Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3 (KELAS IV B)
JURUSAN MATEMATIKA
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktu yang sudah ditetapkan. Makalah ini berjudul “RANGKUMAN MATERI &
CRUCIAL POINTS TINGKAT SMP KELAS VIII SEMESTER 1". Makalah ini
penulis susun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan terhadap mata kuliah yang
akan penulis tempuh nantinya.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentu penulis memperoleh bantuan dan
masukan dari berbagai pihak, maka kami ucapkan terimakasih kepada:
Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah Telaah
Kurikulum yang telah membimbing penulis dalam penyempurnaan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi banyak pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
SOAL-SOAL OLIMPIADE
DAFTAR PUSTAKA
iii
SEBARAN MATERI KELAS VIII SEMESTER 1
Pengertian Relasi
Diagram Panah
Himpunan Pasangan Berurutan
Diagram Cartesius
Pengertian Fungsi
1
Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variable Khusus
2
Rangkuman Materi & Crucial Points Kelas VIII Semester 1
3
Rusda mempunyai suatu mesin fungsi yang mengolah masukan berupa
bilangan. Mesin tersebut menggunakan empat operasi dasar aritmetika
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) baik satu maupun
kombinasi beberapa operasi. Berikut luaran yang dihasilkan untuk
masukan 1 hingga 5.
Masukan Luaran
1 1
2 9
3 29
4 67
5 129
Tentukan luaran yang dihasilkan saat dimasukkan bilangan 9.
Alternatif penyelesaian:
Membuat pola yang terbentuk dari masukan dan luaran yang sudah ditunjukkan
tersebut.
Tabel 1.2 Contoh Pola
Selisih hasil
Masukan (x) Hasil x3
dengan x 3
1 1 1 1−1=0
2 9 8 2−1=1
3 29 27 3−1=2
4 67 64 4−1=3
5 129 125 5−1=4
. . . .
. . . .
x ? x3 x–1
Dengan memerhatikan pola yang terbentuk kita mendapatkan pola hasil luarannya
adalah bilangan masukan dikalikan sebanyak tiga kali kemudian ditambah dengan
bilangan masukan kemudian dikurangi satu. Jika masukan disimbolkan dengan x,
luarannya dapat ditulis dalam bentuk
luaran = x × x × x + x − 1
4
Dengan kata lain, jika kalian memasukkan bilangan “9”, maka luarannya adalah 9
× 9 × 9 + 9 − 1 = 737
Bilangan Fibonacci
Perhatikan pola bilangan berikut.
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, ...
Tentukan 3 bilangan berikutnya
Alternatif penyelesaian:
Bilangan ke-3 diperoleh dari jumlah bilangan ke-1 dan ke-2
Bilangan ke-4 diperoleh dari bilangan ke-2 dan ke-3
Bilangan ke-5 diperoleh dari bilangan ke-3 dan ke-4
Dan seterusnya
Alternatif penyelesaian:
a. Pola ke-1: 1 = 2 × 1 – 1
Pola ke-2: 3 = 2 × 2 – 1
Pola ke-3: 5 = 2 × 3 – 1
Pola ke-4: 7 = 2 × 4 – 1
5
Dengan memerhatikan pola tersebut, kita bisa simpulkan bahwa pola ke-n:
Un = 2 × n – 1
b. Perhatikan pola bola-bola yang dijumlahkan pada pola bilangan ganjil. Bola-
bola yang dijumlahkan tersebut dapat disusun ulang menjadi bentuk persegi
sebagai berikut.
Contoh: Jika diketahui bilangan 1,5,9,13,17, ... . Tentukan nilai pola ke-10!
Kesalahan siswa:
6
Siswa sering menuliskan penyelesaian yang tidak sesuai dengan konsep yang ada
pada soal dan keliru dalam menentukan suku ke-10. Siswa menghitung pola bilangan
yang ada pada soal tidak memulainya dari pola pertama, tetapi memulai hitungan dari
pola ke-2, sehingga penyelesaian yang didapatkan keliru.
Dengan memerhatikan pola tersebut, kita bisa simpulkan bahwa pola ke-n: Un =
Contoh: Jika diketahui pola bilangan 2,4,6,8,10, ...maka tentukan jumlah sampai suku
ke-8?
Kesalahan siswa:
+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
Siswa sering menuliskan prosedur yang tidak sesuai dengan permintaan soal, yaitu
tidak menjumlahkan semua suku sampai suku ke-8. Tetapi siswa hanya menentukan
nilai pada suku ke-8
Untuk menentukan jumlah sampai suku ke-8, kita harus menentukan nilai dari suku
pertama hingga suku ke-8. Konsepnya adalah pola bilangan genap habis dibagi dua
atau kelipatannya dan memiliki selisih atau beda sama dengan 2. Kemudian kita
7
menjumlahkan semua suku sampai suku ke-8.
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16
+2 +2 +2 +2 +2 +2 +2
2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 + 14 + 16 = 72
8
Titik C berjarak 4 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 3 satuan dari
sumbu-X.
Titik D berjarak 6 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 5 satuan dari
sumbu-X.
Titik E berjarak 5 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 5 satuan dari
sumbu-X.
Titik F berjarak 3 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 3 satuan dari
sumbu-X.
Titik G berjarak 2 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 6 satuan dari
sumbu-X.
Titik H berjarak 6 satuan dari sumbu-Y dan berjarak 5 satuan dari
sumbu-X.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa posisi titik pada koordinat Kartesius
ditulis dalam pasangan berurut (x, y). Bilangan x menyatakan jarak titik
itu dari sumbu-Y dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari sumbu-X.
Sumbu-X dan sumbu-Y membagi bidang koordinat Kartesius menjadi 4
kuadran, yaitu
Kuadran I : koordinat-x positif dan koordinat-y positif
Kuadran II : koordinat-x negatif dan koordinat-y positif
Kuadran III : koordinat-x negatif dan koordinat-y negatif
Kuadran IV : koordinat-x positif dan koordinat-y negatif
Gambar 2. Empat Kuadran Bidang Koordinat
9
Titik Q memiliki koordinat (2, 3), koordinat-x : 2, koordinat-y : 3
b. Titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu (a, b).
Pernahkah kalian berkemah? Dalam perkemahan ada pos utama, tenda,
pasar, pos-pos, kolam, dan lain-lain. Coba sekarang perhatikan denah
perkemahan di bawah ini.
Gambar 3. Denah Perkemahan
10
satuan ke satuan ke satuan ke
atas atas bawah
5. Tenda 1 (2, 0) 0 satuan ke 0 satuan ke 2 satuan ke
kanan dan 0 kiri dan 5 kiri dan 3
satuan ke satuan ke satuan ke
atas bawah bawah
Perhatikan garis , garis dan garis pada koordinat Kartesius di bawah ini
(A)
(B)
11
(C)
Gambar 4. Garis-Garis pada Bidang Koordinat Kartesius
Berdasarkan pada gambar 4 di atas dapat dinyatakan sebagai berikut.
Tabel 2. Garis-Garis yang Sejajar, Tegak Lurus, dan Memotong Sumbu-X
dan Sumbu-Y
Gambar 4A Gambar 4B Gambar 4C
Garis-garis Garis-garis Garis-garis Garis-garis Garis-garis yang
yang yang sejajar yang tegak yang tegak memotong
sejajar dengan sumbu- lurus dengan lurus dengan sumbu-X dan
dengan Y sumbu-X sumbu-Y sumbu-Y
sumbu-X
12
(0,4), Stasiun terletak pada koordinat (5,-4), Kantor Polisi terletak pada
koordinat (-3,-3), Rumah Andi terletak pada koordinat (3,1) dan Rumah
Susan terletak pada koordinat (-1,2). Berdasarkan informasi tersebut,
gambarlah titik-titik tersebut ke dalam koordinat kartesius kemudian
tentukan:
a. Jarak Stasiun terhadap sumbu-X.
b. Jarak Rumah Susan terhadap sumbu-Y.
c. Posisi Kantor Polisi terhadap Hotel.
d. Posisi Stasiun terhadap Rumah Ali.
Penyelesaian:
Diketahui:
Hotel terletak pada koordinat (0,0)
Rumah Sakit terletak pada koordinat (0,4)
Stasiun terletak pada koordinat (5,-4)
Kantor Polisi terletak pada koordinat (-3,-3)
Rumah Andi terletak pada koordinat (3,1)
Rumah Susan terletak pada koordinat (-1,2)
Ditanya:
Jarak Stasiun terhadap sumbu-X.
Jarak Rumah Susan terhadap sumbu-Y.
Posisi Kantor Polisi terhadap Hotel.
Posisi Stasiun terhadap Rumah Andi.
Jawab:
Berdasarkan informasi di atas, dapat digambarkan titik-titik tersebut pada
koordinat kartesius sebagai berikut.
13
Gambar 5. Denah Kota A
Berdasarkan pada gambar di atas, dapat ditentukan jarak stasiun terhadap
sumbu-X dan jarak rumah Susan terhadap sumbu-Y. Namun, pada bagian
inilah siswa diduga mengalami kekeliruan dengan menjawab bahwa
a) Stasiun yang terletak pada koordinat (5,-4) berarti berjarak 5 satuan dari
sumbu-X dan berjarak 4 satuan dari sumbu-Y sehingga jarak stasiun
terhadap sumbu-X adalah 5 satuan.
b) Kemudian, untuk rumah Susan yang terletak pada koordinat (-1,2) berarti
berjarak 1 satuan dari sumbu-X dan 2 satuan dari sumbu-Y. Jadi, jarak
rumah Susan terhadap sumbu-Y yaitu 2 satuan.
c) Posisi kantor polisi terhadap hotel adalah (3,3) berarti 3 satuan ke kanan
dan 3 satuan ke atas.
d) Posisi stasiun terhadap rumah Andi adalah (-2,5) berarti 2 satuan ke kiri
dan 5 satuan ke atas.
Kekeliruan tersebut disebabkan karena siswa menganggap bahwa,
Posisi titik pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan berurut
(x, y) berarti bahwa bilangan x menyatakan jarak titik itu dari sumbu-X
dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari sumbu-Y.
Siswa keliru dalam menentukan titik yang menjadi patokan dalam
menunjukkan posisi titik terhadap titik asal maupun titik tertentu (a,b).
14
Oleh karena itu, diperlukan untuk memberikan penekanan kepada siswa
mengenai beberapa hal, yaitu
Posisi titik pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan berurut
(x, y) berarti bahwa bilangan x menyatakan jarak titik itu dari sumbu-Y
dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari sumbu-X sehingga siswa
diharapkan tidak mengalami kekeliruan lagi.
Titik yang menjadi patokan untuk menentukan posisi titik terhadap titik
asal adalah (0,0). Sedangkan, titik yang menjadi patokan untuk
menentukan posisi titik terhadap titik tertentu (a,b) adalah (a,b).
Maka, jawaban yang tepat sebagai berikut.
a) Stasiun yang terletak pada koordinat (5,-4) berarti berjarak 5 satuan dari
sumbu-Y dan berjarak 4 satuan dari sumbu-X. Hal tersebut menunjukkan
bahwa jarak stasiun terhadap sumbu-X adalah 4 satuan.
b) Kemudian, untuk rumah Susan yang terletak pada koordinat (-1,2) berarti
berjarak 1 satuan dari sumbu-Y dan 2 satuan dari sumbu-X sehingga jarak
rumah Susan terhadap sumbu-Y adalah 1 satuan.
c) Posisi kantor polisi terhadap hotel adalah (-3,-3) berarti 3 satuan ke kiri
dan 3 satuan ke bawah.
d) Posisi stasiun terhadap rumah Andi adalah (2,-5) berarti 2 satuan ke
kanan dan 5 satuan ke bawah.
2. Masih sama seperti nomor 1, yaitu menggunakan koordinat kartesius untuk
menentukan posisi titik terhadap sumbu-X dan sumbu-Y serta titik terhadap titik asal
(0, 0) dan titik tertentu (a, b).
Diduga bahwa siswa keliru dalam menentukan posisi titik terhadap sumbu-X
maupun sumbu-Y serta titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu (a, b)
pada koordinat Kartesius yang ditulis dalam pasangan berurut (x, y), siswa
salah menuliskan pasangan berurutan yang tepat.
Contoh kita ambil pada soal nomor 1
Dugaan kesalahan siswa, yaitu siswa dalam menjawab posisi stasiun terhadap
rumah Andi adalah 5 satuan ke bawah dan 2 satuan ke atas atau (-5,2).
Kesalahan siswa ini bisa disebabkan kurangnya penekanan terhadap pasangan
berurutan dalam koordinat kartesius, siswa sering membalik pasangan
berurutan menjadi (y, x) dan menganggapnya sama saja dengan (x, y) padahal
seharusnya tidak bisa.
15
Semestinya jawaban yang tepat adalah (2, -5) yang berarti 2 satuan ke atas
dan 5 satuan ke bawah.
1. Pengertian Relasi
2. Diagram Panah
Diagram panah merupakan cara yang paling mudah untuk menyatakan suatu
relasi. Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar arah
panah yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B.
Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir dan Rizki. Mereka diminta
untuk menyebutkan warna favorit mereka. Ali menyukai warna merah, Siti menyukai
warna ungu, Amir menyukai warna hitam, dan Rizki menyukai warna merah. Dari
hasil uraian tersebut, terdapat dua buah himpunan. Himpunan pertama adalah
himpunan anak, kita sebut himpunan A dan himpunan yang kedua adalah himpunan
warna, kita sebut himpunan B. Hubungan antara himpunan A dan himpunan B dapat
16
di ilustrasikan dengan diagram panah seperti berikut:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagram panah di atas merupakan relasi antara
anak dengan warna yang mereka sukai. Relasi antara kedua himpunan tersebut dapat
dinyatakan dengan panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A dengan
anggota himpunan B.
Selain dengan diagram panah, suatu relasi juga dapat dinyatakan dengan
menggunakan himpunan pasangan berurutan. Caranya dengan memasangkan
himpunan A dengan himpunan B secara berurutan. Kita dapat mengambil contoh dari
contoh diagram panah tadi.
17
Dari uraian di atas kita dapat menyatakan relasinya dengan himpunan
pasangan berurutan seperti berikut:
4. Diagram Cartesius
5. Fungsi
18
Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:
Sebuah fungsi dapat dinotasikan dengan huruf kecil sepeti . Misal, fungsi f
adalah
Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat mengetahui nilai fungsi yang dapat
menghasilkan himpunan kawan (kodomain) dari himpunan asal (domain).
Contoh Soal :
19
Diketahui fungsi pada himpunan bilangan bulat. Tentukan:
1. f(3)
2. bayangan (-2) oleh f
3. nilai f untuk x = -4
Jawab:
Fungsi
Rumus fungsi
1.
5. Nilai jika
20
Crusial Point dari Materi Bab 3 Relasi dan Fungsi
21
Untuk menggambar garis lurus, tidak perlu menentukan semua titik yang akan
dilalui garis tersebut. Akan tetapi cukup menentukan dua titik yang berbeda
untuk menggambar suatu garis lurus. Untuk dapat menggambar garis dengan
dua titik yang berbeda, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Subsitusi
22
Jika kedua titik tersebut dihubungkan, maka terbentuklah garis lurus dari persamaan
Tangga untuk tempat tidur tingkat merupakan salah satu contoh penerapan garis lurus
dalam kehidupan sehari-hari. Agar tangga nyaman, aman, dan tidak berbahaya jika
dinaiki maka harus ditentukan dengan tepat kemiringan tangga tersebut. Nah, kemiringan
pada garis lurus ini dalam matematika disebut dengan gradien.
Kemiringan = .
Terdapat dua cara untuk mencari nilai gradien suatu garis, yaitu:
23
sehingga persamaannya menjadi, 2y = -5x + 8. Bagi kedua ruas dengan
Persamaan garis lurus adalah persamaan yang membentuk garis lurus saat digambarkan
24
Persamaan garis lurusnya yang melalui sembarang titik dan gradien m
adalah .
Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik A(3, 4) dan bergradien
2!
Alternative penyelesaian:
Jadi, persamaan garis yang melalui titik A(3, 4) dan bergradien 2 adalah
adalah .
Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik A(2, 4) dan B(12, -1)!
Alternative penyelesaian:
25
Jadi, persamaan garis yang melalui titik A(2, 4) dan B(12, -1) adalah
Jika terdapat dua garis yang sejajar, maka gradien dari dua garis tersebut adalah sama
Jika terdapat dua garis yang saling tegak lurus, maka hasil kali gradiennya adalah -1.
Jika terdapat dua garis yang saling berpotongan maka gradien dua garis tersebut tidak
sama namun hasil kali gradiennya tidak -1. Karena dua garis tegak lurus
pasti berpotongan namun tidak berlaku sebaliknya, dua garis yang saling berpotongan
belum tentu saling tegak lurus.
Jika terdapat dua garis yang saling berhimpit maka gradien dari dua garis tersebut
26
1. Menentukan yang mana yang merupakan persamaan garis lurus dan yang bukan
merupakan persaman garis lurus.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
matematika materi persamaan garis lurus, yaitu siswa sering melakukan
kesalahan dalam bagaimana menangkap konsep persamaan garis lurus dengan
benar. Siswa sering keliru dalam membedakan yang mana yang merupakan
persamaan garis lurus dan yang bukan.
Contoh:
Tentukan persamaan dibawah ini apakah merupakan persamaan garis lurus atau
bukan!
a)
b)
c)
Pertanyaan tersebut bukanlah pertanyaan yang sulit bagi siswa yang telah memahami
konsep persamaan garis lurus. Dugaan kesalahan siswa dalam menjawab pertanyaan
tersebut, yaitu “Semua merupakan persamaan garis lurus karena memiliki 2 variable”.
Terlihat siswa memberikan alasan hanya berdasarkan apa yang sering mereka lihat pada
soal, yaitu memiliki dua variable. Siswa belum memahami konsep persamaan garis lurus,
yaitu dan ax + by + c = 0.
Adapun dalam menjawab pertanyaan tersebut hal yang harus diperhatikan adalah
variable-variable dalam persamaan tersebut dan mengingat bentuk umum dari persamaan
garis lurus, yaitu akan memiliki satu atau dua variable yang masing-masing variabelnya
mempunyai pangkat tertinggi satu, yang jika digambarkan akan berbentuk garis lurus
(linear). Sehingga jawaban yang tepat ialah a) dan b) merupakan persamaan garis lurus
sedangkan c) bukan merupakan persamaan garis lurus karena variable x tidak berpangkat
1.
27
Salah satu solusi yang diduga dapat mengatasi permasalahan siswa dalam pemahaman
konsep ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
dikerjakan siswa. Dan ini yang sebenarnya adalah gradien dianggap variable.
28
Maka disimpulkan persamaan garis lurus yang melalui titik (1, 3) dan (2, 6)
adalah
Variabel dari persamaan dimisalkan , yakni total biaya yang dikeluarkan, dan
menjadi atau
Persamaan ini terdapat dua variabel, yakni h dan s yang keduanya berpangkat satu.
Berikut beberapa contoh persamaan linear dua variabel.
29
E
selesaiannya? Kita tahu bahwa persamaan linear satu variabel memiliki satu selesaian
saja. Lantas, berapakah selesaian dari persamaan linear dua variabel? Selesaian
persamaan linear dua variabel merupakan pasangan berurutan yang membuat persamaan
Misalkan , maka
persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar. Apakah hanya satu selesaian saja?
Tentunya tidak. Karena variabel selalu berubah dan merupakan variabel bebas.
Sedangkan variabel adalah variabel terikat karena nilai bergantung pada nilai .
Artinya, harga yang dikeluarkan kelompok siswa, bergantung pada banyaknya siswa
yang ikut dalam studi lapangan.
Contoh 1
Gambarkan grafik untuk persamaan 2x + y = 4.
Penyelesaian:
Untuk menggambarkan grafik SPLDV, gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel
berikut.
30
Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + y = 4
⇔2(0) + y = 4
⇔y = 4
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 4
⇔ 2x + 0 = 4
⇔ 2x = 4
⇔ x = 2
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.
Ini berarti, titik yang diperoleh adalah A (0, 4) dan B (2, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan
sebuah garis lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah ini.
31
Tentukan penyeselesaian dari SPLDV:
2x + y = 6
2x + 4y = 12
Penyelesaian:
Langkah 1: gambarkan grafik untuk persamaan pertama.
Gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel berikut.
Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + y = 6
⇔ 2(0) + y = 6
⇔ y = 6
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 6
⇔2x + 0 = 6
⇔2x = 6
⇔x = 3
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.
Ini berarti, titik yang diperoleh adalah A (0, 6) dan B (3, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius,
kemudian hubungkan dengan sebuah garis lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah
ini.
32
Langkah 2: gambarkan grafik untuk persamaan kedua.
Gunakan paling sedikit dua titik seperti pada tabel berikut.
Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 0 + 4y = 12
⇔ 4y = 12
⇔ y = 3
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 2x + 4.0 = 12
⇔ 2x = 12
⇔ x = 6
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.
Ini berarti, titik yang diperoleh adalah C (0, 3) dan D (6, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan
sebuah garis lurus, sehingga terbentuk gambar di bawah ini.
33
Langkah 3: Tentukan perpotongan dua grafik (garis) yang merupakan
penyelesaian dari SPLDV.
Perhatikan gambar berikut.
Berdasarkan gambar di atas, titik potong kedua grafik adalah pada koordinat (2,2).
Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah (2, 2).
3. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Substitusi
Alternatif penyelesaian:
34
Substitusikan kepersamaan , sehingga
(benar)
(benar)
Jadi, selesaian dari sistem pesamaan linear dua variabel adalah (2, -1)
Alternatif penyelesaian:
35
Metode 1. Pengurangan Metode 2.Penjumlahan
Kurangkan persamaan pertama Jumlahkan kedua persamaan
dengan persamaan kedua
Tidak semua sisem persamaa linear dua variabel dapat dengan langsung
dikurangkan atau dijumlahkan.
Perhatikan sistem persamaan linear dua variabel berikut.
Alternatif penyelesaian:
(dikalkan 5)
36
Sustitusikan nilai x = 1 ke salah satu persamaan semula untuk menentukan
nilai y
Jadi, selesaian dari persamaan linear dua variabel tersebut adalah (1,0).
Sistem persamaan linear dua variabel dapat memilki satu selesaian, tidak
memiliki selesaian , bahkan memiliki tak hingga selesaian. Perhatikan
gambar berikut.
Alternatif penyelesaian:
37
Gambar grafik setiap
persamaan memiliki
kemiringan (gradien) yang
sama dan berbeda titik potong
terhadap sumbu-y. Sehingga
kedua garis sejajar. Karena
kedua garis sejajar, maka tidak
memeiliki titik potong sebagai
selesaian untuk sistem
persamaan linear.
Metode 2. Metode Substitusi
(salah)
Sistem persamaan linear dua variabel yang memiliki selesaian tak hingga
Keliling suatu persegi panjang adalah 3 dm. Keliling segitiga adalah 108 dm.
Tulis dan tentukan selesaian dari sistem persamaan linear dua variabel untuk
menentukan nilai x dan y.
Alternatif penyelesaian:
Keliling persegi panjang
Keliling segitiga
38
Alternatif penyelesaian:
(kalikan 3)
pertama. Sehingga, sistem persamaan linear ini memiliki selesaian yang tak
terhingga.
39
1. Kesalahan dalam proses menyamakan koefisien.
Terkadang siswa mengalami kesalahan pada saat menyamakan koefisien yang
mana siswa tidak mengalikan sebelah kanan sama dengan dan hanya focus pada
koefisien x dan y yang mengakibatkan siswa salah dalam proses penyelesaian
soal.
(kali 5)
(kali 3)
40
Terlihat siswa tidak ikut mengalikan hasil penjumlahan sehingga mendapatkan hasil
yang salah.
Adapun jawaban semestinya ialah dengan ikut mengalikan hasil penjumlah sebagi
berikut.
(kali 5)
(kali 3)
41
SOAL OLIMPIADE
Terdapat 15 pola. Dengan sisa 8 kita cari huruf ke-8. Huruf ke-8 adalah D.
Jadi, huruf ke-2003 dari pola tersebut adalah D.
2. Pandu menghitung bilangan mulai dari 2000, lalu bertambah 5 menjadi 2005,
2010, 2015, 2020, ... . Pada saat yang sama Kirana menghitung mulai dari
2090 kemudian berkurang 10 menjadi 2980, 2970, 2960, 2050... . Bilangan
tepat sama yang diucapkan pada saat mereka menghitung bersama adalah... .
Penyelesaian:
...(i)
...(ii)
Jadi, bilangan tepat sama yang diucapkan pada saat mereka menghitung
bersama adalah 2330.
3. Jika
Maka
Penyelesaian :
Dik :
Dit :
2
.
Jadi,
Penyelesaian :
Dit :
adalah…
Penyelesaian:
3
Gradien garis dapat ditemukan dengan mengubah persamaan
Akan dicari garis yang tegak lurus terhadap garis tersebut, maka gradien
persamaan garis .
4
6. ABCD adalah jajargenjang dengan gradien
. Tentukan persamaan !
Penyelesaian:
(-2,5)
karena berbentuk jajargenjang maka AD//BC, karena
sejajar maka .
Pada gambar, diketahui titik A tegak lurus dengan titik B, maka titik
atau .
dan
dan ?
5
Penyelesaian:
Substitusikan ke pers.
Jadi, nilai .
Penyelesaian:
Substitusikan untuk menghilangkan satu variabel
6
Dari persamaan pertama kita peroleh:
(3)
, demikian sehingga
Sehingga, .
7
DAFTAR PUSTAKA
Herdinaya, Wana. 2019. “Analisis Kesalahan Menyelesaiakan Soal Pola Bilangan Pada
Siswa Kelas VIII SMP Pesantren GUPPI Samata Kabupaten Gowa”. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah, Makasar.