Anda di halaman 1dari 91

A.

Pecahan dan Lambangnya


Konsep Bilangan Pecah dan Lambangnya

• Bilangan pecahan adalah bilangan yang


menyatakan sebagai bilangan pecahan dari suatu
keseluruhan.
• Sebuah lingkaran dibagi menjadi 2 bagian yang
sama luasnya, maka daerah yang diberi bayang-
bayang menyatakan 1 bagian dari 2 bagian atau “
setengah” yang diberi lambang “ ” dan dibaca “
satu per dua” atau “ seperdua” atau “setengah” .
Konsep Bilangan Pecah dan Lambangnya
• Pecahan yang ekuivalen adalah dua pecahan yang
lambangnya berbeda tetapi mempunyai nilai
pecahan yang sama. Secara umum pecahan
dilambangkan sebagai “ ” dengan a dan b bilangan
bulat dan b 0.
• Pada gambar di samping daerah yang diberi bayang-
bayang menyatakan 2 bagian dari 4 bagian atau “
dua per empat” yang diberi Terlihat bahwa nilai
bilangan sama dengan setengah. Maka dan
merupakan bilangan yang ekuivalen atau seharga.
Pecahan
Sederhana

Pecahan
Murni

Macam – macam Pecahan


Pecahan Tidak Murni

Pecahan
Mesir

Pecahan
Campuran
Macam – macam Pecahan

1. Pecahan Sederhana, yaitu


pecahan yang pembilang dan
penyebut merupakan bilangan – 2. Pecahan murni, yaitu
bilangan yang bulat yang pecahan yang pembilangnya
koprim. FPB dari pembilang dan lebih kecil dari penyebut.
penyebut adalah 1.
3. Pecahan tidak murni, yaitu 4. Pecahan Mesir , yaitu
pecahan yang pembilangnya pecahan dengan pembilang
lebih besar dari penyebut. 1.

5. Pecahan campuran,
yaitu suatu bilangan
yang terbentuk atas
bilangan cacah dan
pecahan biasa.
Pembelajaran Konsep Bilangan Pecah di Kelas Rendah

• Di awal pengajaran konsep bilangan pecahan di kelas 2 (cawu 3) dan


kelas 3, diperlukan alat-alat peraga yang tepat dan sesuai dengan
kondisi anak. Alat – alat peraga tersebut dapat berupa gambar bangun –
bangun datar, bangun – bangun datar dari karton yang telah dipotong-
potong menjadi bagian yang lebih kecil dan saling kongruen atau bilah
dari bambu atau kayu pipih (tripleks) yang diberi warna per bagian.
• Alat – alat peraga di atas sangat berguna untuk memperluas
pemahaman siswa terhadap bilangan pecahan.
Contoh : dengan kertas grafik (berpetak) dan gunting, siswa dapat
diajak membuat bangun persegi panjang atau persegi, kemudian guru
memerintahkan kepada siswanya untuk menggunting menjadi daerah
yang menyatakan atau atau pecahan lain sesuai dengan tingkatan
pemahaman anak.
Setiap bagian diberi label .
Siswa harus menentukan dalam beberapa cara mereka dapat
membentuk sebuah daerah persegi menjadi dua sama besar.
Contoh :
• Murid disuruh menggambar daerah yang dibagi-
bagi menjadi bagian-bagian yang kongruen.
Mereka disuruh menghitami sejumlah tertentu
bagian seperti pada gambar berikut :
Contoh :
• Untuk menemukan nama-nama lain bagian
bilangan pecah yang sama dapat dilakukan
pembelajaran sebagai berikut : Siswa disuruh
menggunting daerah-
daerah persegi panjang
dan bagian-bagiannya.
Dengan menempatkan
guntingan daerah yang
sesuai satu di atas lainnya,
mereka mengisi kotak-
kotak kosong berikut
sehingga pernyataan
matematikanya menjadi
benar.
Menyederhanakan Pecahan Lewat FPB
• Sebuah pecahan akan tetap nilainya bila
pembilang dan penyebut dikalikan dengan
bilangan yang sama, maka sebuah pecahan
juga akan tetap nilainya bila pembilang dan
penyebut dibagi dengan bilangan yang sama.
• Dalam menyederhanakan pecahan, agar kita
mendapat sebuah pecahan yang sederhana
dalam sekali pembagian, haruslah pembagian
itu adalah FPB dari pembilang dan penyebut.
• Contoh : sederhanakan
• Langkah mengerjakannya yaitu dengan
mencari dahulu FPB dari 126 dan 153 sebagai
berikut :
FPB dari 126 dan 153 adalah 9
*Catatan :
• Cara mencari FPB nya dapat
lewat faktorisasi prima seperti di SD
• Jadi
Bilangan Rasional
Pengertian Bilangan Rasional
• Bentuk rasional adalah bilangan yang
dapat dinyatakan dalam bentuk dengan
a dan b bilangan-bilangan bulat dan b 0
• Secara notasi pembentukan himpunan,
himpunan bilangan rasional tertulis Q =
{x/x =, a dan b bilangan bulat, bbul0}.
• Bilangan-bilangan bulat termasuk juga
anggota himpunan bilangan rasional,
sebab setiap bilangan bulat selalu dapat
dinyatakan a sebagai dengan b 0, a
dan b bilangan bulat.
• Misal 5 dapat dinyatakan sebagai atau
atau dan seterusnya.
Ketidaksamaan dan Urutan Bilangan Rasional
Bilangan Rasional (a/b)
• 0,4444444 =
• 0, 44444 x 10 = 4,444444
• 0,4444444 x1 = 0,4444444
• --------------- _
• 9x =4
• x = 4/9
• 0,1212122 =
• 2, 4353535 =
• 34, 56717171 =
B. Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan
Rasional
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Rasional

• Pembelajaran penjumlahan dan


pengurangan bilangan pecahan di
kelas rendah, diawali dengan
pecahan – pecahan yang
penyebutnya sama dan dengan alat
daerah pecahan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya.
• Contoh :
Mencari , dilakukan
peragaan dengan kartu bilangan
pecahan bentuk persegi panjang
(atau juring lingkaran) sebagai
berikut:
Catatan :

Cara di atas dapat juga dikerjakan dengan cara


menggambar daerah pecahan berupa persegi panjang.
1. Gambarlah daerah persegi dan bagilah menjadi 3
bagian yang sama besar.
2. Berilah bayang – bayang pada daerah 1 daerah
pertiga dan tulislah label .
3. Daerah bayang-bayang ini sebagai tertambah.
4. Berilah bayang-bayang lagi pada 1 daerah pertiga
dengan warna yang berbeda dari yang pertama.
Daerah bayang-bayang yang kedua ini sebagai
penambah.
5. Hasil terakhir menyatakan jumlah yakni .
Contoh :
• Mencari dilakukan peragaan
dengan kartu bilangan pecahan sebagai
berikut :
Catatan :
• Cara menerangkan di atas dilakukan beberapa kali dengan
bilangan – bilangan pecahan yang berbeda sampai siswa
memahaminya tanpa alat peraga, dan siswa mengetahui
algoritma penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
yang mempunyai sama yakni :

• Ingat, penggunaan alat peraga sifatnya hanya mengantarkan


siswa untuk memahami konsep. Bila siswa telah memahami,
maka guru tidak perlu lagi menggunakan alat peraga.
• Pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan di
kelas 4 sampai dengan 6 perlu diajarkan langkah –
langkah praktis yang sesuai dengan
permasalahannya ( soalnya ).
• Bila kedua pecahan mempunyai penyebut yang tidak
sama dan kedua penyebut tersebut tidak koprim
(FPB kedua penyebut 1), maka kedua pecahan
dijadikan menjadi pecahan – pecahan yang ekuivalen
dengan penyebut KPK dan kedua penyebut.
Contoh:
• Bila kedua pecahan merupakan
pecahan-pecahan campuran maka
penyelesaiannya digunakan hukum
komulatif (pertukaran) dan hukum
asosiatif (pengelompokan).
• Pada penjumlahan yang hasilnya suatu
pecahan tidak murni (pembilang lebih
besar dari penyebut), seyogyanya diubah
menjadi pecahan campuran, agar siswa
terbiasa menyederhanakan bentuk
pecahan.
Contoh:
C. Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan
1. Perkalian Bilangan Pecahan
Dalam pembelajaran operasi perkalian bilangan pecahan,
hukum-hukum yang berlaku pada operasi perkalian bilangan
cacah, seperti hukum komutatif (pertukaran), hukum asosiatif
(pengelompokan) dan hukum distributif (penyebaran)
perkalian terhadap penjumlahan juga berlaku pada perkalian
bilangan pengingat efektif untuk mengawali pembelajaran
perkalian bilangan pecahan. Jadi untuk menerangkan
perkalian bilangan pecahan sebaiknya dimulai dengan
pengali bilangan cacah dan terkalinya bilangan pecahan.
Contoh:
• Untuk menerangkan perkalian bilangan pecahan dengan
pengambil bilangan pecahan, gunakan hukum komutatif
(pertukaran).
• Cara lain untuk memahami konsep perkalian bilangan
pecahan adalah dengan pendekatan luas daerah persegi
dipadu dengan garis bilangan pada sistem koordinat
kartesius. Dalam hal ini, siswa telah mengetahui bahwa
rumus luas persegi atau persegi panjang adalah panjang
× lebar.
Keterangan umum:
1. Bilangan-bilangan pada garis mendatar untuk faktor pertama (pengali).
2. Bilangan-bilangan pada garis vertikal untuk faktor kedua (terkali).
3. Luas persegi dengan ukuran satu satuan panjang menyatakan 1 sebagai
hasil perkalian (berasal dari 1 × 1 = 1 satuan luas).
4. Hasil kali antara bilangan pada garis mendatar dan bilangan pada garis
vertikal digambarkan oleh luas daerah persegi panjang dengan ukuran
panjang = garis dan titik 0 sapai dengan titik yang menyatakan bilangan
pertama, dan lebar = garis dari titik 0 sampai dengan titik yang
menyatakan bilangan kedua.
Contoh :

Pada gambar di samping , luas


daerah terbayang-bayang =
seperenam bagian dari satu
satuan luas.
Contoh :
Contoh :
• Untuk menemukan hasil kali dari
operasi perkalian bilangan pecahan
campuran, selain dengan cara di atas
yakni menguraikan pecahan campuran
itu ke bentuk rasional biasa, dapat
digunakan hukum distributif perkalian
terhadap penjumlahan.
Catatan:

• Pembelajaran operasi perkalian bilangan pecahan, jika siswa telah

memahami konsepnya dan mengetahui algoritmanya, maka peragaan

dengan gambar-gambar seperti di atas tidak diperlukan lagi, tinggal mencari

cara perhitungan yang praktis dan efisien.

• Untuk perhitungan perkalian bilangan pecahan yang agak rumit, perlu

dicarikan cara penyelesaian yang praktis pada siswa dengan mengingatkan

mereka bahwa membagi bersamaan terhadap pembilang dan penyebut

dengan bilangan yang sama akan menghasilkan pecahan yang ekuivalen

dengan pecahan semula. Cara pembagian terhadap pembilang dan penyebut

suatu pecahan ini dapat dilakukan sekaligus pada faktor-faktornya. Dengan

demikian bilangan pecahanya menjadi lebih sederhana.


2. Pembagian Bilangan Pecahan

• Pada pembelajaran operasi pembagian


bilangan cacah, telah dijelaskan bahwa
pembagian merupakan operasi balikan dari
perkalian. Untuk memahami konsep
pembagian bilangan cacah. Berikut ini
diberikan beberapa contoh bagaimana
menemukan hasil bagi pada pembagian
bilangan pecahan secara intuitif.
• Atau peragaan dengan kertas pita atau gambar persegi panjang
sebagai berikut.
 
a s io ) ,
ga n ( R
a nd in e n
e rb e r s
D. P al da n P
D e sim
1. Perbandingan (Rasio)
• Suatu perbandingan dari dua besaran
menyatakan satu sebagian suatu pecahan dari
yang lain. Misalnya perbandingan dari panjang
2 cm dengan panjang 10 cm dapat ditunjukkan
sebagai 2 cm : 10 cm atau dan ini dapat
disederhanakan dengan masing-masing 1:5
atau . Hasil dari perbandingan tersebut
dinamakan “rasio”.
Sifat-sifat yang berlaku pada pembagian
berlaku pula pada perbandingan, yakni:
• Di bawah ini disajikan beberapa contoh
penerapan perbandingan di SD.
Contoh:
Contoh:
• Kecepatan mobil 60km/jam adalah rasio jarak
yang ditempuh oleh mobil yakni 60 km
terhadap waktu yang diperlukan yakni 1 jam.
Perbandingan Senilai – Proporsi
• Perbandingan senilai adalah beberapa
perbandingan yang nilainya sama.
• Misal ap : a = bp : b
• Dalam mata pelajaran IPA perbandingan
digunakan untuk mengubah ukuran suhu
dalam Celcius, Reamur, dan Fahrenheit. Jika
ukuran suhu dalam Celcius dinyatakan dengan
C, Reamur dengan R, dan Fahrenheit dengan
F, maka C : R : F = 5 : 4 : 9
Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh
permasalahan yang menyangkut perbandingan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
• Baca soal dengan cermat
• Buat perbandingan yang sesuai dengan
permasalahan
• Gunakan perbandingan yang diperoleh untuk
menyelesaikan soal
• Kembalikan soal semula
2. Desimal
• Kata desimal dihubungkan dengan atau
didasarkan pada pokok sepuluh.
A. Pecahan desimal
B. Sistem desimal
C. Pecahan desimal berulang
D. Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan
Desimal
E. Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa
A. Pecahan Desimal
B. Sistem Desimal
• Sistem desimal yaitu suatu sistem bilangan
dengan basis sepuluh. Bilangan-bilangan
dinyatakan dengan lambang cacah
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 yang nilainya tergantung
pada letaknya (lihat sistem nilai tempat).
C. Pecahan Desimal Berulang
D. Mengubah Pecahan Biasa ke
Pecahan Desimal
E. Mengubah pecahan desimal ke pecahan
biasa
3. Persen
• Persen mengandung arti
‘seperseratus’.
• Persen adalah nama lain dari
suatu pecahan dengan penyebut
100. Notasi untuk persen adalah
“%”. (Contoh : 25% = = 0,25).
Persen selalu berkaitan dengan
rasio.
Pecahan Biasa dan Desimal  Persen
Persen  Pecahan Biasa dan Desimal
• Persen juga digunakan dalam penghitungan
suku bunga, diskon, tara, untung dan rugi.
E. Perpangkatan dan
Penarikan Akar Bilangan
Pecahan
E. Perpangkatan dan Penarikan Akar
Bilangan Pecahan
• Suatu bentuk perkalian berganda dengan faktor-
faktornya sama dapat diganti dengan suatu
operasi lain yang dinamakan perpangkatan
• Secara umum, an = a×a×a×a×a×a... ×a dengan
banyaknya faktor a dan n buah. ‘a’ disebut
bilangan pokok dan ‘n’ disebut pangkat. Untuk
menemukan hasil perpangkatan dari bilangan-
bilangan yang terdiri dari lebih satu angka atau
perpangkatan dari bilangan-bilangan pecahan
campuran dapat diterapkan rumus berikut:
2. Operasi Penarikan Akar
a. Penarikan Akar Kuadrat (Akar Pangkat
Dua)
b. Penarikan Akar Pangkat Tiga
Penarikan Akar Kuadrat (Akar Pangkat Dua)
Penarikan Akar Pangkat Tiga
Penarikan Akar Pangkat Tiga
• Bilangan yang diberi tanda lingkungan semula
tanda “....” untuk mengisinya harus dicoba
dahulu untuk bilangan berapa yang hasil
seluruhnya dari 1197. Bilangan dicobakan lagi
bilangan yang satu lebihnya dari yang pertama
tadi ternyata hasil seluruhnya lebih dari 1197,
maka bilangan yang tepat diisikan pada tanda
“....” adalah bilangan yang pertama tadi.
•Contoh :

•Contoh dibagi dengan bilangan prima terkecil :


Akar Rasional Akar-akar Bilangan Prima Dan Komposit.
Cara Penyelesaian
• Dapat diselesaikan dengan rumus thesis yaitu

• “...” adalah referensi, yaitu bilangan


akan disamakan dengan kalkulator maka
harus 0,01 s.d 02 maksimal
Contoh Akar Kuadrat Bilangan Prima
Contoh Akar Kuadrat Bilangan Komposit
Jadi = ± 3,87
cocokkan
dengan
Kalkulator
(ingat referensi)
F. Bilangan Bentuk Akar dan
Pangkat tak Sebenarnya

1. Bilangan Bentuk Akar


2. Pangkat Tak Sebenarnya
Bilangan Bentuk Akar
Pada uraian di muka telah dibuktikan bahwa
bilangan

dan seterusnya disebut bilangan tidak rasional


atau bilangan irasional.

• Bilangan bentuk akar masih merupakan bilangan


nyata (real), sehingga bilangan bentuk akar bisa
ditentukan letaknya dengan tepat pada garis
bilangan real.
Bilangan Bentuk Akar
• Untuk menentukan bilangan bentuk akar
dan menempatkannya pada garis bilangan
real dapat digunakan pertolongan hukum
phytagoras sebagai berikut:
Contoh Operasi Hitung (+,-) Pada
Bilangan Untuk Akar
Contoh Operasi Hitung (x dan :) Pada
Bilangan Untuk Akar
Pangkat Tak Sebenarnya
• Seperti telah diuraikan di muka bahwa
pangkat dari suatu bilangan berpangkat
menyatakan bahwa banyaknya faktor
yang sama dari suatuperkalian berganda.
Inilah berarti bahwa dari suatu bilangan
berpangkat tentulah bilangan bulat
positif.
Contoh Pangkat Tak Sebenarnya
• Pangkat negatif, nol atau pecahan disebut pangkat yang tak
sebenarnya. Bilangan-bilangan yang besar dapat dinyatakan
dalam bentuk pangkat positif dari 10.
Seribu = 1000 = 103 : satu juta = 1000000 = 106
Satu milyar = 109 : dua setengah milyar = 2,5 × 109
Satu biliun = 1012 : satu triliun = 1018

• Bilangan-bilangan yang kecil dapat dinyatakan dalam


bentuk pangkat negatif dari 10

Anda mungkin juga menyukai