Matematika
SMP Negeri 7 Siabu Satu Atap
HIMPUNAN
Sumber:
PETA KONSEP
Notasi dan Penyajian
Kesamaan Himpunan
Pengertian Himpunan Berhingga, Himpunan
Himpunan Kosong, dan Himpunan Tak hingga
Himpunan Bagian, Himpunan
Semesta, dan Himpunan Kuasa
Himpunan
Penyajian Himpunan Masalah Kontekstual
dengan Diagram Venn Operasi Biner pada Himpunan
dan Penerapannya
dalam Pemecahan Operasi Uner pada Himpunan
Masalah Pemecahan Masalah Menggunakan Himpunan
Observasi
Gambar di atas memperlihatkan buah-buahan yang dijual di pasar atau supermarket. Apel, anggur,
dan stroberi dikelompokkan dalam satu rak. Wortel, brokoli, paprika, dan bayam juga
dikelompokkan dalam satu rak. Pengelompokan tersebut disebut dengan himpunan. Himpunan
adalah kumpulan benda-benda yang didefinisikan
(diberi batasan) dengan jelas. Kumpulan apel, anggur, dan stroberi yang diletakkan dalam satu rak
disebut dengan himpunan buah-buahan. Sementara itu, kumpulan wortel, brokoli, paprika, dan
bayam yang diletakkan dalam satu rak disebut dengan himpunan sayur-sayuran.
2.1 Pengertian Himpunan
A. Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu • kumpulan bilangan bulat positif maksimal
pernah menjumpai hal-hal berikut: 10, bilangan genap antara 20 dan 30.
• sekeranjang jeruk, • Contoh-contoh seperti itu, jika kita cermati
• sesisir pisang, ternyata memiliki kesamaan. Kesamaan
• sekumpulan semut hitam. yang dimaksud adalah semua objek yang
dihimpun dalam kumpulan tersebut
memiliki ciri-ciri yang jelas.
Berikut adalah definisi himpunan:
Sementara pada matematika kita jumpai:
2.1 Pengertian Himpunan
B. Notasi dan Cara Penyajian Himpunan
1. Menulis Himpunan dengan Menggunakan Kata-Kata
Secara umum, aturan penulisan himpunan dengan cara mendaftar dilakukan dengan cara berikut.
2.1 Pengertian Himpunan
B. Notasi dan Cara Penyajian Himpunan
3. Menulis Himpunan dengan Notasi Pembentuk
Himpunan
Cara lain untuk menulis sebuah himpunan adalah dengan
menggunakan notasi pembentuk himpunan.
Contoh Soal
Tuliskan himpunan berikut dengan notasi pembentuk himpunan.
E adalah himpunan bilangan bulat positif kurang dari 4
Jawab:
Dengan menggunakan notasi pembentuk himpunan, cara penulisannya adalah
E = {x | x bilangan bulat positif kurang dari 4}
dibaca “E adalah himpunan semua x dengan syarat x bilangan bulat positif kurang dari 4“.
2.1 Pengertian Himpunan
C. Kesamaan Himpunan
Jika ada pertanyaan seperti “mungkinkah ada dua himpunan yang sama?“ atau “mungkinkah ada
dua himpunan yang sama bahkan jika lebih dari dua himpunan?“. Secara umum, dua himpunan
atau lebih dikatakan sama, jika himpunan-himpunan tersebut memenuhi definisi berikut.
Contoh Soal
Himpunan A dan B masing-masing adalah A = {h, a, s, i, m} dan B = {h, i, s, a, m}.
Apa yang dapat kamu simpulkan tentang himpunan tersebut?
Jawab:
Karena urutan penulisan elemen pada himpunan tidak harus urut, akibatnya jika elemen-
elemen dalam himpunan B dibuat sama urutannya dengan himpunan A, maka himpunan
B = {h, i, s, a, m} akan menjadi B = {h, a, s, i, m}. Sebaliknya, jika elemen-elemen dalam
himpunan A = {h, a, s, i, m} dibuat sama urutannya dengan himpunan
B = {h, i, s, a, m}, maka himpunan A akan menjadi A = {h, i, s, a, m}. Jadi,
A=B
Pada himpunan, jika banyak anggotanya dapat dihitung maka himpunan itu disebut himpunan
berhingga. Jika tidak mempunyai anggota maka himpunan itu disebut himpunan kosong. Jika
anggotanya banyak dan tak terhitung maka himpunan itu disebut himpunan tak hingga. Sementara itu,
jika suatu himpunan berupa himpunan kosong, maka banyaknya anggota himpunan itu adalah 0 (nol).
Kerjakan Latihan 2
halaman 81 – 82
2.1 Pengertian Himpunan
E. Himpunan Bagian, Himpunan Semesta, dan Himpunan Kuasa
1. Himpunan Bagian
Jawab:
Himpunan-himpunan bagian dari himpunan H = {a, b, c},
terdiri dari:
a. Himpunan bagian yang banyak anggotanya 0 (tak memiliki anggota) adalah ∅ atau { }.
b. Himpunan bagian yang beranggotakan 1 elemen adalah {a}, {b}, {c}.
c. Himpunan bagian yang beranggotakan 2 elemen adalah {a, b}, {a, c}, {b, c}.
d. Himpunan bagian yang beranggotakan 3 elemen adalah {a, b, c}.
Jadi, himpunan bagian dari H = {a, b, c} adalah ∅, {a}, {b}, {c}, {a, b}, {a, c}, {b, c}, dan
{a, b, c}.
2.1 Pengertian Himpunan
E. Himpunan Bagian, Himpunan Semesta, dan Himpunan Kuasa
2. Himpunan Semesta
Himpunan semesta merupakan kebalikan dari himpunan bagian. Contohnya, H = {a, b, c, d, e}.
Karena banyaknya anggota H adalah 5 elemen, maka n(H) = n = 5. Jadi, total banyaknya himpunan
bagian dari H adalah n(H) = 2n = 25 = 32. Himpunan semesta dari ke-32 himpunan bagian tersebut
adalah himpunan bagian terbesarnya.
Himpunan semesta pada umumnya ditulis dengan lambing S, sehingga semesta dari semua himpunan
bagian dari H adalah himpunan S yang merupakan himpunan H itu sendiri, yakni
S = H = {a, b, c, d, e}. Secara formal (matematika), definisi dari himpunan semesta adalah sebagai
berikut.
2.1 Pengertian Himpunan
E. Himpunan Bagian, Himpunan Semesta, dan Himpunan Kuasa
3. Himpunan Kuasa
Misalkan himpunan semesta S beranggotakan tiga elemen, yakni S = {a, b, c}. “Bagaimana cara
menentukan semua himpunan bagian dari himpunan S?“.
Selidiki bahwa himpunan bagian dari S yang beranggotakan nol elemen adalah ∅. Himpunan bagian
dari S yang beranggotakan satu elemen adalah {a}, {b}, {c}. Selanjutnya, himpunan bagian dari S yang
beranggotakan dua elemen adalah {a, b}, {a, c}, {b, c}. Terakhir, himpunan bagian dari S yang
beranggotakan 3 elemen adalah S itu sendiri yakni S = {a, b, c}.
Kini, dari semua himpunan bagian S yang terdiri atas Ø, {a}, {b}, {c}, {a, b},{a, c}, {b, c}, dan {a, b, c} kita
bentuk himpunan baru berupa:
Jadi, HS disebut himpunan kuasa dari S yang himpunan terbesarnya adalah S = {a, b, c}.
Untuk memudahkan pemecahan masalah, himpunan-himpunan yang ada dapat disajikan dalam
bentuk diagram Venn. Dengan cara penyajian tersebut, menjadi lebih mudah bagi kita dalam
membayangkan cara pemecahannya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui lebih lanjut tentang
hubungan (relasi) yang dapat terjadi antara himpunan-himpunan tersebut.
Pada penyajian himpunan menggunakan diagram Venn, himpunan semesta umumnya digambarkan
menggunakan lambang persegi panjang. Sementara himpunan-himpunan bagian yang ada di dalamnya
digambarkan menggunakan bentuk lingkaran atau elips. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam
memahami himpunan dan hubungan (relasi) antara himpunan yang satu dengan himpunan lainnya.
2.2 Penyajian Himpunan dengan Diagram Venn dan
Penerapannya dalam Pemecahan Masalah
Operasi biner adalah operasi yang dilakukan antara dua unsur sehingga dihasilkan unsur tunggal. Pada
himpunan, operasi biner yang dimaksud terdiri dari irisan (intersection), gabungan (union), selisih
(difference), dan perkalian (multiplication). Sementara operasi uner adalah operasi yang dilakukan
terhadap sebuah unsur sehingga dihasilkan unsur tunggal.
2.2 Penyajian Himpunan dengan Diagram Venn dan
Penerapannya dalam Pemecahan Masalah
Berdasarkan diagram Venn tersebut, hasil operasi biner dari himpunan A dan B adalah:
A ∩ B = {b, d, e}, A ∪ B = {a, b, c, d, e, f }, dan A – B = {a, c}.
Pada himpunan, satu-satunya operasi yang berupa operasi uner adalah operasi komplemen (ingkaran)
dari suatu himpunan. Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang semua elemennya anggota
S tetapi bukan anggota A, ditulis dengan lambang Ac atau A’.
Contoh Soal
Diketahui semesta S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}. A dan B adalah himpunan-himpunan dalam semesta S
dengan A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {2, 4, 6, 7}. Gambarkan diagram Venn yang memperlihatkan
hubungan antara ketiga himpunan S, A, dan B. Berdasarkan diagram Venn tersebut, tuliskan
dengan cara mendaftar himpunan setiap irisan, gabungan, dan selisih.
Jawab:
Himpunan A = {a, b, c, d, e} dan B = {b, d, e, f} saling beririsan. Irisannya adalah {b, d, e}, sehingga
diagram Venn dari himpunan A dan B berpotongan. Dengan demikian, setiap diagram Venn dari
himpunan A ∩ B, A ∪ B, dan A – B adalah sebagai berikut.
Diagram Venn yang memperlihatkan hubungan antara ketiga himpunan S, A, dan
B tersebut adalah
Rumus di atas dikenal sebagai rumus umum banyak anggota dua himpunan. Rumus tersebut berlaku
secara umum, artinya berlaku untuk semua relasi antara dua himpunan. Dengan menggunakan rumus
tersebut memungkinkan kita untuk menjawab masalah kontekstual yang diberikan di awal tentang
penerapan himpunan dalam pemecahan masalah.
Contoh Soal
Pada sebuah wilayah RT (Rukun Tetangga) yang terdiri dari 16 KK (Kepala Keluarga) terdapat 10
KK yang memiliki sepeda motor, 6 KK memiliki mobil, dan 3 KK tidak memiliki sepeda motor
maupun mobil. Masalah yang ditanyakan adalah berapa KK yang memiliki mobil sekaligus
memiliki sepeda motor?
Jawab:
S = himpunan seluruh KK, maka n(S) = 16, A = himpunan KK pemilik sepeda motor, maka
n(A) = 10, dan B = himpunan KK pemilik mobil, maka n(B) = 6. Sebanyak 3 KK tidak memiliki
sepeda motor maupun mobil, maka yang dimaksud adalah n(A ∪ B)c = 3.
Karena n(A ∪ B)c = 3, maka n(A ∪ B) = n(S) – n(A ∪ B)c = 16 – 3 = 13
Misalkan n(A ∩ B) = x, maka n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)
13 = 10 + 6 – x
x = 10 + 6 – 13 = 3
Jadi, banyaknya KK yang memiliki sepeda motor dan mobil ada 3 KK.