Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP EKUIVALEN PECAHAN

1. Pengertian Bilangan Ekuivalen


Pengertian Bilangan Ekuivalen ialah himpunan-himpunan bilangan yang jumlah anggotanya
sama namun unsur-unsur dari suatu benda yang dibentuk menjadi suatu bilangan tersebut
berbeda atau mudahnya yaitu himpunan bilangan yang umlahnya sama namun unsurnya
berbeda.
Ekuivalen sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti mempunyai sebuah
nilai (ukuran, efek dan arti) yang sebanding, sama atau sepadan.

Dua Himpunan bisa dikatakan Ekuivalen jika jumlah anggota kedua himpunan tersebut
sama tetapi bendanya ada yang tidak sama .

Perhatikan pola gambar berikut:

Kurang lebih seperti pada gambar diatas lah pengelompokan bilangan ekuivalen.
x: p, q, r
y: 1, 2, 3
Sama-sama memiliki jumlah anggota yang sama yaitu: 3 namun unsur-unsurnya berbeda,
yaitu yang satu angka dan yang satunya lagi huruf.
Dua buah himpunan A dan B mempunyai kordinalitas yang sama , jika ada fungsi
korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B . Karena dengan mudah dibuat fungsi
yang memetakan satu-satu dan kepada himpunan A ke B , maka kedua himpunan itu
memiliki kordinasi yang sama .
Contoh :
1. Carilah himpunan A = {1, 2, 3, 4}, B = (a, b, c, d}, dan C = {1, ½ , 1/3 , ¼, 1/5 } Dari
ke tiga himpunan tersebut, yang manakah bilangan terkategori bilangan ekuivalen?
Jawab:
n (A) = 4, n (B) = 4, dan n(C) = 5
Maka n (A) = n (B) = 4, maka himpunan A ekuivalen B. Sedangkan C bukan
himpunan ekuivalen.

2. Diketahui himpunan A = {1,2,3,4}, B = {a, b, c}, dan E = {1,1/2,1/3,1/4}. Di Antara


ketiga himpunan tersebut mana yang ekuivalen ? .

Jawab :

n (A) = 3 , n (B) = 3 , n (C) = 4

Jadi , n (A) = n (B) = 3


Maka , himpunan A ekuivalen B .

Himpunan A dan B dikatakan himpunan ekivalen , jika anggota himpunan A dan


himpunan B sama banyak .

Dua himpunan A dan B dikatakan ekuivalen atau sederajat , jika banyak nya
anggota (elemen) himpunan A sama dengan banyaknya anggota (elemen)
himpunan B .

3. Di dalam sebuah kulkas (lemari es) terdapat jenis minuman , yaitu susu , teh , dan
sirup . Dan tiga jenis buah-buahan , yaitu mangga , jeruk , dan apel .
Sekarang kita misalkan jenis-jenis minuman adalah himpunan A dan jenis-jenis buah-
buahan adalah himpunan B , maka dapat ditulis :
A = {susu , teh , sirup}
B = {mangga , jeruk , apel}
Dari kedua himpunan tersebut yang sama adalah banyak anggotanya , yaitu sama -
sama tiga , dapat ditulis n (A) = 3 dan n (B) = 3 , jadi n (A) = n (B) = 3
Himpunan –himpunan yang banyak anggotanya sama disebut himpunan ekuivalen
atau himpunan ekuipoten .

Himpunan ekuivalen adalah dua himpunan yang memiliki jumlah anggota yang
sama .
Jadi Kesimpulannya :
Himpunan A dan B dapat dikatakan himpunan ekuivalen karena jumlah anggota himpunan A
dan himpunan B jumlahnya sama.
Dua himpunan A dan B dapat dikatakan ekuivalen atau sejajar karena jumlah anggota
(elemen) himpunan A sama dengan jumlah anggota (elemen) himpunan B.

B. KONSEP PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENYEBUT YANG


BERBEDA
Penjumlahan pecahan-pecahan dengan bilangan penyebut yang berbeda mungkin tampak
rumit , tetapi setelah kamu menyamakan bilangan penyebut , kamu bisa menjumlahkan
pecahan-pecahan yanga da dengan mudah . Jika kamu mengerjakan soal pecahan biasa
dengan bilangan pembilang yang lebih besar daripada bilangan penyebut , samakan bilangan
penyebut pada kedua pecahan . Setelah itu , jumlahkan kedua bilangan pembilang . Jika kamu
menjumlahkan pecahan campuran , ubah bilangan menjadi pecahan biasa terlebih dahulu dan
samakan kedua pecahan . Dengan begitu , kamu bisa menjumlahkan kedua pecahan dengan
mudah .
Cara menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang berbeda :
METODE 1 :
1. Cari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) untuk penyebut
Karena kamu perlu menyamakan kedua penyebut sebelum menjumlahkan pecahan,
carilah KPK dari penyebut-penyebut yang ada. Setelah itu, pilih KPK terkecil.

Sebagai contoh, untuk soal 9/5 + 14/7, kelipatan dari 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30,
dan 35, sementara kelipatan dari 7 adalah 7, 14, 21, 28, dan 35. Angka 35 merupakan
kelipatan persekutuan terkecil dari kedua angka tersebut.

2. Kalikan pembilang dan penyebut untuk mendapatkan bilangan penyebut yang sesuai.
Kamu perlu mengalikan seluruh pecahan agar penyebut menjadi bilangan kelipatan
persekutuan terkecil yang sebelumnya didapatkan.
Sebagai contoh, kalikan 9/5 dengan 7 untuk mendapatkan angka 35 sebagai penyebut.
Kalikan pula pembilang dengan angka 7. Setelah itu, pecahan tersebut akan menjadi
63/35.

3. Ubah pecahan lainnya menjadi pecahan yang ekuivalen.


Perlu diingat bahwa ketika kamu menyesuaikan pecahan pertama dalam soal, kamu
juga perlu menyesuaikan pecahan yang lain agar keduanya menjadi ekuivalen.

Sebagai contoh, jika kamu mengubah 9/5 menjadi 63/35, kalikan 14/7 dengan 5
sehingga kamu mendapatkan pecahan 70/35. Soal penjumlahan awal 9/5 + 14/7
sekarang telah berubah menjadi 63/35 + 70/35.

4. Jumlahkan kedua pembilang tanpa mengubah penyebut.


Setelah penyebut pada kedua pecahan sama, jumlahkan pembilang. Tempatkan
jawaban di atas penyebut.

Sebagai contoh, 63 + 70 = 133. Tulis hasil penjumlahan di atas penyebut sehingga


kamu mendapatkan 133/35.
5. Sederhanakan atau perkecil jawaban jika perlu.
Jika angka pembilang lebih besar dari angka penyebut (dikenal dengan istilah pecahan
tak wajar), ubah pecahan menjadi pecahan campuran. Untuk mengubahnya, bagi
pembilang dengan penyebut hingga kamu mendapatkan bilangan bulat. Setelah itu,
periksa sisa pembagian dan tempatkan bilangan sisa tersebut di atas penyebut.
Perkecil pecahan jika masih bisa disederhanakan.

Sebagai contoh, 133/35 bisa disederhanakan menjadi 28/35. Pecahan ini juga dapat
diperkecil kembali menjadi 4/5 sehingga jawaban akhir untuk soal penjumlahanmu
adalah 3 4/5.

METODE 2 :
1. Ubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
Jika kamu mendapatkan pecahan dengan angka bulat, ubahlah pecahan tersebut
menjadi pecahan biasa agar lebih mudah dijumlahkan. Pembilang pecahanmu akan
menjadi lebih besar daripada penyebutnya.

Sebagai contoh, 6 3/8 + 9 1/24 dapat diubah menjadi 51/8 + 217/24.


2. Carilah kelipatan persekutuan terkecil jika perlu.
Jika penyebut kedua pecahan berbeda, kamu perlu menuliskan kelipatan untuk setiap
penyebut agar kamu dapat menemukan satu bilangan kelipatan yang sama.

Sebagai contoh, untuk soal 51/8 + 217/24, catat kelipatan dari angka 8 dan 24 hingga
kamu menemukan angka 24.

Karena kelipatan dari 8 mencakup 8, 16, 24, 32, dan 48, dan kelipatan dari 24
mencakup 24, 48, dan 72, angka 24 bisa dipilih sebagai kelipatan persekutuan
terkecil.

3. Ubah pecahan menjadi pecahan yang ekuivalen jika kamu perlu mengubah penyebut.
Semua penyebut harus diubah menjadi kelipatan persekutuan terkecil yang
sebelumnya kamu dapatkan. Kalikan seluruh pecahan dengan bilangan tertentu untuk
mengubah penyebutnya menjadi bilangan kelipatan persekutuan terkecil.

Sebagai contoh, untuk mengubah penyebut dari 51/8 menjadi 24, kalikan seluruh
pecahan dengan angka 3. Kamu akan mendapatkan pecahan 153/24 dari hasil
perkalian tersebut.
4. Ubah semua pecahan pada soal agar menjadi ekuivalen.
Jika penyebut pada pecahan lain dalam soal berbeda, kamu juga perlu mengalikannya
agar sama dengan penyebut pecahan sebelumnya. Jika sudah memiliki penyebut yang
sama, pecahan tersebut tidak perlu disesuaikan.

Sebagai contoh, jika kamu memiliki pecahan 217/24, kamu tidak perlu
menyesuaikannya karena pecahan tersebut sudah memiliki penyebut yang sama
dengan pecahan sebelumnya.

5. Jumlahkan kedua pembilang tanpa mengubah penyebutnya.


Kamu bisa menjumlahkan kedua bilangan pembilang setelah penyebut disamakan
(atau jika sudah sama sejak awal). Setelah kedua pembilang dijumlahkan, tulis
jawaban di atas penyebut. Jangan jumlahkan penyebut pada kedua pecahan.

Sebagai contoh, 153/24 +217/24 = 370/24.


6. Jika pembilang pada hasil penjumlahan lebih besar daripada penyebutnya, kamu perlu
membaginya hingga mendapatkan bilangan bulat. Untuk mendapatkan pecahan
campuran, catat sisa pembagian tersebut. Setelah itu, tempatkan sisa pembagian di
atas bilangan penyebut yang sama. Tetap perkecil pecahan hingga kamu mendapatkan
bentuk yang paling sederhana.

Sebagai contoh, 370/24 dapat diubah menjadi 15 10/24 karena 24 dapat dikalikan
dengan angka 15 untuk mendapatkan hasil yang mendekati angka 370, serta memiliki
sisa atau selisih 10 dari hasil perkalian tersebut dengan angka 370. Sementara itu,
pecahan 10/24 dapat diperkecil kembali menjadi 5/12 sehingga jawaban akhir yang
kamu dapatkan adalah 15 5/12.

C. KONSEP PENGURANGAN PECAHAN DENGAN PENYEBUT YANG


BERBEDA
Operasi pengurangan pecahan pada umumnya hampir sama dengan penjumlahan pecahan
, memerlukan pemahaman mengenai KPK , FPB , dan sifat operasi pengurangan . Berikut
ini dijelaskan mengenai operasi pengurangan pecahan biasa dan pecahan campuran .
1. Cara pengurangan pecahan biasa (dasar)
Mengurangi pecahan biasa adalah dasar dari operasi pengurangan pecahan . Secara
sederhana , pengurangan pecahan dapat dilakukan ketika penyebut kedua pecahan sama .

Mengurangi Pecahan Biasa Penyebut Berbeda


Mengurangi pecahan biasa berbeda penyebut yang dikurangi dengan menyamakan penyebut
yang dikurangi . Berikut langkah-langkah nya :
a. Menyamakan penyebut
Menyamakan penyebut dapat dilakukan dengan menghitung KPK penyebut dari
pecahan yang dihitung . Berdasarkan contoh dihitung KPK dari 4 dan 6 . Jika sudah
sama , maka langkah ini dapat dilewati .

b. Menghitung pecahan senilai


Cari pecahan senilaid engan penyebut KPK- nya dari masing-masing pecahan yang
dikurangi . Hal ini dapat dilakukan dengan mengalikan pembilang dan penyebut
sehingga diperoleh pecahan senilai yang tepat .

c. Mengurangi dengan pecahan senilai


Saat mengurangi pecahan dengan penyebut sama , yang dikurangi hanya pembilabg .
Sampai di sini , pengurangan pecahan sudah selesai .
2. Cara mengurangi pecahan campuran
Pengurangan pecahan campuran secara umum hampir sama dengan mengurangi pecahan
biasa . Hanya saja pada pecahan campuran , nilai bulat dan nilai pecahan dipisahkan .
Kemudian , nilai pecahan dikurangi terlebih dahulu .
Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
a. Memisahkan nilai bulat dan pecahan .
Jika sudah terbiasa , maka dapat dilakukan tanpa menulis pemisahan .

b. Menghitung nilai pecahan


Dengan menggunakan cara seperti mengurangi pecahan biasa di atas , diperoleh .

c. Menghitung nilai bulat


d. Menggabungkan nilai

Anda mungkin juga menyukai