepada siswa
mengenai beberapa hal, yaitu
 Posisi titik pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan berurut
(x, y) berarti bahwa bilangan x menyatakan jarak titik itu dari sumbu-Y
dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari sumbu-X sehingga siswa
diharapkan tidak mengalami kekeliruan lagi.
 Titik yang menjadi patokan untuk menentukan posisi titik terhadap titik
asal adalah (0,0). Sedangkan, titik yang menjadi patokan untuk
menentukan posisi titik terhadap titik tertentu (a,b) adalah (a,b).
Maka, jawaban yang tepat sebagai berikut.
a) Stasiun yang terletak pada koordinat (5,-4) berarti berjarak 5 satuan dari
sumbu-Y dan berjarak 4 satuan dari sumbu-X. Hal tersebut menunjukkan
bahwa jarak stasiun terhadap sumbu-X adalah 4 satuan.
b) Kemudian, untuk rumah Susan yang terletak pada koordinat (-1,2) berarti
berjarak 1 satuan dari sumbu-Y dan 2 satuan dari sumbu-X sehingga jarak
rumah Susan terhadap sumbu-Y adalah 1 satuan.
c) Posisi kantor polisi terhadap hotel adalah (-3,-3) berarti 3 satuan ke kiri
dan 3 satuan ke bawah.
d) Posisi stasiun terhadap rumah Andi adalah (2,-5) berarti 2 satuan ke
kanan dan 5 satuan ke bawah.
2. Masih sama seperti nomor 1, yaitu menggunakan koordinat kartesius untuk
menentukan posisi titik terhadap sumbu-X dan sumbu-Y serta titik terhadap titik asal
(0, 0) dan titik tertentu (a, b).
Diduga bahwa siswa keliru dalam menentukan posisi titik terhadap sumbu-X
maupun sumbu-Y serta titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu (a, b)
pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan berurut (x, y), siswa
salah menuliskan pasangan berurutan yang tepat.
Contoh kita ambil pada soal nomor 1
Dugaan kesalahan siswa, yaitu siswa dalam menjawab posisi stasiun terhadap
rumah Andi adalah 5 satuan ke bawah dan 2 satuan ke atas atau (-5,2).
Kesalahan siswa ini bisa disebabkan kurangnya penekanan terhadap pasangan
berurutan dalam koordinat kartesius, siswa sering membalik pasangan
berurutan menjadi (y, x) dan menganggapnya sama saja dengan (x, y) padahal
seharusnya tidak bisa.
15
Semestinya jawaban yang tepat adalah (2, -5) yang berarti 2 satuan ke atas
dan 5 satuan ke bawah.

Bab 3 Relasi dan Fungsi

1. Pengertian Relasi

Menyatakan hubungan antara suatu anggota himpunan dengan anggota


himpunan lainnya. Himpunan A dan himpunan B dikatakan memiliki relasi jika ada
anggota himpunan yang saling berpasangan. Relasi antara dua himpunan dapat
dinyatakan dengan tiga cara yaitu dengan diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram Cartesius.

2. Diagram Panah

Diagram panah merupakan cara yang paling mudah untuk menyatakan suatu
relasi. Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar arah
panah yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B.

Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir dan Rizki. Mereka diminta
untuk menyebutkan warna favorit mereka. Ali menyukai warna merah, Siti menyukai
warna ungu, Amir menyukai warna hitam, dan Rizki menyukai warna merah. Dari
hasil uraian tersebut, terdapat dua buah himpunan. Himpunan pertama adalah
himpunan anak, kita sebut himpunan A dan himpunan yang kedua adalah himpunan
warna, kita sebut himpunan B. Hubungan antara himpunan A dan himpunan B dapat

16
di ilustrasikan dengan diagram panah seperti berikut:

Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagram panah di atas merupakan relasi antara
anak dengan warna yang mereka sukai. Relasi antara kedua himpunan tersebut dapat
dinyatakan dengan panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A dengan
anggota himpunan B. 

3. Himpunan Pasangan Berurutan

Selain dengan diagram panah, suatu relasi juga dapat dinyatakan dengan
menggunakan himpunan pasangan berurutan. Caranya dengan memasangkan
himpunan A dengan himpunan B secara berurutan. Kita dapat mengambil contoh dari
contoh diagram panah tadi.

Ali menyukai warna merah

Siti menyukai warna ungu

Amir menyukai warna hitam

Rizki menyukai warna merah

17
Dari uraian di atas kita dapat menyatakan relasinya dengan himpunan
pasangan berurutan seperti berikut:

(Ali, merah), (Siti, ungu), (Amir, hitam), (Rizki, merah).

Jadi, relasi antara himpunan A dengan himpunan B dinyatakan sebagai


himpunan pasangan berurutan (x,y) dengan x ∈ A dan y ∈ B.

4. Diagram Cartesius

Menyatakan relasi antara dua himpunan dari pasangan berurutan


yang kemudian dituliskan dalam bentuk dot (titik-titik). Contoh dari relasi antara
anak dengan warna kesukaannya yaitu himpunan A = {Ali, Siti, Amir, Rizki} dan
himpunan B = {merah, ungu, hitam}, dapat digambarkan dalam bentuk diagram
Cartesius seperti di bawah ini :

5. Fungsi

Fungsi (pemetaan) merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B, jika


setiap anggota himpunan A berpasangan tepat satu dengan anggota himpunan B.
Semua anggota himpunan A atau daerah asal disebut domain, sedangkan semua
anggota himpunan B atau daerah kawan disebut kodomain. Hasil dari pemetaan antara
domain dan kodomain disebut range fungsi atau daerah hasil. Sama halnya dengan
relasi, fungsi juga dapat dinyatakan dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan dan dengan diagram Cartesius.

18
Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:

Domain adalah A = {1,2,3}

Kodomain adalah B = {1,2,3,4}

Range fungsi = {2,3,4}

Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti . Misal, fungsi f

memetakan himpunan A ke himpunan B dinotasikan f(x) dengan aturan

. Artinya fungsi memetakan x . Jadi daerah bayangan x

oleh fungsi adalah sehingga dapat dinotasikan dengan .

Dari uraian ini dapat dirumuskan:

Jika fungsi dengan anggota domain , maka rumus fungsi f

adalah

Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat mengetahui nilai fungsi yang dapat
menghasilkan himpunan kawan (kodomain) dari himpunan asal (domain).

Contoh Soal :

19
Diketahui fungsi pada himpunan bilangan bulat. Tentukan:

1. f(3)
2. bayangan (-2) oleh f

3. nilai f untuk x = -4

4. nilai x untuk f(x) = 6

5. nilai a jika f(a) = 12

Jawab:

Fungsi

Rumus fungsi

1.

2. bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi

3. nilai untuk adalah

4. nilai untuk adalah

5. Nilai jika

20
Crusial Point dari Materi Bab 3 Relasi dan Fungsi

1. Menentukan anggota dari himpunan.


Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
menentukan anggota dari himpunan adalah siswa salah dalam menuliskan
bagian-bagian himpunan serta siswa kurang memahami konsep dari soal
tersebut, sehingga salah dalam menentukan anggota himpunan bilangan yang
diminta.
Contoh:
T adalah himpunan bilangan asli kurang dari 5. U adalah himpunan bilangan
asli genap yang kurang dari 20.
Dugaan kesalahan siswa:

Jadi, semestinya siswa menggunakan tanda {} dalam menuliskan anggota


himpunan, serta dalam bilangan asli dimulai dari angka 1, sehingga 0 tidak
dimasukkan dalam anggota. Siswa harus menguasai konsep soal.

Bab 4 Persamaan Garis Lurus

1. Grafik Persamaan Garis Lurus

21
Untuk menggambar garis lurus, tidak perlu menentukan semua titik yang akan
dilalui garis tersebut. Akan tetapi cukup menentukan dua titik yang berbeda
untuk menggambar suatu garis lurus. Untuk dapat menggambar garis dengan
dua titik yang berbeda, perhatikan contoh berikut.
Contoh:

Gambarlah grafik dengan menentukan titik potong sumbu-x dan

sumbu-y. Alternatif Penyelesaian:


Kita akan memulainya dengan menentukan titik potong sumbu sumbu.

Titik potong sumbu-x, maka .


Subsitusi

Tambahkan kedua ruas oleh -1

Kalikan kedua ruas oleh -2

Jadi, titik potong sumbu-x adalah (-2,0)

Titik potong sumbu-y, maka .

Subsitusi

Titik potong sumbu-y adalah (0, -1)

22
Jika kedua titik tersebut dihubungkan, maka terbentuklah garis lurus dari persamaan

2. Menentukan Kemiringan Persamaan Garis Lurus

Tangga untuk tempat tidur tingkat merupakan salah satu contoh penerapan garis lurus
dalam kehidupan sehari-hari. Agar tangga nyaman, aman, dan tidak berbahaya jika
dinaiki maka harus ditentukan dengan tepat kemiringan tangga tersebut. Nah, kemiringan
pada garis lurus ini dalam matematika disebut dengan gradien.

Gradien adalah nilai yang menunjukkan kemiringan/kecondongan suatu garis lurus.


Umumnya gradien disimbolkan dengan huruf “m”. Gradien akan menentukan seberapa
miring suatu garis pada koordinat kartesius.

Kemiringan = .

Terdapat dua cara untuk mencari nilai gradien suatu garis, yaitu:

o Jika diketahui bentuk persamaan garisnya


Secara umum, bentuk persamaan garis ada dua macam, sehingga cara untuk
menentukan gradiennya juga bermacam-macam.
a. Persamaan garis y = mx + c
Gradiennya dapat ditemukan dengan mudah karena gradiennya adalah
koefisien dari variable x itu sendiri, yaitu m.
Contoh: Garis y = 3x + 2, koefisien x adalah 3. Jadi, gradien garis
tersebut adalah 3.
b. Persamaan garis ax + by + c = 0
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah persamaan
garis tersebut ke bentuk y = mx + c.
Contoh: Tentukan kemiringan (gradien) pada persamaan garis 5x + 2y
– 8 = 0. Pertama-tama ubah persamaan tersebut ke bentuk y = mx + c,

23
sehingga persamaannya menjadi, 2y = -5x + 8. Bagi kedua ruas dengan

2, . Jadi gradien dari persamaan garis tersebut adalah -5/2

o Jika diketahui dua titik yang dilalui garis

Dua titik yang dilalui suatu garis, misalnya dan maka

gradiennya dapat diperoleh dengan rumus .

Contoh: Gradien garis f pada gambar adalah…

Diketahui dua titik yang dilalui oleh


garis f adalah (0, 5) dan (3, 0). Kita

pilih dan Gradien garis tersebut adalah

. Jadi gradien garis tersebut adalah -3/2.

3. Bentuk Persamaan Garis Lurus

Persamaan garis lurus adalah persamaan yang membentuk garis lurus saat digambarkan

dalam bidang kartesius. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah .

Dengan m=gradien/kemiringan garis; x,y = variable; c = konstanta. Bentuk lain


persamaan garis lurus sebagai berikut.

o Bentuk persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik

24
Persamaan garis lurusnya yang melalui sembarang titik dan gradien m

adalah .

Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik A(3, 4) dan bergradien
2!
Alternative penyelesaian:

Titik A(3, 4), maka , dan .

Persamaan garisnya adalah

Jadi, persamaan garis yang melalui titik A(3, 4) dan bergradien 2 adalah

o Bentuk persamaan garis lurus dengan melalui titik dan

Persamaan garis lurus yang melalui sembarang titik dan

adalah .

Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik A(2, 4) dan B(12, -1)!
Alternative penyelesaian:

Ambil dan , sehingga

25
Jadi, persamaan garis yang melalui titik A(2, 4) dan B(12, -1) adalah

4. Sifat-Sifat Persamaan Garis Lurus


o Dua Garis Sejajar

Jika terdapat dua garis yang sejajar, maka gradien dari dua garis tersebut adalah sama

namun nilai konstanta tidak tetap/berbeda.

Dua Garis Tegak Lurus

Jika terdapat dua garis yang saling tegak lurus, maka hasil kali gradiennya adalah -1.

o Dua Garis Berpotongan

Jika terdapat dua garis yang saling berpotongan maka gradien dua garis tersebut tidak

sama namun hasil kali gradiennya tidak -1. Karena dua garis tegak lurus

pasti berpotongan namun tidak berlaku sebaliknya, dua garis yang saling berpotongan
belum tentu saling tegak lurus.

o Dua Garis Berimpit

Jika terdapat dua garis yang saling berhimpit maka gradien dari dua garis tersebut

adalah sama serta nilai konstanta yang tetap/sama.

Crucial Point Materi Persamaan Garis Lurus

26
1. Menentukan yang mana yang merupakan persamaan garis lurus dan yang bukan
merupakan persaman garis lurus.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
matematika materi persamaan garis lurus, yaitu siswa sering melakukan
kesalahan dalam bagaimana menangkap konsep persamaan garis lurus dengan
benar. Siswa sering keliru dalam membedakan yang mana yang merupakan
persamaan garis lurus dan yang bukan.
Contoh:
Tentukan persamaan dibawah ini apakah merupakan persamaan garis lurus atau
bukan!

a)

b)

c)

Dugaan kesalahan siswa:

Pertanyaan tersebut bukanlah pertanyaan yang sulit bagi siswa yang telah memahami
konsep persamaan garis lurus. Dugaan kesalahan siswa dalam menjawab pertanyaan
tersebut, yaitu “Semua merupakan persamaan garis lurus karena memiliki 2 variable”.
Terlihat siswa memberikan alasan hanya berdasarkan apa yang sering mereka lihat pada
soal, yaitu memiliki dua variable. Siswa belum memahami konsep persamaan garis lurus,

yaitu dan ax + by + c = 0.

Adapun dalam menjawab pertanyaan tersebut hal yang harus diperhatikan adalah
variable-variable dalam persamaan tersebut dan mengingat bentuk umum dari persamaan
garis lurus, yaitu akan memiliki satu atau dua variable yang masing-masing variabelnya
mempunyai pangkat tertinggi satu, yang jika digambarkan akan berbentuk garis lurus
(linear). Sehingga jawaban yang tepat ialah a) dan b) merupakan persamaan garis lurus
sedangkan c) bukan merupakan persamaan garis lurus karena variable x tidak berpangkat
1.

27
Salah satu solusi yang diduga dapat mengatasi permasalahan siswa dalam pemahaman
konsep ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.

2. Menentukan persamaan garis lurus


Kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal menentukan
persamaan garis lurus, yaitu seringnya siswa yang tidak memahami asal-usul
rumus, ia tahu rumusnya tetapi tidak tahu bagaimana/kapan menggunkannya.
Hal ini membuat siswa mengerjakan soal dengan rumus yang tidak sesuai
seperti sebagai berikut.
Contoh:
Persamaan garis yang melalui titik (1, 3) dan (2, 6) adalah…
Dugaan kesalahan siswa:

Berdasarkan uraian diatas, dugaan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal


adalah siswa sudah mengetahui rumus atau aturan yang berlaku namun siswa
tidak menggunakan rumus tersebut dalam menjawab soal. Hal ini kemungkinan
disebabkan pada soal tidak diketahui gradien dan titik kedua hanya dianggap
sebagai pengecoh soal tanpa ada sangkut pautnya dengan jawaban yang

dikerjakan siswa. Dan ini yang sebenarnya adalah gradien dianggap variable.

Jadi, semestinya siswa mengerjakan menggunakan rumus

, dengan mengambil dan ,

28
Maka disimpulkan persamaan garis lurus yang melalui titik (1, 3) dan (2, 6)

adalah

Solusi yang diduga dapat mengatasi siswa dalam menyelesaikan permasalahan


tersebut ialah dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning serta
rutin memberikan siswa latihan soal.

Bab 5 Sistem Persamaan Linear Dua Variable

1. Konsep Persamaan Linear Dua Variabel


Sekelompok siswa SMP Sukamaju merencanakan studi lapangan. Perwakilan
kelompok mereka mengamati brosur spesial yang ditawarkan oleh sebuah agen
bus. Agen Bus Galaksi melayani tur satu hari dengan biaya sewa bus sebesar
Rp2.000.000,00 dan untuk makan serta retribusi lainnya, tiap siswa dikenakan
biaya sebesar Rp150.000,00. Untuk memudahkan menghitung biaya yang
dikeluarkan oleh rombongan, ketua rombongan menulis persamaan seperti
berikut.

Variabel dari persamaan dimisalkan , yakni total biaya yang dikeluarkan, dan

, yakni banyak siswa yang mengikuti studi lapangan. Sehingga, persamaannya

menjadi atau

Persamaan merupakan persamaan linear dua variabel.

Persamaan ini terdapat dua variabel, yakni h dan s yang keduanya berpangkat satu.
Berikut beberapa contoh persamaan linear dua variabel.

29
E

Perhatikan persamaan . Bagaimana cara kita menentukan

selesaiannya? Kita tahu bahwa persamaan linear satu variabel memiliki satu selesaian
saja. Lantas, berapakah selesaian dari persamaan linear dua variabel? Selesaian
persamaan linear dua variabel merupakan pasangan berurutan yang membuat persamaan

menjadi benar. Selesaian dari persamaan dapat ditentukan

dengan menyubstitusikan (mengganti) nilai dengan sebarang bilangan. Ingat, bahwa

menunjukkan banyak siswa yang mengikuti studi lapangan. Perhatikan langkah-langkah


berikut.

Misalkan , maka

Jadi, salah satu selesaian dari persamaan adalah

Perhatikan bahwa untuk dan membuat

persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar. Apakah hanya satu selesaian saja?

Tentunya tidak. Karena variabel selalu berubah dan merupakan variabel bebas.

Sedangkan variabel adalah variabel terikat karena nilai bergantung pada nilai .

Artinya, harga yang dikeluarkan kelompok siswa, bergantung pada banyaknya siswa
yang ikut dalam studi lapangan.

2. Penyelesaian SPLDV dengan Metode Grafik

Contoh 1
Gambarkan grafik untuk persamaan 2x + y = 4.
Penyelesaian:
Untuk menggambarkan grafik SPLDV, gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel
berikut.

30
Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + y = 4
⇔2(0) + y = 4
⇔y = 4
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 4
⇔ 2x + 0 = 4
⇔ 2x = 4
⇔ x = 2
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.

Ini berarti, titik yang diperoleh adalah A (0, 4) dan B (2, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan
sebuah garis lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah ini.

Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik adalah sebagai


berikut.
 Gambarkan grafik untuk persamaan pertama.
 Gambarkan grafik untuk persamaan kedua.
 Tentukan perpotongan dua grafik tersebut yang merupakan penyelesaian dari SPLDV.
Contoh 2

31
Tentukan penyeselesaian dari SPLDV:
2x + y = 6
2x + 4y = 12
Penyelesaian:
Langkah 1: gambarkan grafik untuk persamaan pertama.
Gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel berikut.

Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + y = 6
⇔ 2(0) + y = 6
⇔ y = 6
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 6
⇔2x + 0 = 6
⇔2x = 6
⇔x = 3
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.

Ini berarti, titik yang diperoleh adalah A (0, 6) dan B (3, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius,
kemudian hubungkan dengan sebuah garis lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah
ini.

32
Langkah 2: gambarkan grafik untuk persamaan kedua.
Gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel berikut.

Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 0 + 4y = 12
⇔ 4y = 12
⇔ y = 3
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 2x + 4.0 = 12
⇔ 2x = 12
⇔ x = 6
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.

Ini berarti, titik yang diperoleh adalah C (0, 3) dan D (6, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan
sebuah garis lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah ini.

33
Langkah 3: Tentukan perpotongan dua grafik (garis) yang merupakan
penyelesaian dari SPLDV.
Perhatikan gambar berikut.

Berdasarkan gambar di atas, titik potong kedua grafik adalah pada koordinat (2,2).
Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah (2, 2).
3. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Substitusi

 Perhatikan bagimana menentukan selesaia dari sistem persama lineardua


varabel berikut

Alternatif penyelesaian:

Dari persamaan , kita dapamenentukan niai x dengan mengganti

(menyubstitusi) bentuk persaaan seperti berikut.

Ubah persamaan menjadi

34
Substitusikan kepersamaan , sehingga

Setelah itu, substitusi nlai x =2 ke persamaan , sehingga

Untuk memeriksa apakah x =2 dan y = 1 adalah selesaian dari sistem


pesamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan:
Jika x = 2 dan y = -1, maka 2x + y = 3

(benar)

Jika x = 2 dan y = -1, maka x – 3y = 5

(benar)

Jadi, selesaian dari sistem pesamaan linear dua variabel adalah (2, -1)

4. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Eliminasi

 Sistem persemaan berikut bisa kita selesaiakan dengan menggunakan dua


metode.

Alternatif penyelesaian:

35
Metode 1. Pengurangan Metode 2.Penjumlahan
Kurangkan persamaan pertama Jumlahkan kedua persamaan
dengan persamaan kedua

Nilai y = 2 disubstitsian ke salah satu Nilai x = 1 disubstitsian ke salah satu


persamaan. persamaan.

Jadi, selesaian dari sistem persamaan Jadi, selesaian dari sistem


linear dua variabel adalah (1,2) persamaan linear dua variabel
adalah (1,2)

Penggunaan metode pengurangan da penjumlan menghasilkan selesaian yang sama.

 Tidak semua sisem persamaa linear dua variabel dapat dengan langsung
dikurangkan atau dijumlahkan.
Perhatikan sistem persamaan linear dua variabel berikut.

Alternatif penyelesaian:

(dikalkan 5)

Kurangkan kedua persamaan, seperti berikut

36
Sustitusikan nilai x = 1 ke salah satu persamaan semula untuk menentukan
nilai y

Jadi, selesaian dari persamaan linear dua variabel tersebut adalah (1,0).

5. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Khusus

 Sistem persamaan linear dua variabel dapat memilki satu selesaian, tidak
memiliki selesaian , bahkan memiliki tak hingga selesaian. Perhatikan
gambar berikut.

 Sistem persamaan linear dua variabel yang tidak memiliki selesaian


Selesaikan sistem persamaan berikut.

Alternatif penyelesaian:

 Metode 1. Menggambar grafik kedua persamaan

37
Gambar grafik setiap
persamaan memiliki
kemiringan (gradien) yang
sama dan berbeda titik potong
terhadap sumbu-y. Sehingga
kedua garis sejajar. Karena
kedua garis sejajar, maka tidak
memeiliki titik potong sebagai
selesaian untuk sistem
persamaan linear.
 Metode 2. Metode Substitusi

Substitusi ke persamaan yang pertama

(salah)

Jadi, sistem persamaan linear tersebut tidak memiliki selesaian.

 Sistem persamaan linear dua variabel yang memiliki selesaian tak hingga
Keliling suatu persegi panjang adalah 3 dm. Keliling segitiga adalah 108 dm.
Tulis dan tentukan selesaian dari sistem persamaan linear dua variabel untuk
menentukan nilai x dan y.
Alternatif penyelesaian:
Keliling persegi panjang

Keliling segitiga

Sistem persamaan linear dua variabel yang dibentuk


adalah

38
Alternatif penyelesaian:

Metode 1. Menggambar grafik kedua


persamaan
Gambar grafik setiap persamaan
memiliki kemiringan (gradien) dan
titik potong terhadap sumbu-y.
Sehingga kedua garis adalah sama
atau berhimpit.
Dalam konteks ini, x dan y harus
positif. Karena kedua garis saling
berimpit, maka semua titik yang melalui garis pada kuadran pertama adalah
selesaian dari sistem persamaan. Sehingga, sistem persamaan linear ini
memiliki selesaian yang tak terhingga.

Metode 2. Metode eliminasi


Kalikan persmaan pertama dengan 3, lalu kurangkan keuda persamaan.

(kalikan 3)

Persamaan 0 = 0 selalu benar. dalam konteks ini, x dan y pasti posiif.

Sehingga selesaiannya adalah semua titik pada garis di kuadran

pertama. Sehingga, sistem persamaan linear ini memiliki selesaian yang tak
terhingga.

Crucial Point Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variable

39
1. Kesalahan dalam proses menyamakan koefisien.
Terkadang siswa mengalami kesalahan pada saat menyamakan koefisien yang
mana siswa tidak mengalikan sebelah kanan sama dengan dan hanya focus pada
koefisien x dan y yang mengakibatkan siswa salah dalam proses penyelesaian
soal.

Contoh: Tentukan nilai x dan y dari system persamaan

Dugaan kesalahan siswa:

(kali 5)

(kali 3)

Nilai y = disubstitsian ke salah satu persamaan.

Jadi, nilai dan nilai

40
Terlihat siswa tidak ikut mengalikan hasil penjumlahan sehingga mendapatkan hasil
yang salah.

Adapun jawaban semestinya ialah dengan ikut mengalikan hasil penjumlah sebagi
berikut.

(kali 5)

(kali 3)

Nilai y = 310 disubstitsian ke salah satu persamaan.

Jadi, nilai dan nilai .

41
SOAL OLIMPIADE

1. Huruf ke-2003 dari pola O, L, I, M, P, I, A, D, E, M, A, T, E, M, A, T, I, K,


A, O, , L, I, M, P, I, A, D, E, M, A, T, E, M, A, T, I, K, A, .... adalah ... .
Penyelesaian:
Diketahui pola tersebut adalah pola berulang huruf-huruf penyusun kata
OLIMPIADE MATEMATIKA, sehingga dalam 1 pola terdapat 19 huruf.

Terdapat 15 pola. Dengan sisa 8 kita cari huruf ke-8. Huruf ke-8 adalah D.
Jadi, huruf ke-2003 dari pola tersebut adalah D.
2. Pandu menghitung bilangan mulai dari 2000, lalu bertambah 5 menjadi 2005,
2010, 2015, 2020, ... . Pada saat yang sama Kirana menghitung mulai dari
2090 kemudian berkurang 10 menjadi 2980, 2970, 2960, 2050... . Bilangan
tepat sama yang diucapkan pada saat mereka menghitung bersama adalah... .
Penyelesaian:

...(i)
...(ii)

Substitusikan n = 67 ke persamaan (i)

Jadi, bilangan tepat sama yang diucapkan pada saat mereka menghitung
bersama adalah 2330.

3. Jika

Maka

Penyelesaian :
Dik :

Dit :

2
.

Jadi,

4. Diketahui dan mempunyai peta yang sama

untuk . Maka nilai dari

Penyelesaian :

Dik : dan mempunyai peta yang sama untuk

Dit :

5. Persamaan garis lurus yang tegak lurus terhadap garis serta

melalui titik potong antara garis dengan garis

adalah…
Penyelesaian:

3
Gradien garis dapat ditemukan dengan mengubah persamaan

menjadi bentuk y = mx + c, didapatkan maka gradiennya adalah

Akan dicari garis yang tegak lurus terhadap garis tersebut, maka gradien

garis yang dicari ialah atau . Sehingga didapatkan

persamaan garis .

Karena melalui titik potong antara garis dengan garis

, dengan metode subsitusi

Subsitusikan ke didapatkan . Sehingga titik potong

diantara dua garis tersebut adalah (-1,6).

Subsitusikan (-1,6) ke , didapatkan .

Dengan demikian, persamaan garis yang dicari adalah atau

4
6. ABCD adalah jajargenjang dengan gradien

. Tentukan persamaan !

Penyelesaian:

Persamaan garis AD ialah .

Diketahui pada gambar titik A(-2,5) maka


D

didapatkan persamaan garis AD,

(-2,5)
karena berbentuk jajargenjang maka AD//BC, karena

sejajar maka .

Sehingga persamaan garis BC ialah .

Pada gambar, diketahui titik A tegak lurus dengan titik B, maka titik

B(-2,0). Sehingga didapatkan persamaan garis BC ialah


c

atau .

7. Jika diketahui sistem persamaan linier dua variabel

dan

. Bagaimana cara menentukan nilai

dan ?

5
Penyelesaian:

Kemudian, substitusikan ke pers.

Substitusikan ke pers.

Jadi, nilai .

8. Selesaikan sistem persamaan dari

Penyelesaian:
Substitusikan untuk menghilangkan satu variabel

6
Dari persamaan pertama kita peroleh:

(3)

Substitusikan (3) ke persamaan kedua, kita dapatkan

, demikian sehingga

Dengan mensubstitusikannya kembali (3), kita dapatkan

Sehingga, .

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, dkk. 2017. “Matematika”. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Herdinaya, Wana. 2019. “Analisis Kesalahan Menyelesaiakan Soal Pola Bilangan Pada
Siswa Kelas VIII SMP Pesantren GUPPI Samata Kabupaten Gowa”. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah, Makasar.

Anda mungkin juga menyukai