Anda di halaman 1dari 16

BAB II : Bilangan Pecahan

1.Pengertian Bilangan Pecahan


Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang mempunyai bentuk dengan b ≠ 0, di mana a
disebut pembilang dan b disebut penyebut.
2.Jenis-Jenis Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu
a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa hanya terdiri atas pembilang dan penyebut.
Contoh: , , ,
b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran terdiri atas bilangan bulat, pembilang dan penyebut.
Contoh: , , ,
c. Pecahan Desimal
Pecahan desimal merupakan bilangan yang didapat dari hasil pembagian suatu bilangan dengan
10, 100, 1.000, 10.000 dst. Ciri khas dari pecahan desimal adalah ditulis dengan tanda koma ( , ).
Contoh:
o 0,5 = lima persepuluh ⟹ diperoleh dari 5 di bagi 10
⇔ Satu angka di belakang koma berarti penyebutnya 10.
o 0,75 = tujuh puluh lima perseratus ⟹ diperoleh dari 75 di bagi seratus.
⇔ Dua angka di belakang koma berarti penyebutnya 100.
d. Pecahan Persen
Merupakan suatu bilangan dibagi dengan seratus. Persen biasa juga disebut perseratus.
Contoh:
 5 % nilainya sama dengan = 0,05
 20 % nilainya sama dengan = 0,2
 75 % nilainya sama dengan = 0,75
e. Pecahan Permil
Merupakan suatu bilangan dibagi dengan seribu. Permil biasa juga disebut perseribu.
Contoh:
 25 ‰ dibaca 25 permil dan nilainya sama dengan 25 per 1000 =0,025
 151 ‰ dibaca 151 permil dan nilainya sama dengan 151 per 1000 =0,151
 450 ‰ dibaca 450 permil dan nilainya sama dengan 450 per 1000 =0,450
3.Pengertian dan Cara Menentukan Pecahan Senilai
Untuk lebih mudah memahami pengertian pecahan senilai, perhatikan gambar di bawah ini.

Pada gambar di atas, luas daerah yang diarsir pada Gambar A menunjukkan ¼ dari luas
lingkaran, luas daerah yang diarsir pada Gambar B menunjukkan 2/8 dari luas lingkaran, luas
daerah yang diarsir dari Gambar C menunjukkan 3/12 dari luas lingkaran dan luas daerah yang
diarsir dari Gambar C menunjukkan 4/16 dari luas lingkaran.
Dari keempat gambar di atas, terlihat bahwa daerah yang diarsir memiliki luas yang sama. Oleh
karena itu, pecahan ¼ = 2/4 = 3/13 = 4/16. Selanjutnya, pecahan-pecahan ¼, 2/8, 3/12, dan 4/16
dikatakan sebagai pecahan-pecahan senilai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pecahan senilai
adalah pecahan-pecahan yang bernilai sama. Bagaimana menentukan pecahan senilai?
Sekarang perhatikan pecahan-pecahan ¼, 2/8, 3/12, dan 4/16. Pecahan-pecahan tersebut dapat
dicari dengan cara lain, sekarang pelajari uraian berikut.

Dari uraian di atas, tampak bahwa cara menentukan pecahan senilai dapat dilakukan dengan
mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama. Misalnya,
jika diketahui pecahan m/n dengan m, n ≠ 0 maka berlaku (m × a)/(n × a) atau (m : b)/(n : b), di
mana a, b konstanta positif bukan nol.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pecahan senilai, silahkan simak contoh soal di
bawah ini.
Contoh Soal
Tentukan lima pecahan yang senilai dengan pecahan berikut.
1. 2/3
2. 28/42
Penyelesaian:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pecahan senilai dapat ditentukan dengan cara
mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama.
1.Karena pembilang dan penyebut pada pecahan 2/3 tidak bisa dibagi lagi maka dikalikan:

Jadi, lima pecahan yang senilai dengan 2/3 adalah 6/9, 8/12, 10/15, 12/18, dan 14/21.2.Pecahan
yang senilai dengan 28/42 yakni:

Jadi, lima pecahan yang senilai dengan 28/42 adalah 14/21, 2/3, 56/84, 84/126, dan 112/168.
4.Letak Pecahan pada Garis Bilangan
Untuk menentukan letak pecahan pada garis bilangan, caranya hampir sama seperti cara
menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan. Akan tetapi, bilangan pecahan terletak di
antara dua bilangan bulat pada garis bilangan. Sebagai contoh, jika pada garis bilangan di atas,
jarak antara dua bilangan bulat yang berdekatan dibagi dua maka garis bilangannya menjadi
seperti gambar di bawah ini.

Adapun untuk letak pecahan yang lain, dapat kalian tentukan dengan membagi jarak antara dua
bilangan bulat menurut besarnya penyebut. Misalnya di mana letak pecahan 1/8 pada garis
bilangan?
Untuk menentukan letak pecahan 1/8 pada garis bilangan dapat dilakukan dengan membagi jarak
dari bilangan bulat 0 sampai bilangan bulat 1 menjadi 8 bagian, seperti gambar di bawah ini.

Perhatikan gambar di atas, bilangan bulat dari 0 sampai 1 dibagi menjadi delapan bagian yang
sama dan letak bilangan pecahan 1/8 yang dilingkari merah. Dari gambar di atas juga terlihat
bahwa pecahan yang lebih besar berada di sebelah kanan, sedangkan pecahan yang lebih kecil
berada di sebelah kiri.
Sekarang coba tentukan letak pecahan 11/8 pada garis bilangan? Bagi bilangan 11 dengan 8
maka akan diperoleh 1 sisia 3, jadi pecahan terletak antara bilangan bulat 1 dan 2. Kemudian
bagi garis bilangan antara 1 dan 2 menjadi 8 bagian yang sama, maka akan tampak seperti
gambar di bawah ini.

Selain bilangan pecahan positif, ada juga bilangan pecahan negatif yang diletakan pada garis
bilangan. Letak pecahan negatif sebelah kiri dari bilangan bulat 0. Pecahan negatif adalah
pecahan yang nilainya lebih kecil daripada nol. Pecahan negatif menggunakan tanda negatif,
misalnya –½ , –¼ dan –4/5. Cara meletakan bilangan pecahan sama seperti meletakan bilangan
pecahan positif. Misalnya di mana letak pecahan –3/8 pada garis bilangan?
Untuk menentukan letak pecahan –3/8 pada garis bilangan dapat dilakukan dengan membagi
jarak dari bilangan bulat –1 sampai bilangan bulat 0 menjadi 8 bagian, seperti gambar di bawah
ini.
Nah, contoh-contoh di atas merupakan cara meletakan satu buah bilangan pecahan. Bagaimana
kalau ada lebih dari satu bilangan pecahan?
Jika ada lebih dari satu bilangan pecahan maka gunakan konsep pecahan senilai dengan
menyamakan penyebutnya dengan menggunakan konsep KPK. Misalnya tentukan letak
bilangan pecahan ½ dan 2/3 pada garis bilangan?
Untuk memecahkan permasalahan seperti ini, terlebih dahulu samakan penyebut kedua bilangan
pecahan ½ dan 2/3 dengan menggunakan KPK pada penyebutnya, maka:
KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka pecahan yang senilai dengan:
=> ½ = 3/6
=> 2/3 = 4/6
Untuk menentukan letak pecahan 2/6 dan 4/6 pada garis bilangan dapat dilakukan dengan
membagi jarak dari bilangan bulat 0 sampai bilangan bulat 1 menjadi 6 bagian, gambar garis
bilangannya akan tampak seperti gambar di bawah ini dan letak bilangan pecahan ½ dan 2/3
yang dilingkari merah.

5.Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan


Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dapat dilakukan jika penyebut kedua atau
lebih dari pecahan tersebut memiliki nilai yang sama.
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Yang Penyebutnya Sama
Misalkan “Budi dan Iwan masing-masing memilikisatu buah apel. Lalu mereka membelah
masing-masing buah apel yang dimilikinya tersebut menjadi empat bagian yang sama. Mereka
memberikan satu bagian kepada Masde. Tentukan jumlah apel yang diterima oleh Masde”.
Karena satu buah apel dibagi menjadi empat maka bagian yang diberikan oleh Budi adalah ¼,
begitu juga bagian yang diberikan oleh Iwan ¼ juga. Jadi, buah apel yang diterima Masde yakni:
=> ¼ + ¼
Dapatkah Anda hitung berapa ¼ + ¼?
Untuk menjumlahkan ataupun mengurangkan dua atau lebih pecahan, pertama-tama harus
menyamakan penyebut dari pecahan tersebut. Kemudian yang dijumlahkan atau dikurangkan
hanya pembilangnya saja sedangkan penyebutnya tetap. Jadi kita dapat menghitung ¼ + ¼ yakni:

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
cahan yang penyebutnya sama, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 1
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut.
1. 4½ + ½
2. ¾ – ¼
3. 4/5 – 2/5
Penyelesaian:
1.Untuk menyelesaikan soal seperti ini ubah terlebih dahulu bentuk pecahan campuran ke bentuk
pecahan biasa, maka:
=> 4½ = (2 × 4 + 1)/2
=> 4½ = 9/2
Sekarang jumlahkan:
=> 4½ + ½ = 9/2 + 1/2
=> 4½ + ½ = (9 + 1)/2
=> 4½ + ½ = 10/2
=> 4½ + ½ = 5
2.Karena kedua pecahan tersebut memiliki penyebut sama maka:
=> ¾ – ¼ = (3 – 1)/4
=> ¾ – ¼ = 2/4
=> ¾ – ¼ = ½
3.Sama seperti soal 2, maka:
=> 4/5 – 2/5 = (4 – 2)/5
=> 4/5 – 2/5 = 2/5
Nah itu contoh operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya sama.
Bagaimana kalau operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan bilangan bulat
atau sebaliknya bilangan bulat dengan bilangan pecahan?
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Bilangan Bulat
Untuk mengerjakan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan bilangan bulat Anda
harus mengubah bilangan bulat menjadi pecahan biasa yang penyebutnya harus disamakan.
Misalkan Budi memiliki satu buah semangka, kemudian semangka itu diminta oleh adiknya ¼
bagian. Dapatkah Anda tentukan berapa bagian sisa buah semangka Budi?
Nah contoh soal tersebut di atas merupakan contoh soal operasi pengurangan bilangan bulat
dengan pecahan. Untuk menyelesaikannya ubah terlebih dahulu bilangan bulat tersebut menjadi
pecahan, maka:
=> 1 – ¼ = 4/4 – 1/4
=> 1 – ¼ = (4 – 1)/4
=> 1 – ¼ = ¾
Jadi sisa buah semangka Budi adalah ¾ bagian.
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan
dengan bilangan bulat atau sebaliknya, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 2
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut.
1. 2/3 + 2
2. 6 + 1/9
3. 5/6 – 2
4. 8 – 1/6
Penyelesaian:
1.Ubah terlebih dahulu bilangan bulat tersebut menjadi pecahan senilai yang penyebutnya sama,
maka:
=> 2/3 + 2 = 2/3 + 6/3
=> 2/3 + 2 = (2 + 6)/3
=> 2/3 + 2 = 8/3
2.Ubah terlebih dahulu bilangan bulat tersebut menjadi pecahan senilai yang penyebutnya sama,
maka:
=> 6 + 1/9 = 54/9 + 1/9
=> 6 + 1/9 = (54 + 1)/9
=> 6 + 1/9 = 55/9
3.Ubah terlebih dahulu bilangan bulat tersebut menjadi pecahan senilai yang penyebutnya sama,
maka:
=> 5/6 – 2 = 5/6 – 12/6
=> 5/6 – 2 = (5 – 12)/6
=> 5/6 – 2 = – 7/6
4.Ubah terlebih dahulu bilangan bulat tersebut menjadi pecahan senilai yang penyebutnya sama,
maka:
=> 8 – 1/6 = 48/6 – 1/6
=> 8 – 1/6 = (48 – 1)/6
=> 8 – 1/6 = 47/6
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Pecahan yang Penyebutnya Berbeda
Untuk menghitung dua pecahan yang memiliki penyebut berbeda, kedua pecahan tersebut
dijadikan pecahan senilai dengan penyebut yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mencari KPK dari kedua penyebut tersebut. Oke, agar lebih paham silahkan simak contoh soal di
bawah ini.
Contoh Soal 3
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut.
1. 3/5 + 1/4
2. 2½ + 3¼
3. 7/6 – 2/5
4. 3/8 – 4/5
Penyelesaian:
1.Cari pecahan senilai dengan 3/5 dan ¼ tetapi memiliki penyebut yang sama dengan cara
menggunakan konsep KPK dari kedua penyebut pecahan tersebut, maka KPK dari 5 dan 4 yakni
20:
=> 3/5 + 1/4 = (3 × 4)/(5 × 4) + (1 × 5)/(4 × 5)
=> 3/5 + 1/4 = 12/20 + 5/20
=> 3/5 + 1/4 = (12 + 5)/20
=> 3/5 + 1/4 = 17/20
2.Ubah terlebih dahulu pecahan campuran 2½ dan 3¼ menjadi pecahan biasa, maka:
=> 2½ + 3¼ = 5/2 + 13/4
KPK dari 2 dan 4 adalah 4 maka:
=> 5/2 + 13/4 = 10/4 + 13/4
=> 5/2 + 13/4 = (10 + 13)/4
=> 5/2 + 13/4 = 23/4
3.KPK dari 6 dan 5 adalah 30 maka:
=> 7/6 – 2/5 = 35/30 – 12/30
=> 7/6 – 2/5 = (35 – 12)/30
=> 7/6 – 2/5 = 23/30
4.KPK dari 8 dan 5 adalah 40 maka:
=> 3/8 – 4/5 = 15/40 – 32/20
=> 3/8 – 4/5 = (15 – 32)/40
=> 3/8 – 4/5 = – 17/20
6.Sifat-Sifat Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan pecahan sama seperti sifat-sifat penjumlahan
bulangan bulat. Pada bilangan bulat kita mengenal lima sifat yakni sifat tertutup, sifat komutatif,
sifat asosiatif, mempunyai unsur identitas, dan mempunyai invers. Kelima unsur-unsur tersebut
juga dimiliki pada penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan.
Sifat Tertutup
Sifat tertutup maksudnya bahwa pada penjumlahan dan pengurangan pecahan akan selalu
menghasilkan bilangan pecahan juga. Hal ini dapat dituliskan bahwa “untuk setiap bilangan
pecahan a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan pecahan”
Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat tertutup pada penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 1
1.¼ + ½ = ¾
di mana kita ketahui bahwa ¼ dan ½ merupakan bilangan pecahan dan ¾ juga merupakan
bilangan pecahan.
2.¾ + (– ½) = ¼
Kita ketahui bahwa bilangan ¾ dan – ½ merupakan bilangan pecahan dan bilangan ¼ juga
merupakan bilangan pecahan.
Sifat Komutatif (Pertukaran)
Penjumlahan dan pengurangan dua bilangan pecahan selalu diperoleh hasil yang sama walaupun
kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan bahwa “untuk setiap
bilangan pecahan a dan b, selalu berlaku a + b = b + a”.

sifat komutatif pada penjumlahan dan pengurangan pecahan

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat komutatif (pertukaran) pada
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 2
1. ½ + ¾ = ¾ + ½ = 5/4
2. (–5/6) + ½ = ½ + (–5/6) = – 2/6 = – 1/3
Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Sifat asosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan
menyatakan bahwa “untuk setiap bilangan pecahan a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b + c).
Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat asosiatif (pengelempokan) pada
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 3
1.(3/5 + (–6/5)) + 7/5 = –3/5 + 7/5 = 4/5
=> 3/5 + ((–6/5) + 7/5) = 3/5 + 1/5 = 4/5
Jadi, (3/5 + (–6/5)) + 7/5 = 3/5 + ((–6/5) + 7/5)
2.(–2/5 + (–8/5)) + 12/5 = –10/5 + 12/5 = 2/5
=>–2/5 + ((–8/5) + 12/5) = –2/5 + 4/5 = 2/5
Jadi, (–2/5 + (–8/5)) + 12/5 = –2/5 + ((–8/5) + 12/5)
Mempunyai Unsur Identitas
Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan dan pengurangan pada bilangan
bulat maupun pecahan. Artinya, untuk sebarang bilangan pecahan apabila ditambah 0 (nol),
hasilnya adalah bilangan pecahan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan “Untuk sebarang bilangan
pecahan a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a.
Mempunyai invers
Invers suatu bilangan pecahan artinya lawan dari bilangan pecahan tersebut. Suatu bilangan
dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil penjumlahan bilangan tersebut dengan
inversnya (lawannya) merupakan unsur identitas yaitu 0 (nol). Invers dari bilangan pecahan a
adalah bilangan pecahan –a, sedangkan invers dari bilangan pecahan –a adalah bilangan pecahan
a. Dengan kata lain, untuk setiap bilangan pecahan selain nol pasti mempunyai invers,
sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) + a = 0.
7.Operasi Perkalian Pada Bilangan Pecahan
Pada operasi perkalian pecahan kita tidak perlu lagi menyamakan penyebut seperti pada
penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Kita hanya mengalikan pembilang dengan
pembilang dan penyebut dengan penyebut. Untuk membuktikan hal tersebut silahkan perhatikan
uraian berikut.
Sekarang kita akan mengalikan 3/4 dengan 4/5. Perhatikan gambar di bawah ini.

Pada gambar di atas pada bagian baris (horizontal), daerah yang di arsir merupakan bentuk
pecahan ¾. Sedangkan pada bagian kolom (vertikal), daerah yang diarsir merupakan bentuk
pecahan 4/5. Jika dikalikan maka hasilnya:

Sekarang perhatikan kembali gambar kotak-kotak di atas, terdiri dari 20 kotak dan kotak yang
diarsir ada 12 maka bentuk pecahannya menjadi 12/20 atau jika dijadika lebih sederhana maka
12/20 = 3/5 atau:

Jika bentuk pecahannya berupa pecahan campuran maka ubahlah pecahan campuran menjadi
pecahan biasa. Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang operasi perkalian pada pecahan,
silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal
Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut dalam bentuk yang paling sederhana.
Penyelesaian:

8.Sifat-sifat dan Invers Perkalian Pada Pecahan


Sifat-sifat perkalian pada pecahan sama seperti sifat-sifat perkalian pada bulangan bulat. Ada
enam sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat yakni sifat tertutup, sifat komutatif, sifat asosiatif,
sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, sifat distributif perkalian terhadap pengurangan,
dan memiliki elemen identitas. Semua sifat perkalian yang dimiliki oleh bilangan bulat juga
dimiliki oleh bilangan pecahan. Serta ada tambahan lagi yakni invers perkalian pada pecahan.
Sifat Tertutup
Sifat tertutup maksudnya bahwa pada perkalian pada bilangan pecahan, akan selalu
menghasilkan bilangan pecahan juga. Hal ini dapat dituliskan bahwa “Untuk setiap bilangan
pecahan p dan q, selalu berlaku p × q = r dengan r juga bilangan pecahan”.
Contoh Soal 1
1.(3/5) × (8/11) = 24/55
di mana kita ketahui bahwa 3/5 dan 8/11 merupakan bilangan pecahan dan 24/55 juga
merupakan bilangan pecahan.
2.3/5 × (–8/11) = –24/55
di mana kita ketahui bahwa 3/5 dan –8/11 merupakan bilangan pecahan dan –24/55 juga
merupakan bilangan pecahan.
3.(–3/5) × 8/11 = –24/55
di mana kita ketahui bahwa –3/5 dan 8/11 merupakan bilangan pecahan dan –24/55 juga
merupakan bilangan pecahan.
4.(–3/5) × (–8/11) = 24/55
di mana kita ketahui bahwa –3/5 dan –8/11 merupakan bilangan pecahan dan 24/55 juga
merupakan bilangan pecahan.
Sifat Komutatif (Pertukaran)
Operasi perkalian dua bilangan pecahan selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua
bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan bahwa “Untuk setiap
bilangan pecahan p dan q, selalu berlaku p × q = q × p”.
Contoh Soal 2
1. 2/3 × (–5/7) = (–5/7) × 2/3 = –10/21
2. (–3/7) × (–4/5) = (–4/5) × (–3/7) = 12/35
Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Sifat ini menyatakan bahwa “Untuk setiap bilangan pecahan p, q, dan r selalu berlaku (p × q) × r
= p × (q × r)”.
Contoh Soal 3
1. 3/5 × (–2/7 × 4/5) = (3/5 × (–2/7)) × 4/5 = –24/175
2. (–2/7 × 6/5) × 4/11 = –2/7 × (6/5 × 4/11) = –48/385
Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
Sifat ini menyatakan bahwa “Untuk setiap bilangan pecahan p, q, dan r selalu berlaku p × (q + r)
= (p × q) + (p × r)”.
Contoh Soal 4
1.2/3 × (4/3 + (–3/3)) = 2/3 × 1/3 = 2/9
=>(2/3 × 4/3) + (2/3 × (–3/3)) = 8/9 – 6/9 = 2/9
Jadi, 2/3 × (4/3 + (–3/3)) = (2/3 × 4/3) + (2/3 × (–33/)) = 2/9
2.(–3/7) × (–8/7 + 5/7) = (–3/7) × (–3/7) = 9/49
=>((–3/7) × (–8/7)) + (–3/7 × 5/7) = 24/49 – 14/49 = 9/49
Jadi, (–3/7) × (–8/7 + 5/7) = ((–3/7) × (–8/7)) + (–3/7 × 5/7) = 9/49
Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Sifat ini menyatakan bahwa “Untuk setiap bilangan pecahan p, q, dan r selalu berlaku p × (q – r)
= (p × q) – (p × r)”.
Contoh Soal 5
1.5/7 × (8/7 – (–3/7)) = 5/7 × 11/7 = 55/49
=>(5/7 × 8/7) – (5/7 × (–3/7)) = 40/49 – (–15/49) = 55/49
Jadi, 5/7 × (8/7 – (–3/7)) = (5/7 × 8/7) – (5/7 × (–3/7)) = 55/49
2.6/5 × (–7/5 – 4/5) = 6/5 × (–11/5) = –66/25
=> (6/5 × (–7/5)) – (6/5 × 4/5) = –42/25 – 24/25 = –66/25
Jadi, 6/5 × (–7/5 – 4/5) = (6/5 × (–7/5)) – (6/5 × 4/5) = –66/25
Mempunyai Elemen Identitas
Bilangan 1 (satu) merupakan elemen identitas pada perkalian. Artinya, untuk sebarang bilangan
pecahan apabila dikalikan 1 (satu), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan
bahwa “Untuk setiap bilangan pecahan p, selalu berlaku p × 1 = 1 × p = p”.
Invers Perkalian
Invers perkalian ini akan diterapkan pada operasi pembagian pada pecahan. Sekarang perhatikan
perkalian bilangan pecahan berikut ini.
=> 7/5 × 5/7 = 1
=> – 2/7 × – 7/2 = 1
Pada perkalian-perkalian bilangan di atas, 7/5 adalah invers perkalian (kebalikan) dari 5/7.
Sebaliknya, 5/7 adalah invers perkalian (kebalikan) dari 7/5. Secara umum dapat dituliskan
bahwa invers perkalian dari pecahan p/q adalah q/p atau invers perkalian dari q/p adalah p/q, dan
hasil kali suatu bilangan dengan invers (kebalikan) bilangan itu sama dengan 1.
Contoh Soal 6
Tentukan invers perkalian bilangan-bilangan berikut.
1. 3
2. –4
3. 4/9
4. 2¾
Penyelesaian:
1. 1/3
2. –¼
3. 9/4 = 2¼
4. Ubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa yakni 2¾ = 11/4, maka invers perkalian dari
11/4 adalah 4/11.
9.Operasi Pembagian Pada Pecahan
Pembagian Pecahan oleh Bilangan Bulat
Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian pecahan oleh bilangan bulat, silahkan simak
contoh soal berikut ini. “Yanti memiliki 2/3 meter pita yang akan digunakan untuk mengikat
rambutnya, kemudian dia membaginya menjadi dua bagian yang sama. Dapatkah kamu
tentukan berapa panjang tiap bagian pita tersebut”.
Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.

Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 2/3 meter dibagi menjadi dua bagian, maka
masing-masing pita akan memiliki panjang 1/3 meter. Sehingga (2/3) : 2 = 1/3. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa jika a/b merupakan bilangan pecahan dan dengan c merupakan
bilangan bulat, maka:

Contoh Soal 1
Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan bulat berikut ini.
1. ½ : 7
2. (2/3) : 6
3. ¾ : 6
4. (3/5) : 5
Penyelesaian:
1. ½ : 7 = 1/(2×7) = 1/14
2. (2/3) : 6 = 2/(3×6) = 2/18 = 1/9
3. ¾ : 6 = 3/(4×6) = 3/24 = 1/8
4. (3/5) : 5 = 3/(5×5) = 3/25
Pembagian Pecahan oleh Bilangan Pecahan dengan Penyebut Sama
Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian pecahan oleh bilangan pecahan dengan
penyebut sama, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Ida memiliki 8/9 meter pita yang akan
digunakan untuk mengikat rambutnya, kemudian ia memotong pita tersebut masing-masing
menjadi 2/9 meter. Dapatkah kamu tentukan berapa banyak potongan pita tersebut”.
Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.

Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 8/9 meter pita dibagi dengan 2/9 meteran, maka
akan terdapat empat bagian pita dengan panjang masing-masing 2/9 meter. Sehingga (8/9) : (2/9)
= 4. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/c dan b/c merupakan bilangan pecahan,
maka:

Contoh Soal 2
Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan bulat berikut ini.
1. (8/7) : (5/7)
2. (2/3) : (4/3)
3. ¾ : ¼
4. (3/5) : (2/5)
Penyelesaian:
1. (8/7) : (5/7) = 8/5
2. (2/3) : (4/3) = 2/4 = ½
3. ¾ : ¼ = 3/1 = 3
4. (3/5) : (2/5) = 3/2 = 1½
Pembagian Bilangan Bulat oleh Bilangan Pecahan
Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian bilangan bulat oleh bilangan pecahan,
silahkan simak contoh soal berikut ini. “Untuk menguji kandungan suatu zat, terlebih dahulu
Benot memasukan zat tersebut ke dalam air. Benot memiliki segelas air, kemudian Benot
membagi air itu menjadi beberapa gelas dengan masing-masing berisi ¼ bagian gelas. Ada
berapa zat yang akan diuji Benot”.
Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika segelas air dibagi dengan ¼ an gelas, maka akan
terdapat empat bagian gelas dengan ukuran isi ¼ gelas air. Sehingga 1 : ¼ = 4. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa jika a merupakan bilangan bulat dan b/c merupakan bilangan pecahan,
maka:

Contoh Soal 3
Tentukan hasil pembagian dari bilangan bulat dengan bilangan pecahan berikut ini.
1. 2 : (5/7)
2. 3 : (11/3)
3. 1 : ½
4. 6 : (19/3)
Penyelesaian:
1. 2 : (5/7) = (2×7)/5 = 14/5
2. 3 : (11/3) = (3×3)/11 = 9/11
3. 1 : ½ = (1×2)/1 = 2/1 = 2
4. 6 : (19/3) = (6×3)/19 = 18/19
Pembagian Pecahan oleh Bilangan Pecahan dengan Penyebut Berbeda
Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian pecahan oleh bilangan pecahan dengan
penyebut berbeda, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Cekok memiliki 3/4 meter kayu,
kemudian ia memotong kayu tersebut menjadi beberapa bagian dengan panjang masing-masing
potongan kayu menjadi 1/8 meter. Dapatkah kamu tentukan berapa banyak potongan kayu
tersebut”.
Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika ¾ meter kayu kemudian dipotong-potong dengan
ukuran yang sama dengan ukuran masing-masing potongan adalah 1/8 meter, maka akan terdapat
enam bagian potongan kayu dengan panjang masing-masing 1/8 meter. Sehingga (3/4) : (1/8) =
6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/b dan c/d merupakan bilangan pecahan, maka:

Contoh Soal 4
Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan pecahan dengan penyebut
berbeda berikut ini.
1. (8/7) : (5/9)
2. (2/3) : (4/5)
3. ¾ : ½
4. (3/5) : (2/3)
Penyelesaian:
1.(8/7) : (5/9)
= (8/7) × (9/5)
= (8 × 9)/(7 × 50
= 63/35
2.(2/3) : (4/5)
= (2/3) × (5/4)
= (2 × 5) × (3 × 4)
= 10/12
= 5/6
3.¾ : ½
= ¾ × 2/1
= (3 × 2)/(4 × 1)
= 6/4
= 3/2
= 1½
4.(3/5) : (2/3)
= (3/5) × (3/2)
= (3 × 3)/(5 × 2)
= 9/10

Latihan
Untuk memperdalam materi pecahan, silahkan coba kerjakan Soal Uraian halaman 48 (pada
buku paket)
No. 1 bagian a, b, dan c ( bobot 30 points)
No. 2 bagian a, dan b ( bobot 70 points)
Disertai cara pengerjaan

Anda mungkin juga menyukai